Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG

KEBIJAKAN FISKAL
D
I
S
U
S
U
N

OLEH KELOMPOK VI :

NAMA : 1. PURNAMA KHADIJAH


2. ATIKAH
3. ANDRI FITRAH
4. AHMAD FAUZAN SOLEH
5. RISKI ALBARKAH

KELAS : XI IPA 3
PELAJARAN : EKONOMI
GURU PEMBIMBING : IRMA SARI LUBIS

SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN


T.A 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen
utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem
kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut diterapkan di
Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran adalah sebuah sistem perekonomian
dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan cara-cara mengatasi masalah
ekonomi yang dihadapi masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama
sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut prinsip-
prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam perekonomian pasar.
Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah antara lain :
1. Membuat peraturan-peraturan, dengan maksud untuk menghindari praktek sehat
dalam perekonomian pasar.
2. Secara langsung ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Ikut serta pemerintah dilakukan
dengan mendirikan perusahaan-perusahaan yang menyediakan barang atau jasa jasa dalam
kehidupan masyarakat. Contoh: Perusahaan Air Minum
3. Melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah
merupakan kebijakan didalam bidang perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya,
sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral
untuk mengawasi jumlah uang yang berada di tangan masyarakat.
Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang
ekonomi. Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi berfokus pada
pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai
keseimbangan neraca anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya mobilisasi sumber daya untuk
membiayai pembangunan publik yang penting hendaknya tidak hanya difokuskan pada sisi
pengeluaran saja, tetapi juga pada sisi penerimaan pemerintah. Pinjaman dalam dan luar negeri
dapat digunakan untuk menutupi kesenjangan tabungan. Dalam jangka panjang, salah satu
potensi pendapatan yang tersedia bagi pemerintahan untuk membiayai segala usaha
pembangunan adalah penggalakan pajak. Selain itu, sebagai akibat ketiadaan pasar-pasar uang
domestik yang terorganisir dan terkontrol dengan baik, sebagian besar pemerintahan Negara-
Negara Dunia Ketiga memang harus mengandalkan langkah-langkah fiskal dalam rangka
mengupayakan stabilisasi perekonomian nasional dan memobilisasikan sumber-sumber daya (
keuangan) domestik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Fiskal


Beberapa pandangan kebijakan fiskal menurut pandangan ahli ;
Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan
dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi.( Sadono Sukirno, 2003)

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah uantuk mengelolah/
mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara
mengubah- ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. ( Prathama Rahardja Mandala
Manurung, pengantar ilmu ekonomi )

kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan
dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila
penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi
stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran. ( Tulus TH Tambunan , 2006 )

Sedangkaan, kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakkan
dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat. Indicator yang biasa
dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan juga pembayaran
transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak. ( Norpin, Ph. D. 1987 )

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat kita simpulkan bahwa
kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik
yang terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum
dalam APBN.

B. Tujuan dari Kebijakan Fiskal


Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi bermaksud
mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan laju investasi.
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor swasta dan
sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk mendorong dan
menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan kebijaan
investasi berencana di sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang
dan tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat konsumsi
yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakat dinegara tersebut.
Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing yang cukup, baik swasta maupun
pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat
meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan,
memacu, mendorong dan menghambat laju investasi. Menurut Dr. R. N. Tripathy terdapaat 6
metode yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menaikkan rasio tabungan incremental
bagi mobilisasi volume keuangan pembangunan yang diperlukan diantaranya :
a. control fisik langsung
b. peningkatan tariff pajak yang ada
c. penerapan pajak baru,
d. surplus dari perusahaan Negara
e. pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflationer dan
f. keuangan deficit.

2. Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.


Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial, dikarenakan
investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi tangunggan Negara
secara serentak berupaya memacu laju pembentukkan modal. Nantinya invesati optimal secara
sosial bermanfaat dalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan
pengurangan biaya produksi.

3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja.


Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan
pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan perusahaan Negara
dan mendorong perusahaan swasta melalui pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya
sehingga dari pengupayaan langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah
ini harus juga diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.

4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional


Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan stabilitas
ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam rangka mengurangi
dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor.
Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang timbul dari kenaikkan harga pasar.
Sedangkan bea impor yang tinggi pada impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu
untuk menghambat penggunaan daya beli tambahan.

5. Untuk menanggulangi inflasi


Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah dengan cara
penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi, karena pajak seperti
ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam proses
inflasi.

6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional


Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional terdiri dari
upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang
lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi dari pemerintah seperti pelancaran
program pembangunan regional yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.

C. Fungsi Utama Kebijakan Fiskal


1. Fungsi Alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat berupa Public goods seperti
jalan, jembatan, pendidikan dan tempat ibadah dapat terpenuhi secara layak dan dapat
dinikmati oleh seluruhn masyarakat.
2. Fungsi Distribusi, yaitu fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan
nasional dapat lebih merata untuk semua kalangan dan tingkat kehidupan.
3. Fungsi Stabilisasi, agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa
kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relatif stabil dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang memadai. ( Soediyono,R,1992,h.89 )

D. Bentuk – Bentuk Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal umumnya dibagi atas tiga kategori, yaitu:
1. Kebijakan yang menyangkut pembelian pemerintah atas barang dan jasa.
Pembelian pemerintah atau belanja negara merupakan unsur di dalam pendapatan nasional
yang dilambangkan dengan huruf “G”. Pembelian atas barang dan jasa pemerintah ini
mencakup pemerintah daerah, dan pusat. Belanja pemerintah ini meliputi pembangunan
untuk jalan raya, jalan tol, bangunan sekolah, gedung pemerintahan, peralatan kemiliteran,
dan gaji guru sekolah.
2. Kebijakan yang menyangkut perpajakan
Pajak merupakan pendapatan yang paling besar di samping pendapatan yang berasal dari
migas. Baik perusahaan maupun rumah tangga mempunyai kewajiban melakukan
pembayaran pajak atas beberapa bahkan seluruh kegiatan yang dilakukan. Pajak yang
dibayarkan digunakan semata-mata untuk pembangunan negara tersebut. Kebijakan
pemerintah atas perpajakan mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu, hal ini disebut
tax reform (pembaharuan pajak). Tax reform yang dilakukan pemerintah mengikuti adanya
perubahan di dalam masyarakat, seperti meningkatnya pendapatan.
3. Kebijakan yang menyangkut pembayaran transfer.
Pembayaran transfer meliputi kompensasi pengangguran, tunjangan keamanan sosial, dan
tunjangan pensiun. Jika dilihat pembayaran transfer merupakan bagian belanja pemerintah
tetapi sebenarnya pembayaran tansfer tidak masuk dalam komponen G di dalam
perhitungan pendapatan nasional. Alasannya yaitu karena transfer bukan merupakan
pembelian sesuatu barang yang baru diproduksi dan pembayaran tersebut bukan karena
jual beli barang dan jasa. Pembayaran transfer mempengaruhi pendapatan rumah tangga,
namun tidak mencerminkan produksi perekonomian. Karena PDB dimaksudkan untuk
mengukur pendapatan dari produksi barang dan jasa serta pengeluaran atas produksi
barang dan jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja
pemerintah.
Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan fiskal dapat dan
hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan peluang kerja. Secara spesifik
menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam kebijakan fiskal
yaitu:
1) Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu memotong pajak dan/atau menaikkan pengeluaran untuk
mengeluarkan perekonomian dari penurunan.
2) Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu menaikkan pajak dan/atau memangkas pengeluaran
untuk mengeluarkan perekonomian dari inflasi.

Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan
industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan
menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan fiskal mempunyai pengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kebijakan
fiskal mempengaruhi tabungan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang ,
sedangkan dalam jangka pendek mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat barang dan
jasa.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:


1. Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak
2. Kebijakan fiskal di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa,
untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan untuk
mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai