Anda di halaman 1dari 18

Makalah keanekaragaman makhluk hidup dan

persebarannya

Nama : Audrey Pramesti Pallwarukka

Stanbuk : C30020003

Prodi : D3 Akuntansi

Mata kuliah : Ilmu Kealaman Dasar

Ekonomi dan bisnis Universitas Tadulako


KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat,
hidayah dan karunianya kepada kita semua. Karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-
Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Kealaman
Dasar dengan judul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penyusun mengalami banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, kami dapat
menyelasaikan makalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan hati,
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isnainar, S.P., M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu
Kealaman, kepada orang tua kami yang terus memberi dorongan dan motivasi sehingga kami
bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca. Tiada
Gading yang tak retak. Kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak senantiasa
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Palu , 15 September 2021


DAFTAR ISI

Halaman judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Makalah 1

D. Manfaat Makalah 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Biosfer dan Makhluk hidup 3-4

B. Asal Mula Kehidupan Manusia 4-5

C. Keanekaragaman Makhluk Hidup 5-11

D. Persebaran dan Sejarah Makhluk Hidup 12-14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam membedakan jenis-jenis dari makhluk hidup yang sangat banyak sekali, maka perlulah
menemukan cara untuk membedakan berbagai makhluk hidup tersebut, baik itu makhluk hidup
yang jauh sekali bedanya hingga makhluk hidup yang memiliki kemiripan yang hampir sama,
sebagai bentuk pengidentifikasian berbagai makhluk hidup di muka bumi ini. Maka inilah yang
menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi dalam banyaknya keanekaragaman makhluk
hidup di dunia ini.

Pun juga dapat disadari bahwa, tiap-tiap daerah di muka bumi ini memiliki keanekaragaman
hayati yang memiliki ciri-ciri khas sesuai dengan tempatnya tinggal, seperti penguin yang hidup
di kutub utara, onta yang hidup di gurun pasir, ayam yang hidup di daratan, eceng gondok yang
hidup di air, kurma yang hidup padang pasir. Di sini lah pula peran pembahasan mengenai
persebaran makhluk hidup di dunia ini.

B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan mengenai Biosfer dan Makhluk Hidup ?

b. Bagaimana Asal Mula Kehidupan Manusia ?

c. Jelaskan Keanekaragaman Makhluk Hidup ?

d. Bagaimana Persebaran dan Sejarah Makhluk Hidup ?

C. Tujuan Penyusunan Makalah

a. Diajukan sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IKD)

b. Dapat mengetahui biosfer dan makhluk hidup

c. Dapat mengetahui asal mula kehidupan manusia

d. Dapat menjelaskan mengenai keberagaman makhluk hidup

e. Dapat menjelaskan persebaran dan sejarah makhluk hidup


D. Manfaat Penyusunan Makalah

Adapun manfaat penyusunan makalah ini yakni dapat menambah wawasan guna lebih
mendalami mengenai materi Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biosfer dan Makhluk Hidup

Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai, dan lautan
pada kira-kira 2250 juta tahun lalu, terbentuklah bahan bakal biosfer, yaitu suatu tempat
tinggal tempat makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk
terbentuk system hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi yang
mengelilinginya. Tempat dan system itulah yang disebut biosfer. Biosfer sebagai lapisan
kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan
hidupnya. Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu :

1. Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan
melangsungkan kehidupannya. Litosfer adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat yang
membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Litosfer terdiri
dari komponen primer seperti: Mineral, Batuan, Fluida.

2. Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan
merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan. Hidrosfer meliputi
71 persen dari permukaan bumi yg merupakan air. Yang paling besar ini adalah samudra-
samudra, yang berisi di atas 97 persen dari semua Air di atas bumi. Gletser-gletser dan
selubung es yang kutub berisi lebih sedikit 2 persen dari air Bumi dalam wujud es yang padat.
Hanya sekitar 06 persen adalah sebenarnya sebagai groundwater.

3. Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, karena
dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan
unsur hara dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari
atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih
1.000 km dari permukaan bumi. Atmosfer terdiri dari:

a) Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas
permukaan bumi.

b) Stratosfer merupakan lapisan kedua dari atmosfer bumi, terletak di atas troposfer dan
dibawah mesosfer.

c) Mesosfer merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa
luar lainnya.
d) Termosfer (ionosfer). Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Karena lapisan ini
merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan atau refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek

e) Eksosfer atau Desifasister Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atomatom
secara tidak beraturan.

B. Asal Mula Kehidupan Manusia

Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan “makhluk hidup”, agak sulit dijawab secara
sederhana, kita dapat membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati dengan
mengetahui ciri-cirinya, dibawah ini ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, yaitu:

a. Bernafas

b. memerlukan makanan/ nutrisi

c. bergerak

d. tumbuh dan berkembang

e. berkembang biak/reproduksi

f. menyesuaikan diri terhadap lingkungannya /beradaptasi

g. peka terhadap rangsang/ irritabilitas

Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan Bumi,yang ada hanya bakal biosfer, yaitu
lingkungan fisik saja. Oleh karena itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaimana makhluk
hidup itu menghuni bumi itu? Berikut beberapa teorinya, yaitu antara lain:

1) Teori Generatio spontanea/ Abiogenesis, teori ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM).
Dengan percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat potongan
jerami, setelah sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat makhluk kecil, dari
percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati
secara spontan. Teori ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M) dengan temuan
mikroskopnya, ia dapat melihat adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diamil dari
air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya tersebut, Leuwenhoek
berpendapat bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
2) Teori Biogenesis, teori ini muncul untuk menyanggah teori diatas, yang dibuktikan secara
terpisah oleh Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples
(tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang dimasukkan dalam

botol atau tabung reaksi. Percobaan dari Spallanzani adalah sebagai berikut: 3 model, yang
tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya ternyata
tabung I tidak terdapat makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil, dari
percobaan tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati, tetapi
berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya. Tetapi karena hasil percobaan itu dianggap tidak
memungkinkan adanya gaya hidup, maka kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan
memakai air kaldu yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu yang ditutup dengan
diberi pipa berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat makhluk kecil.
Sehingga disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya, atau Omne
Vivum Ex Ovo Omne Ovum Ex Vivo.

3) Teori Urey, dicetuskan oleh Harold Urey. Teori ini mengatakan bahwa sebelum ada
kehidupan di bumi, penuh dengan senyawa-senyawa kimia diantaranya adalah metana (CH4),
amonia NH3, gas

hidrogen H2 dan uap air (H2O), keempat senyawa kimia setelah terkena aliran listrik halilintar
dan radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi reaksi-reaksi kimia membentuk zat hidup yang
memungkinkan terjadinya makhluk hidup yang mula-mula. Teori ini diuji coba di laboratorium

oleh mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller, dalam percobaannya Miller berhasil
membuktikan bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari sumber listrik bertegangan
tinggi diberikan ke dalam saluran yang di dalamnya mengalir campuran metana (CH4), amonia
(NH3), gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O) hasilnya adalah sejenis asam amino. Asam amino itu
sendiri adalah komponen dasar protein yang merupakan zat penting untuk membentuk
protoplasma yang merupakan substansi dasar kehidupan.

C. Keanekaragaman Makhluk Hidup

a. Penyebab Keanekaragaman Mahluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh


adanya mekanisme evolusi. Evolusi merupakan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami
perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan
akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat
bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan
yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural
selection).

b. Klasifikasi Makhluk Hidup

(a) Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli
biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun
hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun
hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang
memiliki persamaan dalam kategori

lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu
disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia
yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus. Sistem klasifikasi Linnaeus tetap
digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu
organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam

sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus
ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang
dipakai untuk pendidikan resmi.Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah:

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki,

2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk
hidup dari jenis lain,

3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup,

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.

Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain:

1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam,

2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup,

3. Klasifikasi memudahkan komunikasi

Para ahli biologi masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem
Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang
harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup yakni :
1. Pencandraan (identifikasi)

Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau

mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.

2. Pengelompokan

Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk


hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa
dikelompokkan

dalam unit-unit yang disebut takson.

3. Pemberian nama takson

Selanjutnya kelompok - kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-
ciri suatu kelompok makhluk hidup.

(b) Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan
dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan
tingkatan dalam klasifikasi.

Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara lain :

Kingdom Plantae Kingdom Animalia

Divisi (division) Filum (fhylum)

Kelas (classis) Kelas

Bangsa (ordo) Ordo

Suku (familia) Familia

Marga (genus) Genus

Jenis (spesies) Spesies

Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang sama, yaitu karnivora.
Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua hewan tersebut memiliki
kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui
anaknya. Fillum chordata adalah tingkat takson yang lebih besar

dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang
mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom Animalia, yang
mencangkup semua jenis Hewan.

(c) Klasifikasi Berdasarkan Struktur

Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang bersangkutan. Menurut
sistem ini, ada 4 kelas yaitu:

1. Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak.

Contoh: asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya

2. Senyawa alisiklik atau sikloalifatik

Contoh: terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida

3. Senyawa aromatik atau benzenoid

Contohnya: golongan fenolat dan golongan kuinon

4. Senyawa heterosiklik

Contoh: alkaloida, flavonoida, golongan basa asam inti

Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan jika suatu senyawa organik
bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan. Contohnya: geraniol, farsenol,
dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik.
Namun, keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida.

(d) Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya

1. Sistem Dua Kingdom

Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini
makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae (kerajaan
tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup

yang mempunyai ciri berdinding sel dan berklorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia (kerajaan hewan),
meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak
berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa,
Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

2. Sistem Tiga Kingdom

Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan
Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu
atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputi
jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri
dari Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda.
Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga
kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk
hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel.
Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom
Plantae hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.

3. Sistem Empat Kingdom

Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom
Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae
karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan
Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.

4. Sistem Lima Kingdom

Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi
Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk
hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru yang
ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun
multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan
ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia.

Ciri-ciri yang mendasari pengelompokan 5 Kingdom

Perbedaan Monera Protista Fungi Plantae Animalia

Tipe sel
Jumlah sel

Pergerakan

Nutrisi Prokariot Satu sel

Beberapa bergerak berpindah tempat

Beberapa anggotanya dapat membuat makanan sendiri yang lain memperolehnya dari makhluk

hidup lain Eukariot Satu sel & Banyak sel

Beberapa bergerak berpindah tempat.

Beberapa anggotanya dapat membuat makanan sendiri yang lain memperolehnya dari makhluk
hidup lain Eukariot satu sel & Banyak sel

Tidak dapat bergerak berpindah tempat

Seluruh anggotanya mendapatkan makanan dari organisme lain Eukariot Banyak sel

Tidak dapat bergerak berpindah tempat

Anggota anggotanya dapat membuat makanan sendiri Eukariot Banyak sel

Beberapa bergerak berpindah tempat

Anggotanya makan tumbuhan atau hewan lain.

Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti atau menguji DNA hewan -
hewan untuk pengklasifikasian.

1. Sistem Penamaan

Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah Carolus
Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial nomenklatur atau tata nama binomial.
Binomial Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang dilatinkan. Aturan
tata nama tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.

(2) Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis menggunakan huruf kecil.

(3) Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak dengan
huruf miring.
Contoh: Musa Paradisiaca L.

Genus Penunjuk Spesies Penemu

2. Kunci Dikotomi

Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal
tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis.

Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling
umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas
sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang
disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain.

Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan
penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara
bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri
yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan
dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua
macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci
paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat
tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di
antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke
tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-
penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai
ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel
yang sebait ditempatkan secara berurutan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak.
Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih
menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora
of Java yang di tulis oleh backer dan beckuizen van dan brink semuanya di tulis bentuk kunci
pariabel.

Tanaman Annona sp dengan Ciri-Ciri Pohon Tegak, Dengan Bunga Berbeda Dengan Avul
Terdapat Pada Masing-Masing Karpel.
D. Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup

a. Persebaran Makhluk Hidup

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi
tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun
selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan
diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya. Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

1. Faktor Lingkungan

Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik / tidak hidup (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik/ hidup
(tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme).

2. Faktor Sejarah Geologi

Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies
berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-
benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama
kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan
yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan
fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan
bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies.

3. Faktor Penghambat Fisik

Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti
daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus).
Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi
penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies
burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch
dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang
berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada
hubungannya dengan jenis makanan.

4. Persebaran Tumbuhan dan Hewan

Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim bumi, yaitu tropis,
subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan
perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan.
Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi
(altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran
rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda- beda.

Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi,
daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan
persamaan fauna, yaitu:

1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan
Gurun Sahara sebelah Utara,

2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara,

3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah,

4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan,

5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika,

6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

b. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup

Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi
kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu
proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori
tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme
bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada.

Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi makhluk
hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia kehidupan di
Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme
itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer
berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum
tersebut.

Hukum Termodinamika I: Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap
yang berubah hanya bentuknya.

Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi
energi panas.
Hukum Termodinamika II: Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut
cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur

Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi.
Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu
saja maka organisme akan cendrung kearah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya,
organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut.
Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan
kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.

Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan
membentuk kalori. Dengan alasan yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah
pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan
rganisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini

berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keanekaragaman Makhluk hidup merupakan ungkapan pernyataan terhadap berbagai macam


bentuk, variasi, penampilan serta sifat makhluk hidup di dunia dan dengan persebarannya di
berbagai belahan bumi merupakan senjata makhluk hidup untuk bisa bertahan hidup.

B. Saran

Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Mengenali banyak jenis-jenisnya
mungkin hanya akan menjadi tugas sebagian orang di bumi ini, akan tetapi, menjaga kelestarian
dan kelangsungan hidup setiap makhluk hidup di dunia ini adalah tugas kita semua sebagai
manusia, sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuasaan di bumi ini. Meskipun begitu, dengan
mengetahui dan memahami tentang keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini, maka akan
membuat seseorang menyadari bahwa kekayaan hayati di dunia ini harus dijaga agar terus
membawa keseimbangan di muka bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai