PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif
di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama
tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekadar
disampikan dalam kotbah, melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara-
cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.
Mengingat pentingnya dalam syariat Islam yang disampaikan dalam Al-
Quran dan Assunah, secara komprehensif karena memerlukan penelaahan dan
pengkajian ilmiah yang sungguh-sungguh serta berkesinambungan.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan terhadap Tokoh-tokoh Ulama
Fiqih mulai dari zaman Sahabat, Thabiin, Imam-imam Madzhab, Pengikut-
pengikut Imam Madzhab sampai zaman Modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan pokok yang
menjadi fokus dalam makalah ini antara lain :
1. Jelaskan bagaimana sejarah aswaja dalam ilmu Fiqih (Syariah) ?
2. Siapa Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Sahabat ?
3. Siapa Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Thabiin ?
4. Siapa Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Imam-imam Madzhab ?
5. Siapa Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Pengikut-pengikut Imam Madzhab ?
6. Siapa Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Zaman Modern ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Tokoh-tokoh Ulama Fiqih dari Sahabat
1. Muhammad Bin Ali
2. Al-Juwaini
3. Al-Gayali
4. Ar-Razi
5. Sadrus Syariah
6. As-Saati
7. Kamal Bin Hammam
8. As-Syatibi
9. As-Syaukani
10. Musab Bin Umair
11. Muad Bin Jabal
3
sahabat, lahirlah di sana sejumlah ulama yang dikenal dengan sebutan Al-
Fuqaha As-Sabah yang mumpuni dalam hal ilmu dan amal. Mereka itu adalah:
1. Said bin Al Musayyib
2. Urwah bin Az-Zubair bin Al-Awwam
3. Sulaiman bin Yasar
4. Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr
5. Abu Bakr bin Abdirrahman
6. Kharijah bin Zaid
7. Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Masud
Mereka adalah tujuh orang ulama kota Madinah yang keluasan ilmunya
tidak saja diakui oleh penduduk negeri tersebut namun diakui pula oleh para
ulama di seluruh penjuru negeri.
4
Abu Hanifah dengan mazhabnya ternyata banyak memudahkan umat
islam,bukan sebaliknya.ia selalu memudahkan umat islam dalam hal
peribadatan dan muamalat hingga sering mengundang
tanggapan.misalnya,dalam syariat di jelaskan bahwa cara menhilangkan
najis yang melekat di baju atau pakaian hendaknya dengan air yang suci,tapi
menurut pandangan Abu Hanifah,kasus seperti ini cukup di hilangkan
dengan air bunga atau air asin sekalipun.contoh lain apabila seseorang
merasa kesulitan mengetahui arah kiblat karena kegelapan dan
sebagainya,maka ia cukup mengarahkannya kemana saja menurut
keyakinannya.kalaupun arah yang di tujunya salah,menurut Abu
Hanifah,shalatnya tetap sah.
2. Fiqih Imam Malik
Imam malik dikenal dengan pengetahuanya tentang fiqih dan
hadits,beliau adalah sosok ahli fiqih dan ahli hadits kota madinah,segala
pemikirannya selalu diselaraskan dengan jalur kedua ilmu tadi.Imam Malik
mendasari fiqih atau katakanlah pemahaman mazhabnya yang pertama
adalah kitabullah(al-quran).kemudian yang kedua adalah sunnah nabawiyah
asy-syarifah.menurutnya,karena hadits adalah merupakan tafsir yang
menjelaskan dengan rinci akan hukum-hukum yang ada dalam al-quran.
Sumber yang ketiga yang mendasari fiqih mazhab imam malik adalah
ucapan dan amalan sahabat,menurutnya,merekalah orang yang paling dekat
dengan Rasulullah,merekalah yang paling mengetahui amalan dan ucapan
Rasul-NYA,mendengar sabda-sabdanya,melihat amalannya serta belajar
darinya secara langsung
Dasar keempat bagi mazhab imam malik adalah ijmak,baik kesepakatan
ahlul ilmi ataupun ahlul fiqih sama saja baginya. Sumber atau dasar kelima
adalah amalan ahlul madinah. Menurutnya,mereka adalah anak cucu para
sahabat yang mendampingi Rasulullah saw. Disamping itu, karena hukum-
hukum yang berkenaan dengan kemaslahatan umum telah di amalkan dikota
itu beberapa generasi.
Apabila Imam Malik dari dari kelima sumber tadi tidak mendapatkan
hukum satu masalah tertentu, beliau masih menambahkan atau mengambil
dari qiyas,istihsan, urf (adat) serta sadd adz-dzaroi(mencegah dampak
negatif) dan juga masholihul mursalah maslahat yang lepas (umum)
menambahkan dengan persyaratan tertentu.
a. Kemaslahatan (dampak positif) itu tidak bertentangan dengan dalil-dalil
akurat atau pokok ajaran syariat
5
b. Hendaknya kemaslahatan itu dapat diterima ulama
c. Hendaknyadengankemaslahatanitudapatmenghilangkankesusahandanrin
tangan,berdasarkanfirman-NYA;
Dia sekali-kali tida menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (al hajj : 78)
3. Fiqih Syafii
Syafii telah menyatukan fiqih ahlur rayi dengan fiqih ahlul
hadits,sebagian ulama berpendapat,syafii menempatkan kedua pendekatan
itu secara seimbang,namun sebagian ulama berpendapat bahwa syafii
memiliki pendekatan sendiri,tidak terpengaruh dan bukan merupakan
bentukan dari pendekatan ahlur rayi maupun ahlul hadits.pengetahuannya
yang tinggi dalam masalah fiqih telah membentuk fiqih yang khas,karena itu
ia tidak segan-segan melancarkan kritik kepada imam malik,gurunya dalam
masalah fiqih.
Perlu di kemukakan bahwa kritikan Syafii terhadap imam malik sangat
gencar,sehingga ia menulis sebuah kitab khusus untuk itu,buku khilaf
malikijuga berisi kritikkan Syafii kepada para pengikut Imam Malik di
Andalusia yang mengkultuskan imam malik,misalnya dengan meminta
barakah kepada penutup kepala imam malik,bila imam malik menyebutkan
sebuah hadits,dan menyatakan,qola Rasulullah. Para pengikutnya segera
menimpali dengan ucapan,qolamalik.menurut syafii,hal ini merusak
kemurnian aqidah,karena telah menyejajarkan ucapan Imam Malik dengan
ucapan Rasulullah.ia menegaskan bahwa,Malik adalah manusia biasa,yang
dapat benar dan dapat pula salah,sungguh telah keluar dari sunnah agama ini
jika menyejajarkan hadits Rasulullah dengan ucapan dan perbuatan makhluk
lain.
Dari pembahasan tersebut,kita dapat memahami faktor-faktor yang
mendorong Syafii untuk mandiri dalam pandangan ijtihadnya,berapa
kesimpulan di bawah ini akan menjelaskan kemandirian Syafii.
Pertama : mazaab Syafii didasari al-quran,as-sunnah,ijmak dan
qiyas.itulah unsur-unsur dasar yang saling terkait yang di sebutkannya dalam
kitab yang ditulisnya.
Kedua : fiqih Syafii merupakan campuran antara fiqih ahlur rayi
dengan fiqih ahlul hadits,kedua metode tersebut memiliki cara tersendiri
dalam ber-istinbath ahlur rayi adalah para cendekiawan yang memilik
ipandangan luas,tetapi kemampuan mereka untuk menerima atsar dan
sunnah-sunnah sangat terbatas.sementara itu,ahlul hadits sangat gigih
6
mengumpulkan hadits,atsar dan beberapa hal lainnya yang berkaitan dengan
perbuatan para sahabat,jadi ahli fiqih hendaknya mampu menggunakan rayi
sekaligus hadits.
Ketiga : dalam pandangan Syafii,pendekatan ahli hadits lebih jelas
dalam masalah ushul .karenanya,ia menggunakan al-quran sebagai sumber
hokum dan pokok-pokok syariat.setelahituiamerujukpadahadits.
Keempat : fiqih Syafii mengukuhkan ijmak sebagai dasar penetapan
hukum, Syafii menempatkan ijmak dalam urutan ketiga setelah Al-quran
dan As-sunnah
Kelima : Syafii juga mengukuhkan qiyas sebagai dasar mazhabnya,
orang pertama yang menguraikan masalah qiyas secara terinci.
4. Fiqih Imam Ahmad Bin Hambal
Fiqih imam Ahmad bersumber kepada ajaran islam yang asli dan
jernih,Imam Ahmad tidak menerima qiyas dan rayun kecuali bila telah
dilakukan oleh imam dan salaf..sumber fiqihnya yang tidak dapat diganggu
gugat ada tiga yaitu kitabullah,as-sunnah dan ijmak
Seperti yang telah kita ketahui,Imam Ahmad adalah seorang ulama
yang wara,sikapnya itulah yang menjadikan ia berhati-hati dalam setiap
langkah pengambilan dan penetapan sebuah hukum.ia tidak mengabaikan
sedikit pun adanya keraguan.keketatan ini kemudian menjadi cirri khusus
mazhab hambali,dalam masalah najis dan bersuci misalnya,mereka
berpendapat,najis yang disebabkan anjing,wajib dicuci delapan kali.padahal
menurut mazhab syafii hanya tujuh kali,dan menurut mazhab imam
malik,anjing tidaklah najis.
Namun sekalipun Imam Ahmad bersikap tasyaddud atau ketat dalam
menetapkan hukum,beliau tetap memiliki pandangan yang dinamis,hal itu
menunjukkan betapa ia sangat memahami ilmu dan ajaran agama dan
berharap terwujudnya kebaikan dan kemaslahatan bagi umat islam.
7
Ketiga, Ali Muhammad al-badzawi (482/1089). Yang menulis buku
Kanz Al-Wushul Ila Marifah Al-Ushul Wa Al-Furu.
Keempat, Abu Bakar al-Sarakhi (490/1096).Dengan buku-bukunya
ushul al-fiqh.
Hingga kini madzhab hanafi ini menjadi salah satu madzhab yang
masih hidup dan di ikuti oleh komunitas masyarakat muslim. Setidaknya,
untuk saat ini pengikut- pengikut madzhab ini telah tersebar di berbagai
Negara, utamanya di Turki, yordania , Afganistan, Cina, Pakistan, dan
Soviet(Rusia).
2. Pengikut Tokoh Ulama Fiqih dari Imam Maliki adalah:
Pertama, Abu Bakar Muhammad al-Baqilani (403/1012).Menulis buku
Kitab Al-Taqrib Min Ushul Dan Al-Mughni Fi Ushul Al-Fiqh.
Kedua, Abdul Wahab Ali Baghdadi (421/1030). Mengarang buku
dengan judul Al-Ifadhah Fi Ushul Al-Fiqh.
Ketiga, Ahmad Muhammad al Marifi (429/1039) yang menuangkan
gagasanya dalam kitab Al-Wushul Ila Marifati Al-Ushul.
Keempat, Ali Ibn Hazm (456/1063). Yang menulis karya di bidang
metodologi hukum islamAl-Hikam Fi Ushul Al-Ahkam.
Sampai kini, madzhab Maliki menjadi salah satu madzhab yang masih
eksis di dunia islam, di madinah, dan sekarang telah banyak tersebar di
berbagai daerah atau Negara, seperti Maroko, Al-Jazair, Tunis, Sudan,
Kuwait, dan Bahrain.
3. Pengikut Tokoh Ulama Fiqih dari Madzhab Imam Syafii adalah:
Pertama, Ahmad Muhammad al-Isfarayani (406/1016) yang menulis
metode pembentukan fiqh, kitab Ushul Al-Fiqh.
Kedua, Ibrahimi Ali al-Firuzubadi (476/1083) yang berhasil
menuntaskan karyanya yang monumental Al-Luma Fi Ushul Al-Fiqh Dan
Al-Tabshiroh Fi Ushul Al-Fiqh.
Ketiga, imam Haramyn al-juwaini 9478/1085) dengan bukunya yang
terkenal Al-Buhrani Ushul Fiqh Dan Al-Waraqot.
Keempat, Abu Hamid al-Ghozali (505/1111) yang menulis kitab di
bidang hukum islamTahdzibAll-Ushul, Al-Mankhul Min Ilmi Al-Ushul Dan
Al-Mustofa Min Ilmu Ushul.
Sampai saat ini,keberadaan madzhab ini banyak di temui di beberapa
Negara muslim ataupun Negara berpenduduk mayoritas muslim para
pengikutnya tersebar di berbagai negar, yakni antara lain: di Indonesia,
8
Malaysia, Palestina, Libanon, Mesir, Irak, SaudiArab, Yaman, Hadramaut,
dan Negara-negara lainnya.
4. Pengikut Tokoh Ulama Fiqih dari Madzab Imam Hambali adalah:
Pertama, al-Hasan bin Hamid al-Baghdadi (403/1012) dengan hasil
karyanya Ushul Al-Fiqh.
Kedua, Abu Yala al-Fara (458/1065) yang menulis beberapa buku
misalnya: Al-Uddah Fi Ushil Al-Fiqh, Al-Umdah Fi Ushul Al Fiqh, Dan Al-
Kifayah Fi Ushul Al-Fiqh.
tertentu, pemikiran beliau tidak berbeda dengan pemikiran para kiai pada
umumnya: sangat teguh memegang syariat dan secara spesifik fiqh syafii.
Beliau bisa saja mempraktikan fiqh Hanafi, misalnya, karena beliau juga
menguasainya. Akan tetapi, hal itu tidak dilakukan dan lebih tertarik untuk
9
bertemunya laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.Memperhatikan
hal ini beliau tidak menggunakan fiqh Hanafi yang membolehkanya.
Perubahan-perubahan pandangan Fiqh.Dalam berdialog dengan
fenomena- fenomena yang terjadi pada masyarakat pun beliau mempunyai
pandangan yang moderat (realistis).Beliau, misalnya, hukum pemakaiandasi,
hukum mendengarkan radio, dan pemakaian sepatu.
fiqhnya? Disini kita bisa memahami bahwa Mbah Mashum selama itu
10
halnya Gus Mus, apalagi jika dibatasi lagi dalam konteks kiai Nahdlatul
Ulama Sebagai seorang intelektual dan cendekiawan, beliau termasuk
produktif melansir pemikiran dan menerbitkan buku.
Kontribusi KH. A. Mustofa Bisri tarhadap pengembangan hukum
islam. Sikapnya dalam berfatwa yang tidak terikat oleh suatu madzhab
tertentu. Sikap ini menjadi penting di tengah digalakkannya pengembangan
pemikiran hukum Islam yang mensharatkan adanya kebebasan berpikir dan
tidak terikat pada suatu madzhab tertentu. Tentu saja kebebasan berpikir
versi KH.Mustofa Bisri adalah kebebasan yang terukur dan terbingkai dalam
maqasid as-shariah yang menjadi tujuan diturunkannya shariah Islam.
5. Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj
Beliau lahir di Cirebon 3 Juli 1953. Panggilan akrab beliau adalah Kang
Said. Pendidikanya diawali ngaji dipesantren ayahnya, sambil Sekolah
Rakyat. Kemudian melanjutkan studi ke Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadiin Lirboyo Kediri, sambil menyelesaikan SMA & UI. Selepas itu
beliau mengayunkah langkah ke kota gudeg Yogyakarta untuk menimba
ilmu dari KH. Ali Mashum (Al-maghfurlah) di PONPES Krapyak, sambil
studi sarjana di Kulliyatul Adab IAIN SUKA. Merasa belum puas di kota
Yogyakarta beliau melanjutkan studi lagi di Makkah selama lebih 14 tahun,
hingga menyabet gelar doktor pada universitas Ummul Qura pada tahun
1994 dengan predikat caumlaude. Dalam mengisi pengajian beliau mampu
menyebutkan 32 mata rantai keilmuwan para ulama yang terus
menyambung sampai Nabi Muhammad SAW.
Salah satu fatwa Kang Said yaitu tentang Presiden Wanita. Menurut
Kang Said, wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria dalam
menggapai hak untuk dipilih sebagai presiden. Pemahaman yang
menghalangi tampilnya kaum hawa sebagai pemimpin (presiden), hanya
didasarkan pada pemahaman nash secara tekstual interpertatif. Jika nash
yang dianggap sebagai landasan larangan itu dipahami dengan memberikan
interpretasi secara kontekstual, akan diperolah hukum sebaliknya, jawaz
(boleh).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ilmu fiqh terdapat banyak tokoh-tokoh ulama fiqh dari zaman
sahabat, tabiin, imam-imam madzhab, pengikut-pengikut imam madzhab, dan
zaman modern yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu fiqh tersebut.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13