Perbedaan antara kelompok sosial dengan kerumunan tersebut dibawah ini adalah :
Kelompok sosial :
Bersifat tetap
Memiliki tujuan sama
Interaksi jelas dan terfokus
Mengarah pada pembentukan
Kerumunan :
Bersifat sementara
Tujuan berbeda
Interaksi tidak terfokus
Tidak mengarah pada pembentukan
Masyarakat :
Di dalam kelompok sosial terdapat bermacam macam suku bangsa, ras, agama dan budaya
sehingga terbentuklah masyarakat multikultural. Kata Masyarakat Multikultural dapat kita
pilah menjadi tiga kata yaitu :
Masyarakat,artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas
bersama.Multi, berarti banyak atau beraneka ragam dan Kultural,berarti Budaya
Masyarakat Multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka
ragam budaya. Oleh karena itu dalam masyaarakaatterdapat beranekaragam kelompok sosial
dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultural :
J.S Furnivall
Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini secara
budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam
kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
Nasikun
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk
karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.
Pierre L. Van De Berghe
Masyarakat multikultural memiliki karakteristik sebagai berikut ini
a. Memiliki sub kebudayaan
b. Struktur sosial yang terbentuk rawan terjadi konflik
c. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
Cliffort Geertz
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialitas. Ikatan
ini kemudian berkaitan erat dengan label yang diberikan oleh individu/kelompok lain, dengan
demikian setiap individu/kelompok memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain.
Keaneka ragaman dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
1. Memiliki lebih dari subkebudayaan.
2. Membentuk sebuah struktur sosial.
3. Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang terdominasi.
4. Rentan terhadap konflik sosial.
Dalam multikultural akan dijumpai perbedaan-perbedaan yang merupakan bentuk
keanegaragaman seperti budaya, ras suku, agama. Dalam masyarakat multi kultural tidak
mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok minoritas dengan mayoritas baik
secara hukum maupun sosial.
Kelompok sosial memiliki hubungan erat dengan masyarakat multikultural yaitu hubungan :
1. Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural.
Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk sebuah masyarakat multikultural,
namun demikian masyarakat multi kultural tidak akan terwujud tanpa adanya kelompok sosial.
Kelompok sosial dikatan sebagai salah satu unsur pembentuk masyarakat multikultural.
2. Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikultural
Urutan terbentuknya masyarakat multikultural adalah sebagai berikut;
a. Individu
b. Kelompok sosial
c. Masyarakat
d. Masyarakaat multikultural
Dari urutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan unsur pembentuk
masyarakat multikultural. Konflik pada mayarakat multukultural dapat saja terjadi karena
didalamnya terdiri beranekaragam perbedaan akan tetapai hal ini dapat dicegah dengan cara
masing-masing saling menjaga diri maupun menghargai.
3. Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat multikultural
Untuk mempertahankan masyarakat multikultural yang sudah baik perlu dibuat pengikat individu
maupun kelompok agar tetap tejaga dengan baik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk
loyalitas angota kelompok tersebut.
2.2 Masyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, bangsa, ras, suku, agama dan adat
istiadat maka hal ini mejadi modal terbentuknya masyarakat multikultural.
1. Faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia
Timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia dianalisa sebagai dampak dari adanya :
a. Keanekaragaman Ras.
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
1. Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
Kulit berwarna kuning samap sawo matang
Rambut lurus
Bulu badan sedikit
Mata sipit
2. Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
Hidung mancung
Kulid putih
Rambut pirang sampai coklat
Kelopak mata lurus
3. Rasa negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Rambut keriting
Kulit hitam
Bibir tebal ddan kelopak mata lurus
b. Keanekaragaman suku bangsa
Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat maupun etnis
yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural.
c. Keanekaragaman golongan.
Golongan didasarkan pada persamaan tujuan atau kepentingan, sedangkan di Indonesia terdiri
dari beranekaragam golongan yang membentuk masyarakat multikultural.
d. Keanekaragaman agama dan kepercayaan
2. Karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia
Konflik terjadi karena adanya perbedaan yang dapat kita lihat dari masyarakat multikultural
termasuk di Indonesia. Hal ini sering kita lihat adanya konflik baik di daerah maupun di
perkotaan. Masyarakat indonesia dapat dikatan sebagai masyarakat mutikultural yang belum
sempurna, hal ini dapat kita lihat dari beberapa hal yaitu :
a. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya
b. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang mendominasi
c. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan
Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut :
a. Masalah Kultural
1. Loyalitas yang berlebihan
Mementingkan diri sendiri/kelompok secara berkelebihan secara membabi buta, akibatnya akan
menghambat penyatuan dengan kelompok lain.
2. Etnosentris
Pandangan yang menganggap rendah kebudayaan dari kelompok lain.
3. Eksklusivisme
Sikap enggan berinteraksi dengan kelompok lain. Hal ini menjadikan sikap tertutup.
b. Masalah Kultural
Biasanya hal ini menyangkut masalah kondisi politik dan ekonomi. Kondisi politik yang tidak
demokratis masyarakat ekonomi lemah akan semakin berat menanggung beban hidup.
2.3. Keanekaragaman Kelompok Sosial
Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam. Berikut ini adalah
macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan para ahli sosiologi.
1. Solidaritas Mekanik dan organik.
Diperkenalkan oleh Emile Durkheim bahwa kelompok manusia terbagi atas dua yaitu kelompok
manusia didasarkan pada :
a. Segi mekanik
Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi, biogenetik dan
keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan dari pihak
lain. Setiap anggota diikat oleh kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang
bersifat memaksa.
b. Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk solidaritas bersifat
mengikat sehingga terbentung ketergantungan. Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang
terjalin.
2. Gemeinschaft dan Gesellsschaft
Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari jerman Ferdinand Tonnies yang berpendapat
kelompok masyarakat terbagi menjadi :
a. Gemeinschaft
Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :
Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )
Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau
pandangan yang sama.
b. Gesellsschaft
Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya
ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki kepentingan secara rasional.
Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan gesellschaft
Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.
Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.
3. Kelompok Primer dan Sekunder
Cooley Dan Faris menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat, yaitu kelompok;
a. Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah
keluarga, teman maupun rukun warga.
b. Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya
partai politik atau organisasi formal lainnya.
4. In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh William Graham Summer yang membagi kelompok masyarakat menjadi
dua yaitu:
a. In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja. Biasanya memiliki
ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan, kedamaian, solidaritas yang tinggi.
b. Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.
2.4 Masyarakat Multikultural
Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum
untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu
wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu. Terdapat
istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut pengumpulan manusia dengan
karakteristik tertentu. Misalnya yang menekankan bahwa interaksi yang kontinyu itu
berlangsung dalam batas-batas wilayah geografik tertentu, sehingga orang-orang dalam batas
wilayah itu saling berinteraksi secara lebih intensif daripada dengan orang-orang yang berada di
luar batas itu. Pengelompokan yang demikian ini disebut komunitas, atau masyarakat setempat.
Misalnya masyarakat desa atau masyarakat kota. Juga dapat dalam lingkup ruang geografik yang
lebih kecil, misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan sebagainya.
Untuk wilayah sosial, dapat berupa kelas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya untuk yang
berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah, sedangkan yang tidak
berjenjang dapat juga kelompok kiri, kanan, atau tengah, berbagai kelompok profesi, atau
sebagaimana diungkapkan Geertz, ada kelompok santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori
wilayah kebudayaan, dapat berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama.
Demikianlah, sehingga sekali lagi masyarakat merupakan penyebutan yang paling umum dan
general untuk sebuah pengumpulan manusia pada suatu wilayah.
Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural? Masyarakat jenis ini kadang disebut
sebagai masyarakat majemuk atau plural society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok
yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu
masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap
masyarakat sebagai keseluruhan.
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen. Majemuk atau
plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu
bukan masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung
satu sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat
lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan
(subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut
sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA
(sukubangsa, agama, ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak
mengelompok berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut
homogen. Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif
sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun sekali lagi
mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-
anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar
pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih
kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat
primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok
lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat
majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi
sosialnya terhambat.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.
1. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2. Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3. Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4. Relatif sering mengalami konflik
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6. Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7. Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
2.4.1 Multikulturalisme untuk Masyarakat Majemuk
Suatu masyarakat disebut sebagai masyarakat majemuk, jika masyarakat tersebut memenuhi satu
dari dua definisi berikut ini. Pertama, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari
komunitas etnik yang berbeda-beda. Komunitas etnik tersebut hidup terpisah-pisah, dan masing-
masing memiliki moralitasnya sendiri. Yang kedua, masyarakat majemuk adalah masyarakat
yang hidup di dalam satu komunitas yang sama, namun dipisahkan satu sama lain oleh pasar.
Pada titik ini ada baiknya kita bertanya, apakah masyarakat majemuk semacam itu akan
mendorong terciptanya semacam moralitas bersama untuk memampukan mereka hidup bersama
secara harmonis, atau mereka justru akan menciptakan relasi dominatif antara kelompok yang
kuat terhadap kelompok yang lemah, di mana justru relasi dominatif itu yang akan menjadi
pengikat kehidupan bersama?
Salah satu sosiolog yang mencoba menganalisis hal ini adalah M.G Smith. Menurutnya suatu
masyarakat yang homogen selalu memiliki seperangkat aturan sistem sosial yang uniter. Artinya
masyarakat tersebut mempunyai seperangkat aturan yang mengatur kehidupan privat, religius,
hukum, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Akan tetapi masyarakat majemuk tidaklah
memiliki hal semacam itu. Masyarakat majemuk ditandai dengan beragamnya perangkat aturan
nilai yang digunakan untuk menata kehidupan sosial manusia, dan masing-masing aturan nilai
tersebut bersifat total hanya bagi orang-orang yang berada di dalam kultur ataupun agama
tertentu. Di dalam masyarakat semacam ini tidak ada sabuk pengikat kehidupan bersama.
Bahkan menurut Smith, masyarakat majemuk justru diikat oleh adanya dominasi kelompok yang
satu atas kelompok yang lain. Jadi elemen yang mengikat masyarakat majemuk untuk tetap eksis
sebagai masyarakat justru adalah dominasi. Dalam konteks ini Smith menawarkan suatu model
untuk menjelaskan terjadinya diskriminasi rasial di dalam masyarakat majemuk.
Tentu saja model ini bukanlah suatu model yang ideal bagi masyarakat multikultur. Untuk
mencoba merumuskan model ideal bagi suatu masyarakat multikultur, kita pertama-tama perlu
untuk membedakan wilayah privat dan wilayah publik dari kehidupan sosial. Rex menawarkan
tiga model dalam konteks ini. Pertama, kita dapat memikirkan sebuah masyarakat yang memiliki
ruang publik yang tunggal, namun justru mendorong terciptanya perbedaan di dalam ruang
privat. Kedua, kita dapat membayangkan sebuah model masyarakat, di mana masyarakat
sekaligus mendorong kesatuan di dalam ruang publik maupun di dalam ruang privat. Kesatuan
tersebut tentunya didasarkan pada seperangkat nilai-nilai moral yang disepakati bersama. Ketiga,
suatu masyarakat juga dapat mendorong perbedaan dan mengakui pluralitas nilai sekaligus di
ruang publik, dan di dalam ruang privat. Masyarakat multikultur yang ideal, menurut Rex, adalah
masyarakat yang memenuhi model pertama, di mana setiap orang dan setiap kelompok diberi
kebebasan untuk mengekspresikan nilai-nilai maupun cara hidup mereka, namun tetap mengacu
terus pada ruang publik bersama sebagai satu kesatuan. Model kedua adalah model yang dipakai
oleh praktek-praktek kolonialisme, seperti pada sistem Apartheid di Afrika Selatan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan membaca makalah ini kita dapat menyimpulkan bahwa multikulturalisme adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat
menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Masyarakat Multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur
kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur
budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.
Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai masyarakat multicultural kita dapat memberikan
kebebasan pada masyarakat lain yang berbeda budaya dengan kita untuk melakukan adat istiadat
dan kebiasaan mereka sesuai dengan kultur daerah mereka masing masing.
kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat multikultural merupakan sebuah masyarakat yang didalamnya memiliki
perbedaan budaya, namun tetap memiliki kesederajatan dalam memperoleh perlakuan. Seperti
halnya pada masyarakat umum, dalam masyarakat multikultural juga terdapat berbagai unsur,
diantaranya yaitu kelompok sosial. Kelompok sosial ialah gabungan dari individu yang memiliki
tujuan serta kepentingan yang sama. Makalah ini akan membahas mengenai kelompok sosial
dalam masyarakat multikultural.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kelompok sosial?
2. Apa saja bentuk kelompok sosial dalam masyarakat multikultural di Indonesia?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari adanya kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural?
BAB II
PEMBAHASAN
f) Lawless crowd
Yaitu kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs,
yakni kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat
menyimpang.
2) Publik (massa)
Seringkali disebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik semacam dengan
kelompok hanya tidak menjadi kesatuan, hubungan sosial terjadi secara tidak langsung,
melainkan melalui alat-alat komunikasi massa, seperti: media massa cetak, elektronik, termasuk
pembicaraan berantai, desas-desus, dan sebagainya.
B. Masyarakat multikultural
Masyarakat multikultur terkadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural
society. Istilah plural society pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok
yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu
masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap
masyarakat sebagai keseluruhan.
Pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari satu kelompok baik etnik
maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain.
Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang
meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun
aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok berdasarkan SARA
tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para
anggota-anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar
pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih
kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat
primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok
lebih rendah daripada interaksi internal karena di dalam masyarakat majemuk, struktur sosial
yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.
Berikut ini beberapa pengertian dari masyarakat multikultur menurut para ahli:
- Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai
dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (A
Multicultural society, then is one that includes several cultural communities with their
overlapping but none the less distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms
of social organizations, historis, customs and practices; Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra,
2007).
- Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya
seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain
(Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)
- Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik
secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan
Jary 1991, Watson 2000)
- Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan,
oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya,
namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan
mempunyai kebanggaan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007,
mengutip M. Atho Muzhar).
Kelompok Etnis
Kelompok etnis merupakan bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat
kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan sistem politik, serta telah mengembangkan subkulturnya
sendiri. Kelompok etnis tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara.
Secara garis besar, kelompok etnis (suku bangsa) yang ada di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1) Pulau Sumatera antara lain didiami oleh beberapa suku bangsa seperti Suku Aceh,
Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias, Palembang, dan Lampung.
2) Pulau Kalimantan antara lain didiami oleh Suku Dayak, Banjar, Melayu, dan sebagainya.
3) Pulau Jawa antara lain didiami oleh Suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Samin, dan Betawi.
4) Pulau Sulawesi antara lain didiami oleh Suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo,
Gorontalo, Toraja, Buton, Bugis, Makassar, dan Mandar.
5) Pulau Bali antara lain didiami oleh Suku Bali Aga (Bali Asli) dan orang Bali pendatang.
6) Wilayah Maluku antara lain didiami oleh Suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai, dan
sebagainya.
7) Pulau Papua antara lain didiami oleh Suku Sasak, Dompu, Alor, dan sebagainya.
Berkaitan dengan penjelasan kelompok sosial di atas, berikut ini bentuk-bentuk struktur
sosial yang ada dalam masyarakat multikultural.
v Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social structure)
Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah
beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras,
dan aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat
dalam kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga
silang-menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting loyalities). Bentuk struktur yang
terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multikultural.
BAB III
KESIMPULAN
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan
dan saling berinteraksi. Kelompok sosial diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial
juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam masyarakat multikultural antara lain
digolongkan berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi sosial.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
adalah dapat menimbulkan konflik antar anggota masing-masing kelompok. Karena dalam
kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat dihindari berkembangnya paham-paham
atau cara hidup yang didasarkan pada etnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan
sebagainya. Paham-paham tersebutlah yang terkadang menjadi penghambat integrasi bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Secara sosiologis, pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang orang
yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Selain definisi tersebut, ada beberapa ahli
yang memberikan definisi mengenai kelompok sosial.
Kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang di
antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para
anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
2. D. A. Wila Huky
Kelompok sosial adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling
berinteraksi satu sama lainnya.
3. Mayor Polak
Kelompok sosial adalah suatu group, yaitu sejumlah orang yang saling berhubungan satu
sama lain dan antar hubungan itu bersifat sebagai struktur sosial.
Beberapa ciri dasar dari suatu kelompok. Menurut D. A. Wila Huky, sebagai berikut :
1. Kelompok selalu terdiri atas paling sedikit dua orang dan dapat terus bertambah
jumlah anggotanya
3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsur pokok suatu kelompok harus bersifat
timbal balik.
4. Kelompok kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga bisa
bersifat sementara atau jangka pendek.
5. Kelompok dan ciri kehidupan kelompok juga dapat ditemukan di antara kehidupan
binatang.
Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri
manusia yang selalu ingin hidup bersama. Anderson dan Parker menekankan bahwa
kelompok adalah kesatuan dari dua atau lebih individu yang mengalami interaksi
psikologis satu sama lain.Ada dua hasrat poko yang dimiliki manusia sehingga ia
terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu :
1. Setiap anggota harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat.
Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan adalah sebagai berikut.
1. Kedekatan
2. Kesamaan
Pembentukkan sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan
di antara anggota anggotanya.
1. Interaksi antara orang orang yang ada dalam kumpulan atau kerumunan.
3. Tujuan atau kepentingan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan, dan
Pada masyarakat yang kompleks, biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai
satu kelompok sosial di mana ia menjadi anggotanya. Terbentuknya kelompok kelompok
sosial ini biasanya didasari oleh kekerabatan, usia, seks, pekerjaan, atau kedudukan.
Keanggotaan setiap kelompok sosial tersebut akan memberikan kedudukan dan prestise
tertentu.
Termasuk kelompok sosial yang teratur adalah in group dan out group,
kelompok primer dan kelompok sekunder, paguyuban dan patembayan, formal group dan
informal group, membership group dan reference group, serta kelompok okupasional dan
volunteer. Adapun kelompok sosial yang tidak teratur, antara lain kerukunan dan publik.
1. Seperasaan
2. Sepenanggungan
3. Saling memerlukan
1. Jumlah penduduk.
Kelompok kecil adalah suatu kelompok yang teoretis terdiri atas dua orang yang saling
berhubungan untuk memenuhi tujuan tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan
itu sendiri penting baginya. Oleh karena itu, kelompok kecil merupakan wadah bagi orang
yang mempunyai kepentingan kepentingan yang sama. Kelompok ini selalu timbul dalam
kerangka organisasi yang lebih besar dan luas. Misalnya, keluarga batih.
Beberapa penyebab perubahan struktur kelompok sosial yang disebabkan factor dari
luar adalah sebagai berikut :
Keadaan tidak stabil dalam suatu kelompok dapat terjadi karena faktor faktor berikut.
2. Konflik antar bagian dalam kelompok karena tidak adanya keseimbangan antara
kekuatan kekuatan didalam kelompok.
- Faktor ideology
1. Sosial
2. Ekonomi
Ekonomi merupakan aspek yang berhubungan dengan upaya manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi masyarakat kota, perkembangan ekonominya dapat
dilihat dari pembangunan pasar swalayan dan pusat pusat perbelanjaan yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang memudahkan orang untuk bertransaksi.
3. Politik
Tingkat kesadaran politik masyarakat desa lebih rendah daripada masyarakat kota.
Adanya perkembangan system komunikasi dan informasi yang semakin canggih
menyebabkan masyarakat kota lebih kritis terhadap kehidupan politik. Partai partai
politik pun semakin berkembang menyatukan masyarakat yang mempunyai ideology yang
sama.
4. Budaya
1. Status Sosial
Status sosial merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat, yang meliputi keseluruhan posisi sosial yang terdapat dalam suatu kelompok
besar masyarakat, dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
a. Ascribed status
Adalah status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat
atau karakteristik unik orang tersebut atau didapat secara otomatis (keturunan).
b. Achieved status
Adalah status yang didapat seseorang melalui usaha usahanya sendiri.
c. Assigned status
Adalah status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu
untuk masyarakat.
2. Peran Sosial
3. Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan sejumlah orang yang memiliki norma norma, nilai
nilai, dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
4. Lembaga/Institusi
Di dalam sosiologi, yang dimaksud dengan lembaga adalah suatu system norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Tipe tipe lembaga
sebagai berikut :
a. Berdasarkan perkembangannya
1) Crescive institution, yaitu lembaga lembaga primer yang tak sengaja tumbuh dari adat
istiadat masyarakat
2) Enacted institution, yaitu lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu yang berakar dari kebiasaab kebiasaan masyarakat.
1) Basic institution, yaitu lembaga yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
2) Subsidiang institution, yaitu lembaga yang dianggap kurang penting dibanding basic
institution, hanya sebagai pelengkap dan penunjang saja.
1) Approved socially sanctioned institution, yaitu lembaga lembaga yang sudah diterima
masyarakat.
d. Berdasarkan penyebarannya
1) Generasi institution, yaitu lembaga yang menhimpun pola, tata cara yang diperlukan
untuk mencapai tujuan lembaga.
2) Regulative institution, yaitu lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau
tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu.
Adalah perbedaan yang dikaitkan dengan interaksi, tetapi tidak menunjukan adanya
tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
Adalah perbedaan sosial yang menunjukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam
masyarakat.
1. Diferensiasi Sosial
Adalah proses penempatan orang orang dalam berbagai kategori sosial yang bebas,
yang didasarkan pada perbedaan perbedaan yang diciptakan secara sosial. Ciri ciri
fisik dan nonfisik berbeda beda.
a. Ciri fisik, seperti bentuk dan tinggi tubuh, raut muka, warna kulit, warna rambut, dan
lain lain.
b. Ciri sosial budaya, antara lain kecerdasan, motivasi, dedikasi, minat, dan bakat.
Ada beberapa bentuk diferensisai sosial, yaitu :
Menurut Banton (1967), ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan
dasar untuk mendapatkan peran yang berbeda beda. Ragam ras diklasifikasikan oleh A.
L. Kroeber sebagai berikut.
1) Ras Austroloid
2) Ras Mongoloid
3) Ras Kaukasoid
4) Negroid
5) Bushman
6) Vedoid
7) Polynesia
8) Ainu
Menurut Francis, kelompok etnik adalah suatu komunitas yang menampilkan persamaan
bahasa, adat istiadat, kebiasaan, wilayah, bahkan sejarah.
Menurut A. Lang dalam teori firman Tuhan, kepercayan terhadap dewa tertinggi
merupakan bentuk religi manusia tertua, hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya
sastra rakyat di berbagai suku bangsa di dunia selalu ditemui adanya tokoh seorang dewa
yang dianggap dewa tertinggi, pencipta seluruh alam semesta beserta isinya dan penjaga
ketertiban alam dan kesusilaan.
Jenis kelamin merupakan ciri fisik yang dibawa sejak lahir dan tidak ditentukan sendiri
oleh individu berdasarkan keinginannya.
d. Profesi
Adalah jenis pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan teknik atau keterampilan
secara intelektual.
e. Klan (clan)
Menurut Koentjaraningrat, klan adalah suatu kelompok kekerabatan yang terjadi atas
semua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkan melalui garis
keturunan sejenis, yaitu keturunan warga warga pria atau wanita.
f. Suku Bangsa
Adalah kelompok masyarakat dengan corak kebudayaan yang khas. Atau secara lengkap
dikemukakan bahwa suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran
atau jati diri mereka akan kesatuan kebudayaan mereka sehingga kesatuan kebudayaan
tidak ditentukan oleh orang luar, tetapi oleh warga kebudayaan yang bersangkutan.
2. Stratifikasi Sosial
Istilah stratifikasi berasal dari kata bahasa Latin, yaitu struktur (bentuk tunggal) dan
strata (bentuk jamak), yang artinya lapisan. Pendapat para ahli antara lain :
a. Menurut Patirim A. Sorokin, sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi,
sedang dan rendah.
b. Menurut Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang
sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang
sesuai.
c. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial adalah system
perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
a. J. S. Furnivall
b. Dr. Nasikun
c. Clifford Geertz
Berpendapat bahwa masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi bagi dalam
subsistem subsistem yang lebih kurang berdiri sendiri sendiri dan terikat dalam ikatan
primordial.
1. Mengalami segmentasi
4. Secara relatif sering mengalami konflik konflik antara satu kelompok dengan yang
lain
5. Secara relatif tumbuh integrasi sosial di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok kelompok yang lain.
Dengan cara ini maka konsep-konsep, teori-teori, dan metodologi yang berkenaan
dengan kajian mengenai multikulturalisme, masyarakat multicultural, dan perubahan
yang berkaitan dengan itu semua akan dapat dikembangkan dan dipertajam sehingga
bersifat operasional di lapangan.
PENDAHULUAN
2. RUMUSAN MASALAH
A. Apa definisi dan macam-macam dari kelompok sosial?
B. Apa definisi dari masyarakat multikultural?
C. Bagaimana kelompok sosial dalam masyarakat multikultural yang ada di berbagai negara?
3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui definisi dan macam-macam dari kelompok sosial.
B. Untuk mengetahui definisi dari masyarakat multikultural.
C. Untuk mengetahui kelompok sosial dalam masyarakat multikultural yang ada di berbagai
negara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KELOMPOK SOSIAL
A. Pengertian kelompok sosial
Secara sosiologis istilah kelompok mempunyai pengertian sebagai suatu
kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, di mana dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Dalam buku Sociology An Introduction. Joseph S.
Roucek dan Roland L. Warren (1984), menyatakan bahwa satu kelompok meliputi dua atau lebih
manusia yang di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para
anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
Menurut Wila Huky (1982), bahwa kelompok merupakan suatu unit yang terdiri
dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. Huky lebih rinci
menjelaskan beberapa ciri dasar dari suatu kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang dan terus dapat bertambah menjadi lebih
dari itu.
2. Kelompok berisikan saling interaksi dan komunikasi.
3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsure pokok suatu kelompok, harus bersifat
timbale balik.
4. Kelompok-kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga bisa bersifat
sementara atau jangka pendek.
5. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan kelompok.
Menurut Abdul Syani (1987), bahwa ada sejumlah rangkaian atau sistem yang dapat
menyebabkan kelompok dikatakan struktur, yaitu :
1. Adanya sistem dari status-status para anggotanya, seperti sebuah organisasi pemuda misalnya.
Ia memiliki susunan pengurus yang merupakan suatu rangkaian yang bersifat hierarkis.
2. Terdapat atau berlakunya nilai-nilai, norma-norma(kebudayaan) dalam mempertahankan
kehidupan kelompoknya, artinya struktur selalu diutamakan kestabilannya.
3. Terdapat peranan-peranan sosial (social role) yang merupakan aspek dinamis dari struktur.
Sampai sejauh itu artian suatu kelompok tidak hanya berarti satu model; di samping
kelompok didasarkan pada struktur,ada juga kelompok yang hidup tanpa struktur. Kelompok
yang tanpa struktur dapat disebut sebagai kolektivitas, misalnya sekelompok pemuda yang
sedang berkumpul di tepi jalan. Kelompok semacam ini tidak berstruktur, oleh karena
didalamnya tidak terdapat susunan rencana kerja,tidak terdapat aturan-aturan yang disetujui
bersama dan tanpa adanya status yang mengatur kelompoknya
Terbentuknya suatu kelompok sosialkarena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup
bersama; itulah sebabnya maka dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan
masyarakat binatang. Manusia sejak dilahirkan di dunia ini sudah mempunyai kecenderungan
atas dasar dorongan nalurinya secara biologis untuk hidup berkelompok.
Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok,
yaitu:
Dalam proses yang tidak begitu panjang pasti manusia akan berhubungan dengan manusia
lainnya (aksi); kemudian oleh karena manusia lainnya itu mempunyai kehendak, kepentingan
dan perasaan yang sama, maka orang lain tersebut segera akan menerimanya dengan hidup
bersama (reaksi). Kesemuanya itu akhirnya menimbulkan kehidupan kelompok yang dinamakan
kelompok sosial (social-group). Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan kesatuan-
kesatuan dari manusia yang hidup bersama, dengan hasrat yang sama, bekerja bersama, perasaan
yang sama dan tujuan yang sama. Jadi perasaan persatuan dalam kelompok sosial baru akan
tercapai apabila setiap anggota kelompok mempunyai pandangan yang sama tentang masa depan
yang bersama, dan dengan sadar di antara mereka mengetahui tugas-tugas dan syarat-syarat
untuk mewujudkan masa depannya itu.
Menurut Soerjono Soekanto,bahwa himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai
kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu, yaitu antara lain :
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan,
2. Ada hubungan timbale balik antar anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok
itu,
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat,
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Macam-macam Kelompok Sosial
Beberapa kelompok sosial; paling tidak, dapat dikenal tentang cirri-ciri dari masing kelompok
sosial tersebut.
1. Kelompok kekerabatan
Kelompok kekerabatan ditandai dengan hubungan antar anggota saling mengenal secara
mendalam. Biasanya terdiri dari anggota keluarga, atau atas dasar pekerjaan dan status sosial.
Ukuran paling utama bagi kelompok kekerabatan ini adalah individu lebih dekat atau tertarik
dengan kehidupan keluarga, tetangga atau individu lain yang dianggap dapat berfungsi membina
kerukunan sosial dalam kehidupan mereka. ciri lain yang secara tidak disadari bahwa kelompok
ini kadang-kadang bersifat pamrih.
2. Kelompok utama dan kelompom sekunder
Menurut C.Horton Cooley kelompok utama (primary group) ditandai dengan ciri-ciri
saling mengenal antara anggotanya serta kerja sama yang bersifat pribadi. Menurutnya ada syarat
kelompok primer yaitu anggota kelompok secara fisik berdekatan satu sama lainnya, kedua
jumlah anggota kelompok sedikit, ketiga hubungan antara anggota kelompok bersifat langgeng.
Kelompok sekunder dicirikan dengan ukuran besar, hubungan bersifat tidak pribadi dan
jauh antara sesama anggota, sedikit komunikasi tatap muka, bersifat temporer, anggota tidak
saling mengenal secara baik, bersifat lebih formal, keputusan kelompok lebih rasional.
3. Gemeinschaft dan Geselschaft
Ciri pokok gemeinschaft:
Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
Private, hubungan pribadi yang khusus untuk beberapa orang.
Exclusive, hubungan tersebut hanya untuk kita dan tidak untutk orang lain di luar kita.
Ada 3 kelompok gemeinschaft:
Gemeinschaft by blood, berdasarkan ikatan darah.
Gemeinschaft of place, berdasarkan orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan.
Gemeinschaft of mind, berdasarkan jiwa dan pikiran yang sama.
4. Kelompok Formal dan kelompok informal
Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja diciptakan dan didasarkan pada aturan
yang tegas. Aturan yang dimaksud sebagai sarana untuk mengatur hubungan antar anggota di
dalam setiap usaha mencapai tujuan. Contohnya instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan lain-
lain.
Kelompok informal adalah kelompok yang terbentuk karena kuantitas pertemuan yang
cukup tinggi dan berulang-ulang. Setiap pertemuan dilakukan atas dasar kepentingan dan
pengalaman masing-masing yang relatif sama. Dalam kelompok informal juga terdapat klik
(perasaan yang kuat).
5. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut. Kelompok ini sering melakukan pertemuan-pertemuan untuk
membentuk kelompoknya yang lebih kecil.
Reference group yaitu kelompok sosial yang dijadikan sebagai perbandingan atau contoh
bagi seseorang yang bukan sebagai anggotanya. Secara umum kelompok referensi merupakan
kelompok yang menurut pandangan seseorang mengakui, menerima, dan mengidentifikasi
dirinya tanpa harus menjadi anggotanya.
2. MASYARAKAT MULTIKULTURAL
A. Definisi masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
B. Definisi Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang
tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada
dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut.
C. Definisi masyarakat multikultural
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai
dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (A
Multicultural society, then is one that includes several cultural communities with their
overlapping but none the less distinc conception of the world, system of meaning, values, forms
of social organizations, historis, customs and practices.
D. SEJARAH MULTIKULTURALISME
Istilah multikulturalisme pertama kali muncul di Amerika. Di negara ini kebudayaannya
didominasi oleh kaum imigran putih dengan budayaWASP, yaitu kebudayaan putih (White), dari
bangsa yang berbahasaInggris (Anglo Saxon), dan yang beragama Protestan. Nilai-nilai WASP
inilah yang menguasai mainstream kebudayaan di Amerika Serikat.Dengan demikian, terjadilah
segresi dan diskriminasi bukan hanya dalambidang ras tetapi juga dalam bidang agama, budaya
dan gaya hidup. Kelompok yang paling didiskriminasikan adalah kelompok Afrika-Amerika.
Politik diskriminasi tersebut berlaku pada kelompok non-WASP,yaitu kelompok Indian (Native
America), kelompok Chicano (dari negara-negara latin terutama Mexico), dan pada akhir abad
ke 20 dari kelompokAsia-Amerika. Dalam menghadapi masyarakat yang bersifat melting potter
tersebut telah dikembangkan berbagai praktik pendidikan yang berusahamenggaet kelompok-
kelompok suku bangsa tersebut di dalam suatukebudayaan mainstream yang didominasi oleh
WASP. Namun demikian, pendekatan pendidikan yang diskriminatif tersebut mulai berubah,
karena pengaruh perkembangan politik dunia sepertiHAM, deklarasi hak asasi manusia dari PBB
(Universal Declaration of Human Rights tahun 1948). Demikian pula, gerakan human right
(humanright movement ) yang mengglobal. Praktik-praktik pendidikan untuk menanamkan rasa
persatuan bangsa mulai gencar dilaksanakan seperti menghilangkan sekolah-sekolah segregasi,
mengajarkan budaya dari ras-ras yang lain di semua sekolah pemerintah, dan studi-studi etnis
yang hidup dalam masyarakat Amerika. Banyak sekali konsep yang telah dicobakan dan masing-
masing mempunyai nilai positif maupun negatif. Pada dekade tahun 1940-an dan 1950-an telah
lahir suatu konsep pendidikan yang disebut pendidikan intercultural dan inter kelompok (inter
cultural and inter group education). Pendidikan di dalam pendekatan interkultular berarti
membina hubungan baik antar manusia yang demo-kratis. Masyarakat Amerika adalah
masyarakat demokratis yang memberikan nilai penting terhadap pluralitas dengan hak-haknya,
termasuk hak-hak minoritas sebagai warga negara. Tujuan kehidupan adalah kehidupan bersama
yang harmonis. Perkembangan program pendidikan interkultular berkembang dengan pesat dan
dilaksanakan dari jenjang pendidikan dasar termasukdidalam program pendidikan guru. Selain
dari pada itu program pendidikan interkultular dianggap dapat memperkuat ketahanan bangsa. Di
negara Amerika Serikat, terutama pada masa perang dingin, hal inidirasakan tetap perlu terutama
untuk mempertahankan Amerika sebagainegara super power.
Sumber lain mengatakan bahwa Masyarakat Multikultural mulai dikenal sekitar 1970-an,
gerakan multikultural muncul pertama kali di Kanada, kemudian diikuti Australia, AS, Inggris,
Jerman, dan lainnya. Kanada pada waktu itu didera konflik yang disebabkan masalah hubungan
antarwarga negara. Masalah itu meliputi hubungan antarsuku bangsa, agama,ras, dan aliran
politik yang terjebak pada dominasi. Konflik itu diselesaikan dengan digagasnya konsep
masyarakat multikultural yang esensinya kesetaraan, menghargai hak budaya komunitas dan
demokrasi. Gagasan tersebut segera menyebar ke Australia, Eropa, dan menjadi produk global.
E. Faktor timbulnya masyarakat multikultural
a. Faktor geografis,
Faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat. Maka dalam
suatu daerah yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam
masyaraka tmultikultural.
b. Pengaruh budaya asing
Mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang
sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka.
c. Kondisiiklim
Kondisi iklim yang berbeda yaitu cuaca dan struktur tanah menyebabkan
terjadinyakemajemukan mata pencaharian.
F. Ciri-ciri masyarakat multikultural, menurut Pierre van den Berghe :
a. Segmentasi terbagi ke dalam kelompok-kelompok
masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku, ras, dan agama tetapi masih memiliki
pemisah. Biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang di sebut primordial.
b. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)
Yaitu dalam keputusan dan suatu kebijakan. Sehingga integrasi sosial berdasar paksaan.
c. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer,
maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam
menjalankan atau mengatur masyarakatnya tertentu.
d. Sering terjadi konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam
suku adat dan kebiasaan masing-masing.
G. Tipe-tipe masyarakat multikultural
a. Kompetisi seimbang : kelompok-kelompok yang ada mempunyai kekuasaan yang seimbang.
b. Mayoritas dominan : kelompok terbesar mendominasi.
Contoh : Indonesia, umat Islam mayoritas dan memegang kekuasaan.
c. Minoritas dominan : kelompok kecil yang mendominasi.
d. Fragmentasi : masyarakat terdiri dari banyak kelompok yang kecil, tidak ada yang
mendominasi.
H. Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara,
dan Kehidupan Global
Manusia secara kodrati diciptakan sebagai mahluk yang dibekali nilai harmoni. Seringkali
perbedaan kebudayaan menciptakan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat. Realitas
tersebut harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena perbedaan harus kita
anggap sebuah rahmat, dimana kemajemukan dapat mengajarkan kita bersikap toleransi,
kerjasama, dan berpikir dewasa. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampikan, maka
kemungkinan akan tercipta masalah masalah yang menggoyahkan persatuan bangsa seperti.
a. Disharmonisasi yaitu tidak adanya penyesuaian atas keragaman manusia dengan
lingkungannya.
b. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan
masalah yang lain dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
c. Ekslusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, contohnya: keyakinan bahwa secara
kodrati ras/suku kelompoknya lebih tinggi dari yang lainnya.
Kelompok minoritas adalah orang-orang yang karena ciri-ciri fisik tubuh atau asal-usul
keturunannya atau kebudayaannya dipisahkan dari orang-orang lainnya dan diperlakukan secara
tidak sederajad atau tidak adil dalam masyarakat dimana mereka itu hidup.Karena itu mereka
merasakan adanya tindakan diskriminasi secara kolektif.
b. Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan suatu masyarakat ras-etnis yang paling beragam di dunia.
Sampai-sampai ada organisasi dari Harvard yang diperuntukkan sensus penduduk tahun 2000.
Setiap orang harus menandai satu ras atau lebih yang dianggap mewakili dirinya yaitu : Kulit
putih; Kulit hitam, afro-amerika; atau negro, Amerika indian; atau alaska pribumi, India Asia,
Cina, Filipina, Jepang, Korea, Vietnam, Hawai Pribumi, Guamania atau Chamorro, Samoa, dan
penghuni pulau Pasik lainnya, atau ras lain. Dari hal itu menunjukkan begitu banyaknya kolom
angket yang berisi macam ras yang disediakan untuk sensus tahun 2000 bahwa amerika memang
begitu multikultural.
Namun ada sisi kelam dari berbagai macam ras di Amerika sebab di tahun 1961 presiden
Kennedy pernah memperkenalkan kebijakan penerimaan karyawan, kenaikan pangkat,
penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi berdasarkan ras dan jenis kelamin. Tak hanya itu saja
suatu amandemen konstitusi California tahun 1996 melarang keutamaan bagi minoritas dan
perempuan dalam penerimaan pekerja, kenaikan pangkat, dan penerimaan mahasiswa di
perguruan tinggi.
Amerika Serikat berpotensi menjadi suatu masyarakat dimana kelompok ras-etnis tidak
hanya hidup bersama, tetapi juga saling menghormati dan berkembang di kala mereka saling
bekerja sama untuk tujuan bersama. Dalam suatu masyarakat multikultural sejati kelompok
minoritas yang membentuk Amerika Serikat akan berpartisipasi penuh dalam institusi sosial
bangsa seraya mempertahankan integritas budaya mereka. Pencapaian tujuan ini menuntut
pemahaman bahwa perbedaan biologis yang memisahkan satu ras dari ras lain adalah satu tetes
dalam lautan genetik.
c. Prancis
Fenomena multikulturalisme tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga di Prancis.
Semenjak kedatangan para imigran Arab ke negerinya Napolon Bonaparte pada akhir abad ke-
19, Prancis tidak lagi dihuni oleh bangsa kulit putih saja.
Kalangan imigran yang sebagian besar berasal dari Aljazair dan Maroko mendiami negeri
itu untuk bekerja, dan akhirnya memiliki keturunan di sana, sehingga turut memperkaya
keberagaman etnis penduduknya selain etnis lokal seperti Korsika, Normandia, dan Bretonne.
Namun, sebagaimana halnya dengan etnis Tionghoa yang pernah mengalami konflik dengan
pribumi di Indonesia, kehadiran para imigran asing ini menimbulkan masalah: diskriminasi
sosial dan politik.
Banyak kasus di negara Prancis yang menunjukkan adanya diskriminasi antar kelompok
dan ras yang tajam. Seperti kasus para imigran yang masih menggunakan nama asli mereka
(terutama Arab), seperti Abdel Aziz El-Malik atau Farida Hachim, dipersulit untuk mendapatkan
pekerjaan ataupun mencari hunian tempat tinggal.
d. Kanada
Di Kanada, multikulturalisme dianggap oleh mayoritas masyarakat sebagai kebijakan
pemerintah yang berhasil karena bisa mendorong salah satunya persatuan nasional. Untuk
sebagian besar, multikulturalisme di Kanada menumbuhkan ikatan sosial dengan menempatkan
semua budaya pada posisi setara. Multikulturalisme di sana menciptakan nilai-nilai bersama,
seperti toleransi, yang bisa dimanfaatkan oleh banyak warga masyarakat yang berbeda, kendati
faktanya banyak warga berasal dari beragam tempat yang memiliki latar belakang agama
berbeda-beda. Dengan kata lain, multikulturalisme bisa didefinisikan sebagai sebuah pendekatan
yang bertujuan membantu integrasi para imigran dan kaum minoritas, menghilangkan berbagai
halangan terhadap keikutsertaan mereka dalam kehidupan bernegara di Kanada dan membuat
mereka merasa lebih disambut baik dalam masyarakat Kanada, sehingga ada rasa memiliki dan
kebanggaan nasional yang lebih besar.
Institusionalisasi multikulturalisme berarti bahwa ada penerimaan yang jenuin atas semua
budaya di masyarakat dalam posisiyang sederajat, tanpa takut bahwa akomodasi budaya-budaya
lain akan melemahkan hukum, institusi atau karakter negara Kanada. Yang membuktikan hal ini
adalah beberapa jajak pendapat yang dilakukan antara 2006 dan 2007 yang menunjukkan bahwa,
dibandingkan negara-negara lain, Kanada kurang terkena dampak gelombang sentimen anti-
Muslim dan polarisasi relasi etnis. Berbagai jajak pendapat internasional menunjukkan bahwa
Muslim di Kanada, dibandingkan Muslim di negara-negara lain, cenderung tidak menganggap
warga lain memusuhi mereka.
Kanada layak mendapat reputasi sebagai negara yang inklusif yang merayakan
keragaman. Meski bukan sebuah sistem yang sempurna, multikulturalisme seperti yang didorong
di Kanada merangkul budaya-budaya lain sembari pada saat yang sama mengikuti hukum dan
kebijakan negara.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Definisi dari kelompok sosial ialah Sampai sejauh itu artian suatu kelompok tidak hanya
berarti satu model; di samping kelompok didasarkan pada struktur,ada juga kelompok yang
hidup tanpa struktur. Kelompok yang tanpa struktur dapat disebut sebagai kolektivitas, misalnya
sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di tepi jalan.
b. Definisi dari masyarakat multikultural ialah masyarakat yang terdiri dari banyak kebudayaan
dan antara pendukung kebudayaan saling menghargai satu sama lain. Jadi, masyarakat
multikultural merupakan masyarakat yang menganut multikulturalisme, yaitu paham yang
beranggapan bahwa berbagai budaya yang berbeda memiliki kedudukan yang sederajat.
c. Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat multikultural yang sesungguhnya
akan mengalami kesetaraan dan derajat yang sama dengan yang lain. Mereka saling menghargai
dan menghormati antar kelompok walaupun banyak perbedaan baik ras, etnis, budaya, agama,
dan sebagainya. Dalam hal ini Indonesia masih kepada tahap masyarakat majemuk dan sedikit
orang yang menganut multikulturalisme, negara Prancispun begitu masih banyak bentuk
diskriminasi oleh kaum imigran yang tinggal di Prancis. Sedangkan Kanada dianggap telah
berhasil menjadi masyarakat yang multikultural karena berbagai kasus dari kaum minoritas tidak
didiskriminasi. Amerika pun berpotensi menjadi masyarakat multikultural yang sejati. Yaitu
kelompok minoritas yang membentuk Amerika serikat akan berpartisipasi penuh dalam institusi
sosial bangsa seraya mempertahankan integritas budaya mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hensli M, James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi edisi 6 jilid 1 dan 2.
Jakarta: Erlangga.
1. Kelompok Sosial
Menurut Goodman
Kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan identitas dan berinteraksi
satu sama lain secara terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
Ada dua hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok
yaitu :
- Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya.
- Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.
Secara kodrati manusia dalam hidup harus bermasyarakat. Manusia yang hidup sendiri dianggap
tidak wajar, bahkan mungkin bisa sakit jiwa atau mati.
2. Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kelompok masyarakat atau
lebih yang memiliki perbedaan karakteristik dan kebudayaan yang beragam.
Naluri manusia adalah ingin hidup dengan dengan orang lain,oleh karena itu secara otomatis
akan lahir masyarakat yang berarti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinue atau terikat oleh identitas bersama.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki berbagai kultur dan terbentuknya
masyarakat tersebut karena adanya proses sosial dan perubahan-perubahan sosial.Masyarakat
multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang
berbeda-beda.
Dalam suatu masyarakat,kita pasti menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat
diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.Masyarakat multikultural disebut juga masyarakat
majemuk.
Macam-macam masyarakat multikultural
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang
memiliki kekuatan kompetitif seimbang.
2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang
kekuatan kompetitifnya tidak seimbang.salah satunya yang merupakan kelompok mayoritas
memiliki kekuatan yang lebih besar daripada lainnya.
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan.
Yaitu masyarakat yang diantara komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas,
tetapi mempunyai kekuatan kompetitif diatas yang lain.
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi.
Yaitu masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan tidak ada
satu kelompok pun mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.