Anda di halaman 1dari 10

MIRIS, TERNYATA KORUPSI ADA PADA DIRIKU

Solusi Tepat Memberantas Korupsi di Indonesia


Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Nasional FSLN 2017

Disusun Oleh:
Nur Fadilatul Fitriyah
(8939)

SMA NEGERI 1 KRAKSAAN

Jl. Imam Bonjol No. 13 Kraksaan Telp. (0335) 841214


Kode Pos 67282

Kabupaten Probolinggo
Jawa Timur

2017
Dalam beberapa pekan terakhir perbincangan mengenai korupsi di
Indonesia sangat ramai diperbincangkan oleh media, baik media cetak ataupun
media elektronik. Perbincangan mengenai korupsi menjadi sangat menarik dan
diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Responnya pun berbeda-beda,
beberapa orang merasa sangat marah hingga melakukan unjuk rasa atau demo
yang belum tentu bisa menjamin dapat menyelesaikan masalah korupsi meskipun
dampak dari tindakan tersebut jelas-jelas merugikan diri sendiri, terdapat juga
beberapa orang yang hanya berkomentar saja setelah menonton atau membaca
berita tanpa melakukan tindakan apapun untuk memberantas korupsi, dan tak
banyak juga orang yang bersikap acuh tak acuh mengenai masalah korupsi.

Jelas saja jika tanggapan masyarakat seperti itu, karena dampak korupsi
memang benar-benar merugikan. Bukan negara saja yang dapat dirugikan,
masyarakat, pelaku korupsi dan bahkan bisa juga merugikan kerabat pelaku
korupsi. Karena tak jarang orang-orang akan mengucilkan atau membully pelaku
korupsi dan kerabatnya.

Dewasa ini, orang hanya mampu menghujat orang lain tanpa


mengintropeksi diri sendiri. “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di
seberang lautan terlihat” jika dalam peribahasa diibaratkan seperti itu. Menurut
KBBI, korupsi ialah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Selain itu
terdapat juga korupsi yang banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah
melakukannya, padahal bisa saja hal tersebut mereka lakukan berkali-kali. Yaitu
korupsi waktu yang berarti seseorang tidak bekerja di jam kerjanya tanpa izin
yang jelas atau menggunakan jam kerja untuk keperluan lain yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan (https://muslim.or.id/06/04/2017). Ini artinya,
bukan hanya pejabat atau para pekerja perusahaan yang dapat melakukan korupsi.
Pelajar, mahasiswa, pedagang, ibu rumah tangga, dan lain-lain juga bisa
melakukan korupsi tanpa ada yang menyadari telah melakukannya.

Penulis ingin membahas contoh-contoh korupsi yang penulis telah lakukan


walaupun kelihatannya hanya sepele. Karena pada saat ini penulis masih dalam

1 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
masa remaja, tingkat emosional dan kelabilan masih tinggi sehingga timbullah
masalah-masalah seperti berikut:

1. Orang tua saya memberikan uang bensin dan uang saku kepada
saya. Karena kebutuhan yang banyak, sehingga semua uang
terpakai untuk belanja dan bensin tidak dibeli karena uangnya
habis.
2. Saya meminta uang kepada orang tua dengan alasan untuk
membayar iuaran kas di kelas. Padahal uang tersebut saya gunakan
untuk membeli paketan internet.
3. Orang tua saya memberikan amanah untuk belajar, namun saya
menggunakan waktu belajar untuk menonton drama korea dan
bermain HP (HandPhone).
4. Saya meminta izin untuk pergi belajar kelompok di rumah teman
dan orang tua mengizinkan, namun yang saya lakukan pada saat
tiba dirumah teman ialah bermain bukan belajar.
5. Pada saat malam hari sebelum ulangan harian sekolah. Saya tidak
belajar namun pergi jalan-jalan, dan teman saya belajar. Setelah
esok pagi, saya melihat jawaban teman saya agar mendapatkan
nilai maksimal.

Jika satu orang saja melakukan 5 tindakan korupsi yang tanpa disadari,
lalu bagaimana jika terjadi hal yang sama diminimal 10 orang. Maka akan banyak
terungkap korupsi-korupsi dari hal kecil yang tanpa disadari.

Sehingga penulis memiliki solusi untuk memberantas korupsi dari hal-hal


yang kecil dengan cara yang sederhana. Yaitu dengan metode yang tidak sulit,
tidak mahal, dan tidak membutuhkan alat tertentu. Yang penulis sebut metode
“Multiple Self-Awareness” berikut cara melakukannya:

Pertama, seseorang harus mengintropeksi diri sendiri dan menyadari ada


tidaknya korupsi yang dilakukan dari hal-hal kecil. Lalu, orang tersebut mengajak
orang pertama (keluarga, teman dekat, teman kelas, dll) untuk membaca tulisan
ini. Sehingga orang pertama pun juga menyadari jika ia sudah melakukan korupsi
walaupun hanya hal kecil.

2 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
Kedua, orang pertama menceritakan tentang hal tersebut kepada orang
kedua sehingga orang kedua pun sadar. Lalu orang kedua pun menceritakan hal
tersebut kepada orang ketiga, dan orang ketiga juga sadar telah melakukan korupsi
dan menceritakan kepada orang lain.

Akhirnya metode tersebut berjalan seperti itu secara terus-menerus, dari


satu persatu orang, dari mulut ke mulut. Maka timbul kesadaran dari beberapa
orang yang penulis sebut “Multiple Self-Awareness”.

Berikut adalah contoh metode yang telah penulis lakukan kepada teman
dekatnya.

Teman pertama Teman kedua yang


Penulis yang membaca diceritakan oleh
essay ini teman pertama

Teman keempat Teman ketiga yang


Dan seterusnya yang diceritakan diceritakan oleh
oleh teman ketiga teman kedua

Untuk membuktikan bahwa metode multiple self-awareness ini berhasil.


Penulis melakukan wawancara pada tanggal 08 April 2017 dengan 5 narasumber.
Dan hasilnya, pada narasumber pertama ia telah sadar melakukan beberapa hal
kecil yang termasuk korupsi. Berikut ulasannya:

1. Ia meminta izin kepada orang tuanya untuk belajar, ke


perpustakaan atau belajar kelompok. Namun dia tidak melakukan
hal tersebut, dia pergi untuk jalan-jalan.
2. Ia meminta uang iuran sekolah namun uang tersebut tidak
dibayarkan tetapi dipakai untuk belanja.

3 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
3. Ia meminta izin kepada guru untuk tidak masuk kelas karena ada
urusan osis, namun pada saat kegiatan osis ia pergi nongkrong di
kantin.

Setelah teman penulis menyadari bahwa dia telah melakukan hal-hal


tersebut lalu ia bercerita kepada dua teman saya secara langsung. Kegiatan
ngobrol di kelas memang seru, tidak cukup jika hanya berdua saja. Setelah
berbincang-bincang lama, teman kedua saya bercerita pengalamannya yang
ternyata tindakan korupsi. Berikut ulasannya:

1. Orang tuanya memberikan uang SPP sekolah sebanyak


Rp.150.000 namun ia justru tidak membayarkannya dan
membelanjakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi lalu
mengaku uangnya telah hilang kepada orang tuanya.
2. Pada saat diberi uang ibunya untuk belanja suatu barang, uang
kembalian dari belanja tersebut ia tidak kembalikan. Dan
berkata kepada ibunya kalau uangnya sudah habis.
3. Meminta izin kepada guru untuk pergi ke kamar mandi, namun
dia tidak pergi ke kamar mandi dan pergi ke kantin.

Teman ketiga saya pun juga bercerita beberapa pengalamannya yang


ternyata tindakan korupsi. Berikut ulasannya:

1. Pada saat diberi uang ibunya untuk belanja suatu barang, ia


tidak membeli barang tersebut tetapi memakai uang belanja
tersebut untuk belanja makanannya sendiri.
2. Pada saat disuruh membeli makanan untuk dibagi-bagi dengan
saudaranya, ia tetap membeli namun hasil belanjanya ia makan
sendiri.

Lalu, teman ketiga saya menceritakan hal tersebut kepada teman osisnya.
Setelah bercerita lama, ia pun juga sadar telah melakukan korupsi waktu. Yang ia
lakukan ialah:

1. Pada saat orang tuanya menyuruh belajar namun dia tidak belajar
tetapi ia bermain media sosial (Facebook, Twitter, dll).

4 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
2. Pada saat izin keluar rumah untuk belajar kelompok di rumah
teman. Saat tiba di rumah temannya ia tidak belajar tetapi makan-
makan bersama.
3. Ia meminta izin kepada guru untuk tidak masuk kelas karena ada
urusan osis, namun pada saat kegiatan osis ia pergi nongkrong di
kantin.

Dan narasumber yang terakhir, ia adalah kakak kelas 12 yang


mendapat cerita dari teman osis tersebut. Berikut yang ia lakukan:

1. Orang tuanya memberikan uang SPP sekolah sebanyak Rp.150.000


namun ia justru tidak membayarkannya dan membelanjakan uang
tersebut untuk kepentingan pribadi lalu mengaku uangnya telah
hilang kepada orang tuanya.
2. Ia meminta izin kepada orang tuanya untuk belajar, ke
perpustakaan atau belajar kelompok. Namun dia tidak melakukan
hal tersebut, dia pergi untuk jalan-jalan.
3. Ia meminta uang iuran sekolah namun uang tersebut tidak
dibayarkan tetapi dipakai untuk jajan.
4. Pada saat ia masih kelas 10 ia tidak pernah melihat buku atau
jawaban temannya, tetapi saat duduk dibangku kelas 11 dan 12 ia
sering melakukan hal tersebut. Hampir disetiap ulangan ia
melakukannya karena malamnya tidak belajar.

Setiap orang memang berbeda dalam hal pengakuan. Kita tidak bisa
memvonis orang tersebut telah melakukan tindakan korupsi yang sudah berkali-
kali ataupun tidak. Kita juga tidak bisa memaksa orang lain untuk mengaku dan
sadar.

Ironisnya, di usia yang masih muda beberapa orang sudah melakukan


korupsi. Entah itu korupsi uang ataupun korupsi waktu. Yang banyak terjadi ialah
korupsi waktu, karena hal tersebut sering kita lakukan tanpa disadari. Dapat kita
pikirkan bila remaja sudah banyak yang melakukan korupsi, dan jika hal tersebut
terus-menerus dilakukan maka bibit-bibit koruptor akan muncul. Indonesia akan
semakin terpuruk karena generasi penerusnya sudah menjadi bibit koruptor.

5 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
Sehingga dengan adanya metode tersebut beberapa orang telah sadar bahwa
mereka telah melakukan korupsi, dan mereka ingin berubah. Penulis memang
memilih diri sendiri untuk dijadikan contoh kepada teman-teman seusianya.
Karena harus diri sendiri yang sadar terlebih dahulu, baru kita dapat memberikan
orang lain pemahaman.

Jadi, metode Multiple Self-Awareness bisa kita terapkan dalam kehidupan


sehari-hari karena saat ini yang kita bisa lakukan ialah bercemin dan berpikir apa
kita juga telah melakukan korupsi atau tidak? Apa yang selama ini kita anggap
sepele ternyata juga merupakan korupsi waktu walaupun bukan uang?. Jika kita
sudah mau melakukan hal tersebut, maka kehidupan akan tentram.

Penulis berharap setiap orang akan sadar tentang kesalahan-kesalahannya


dan memperbaiki diri dahulu sebelum menghujat orang lain. Barulah satu persatu
orang sadar dan Indonesia bisa bebas dari masalah korupsi. Korupsi berawal dari
hal kecil dan diri sendiri, solusinya pun hanya dapat dilakukan oleh diri sendiri.
Jangan takut untuk berbeda dari yang lain, karena keberagaman itu pasti ada
namun dari perbedaan tersebut akan muncul kebhinekaan. Semoga Indonesia bisa
terbebas dari korupsi.

6 | Ternyata aku melakukan korupsi, temanku juga, dan orang-orang disekitarku pun juga melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bahraen, dr.Raehanul.2015.Korupsi Waktu. Diakses melalui internet

https://muslim.or.id pada tanggal 06/04/2017


Lampiran

Foto pada saat penulis melakukan metode Multiple Self-Awareness

Gambar 1. Penulis dengan teman pertama sedang membahas essay.

Gambar 2. Teman pertama mulai bercerita dengan teman yang lain

Anda mungkin juga menyukai