Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHAYA LATEN KORUPSI

DISUSUN OLEH :

Nama : Charles Irving Christian Pasaribu

NPP : 29.1059

Kelas : H-1

FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya penulis

dapat menyelesaikan Makalah Bahaya Laten Korupsi dengan materi Tindak Pidana

Korupsi.

Makalah ini menjadi bahan pembelajaran tentang bagaimana awal mula

pembentukkan suatu desa kepada penulis beserta teman-teman untuk menambah

wawasan dan pengetahuan khususnya pada mata kuliah Tindak Pidana Korupsi.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada Ibu Dr. Ida Surya, SH, MH selaku dosen kami yang selalu

mengajarkan dan memotivasi kami dalam belajar.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

khususnya Praja IPDN regional NTB yang sedang belajar Tindak Pidana Korupsi.

Praya, 18 September 2020

Charles Irving Christian Pasaribu

NPP : 29.1059
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Korupsi

B. Bentuk, jenis korupsi, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta


langkah-langkah pemberantasan korupsi

C. Fenomena Korupsi di Indonesia

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tindak perilaku korupsi makin hari makin marak dipublikasikan di media


massa ataupun media cetak. Tindak korupsi kebanyakan dilakukan oleh para
pejabat tinggi negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas guna
memajukan kesejahteraan rakyat yang saat ini malah merugikan negara. Hal ini
tentu sangat merugikan bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, disini saya akan membahas tentang korupsi di Indonesia & upaya
untuk memberantasnya.

B. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang saya angkat adalah sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan korupsi?

b. Apa sajakah Bentuk, jenis, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah


pemberantasan korupsi?

c. Bagaimana Korupsi yang terjadi di Indonesia?

d. Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam pemberantasan korupsi?

C. Tujuan

a. Mengetahui pengertian dari korupsi.

b. Mengetahui Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta


langkah-langkah pemberantasan korupsi.

c. Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.

d. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasas latin “corruption” yaitu dari kata kerja
“corrumpere” yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok. Secara harfiah, korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik
politikus maupun pegawai negeri.

B. Bentuk, jenis korupsi, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah


pemberantasan korupsi

1. Bentuk dan jenis korupsi

Mochtar Lubis membedakan korupsi dalam tiga jenis yaitu sebagai


berikut :

a. Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain


kepada seseorang untuk suatu jasa bagi pemberi uang.

b. Pemerasan.

c. Pencurian, bila orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuasaan dan


mencuri harta rakyat, langsung atau tidak langsung.

2. Ciri-ciri Korupsi

Menurut Syed Husein Alatas, ciri-ciri korupsi adalah sebagai berikut :

a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang

b. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan

3. Sebab-sebab Korupsi

a. Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.


b. Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa
yang dimilikinya saat ini.
c. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan hal
tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan korupsi.
d. Gaya hidup yang konsumtif.
e. Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka
sehari-hari berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang
boros.
4. Dampak Korupsi

Kerugian Negara Akibat Korupsi di Indonesia

Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu


negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, serta
meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat
menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.

a. Terhadap demokrasi

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di


dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan
yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal.
Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas
dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik
menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara
umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena
pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti
kepercayaan dan toleransi.

b. Terhadap perekonomian

- Korupsi dapat mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi


kualitas pelayanan pemerintahan.

- Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat


distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi
meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos
manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan
perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa
korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi,
konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan
menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru.
Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga
mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang memiliki koneksi
dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan
perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
c. Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sector publik dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana
sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah
kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi,
yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga
mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan
hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap
anggaran pemerintah.

5. Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi
di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1.      Upaya Pencegahan (Preventif)
a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan
mengutamakanpengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan
formal, informal dan agama.
b.  Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan
teknis.
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan
memiliki tang-gung jawab yang tinggi.
d.  Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada
jaminan masa tua.
e.  Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi.
f.  Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung
jawab tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
g.   Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan mela-lui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jawatan di bawahnya.

2.      Upaya Penindakan (Kuratif)


Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti
melanggar dengan dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak
terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan
oleh KPK :
a.  Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple
Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
b.  Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga
melekukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c.    Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda
DKI Jakarta (2004).
d.  Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan
keuang-an negara Rp 10 milyar lebih (2004).
e.  Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK
(2005).
h.    Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
i.    Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
j.   Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka
dalam kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan
negara sebesar Rp 15,9 miliar (2004).
k.      Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

C. Fenomena Korupsi di Indonesia

Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang
memakai uang sebagai standard kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai
akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan
uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka
ini juga akan menduduki status social yang tinggi dimata masyarakat.

Korupsi sudah berlangsung lama, sejak zaman Mesir Kuno, Babilonia, Roma
sampai abad pertengahan dan sampai sekarang. Korupsi terjadi diberbagai negara, tak
terkecuali di negara-negara maju sekalipun. Di negara Amerika Serikat sendiri yang
sudah begitu maju masih ada praktek-praktek korupsi. Sebaliknya, pada masyarakat
yang primitif dimana ikatan-ikatan sosial masih sangat kuat dan control sosial yang
efektif, korupsi relatif jarang terjadi. Tetapi dengan semakin berkembangnya sektor
ekonomi dan politik serta semakin majunya usaha-usaha pembangunan dengan
pembukaan-pembukaan sumber alam yang baru, maka semakin kuat dorongan
individu terutama di kalangan pegawai negari untuk melakukan praktek korupsi dan
usaha-usaha penggelapan. Korupsi dimulai dengan semakin mendesaknya usaha-
usaha pembangunan yang diinginkan, sedangkan proses birokrasi relaif lambat,
sehingga setiap orang atau badan menginginkan jalan pintas yang cepat dengan
memberikan imbalanimbalan dengan cara memberikan uang pelicin (uang sogok).

Di Indonesia banyak sekali kasus korupsi yang melibatkan para pejabat publik.
Yang seharusnya mereka menjadi suri tauladan/panutan bagi masyarakat. lihat saja di
Koran ternama di negeri ini misalnya dari tahun 2011 sampai tahun 2012, banyak
sekali pemberitaan kasus korupsi. seakan tiada hari tanpa pemberitaan kasus korupsi.
Di bawah ini adalah beberapa kasus yang mendapat porsi blow up lebih banyak dari
beberapa media.

Ø Tgl 11/12/2011
Nunun dan Miranda Gultom secara dramatis ditangkap setelah menjadi buron
interpol atas dakwaan kasus penyuapan dalam pemilihan deputi senior Bank
Indonesia yang merugikan negra hingga triliunan rupiah.
Ø Tgl 14/12/2011
Gayus Tambunan, Aktor utama penggelapan uang hasil pajak yang merugikan
negara triliunan rupiah di vonis penjara.
Ø Tgl 15/9/2012
Mantan Bendahara Partai Demokrat yang menghebohkan indonesia dengan
terlibatnya dia atas 35 kasus korupsi yang merugikan negara sebesar 6 triliun
rupiah. Belum lagi kasus-kasus lain seperti kepala daerah yang tahun 2012 ini
tercatat sekitar 137 kepala daerah terbelit kasus korupsi. sungguh ironis. ada
apa dengan para penguasa saat ini. Apakah korupsi ini paksaan orang lain atau
memang inisiatif dari dirinya sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,


rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi dikategorikan
kedalam 7 kelompok yakni korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan
negara, korupsi yang terkait dengan suap-menyuap, korupsi yang terkait dengan
penggelapan dalam jabatan, korupsi yang terkait dengan pemerasan, korupsi yang
terkait dengan perbuatan curang, korupsi yang terkait dengan benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan korupsi yang terkait dengan gratifikasi.
Prinsip-Prinsip Antikorupsi diantaranya adalah Akuntanbilitas,
Transparansi, Fairness, Kebijakan Anti Korupsi dan Kontrol Kebijakan.

Faktor-faktor yang menyebabkan tindakan korupsi adalah kelemahan


kepemimpinan, kelemahan pengajaran agama dan etika, kolonialisme, kurangnya
pendidikan, adanya banyak kemiskinan, tidak adanya tindakan hukum yang tegas,
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi, struktur
pemerintahan, perubahan radikal dan keadaan masyarakat yang semakin
majemuk.

Korupsi berdampak negatif terhadap demokrasi, perekonomian dan


kesejahteraan umum negara. Upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas
tindak korupsi di indonesia antara lain adalah upaya pencegahan
(preventif), upaya penindakan (kuratif,) upaya edukasi
masyarakat/mahasiswa, upaya edukasi lsm (lembaga swadaya masyarakat).

B. Saran

Sudah selayaknya bagi kita untuk senantiasa menghindari kasus korupsi


baik dalam bentuk besar ataupun kecil. Kerena semua itu akan merugikan
diri sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Projo, Dikoro wirdjono. 2005. tindak pidana tertentu di Indonesia.  Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Santoso, Joko Budi. 2006. Pendidikan kewarganegaraan.  Jakarta: Erlangga.

UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jakarta : GhaliaIndonesia

Anda mungkin juga menyukai