DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
1. YUNITA PONGLAYUK
2. YUSPIN
3. ANDI’ WIWIL HARIMURTI
4. SRIYENI YANTI SUANGLANGI’
5. TRIMEIKE ANDAI
6. MEUNIKE SURI SONGLO
7. VELENTINO ADIPRATAMA
8. SISILIA NOVITA BATE
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
penyertaannyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kebijakan Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”. Kami sadar bahwa
makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami harap kritik
dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun dan memotifasi agar menjadi
pengembangan dimasa depan.
KATA PENGANTAR.........................................
DAFTAR ISI.............................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................
1.2 Rumusan Masalah................................
1.3 Tujuan.........................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi..............................
2.2 Gambaran Umum Korupsi di Indonesia..............
2.3 Persepsi Masyarakat tentang Korupsi.............
2.4 Fenomena Korupsi di Indonesia...................
2.5 Peran Serta Pemerintah dalam Memberantas Korupsi
2.6 Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dapi penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a) Mengetahui pengertian dari korupsi.
b) Mengetahui Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta
c) langkah-langkah pemeberantasan korupsi
d) Mengetahui gambaran umum tentang korupsi yang ada di
e) Indonesia.
f) Mengetahui persepsi masyarakat tentang korupsi.
g) Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.
h) Mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi.
i) Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan
korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ciri-ciri Korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi adalah sebagai
berikut.
a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang
b. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.
c. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal
balik
d. Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya
berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung
dibalik pembenaran hukum.
e. Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang
menginginkan keputusan-keputusan yang tegas dan mereka
yang mampu untuk memengaruhi keputusan-keputusan itu.
f. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya
pada badan publik atau masyarakat umum.
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan
kepercayaan.
3. Sebab-sebab Korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas antara lain :
a. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku
antikorupsi
b. Kemiskinan
c. Kurangnya pendidikan
d. Tiadanya tindak hukum yang tegas
e. Struktur pemerintah
f. Perubahan radikal
g. Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika
h. Keadaan masyarakat.
4. Dampak Korupsi
Bidang Kehidupan
Hukum
Dampak Korupsi
a. Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada prinsip-prinsip
keadailan hukum
b. Besarnya peluang eksekutif mencampuri badan peradilan.
c. Hilangnya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat
d. Sistem hukum dan peradilan dapat dikendalikan dengan uang
e. Hilangnya perlindungan hukum terhadap rakyat terutama
rakyat miskin
f. Peradilan dan kepastian hukum menjadi bertele-tele karena
disalahgunakan oleh aparat penegak hukum.
Politik
a. Terpusatnya kekuasaan pada pejabat negara tertentu
(pemeritah pusat)
b. Daerah dan pemerintah daerah sangat bergantung pada
pemerintah pusat.
c. Lemahnya sikap dan moralitas para penyelenggara negara
d. Terhambatnya kaderisasi dan pengembangan sumber daya
manusia indonesia.
e. Terjadinya ketidakstabilan politik karena rakyat tidak percaya
terhadap pemerintah.
f. Diabaikannya pembangunan nasional karena penyelenggara
negara disibukkan dengan membuat kebijakan popilis bukan
realistis.
Ekonomi
a. Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi dikuasai orang
yang berada di lingkaran kekuasaan.
b. Munculnya para pengusaha yang mengandalkan kebijakan
pemerintah bukan berdasarkan kemandirian.
c. Rapuhnya dasar ekonomi nasional karena pertumbuhan
ekonomi bukan didasarkan pada kondisi sebenarnya
d. Munculnya para konglomerat yang tidak memiliki basis
ekonomi kerakyatan.
e. Munculnya spekulan ekonomi yang menjatuhkan ekonomi
secara keseluruhan
f. Hilangnya nilai moralitas dalam berusaha, yakni
diterapkannya sistem ekonomi kapitalis yang sangat
merugikan pengusaha menengah dan kecil.
g. Terjadinya tindak pencucian uang
Sosial Budaya
a. Hilangnya nilai-nilai moral sosial
b. Hilangnya figur pemimpin dan contoh teladan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
c. Berkurangnya tindakan menjunjung tinggi hukum,
berkurangnya kepedulian dan kesetiakawanan
d. Lunturnya nilai-nilai budaya bangsa.
Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui
Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang diikuti dengan dilaksanakannya
“Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin
langsung oleh Jaksa Agung, belum membuahkan hasil nyata. Pada era Orde
Baru, muncul Undang-Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan “Operasi
Tertib”yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan kemajuan iptek, modus operandi
korupsi semakin canggih dan rumit sehingga Undang- Undang tersebut
gagal dilaksanakan. Selanjutnya dikeluarkan kembali Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999. Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan
pemerintah sebenarnya sudah cukup banyak dan sistematis. Namun korupsi
di Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis
politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya
menjadi krisis multidimensi. Gerakan reformasi yang menumbangkan rezim
Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya supremasi hukum dan
pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan tersebut
akhirnya dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 &
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penye-lenggaraan Negara
yang Bersih & Bebas dari KKN.
2.3 Persepsi Masyarakat tentang Korupsi
3.1 Kesimpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau
perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain
serta selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau dishonest
(ketidakjujuran).
b. Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-
an bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Korupsi di
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami
krisis politik, sosial, kepemim-pinan dan kepercayaan yang pada
akhirnya menjadi krisis multidimensi.
c. Rakyat kecil umumnya bersikap apatis dan acuh tak acuh. Kelompok
mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi
dan demonstrasi.
d. Fenomena umum yang biasanya terjadi di Indonesia ialah selalu
muncul kelom-pok sosial baru yang ingin berpolitik, namun
sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak mampu. Mereka hanya
ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pri-badinya dengan dalih
“kepentingan rakyat”.
e. Peran serta pemerintah dalam pemberantasan korupsi ditunjukkan
dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain.
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk
mengatasi, menanggulangi dan memberantas korup-si.
f. Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dlam memberantas tindak
korupsi di Indonesia, antara lain :upaya pencegahan (preventif), upaya
penindakan (kuratif), upaya edukasi masyarakat/mahasiswa dan upaya
edukasi LSM (Lembaga Swada-ya Masyarakat). \
3.2 Saran
a. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan
korupsi di Indo-nesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.
b. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasi-kannya di dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-
korupsi-di-indonesia.html
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/upaya-pemberantasan-
korupsi-di.html