Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYENYERANGAN TERHADAP WARGA AHMADIYAH DI


MASJID MIFTAHUL HUDA KABUPATEN SINTANG
KALIMANTAN BARAT SERTA KAITANNYA TENTANG
PANCASILA
MATA KULIAH PPKN

CHICI YULIANA NADI,S.Pd.M.Pd.

AGENG SATRIA PAMUNGKAS,M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 3
Chelsea
(NIM.231471016)

Altamis Nurirsyaad Caesario. S


(NIM.231471025)
Sa'ad Habibullah
(NIM.231471014)
Amalia Reza
(NIM.23147106)

Muhammad Hivan Rakhel


(NIM.231471035)
Lintang Pramudhita Putra S
(NIM.231471036)

S1 KRIYA | FAKULTAS SENI RUPA DESAIN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas anugrah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan penulisan makalah tentang “Kasus
Korupsi Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) serta kaitannya
dengan Pancasila”.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha unuk mendapat menyusun makalah ini dengan baik
namun untuk penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa.oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi ,maka kami memohon maaf dan kritik
saran dari dosen pengejar bahkan semua pembaca sangat di harapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

ii
DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………………i

Kata pengantar ..…………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang..…………………………………………………………………1

B. Rumusan masalah ………….………….…………………………………………2

C. Tujuan pembahasan ………………………………………………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Korupsi…….……………………………………………3

B. Bagaimana dan mengapa korupsi terjadi.…………………………..…………….4

C. Kasus Korupsi Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) …….
………………………………………………………5
D. Kaitan Antara Penyerangan Suatu Aliran Agama dengan Pancasila………….9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi kini telah menjadi suatu penyakit sosial yang terjadi di Indonesia.
Korupsi berkembang dengan sangat pesat dan meluas dalam aspek kehidupan
masyarakat. Tentu diperlukan upaya yang efektif dalam menyelesaikan korupsi di
Indonesia. Upaya pengenalan tentang bahaya korupsi haruslah dilakukan sejak dini.
Salah satunya melalui dunia pendidikan, baik sekolah dasar maupun sekolah
menengah atas. Upaya pendidikan anti korupsi tentu akan menjadi solusi yang efektif
dalam meminimalkan tindak pidana korupsi.

Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Nomor 31


Tahun 1999 pasal 2 ayat (1), korupsi diartikan dengan tindakan memperkaya diri
sendiri, memperkaya orang lain, dan memperkaya korporasi dengan cara melawan
hukum dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sementara itu,
pada ayat 3 Undang-Undang tersebut dijelaskan lebih lanjut bahwa setiap perbuatan
yang terdiri dai penyalahgunaan sarana yang ada karena jabatan dan kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, juga termasuk korupsi

Terjadinya tindakan korupsi disebabkan oleh adanya penyalahgunaan


kekuasaan, kewenangan, atau abuse of power dalam skala besar. Hal itu bisa dilihat
di DPR, kepala daerah, dan departemen. Bahkan yang lebih ironis lagi, lembaga
kejaksaan tinggi dan mahkamah konstitusi (MK) juga ikut-ikutan tejangkit virus
korupsi yang telah mendarah daging ini. Ada yang mengatakan bahwa sistem
sekarang ini membeikan peluang untuk melakukan koupsi. Penindakan korupsi
sekarang ini belum cukup dan belum mencapai sasaran upaya pembeantasan koupsi
dan pelu ditambah dengan upaya dibidang pencegahan dan pendidikan.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari korupsi?


2. Bagaimana dan mengapa korupsi bisa terjadi?
3. Bagaimana korupsi yang ada di Indonesia saat ini?
4. Bagaimana pandangan Pancasila terhadap korupsi?
5. Mengapa korupsi bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Agar memahami apa itu korupsi


2. Mengetahui kenapa korupsi bisa terjadi
3. Agar Mengetahui bagaimana kasus korupsi yang ada di Indonesia sekarang
4. mengetahui pandangan pancasila terhadap kasus korupsi
5. Agar memahami nilai² pancasila terhadap kasus korupsi

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARI KORUPSI

Pengertian korupsi dapat Anda jumpai dalam berbagai macam perspektif.


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengertian korupsi dapat terjadi
dari segi kehidupan mana saja, tak hanya pada pemerintahan. Akibatnya korupsi juga
berkembang dengan begitu banyak definisi. Secara internasional belum ada satu
definisi yang menjadi satu-satunya acuan di semua dunia mengenai apa yang
dimaksud dengan korupsi.
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir
segala tempat. Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau
corruptus yang artinya kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap,
dan tidak bermoral kesucian.
Dimana, kata tersebut kemudian muncul dalam bahasa Inggris dan Perancis
yaitu “Corruption” yang artinya menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan
dirinya sendiri. Sedangkan berdasarkan kamus lengkap bernama Webster’s Third New
International Dictionary, bahwa pengertian korupsi merupakan ajakan dari seorang
pejabat politik dengan pertimbangan yang tidak semestinya, contohnya suap untuk
melakukan pelanggaran tugas.
Sedangkan, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan bahwa
pengertian korupsi merupakan penyelewengan maupun penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, yayasan, organisasi, dan sebagainya) guna keuntungan pribadi maupun orang
lain. Sementara itu, dalam arti yang luas pengertian korupsi merupakan penyalahgunaan
jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.
Tak hanya itu saja, dikutip dari kppu.go.id berdasarkan perspektif hukum pengertian
korupsi secara gamblang sudah dijelaskan dalam 13 buah pasal dalam UU No. 31 Tahun 199
yang sudah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Menurut pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk atau jenis

3
tindak pidana korupsi. Pasal-pasal ini menerangkan secara terperinci tentang perbuatan yang
dapat dikenakan sanksi pidana karena korupsi.

30 bentuk atau jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya bisa dikategorikan
ke dalam berbagai kelompok, diantaranya sebagai berikut:

 Kerugian keuangan negara


 Suap menyuap
 Penggelapan dalam jabatan
 Pemerasan
 Benturan kepentingan dalam pengadaan
 Perbuatan curang
 Gratifikasi

B. BAGAIMANA dan MENGAPA KORUPSI BISA TERJADI


Korupsi bisa terjadi dikarena oleh factor yaitu faktor

1. Faktor Internal (dari dalam diri individu)


Faktor internal korupsi terdiri dari 2 aspek, yaitu aspek individu dan
aspek sosial.

- Kualitas moral individu juga berperan penting dalam penyebab


terjadinya korupsi. Adanya sifat serakah dalam diri manusia, gaya
hidup yang konsumtif dan himpitan ekonomi dapat membuat
seseorang melakukan korupsi.

- Dalam aspek sosial, keluarga dapat menjadi pendorong seseorang


untuk berperilaku korup.

2. Faktor eksternal (dari luar diri individu)


Faktor eksternal korupsi terdiri dari aspek sikap masyarakat terhadap
korupsi, aspek ekonomi, aspek politik dan aspek organisasi.

a. Sikap masyarakat terhadap praktik korupsi.

4
Misalnya, dalam sebuah organisasi, kesalahan individu sering ditutupi
demi menjaga nama baik organisasi. Demikianlah tindak korupsi
dalam sebuah organisasi sering kali ditutup-tutupi.

b. Aspek ekonomi

Kondisi ekonomi sering membuka peluang bagi seseorang untuk


korupsi. Pendapatan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan atau saat
sedang terdesak masalah ekonomi membuka ruang bagi seseorang
untuk melakukan jalan pintas, dan salah satunya adalah dengan
melakukan korupsi.

c. Aspek politik

Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena


yang sering terjadi.

Sebagai contoh, seseorang membeli suatu atau menyuap para


pemilih/anggota partai agar dapat memenangkan sebuah jabatan.

d. Aspek organisasi

Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut pandang organisasi antara


lain;

- Kurang adanya teladan dari pemimpin

- Tidak adanya kultur organisasi yang benar

- Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai

- Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi

- Lemahnya pengawasan.

C. Kasus Korupsi Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)

5
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menahan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait dugaan korupsi.
Menurut hasil penyidikan KPK, Syahrul yang merupakan politikus Partai
Nasdem melakukan pemerasan dalam jabatan, melakukan gratifikasi, serta
pencucian uang di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan). Selain
persoalan hukum, penanganan kasus itu oleh KPK juga disebut-sebut beraroma
politis, lantaran dilakukan di tahun politik. Di samping itu, Partai Nasdem
merupakan pengusung bakal calon presiden-calon wakil presiden (capres-
cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Kronologi kasus

Menurut Wakil Ketua KPK Johanis Tanak dalam jumpa pers pada Rabu
(11/10/2023) lalu, Syahrul diduga melakukan korupsi bersama-sama dengan Sekretaris
Jenderal Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan Muhammad Hatta. Dugaan korupsi itu tercium
berkat laporan dari masyarakat. KPK kemudian memulai proses penyelidikan dengan
meminta keterangan sejumlah orang dan mengumpulkan alat bukti. Kemudian, Pejabat
Sementara Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Brigjen Asep Guntur Rahayu
mengatakan, terdapat 3 klaster dugaan korupsi di Kementan yang tengah diselidiki.
Dugaan kasus itu adalah penyalahgunaan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) keuangan
negara, dugaan jual beli jabatan, hingga dugaan penerimaan gratifikasi.

Menurut Johanis, dugaan korupsi yang dilakukan Syahrul bermula ketika dia
membuat kebijakan terkait kewajiban pungutan maupun setoran sejak 2020. Tujuan
setoran itu, kata dia, buat memenuhi kebutuhan pribadi Syahrul dan keluarganya.
Johanis mengatakan, Syahrul kemudian memerintahkan Kasdi dan Hatta buat menarik
setoran uang dari para pejabat eselon I dan II di Kementan yakni direktur jenderal,
kepala badan, sampai sekretaris di setiap pejabat eselon I. Bentuk setoran itu berupa
tunai, transfer rekening bank, sampai gratifikasi berupa barang atau jasa.

D. KORUPSI DALAM PANDANGAN PANCASILA

6
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memuat lima
prinsip dasar filosofis. Korupsi yang dilakukan oleh mantan Menteri pertanian
tidak sesuai dengan prinsip Pancasila. Nilai-nilai Pancasila menekankan pada
aspek sila seperti , Kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

Kemanusiaan yang adil dan beradab : Tindakan korupsi bertentangan terhadap sila ke-
2 karena, melanggar hak orang lain demi pemenuhan hak-hak pribadi secara maksimal,
sehingga perilaku ini termasuk kejahatan kemanusiaan dan tindakan yang
bertentangan dengan keadilan.

Keadilan Sosial : dengan adanya korupsi berarti telah melakukan Tindakan yang
melenceng dari sila ke-5. Dikarenakan sila ini memiliki makna yaitu adil terhadap
sesama dan menghormati setiap hak-hak yang dimiliki oleh setiap rakyat Indonesia.

Jika kasus korupsi terjadi lagi bahkan lebih maraknya korupsi yang terjadi di
Indonesia serta bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, beberapa hal yang mungkin
terjadi atau respons yang umum adalah sebagai berikut:

1) Respon Masyarakat :

Penanggulangan : mencari, memperoleh dan memberikan informansi atas dugaan


terjadinya korupsi serta menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab
terhadap penegak hukum menanggani kasus korupsi.

2) Respon Pemerintah:

Penanggulangan : pembentukan badan khusus oleh pemerintah untuk memberantas


kasus kasus korupsi dengan membentuk Komisi Pemberantasan korupsi (KPK).

Upaya pemerintah : pembinaan SDM dilakukan agar Masyarakat Indonesia mampu


bekerja secara efisien dan efektif.

E. Upaya Pemberantasan Korupsi

7
1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan
agama.
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi.
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan
mela-lui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

BAB 3

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia adalah Negara yang memiliki dasar Negara yaitu pancasila, suatu
lima dasar landasan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Akan tetapi
tak banyak dari kita yang mengamalkan pancasila dengan baik, masih banyak
masyarakat Indonesia yang mencampakkan nilai-nilai yang terkandung didalam
pancasila, salah satunya adalah korupsi. Korupsi adalah perbuatan yang menyimpang
dari nilai-nilai pancasila yang di sebabkan oleh lemahnya keimanan seseorang yang
menyimpang dari sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, serta tidak memiliki rasa
kemanusiaan yang adil dan beradap, serta menyimpang dari keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sehingga seakan-akan korupsi adalah sebagai tren di kalangan pejabat yang
seharusnya melindungi rakyat Indonesia, yang seharusnya bertugas menjadi wakil
rakyat malah terlena dengan kesenangan dunia yang membawa kehancuran bangsa
itu sendiri. Maka dari itu untuk menyelamatkan bangsa Indonesia kita perlu untuk
berbenah diri, mempelajari sesuatu yang menjadi dasar suatu Negara yaitu pancasila,
tidak hanya menghafalnya akan tetapi mengamalkan seluruh sila yang terkandung
didalamnya, meningkatkan moral bangsa yang berjiwa pancasila serta memperkokoh
iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. PENUTUP
Negara Indonesia akan menjadi Negara yang bebas dari korupsi apabila seluruh
warga Negara Indonesia mengamalkan pancasila kedalam kehidupan sehari-hari
dengan baik. Pengamalan sila pertama hingga ke lima sangatlah penting, karena
semuanya mencangkup kehidupan moral yang baik. Dengan memahami dan
mengamalkan Pancasila bisa menjadi landasan untuk membangun negara yang
jujur dan bertanggung jawab.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnbcindonesia.com/news/20231013193426-4-480443/ini-
kronologi-lengkap-kasus-korupsi-syl-seret-nasdem/amp

https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-korupsi

https://jurnal.ugm.ac.id/pancasila/article/view/
70075#:~:text=Pancasila%20sebagai%20sumber%20dari
%20segala,menjunjung%20tinggi%20hak%20asasi%20manusia.

10

Anda mungkin juga menyukai