Anda di halaman 1dari 16

KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN

KORUPSI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Dosen Pengampu:
ANA SUNDARI, S.ST .,M.KEB., MPH

Oleh:
SEPTIA NUR CAHYANI
P1337437122323

KELAS 1 D
PROGRAM STUDI DIII RMIK KENDAL
JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ana Sundari , S.ST .,M.KEB.,
MPH sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kendal, 7 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi…………………………………………………....... 6
2.2 Faktor Penyebab Korupsi………..……………………………………… 6
2.3 Strategi Pemberantasan Korupsi………………………………………... 9
2.4 Kontribusi Mahasiswa Dalam Pencegahan Korupsi……………………. 11
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 14
3.2 Saran……………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus korupsi di Indonesia kian hari kian menjadi. perilaku korupsi
merupakan tindakan yang bisa menimbulkan kerugian banyak pihak. Namun, di
Indonesia kasus tindakan korupsi sudah menjadi langganan. Mulai dari kasus korupsi
yang terjadi didaerah yang kecil hingga kasus korupsi yang besar. Upaya pencegahan
dan antisipasi korupsi harus terus digencarkan dengan optimal agar dapat menekan
angka tindakan korupsi di Indonesia. Tidak hanya upaya yang dioptimalkan tetapi
untuk menghapuskan budaya korupsi yang seakan telah mengakar dikehidupan
masyarakat Indonesia diperlukan adanya kerjasama yang baik dari masyarakat semua
kalangan terutama adalah mahasiswa.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam peristiwa-
peristiwa besar yang dimulai dari kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928,
Proklamasi Kemerdekaan NKRI 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan
Reformasi 1998. Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa bergerak sebagai motor
penggerak dengan berbagai gagasan, semangat, dan idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka
miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan idealism. Dalam beberapa peristiwa besar
perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan penting sebagai agen
of change ( agen perubahan). Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga
diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan
rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, mampu menjadi
lembaga-lembaga negara dan penegak hokum.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi korupsi ?
b. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan korupsi ?
c. Strategi apa yang dapat digunakan dalam pemberantasan korupsi ?
d. Bagaimana kontribusi mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi ?
1.3 TUJUAN MASALAH
a. Mengetahui definisi korupsi
b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya korupsi
c. Mengetahui strategi yang bisa digunakan dalam pemberantasan korupsi
d. Mengetahui kontribusi mahasiswa dalam pencegahan korupsi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Korupsi adalah tingkah laku atau tindakan seseorang atau lebih yang
melanggar norma-norma yang berlaku dengan menggunakan dan/atau
menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses pengadaan, penetapan
pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang dilakukan pada
kegiatan penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan, penyimpanan uang
atau kekayaan serta dalam perizinan dan/atau jasa lainnya dengan tujuan keuntungan
pribadi atau golongannya sehing langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan dan/atau keuangan negara/masyarakat.

2.2 Faktor Penyebab Korupsi


a. Faktor Internal
1. Sifat serakah/tamak/rakus manusia
Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang
selalu tidak merasa cukup atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih.
Dengan sifat tamak, seseorang menjadi berlebihan mencintai harta.
Padahal bisa jadi hartanya sudah banyak atau jabatannya sudah tinggi.
Dominannya sifat tamak membuat seseorang tidak lagi
memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki. Sifat ini
menjadikan korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para profesional,
berjabatan tinggi, dan hidup berkecukupan.
2. Gaya hidup konsumtif
Sifat serakah ditambah gaya hidup yang konsumtif menjadi
faktor pendorong internal korupsi. Gaya hidup konsumtif misalnya
membeli barang-barang mewah dan mahal atau mengikuti tren

6
kehidupan perkotaan yang serba glamor. Korupsi bisa terjadi jika
seseorang melakukan gaya hidup konsumtif namun tidak diimbangi
dengan pendapatan yang memadai.
3. Moral yang lemah
Seseorang dengan moral yang lemah mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Aspek lemah moral misalnya lemahnya keimanan,
kejujuran, atau rasa malu melakukan tindakan korupsi. Jika moral
seseorang lemah, maka godaan korupsi yang datang akan sulit ditepis.
Godaan korupsi bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan,
atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk melakukannya.
b. Faktor Eksternal
1. Aspek Sosial
Kehidupan sosial seseorang berpengaruh dalam mendorong
terjadinya korupsi, terutama keluarga. Bukannya mengingatkan atau
memberi hukuman, keluarga malah justru mendukung seseorang
korupsi untuk memenuhi keserakahan mereka. Aspek sosial lainnya
adalah nilai dan budaya di masyarakat yang mendukung korupsi.
Misalnya, masyarakat hanya menghargai seseorang karena kekayaan
yang dimilikinya atau terbiasa memberikan gratifikasi kepada pejabat.
2. Aspek Politik
Keyakinan bahwa politik untuk memperoleh keuntungan yang
besar menjadi faktor eksternal penyebab korupsi. Tujuan politik untuk
memperkaya diri pada akhirnya menciptakan money politics. Dengan
money politics, seseorang bisa memenangkan kontestasi dengan
membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota
partai politiknya. Pejabat yang berkuasa dengan politik uang hanya
ingin mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu
mengabdi kepada rakyat. Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin

7
hasil money politik tidak akan peduli nasib rakyat yang memilihnya,
yang terpenting baginya adalah bagaimana ongkos politiknya bisa
kembali dan berlipat ganda.
3. Aspek Hukum
Hukum sebagai faktor penyebab korupsi bisa dilihat dari dua
sisi, sisi perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum.
Koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa
melakukan aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa
menimbulkan efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan
korupsi terus terjadi.
Hukum menjadi faktor penyebab korupsi jika banyak produk
hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada
kecenderungan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak
tertentu. Sanksi yang tidak sebanding terhadap pelaku korupsi, terlalu
ringan atau tidak tepat sasaran, juga membuat para pelaku korupsi
tidak segan-segan menilap uang negara.
4. Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama
korupsi. Di antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup
untuk memenuhi kebutuhan. Fakta juga menunjukkan bahwa korupsi
tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya pas-pasan. Korupsi dalam
jumlah besar justru dilakukan oleh orang-orang kaya dan
berpendidikan tinggi.
5. Aspek Organisasi
Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi
tempat koruptor berada. Biasanya, organisasi ini memberi andil
terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan.
Misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur yang

8
benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem
pengendalian manajemen.

2.3 Strategi Pemberantasan Korupsi


1. Represif
Melalui strategi represif, KPK menjerat koruptor ke meja hijau, membacakan
tuntutan, serta menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang menguatkan. Inilah
tahapan yang dilakukan:
A. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
Bagi KPK, pengaduan masyarakat merupakan salah satu
sumber informasi terpenting. Sebagian besar kasus korupsi ditemukan
melalui pengaduan masyarakat. Sebelum memutuskan apakah suatu
pengaduan dapat masuk ke tahap penyidikan, KPK melakukan proses
verifikasi dan review.
B. Penyelidikan
Kegiatan yang dilakukan KPK bertujuan untuk menemukan.
Alat bukti yang cukup. Bukti permulaan yang cukup dianggap ada jika
ditemukan sedikitnya 2 alat bukti. Jika bukti permulaan yang cukup
tidak ditemukan, penyidik menghentikan penyelidikan.
C. Penyidikan
Tahap ini salah satunya ditandai dengan penetapan seseorang
sebagai tersangka. Jika ada dugaan kuat bahwa ada bukti permulaan
yang cukup, penyidik ??dapat menyita izin ketua pengadilan negeri.
Pasal juga memungkinkan penyidik KPK untuk terlebih dahulu
memperoleh izin untuk memanggil tersangka atau menahan tersangka
yang pejabat publik yang menurut undang-undang, tindakan polisi
terhadap mereka harus diperoleh terlebih dahulu.
D. Penuntutan

9
Penuntutan dilakukan oleh penuntut umum setelah penyidik
menerima berkas. Dalam waktu 1 hari kerja setelah menerima berkas,
berkas tersebut harus diserahkan ke pengadilan negeri.
Dalam hal ini, Penuntut Umum KPK dapat melakukan
penahanan terhadap tersangka selama 20 hari dan dapat diperpanjang
lagi dengan izin pengadilan untuk paling lama 30 hari. Pelimpahan ke
Pengadilan Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan
dilimpahkannya ke pengadilan, kewenangan penahanan secara yuridis
beralih ke hakim yang menangani.
E. Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Jaksa melakukan eksekusi dengan kekuatan hukum tetap.
Untuk itu, panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.

2. Strategi Preventif
Upaya pencegahan atau preventif adalah upaya pencegahan korupsi untuk
mengurangi penyebab dan peluang seseorang melakukan perilaku korupsi. Upaya
penahanan dapat dipelopori dengan:
 Penguatan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
 Memperkuat Mahkamah Agung dan tingkat peradilan di bawahnya.
 Mengembangkan kode etik di sektor publik.
 Mengembangkan kode etik di bidang partai politik, organisasi profesi dan
asosiasi bisnis.
 Meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia atau personalia dan
meningkatkan kesejahteraan PNS.
 Memerlukan penyusunan rencana strategis dan pelaporan tanggung jawab
kinerja kepada instansi pemerintah.
 Meningkatkan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
 Pengelolaan Barang Milik Negara atau BKMN Lengkap.

10
 Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.
 Kampanye menciptakan nilai atau value dalam skala nasional.

2.4 Kontribusi Mahasiswa Dalam Pencegahan Korupsi


Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan
kampus, di masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga
dipercaya dapat menjadi tolok ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa untuk
menguji apakah proses internalisasi anti korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak bisa
dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban
ikut menjalankan visi dan misi kampusnya. Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi di masyarakat dan di tingkat lokal/nasional terkait dengan status
mahasiswa sebagai seorang warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dengan masyarakat lainnya.
1. Di Lingkungan Keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat
dimulai dari lingkungan keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa
melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian anggita keluarga.
Pelajaran yang dapat diambil ditingkat keluarga ini adalah tingkat ketaatan
seseorang terhadap atauran atau tata tertib yang berlaku dalam suatu
keluarga.
Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi dalam diri
mahasiswa yang diwali dari lingkungan keluarga sulit untuk dilakukan.
Nilai-nilai yang ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya bermula dari
lingkungan keluarga dan pada kenyataannya nilai-nilai tersebut akan
terbawa selama hidupnya. Jadi, ketika seorang mahasiswa berhasil
melewati masa yang sulit ini, maka dapat diharapkan ketika terjun ke

11
masyarakat mahasiswa tersebut akan selamat melewati berbagai rintangan
yang mengarah kepada tindak korupsi.
2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi di lingkungan
kampus dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu
mahasiswanya sendiri, dan untuk komunitas mahasiswa. Untuk konteks
individu, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya
sendiri tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk
konteks komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar
rekan-rekannya sesama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di
kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Dengan kata lain
seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya
bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Berbagai bentuk kegiatan dapat
dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi kepada komunitas
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan agar tumbuh budaya anti
korupsi di mahasiswa. Kegiatan kampanye, sosialisasi, seminar,pelatihan,
kaderisasi, dan lain-lain dapat dilakukan untuk menumbuhkan budaya anti
korupsi dan dapat juga menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung
jawab.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat, mahasiswa atau kelompok
mahasiswa dapat mengamati lingkungan masyarakat sekitarnya dengan
mengamati kantor-kantor pemerintahan menjalankan fungsi pelayanan
pada masyarakatnya dengan wajar atau tidak seperti pembuatan KTP,
SIM, KK, laporan kehilangan, dan pelayanan pajak dengan tidak
menggunakan uang suap dan pemerintah dapat dilakukan dengan
transparan. Disekitar lingkungan masyarakat juga terdapat bebrapa yang
hal yang harus diamati seperti infrastruktur kota bagi pelayanan public

12
sudah memadai atau belum misalnya kondisi jalan, penerangan diwaktu
malam, ketersediaan fasilitas umum, dan rambu-rambu penyeberangan
jalan.
4. Di Tingkat Lokal Dan Nasional
Dalam konteks nasional, keter;ibatan seorang mahasiswa dalam gerakan
anti korupsi bertujuan agar dapat mencegah Dalam konteks nasional,
keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi bertujuan agar
dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang
masif dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi yang
dimilikinya dapat menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan massa anti
korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah tingkah laku atau tindakan seseorang yang melanggar norma-
norma yang berlaku dengan menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan
melalui penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya dengan tujuan
keuntungan pribadi atau golongannya sehingga langsung atau tidak langsung
merugikan kepentingan dan/atau keuangan negara/masyarakat. Dalam
menghadapi korupsi dapat dilakukan dengan berbagai strategi yaitu represif dan
preventif. Pencegahan korupsi juga harus melibatkan mahasiswa atau perlunya
kontribusi mahasiswa sebagai ajang pembantu masyarakat untuk menyuarakan
kebenaran.

3.2 Saran
a. Bagi Pemerintah
Untuk pemerintah hendaknya lebih transparan kepada masyarakat mengenai
penerimaan maupun pengeluaran sebuah negara agar suatu negara dapat
berjalan dengan lancar dan seharusnya pemerintah lebih tegas dalam upaya
pemberantasan korupsi, tidak hanya untuk para petinggi negara tetapi juga
untuk semua lapisan masyarakat yang melakukan tindakan korupsi.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat hendaknya membantu mahasiswa untuk menyuarakan kebenaran
dan melaporkan beberapa tindakan korupsi meskipun hal hal kecil agar tahap
demi tahap memajukan negara Indonesia menjadi negara yang bebas dari
korupsi.
c. Bagi Mahasiswa

14
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam menyampaikan aspirasi atau
menyampaikan kebenaran lebih berani dihadapan umum karena mahasiswa
menjadi mitra penegak hokum untuk mencegah dan memberantas korupsi.
Selain itu mahasiswa meskipun komunitas kecil tetapi akan terus diharapkan
dan ditunggu kontribusinya untuk memerangi korupsi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo.(2007). Pengertian Mahasiswa. https://www.gramedia.com/best-


seller/apa-itu-mahasiswa/

Suwartojo, Juniadi. (1997). Pengertian Korupsi.


https://www.bola.com/ragam/read/5048181/pengertian-korupsi-menurut-para-
ahli-ketahui-penyebabnya

Ziaggi. (2022). Strategi pemberantasan Korupsi.


https://www.gramedia.com/best-seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/

Burhanudin, Achmad Asfi. (2019). Kontribusi Mahasiswa dalam pencegahan


korupsi. https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih/article/download/40/68/

Faktor Internal dan Faktor Eksternal


https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220407-null

16

Anda mungkin juga menyukai