Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

1. Korupsi Dalam Perspektif Politik, Hukum, Budaya, Agama,


Sosial
2. Ciri-ciri Bentuk dan Jenis Korupsi
3. Penyebab Korupsi

Dosen Pengampu : Okta Johansyah, M.Pd


Mata Kuliah : Pancasila Anti Korupsi

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

1. Meli Yudestia Pratiwi


2. Nani Nuningsih
3. Paliana Susi Akinah
4. Siti Hanifah Al-Mar’atus Soleha
5. Wahyu Ramadhan

SEMESTER I (GANJIL)
JURUSAN PENDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) IBNU RUSYD


KOTABUMI LAMPUNG UTARA
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Taufik dan
RahmatNya yang telah diberikan, sehingga penulisan makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik dan tidak lupa kita haturkan solawat serta salam kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kejahiliahan menuju alam yang berilmu.

Penulisan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi kesempurnaan makalah ini dan
semoga penulisan tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan teman-teman yang telah ikut membantu penulisan tugas ini, untuk
itu semoga bantuan dari teman-teman menjadi amal kebajikan dan mendapat imbalan dari
ALLAH SWT, Aamiin YaRobbal’Alamin.

Kotabumi, 30 September 2021

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………………….i

Kata Pengantar………………………………………………………………………………..ii

Daftar Isi…………………………………………………………………………………..….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
A. Apa Pengertian Korupsi Dalam Perspektif Politik, Hukum, Budaya, Agama,
Sosial………………………………………………………………………...…………5
B. Apa Ciri-ciri, Bentuk dan Jenis Korupsi……………………………………………...6-
8
C. Apa Penyebab
Korupsi………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat
diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi tumbuh seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia. Tidak hanya di negeri kita saja, korupsi juga
tumbuh subur dibelahan didunia yang lain, bahkan di Negara yang dikatakan paling
maju sekalipun.

Pengertian Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah perbuatan


seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan
menyalahgunakan jabatan atau kedudukan.

Korupsi menurut Gunnar Myrdal adalah suatu masalah dalam pemerintahan


karena kebiasaan melakukan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan
membongkar korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar.

Korupsi menurut Juniadi Suwartojo (1997) adalah tingkah laku atau tindakan
seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang berlaku dengan
menggunakan dan/atau menyalahgunaan kekuasaan atau kesempatan melalui proses
pengadaan, penetapan pungutan penerimaan atau memberikan fasilitas atau jasa
lainnya.

Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri


sendiri/orang lain, baik perorangan maupun korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara/perekonomian negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Korupsi Dalam Perspektif Politik, Hukum, Budaya, Agama, Sosial ?
2. Apa Ciri-ciri Bentuk dan Jenis Korupsi ?

4
3. Apa Penyebab Korupsi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengajar.
2. Untuk memperluas pengetahuan bagi para mahasiswa khususnya penulis.
3. Untuk mengetahui apa itu Korupsi Dalam Perspektif Politik, Hukum, Budaya,
Agama, Sosial. Ciri-Ciri Bentuk, Jenis Korupsi dan Penyebab Korupsi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Korupsi Dalam Perspektif Politik, Hukum, Budaya, Agama, Sosial

a. Aspek Politik,

Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontol sosial adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar berprilaku sesuai dengan harapan
masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai
aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu Lembaga yang
di organisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan
demikian instabilitas politik, keterampilan politik, dan mempertahankan kekuasaan
sangat potensi menyebabkan prilaku korupsi.

b. Aspek Hukum

Aspek hukum bisa dilihat dari dua sisi, disatu sisi dari aspek perundang-
undangan dan sisi lain lemahnya penegakkan hukum. Ini bisa meliputi aturan yang
diskriminatif dan tidak ada adil, rumusan yang tidak jelas dan tidak tegas. Sehingga
ulti tafsir, hingga sanksi yang terlalu ringan.

c. Aspek Budaya

Korupsi sebagai kejahatan pencurian uang dalam bentuk penyalahgunaan


wewenang, memiliki arti yang sangat luas. Jika korupsi dilihat dari sudut pandang
budaya, maka pengertian korupsi memiliki dimensi tradisi atau kebudayaan. Beberapa

5
ahli mengemukakan pendapat bahwa tindakkan korupsi sekarang ini bukan sebagai
fenomena penyimpangan, namun telah menjadi budaya. Pengertian “membudaya”
dalam konteks korupsi memberikan pengertian bahwa prilaku koruptif telah masuk
dalam struktur kesadaran masyarakat sebagai proses yang wajar dan tak terbantahkan
dalam relasi sosial, politik, dan ekonomi.

d. Aspek Agama

Dalam pandangan Agama seperti Islam, segala praktik korupsi dilarang karena
merupakan pelanggaran HAM. Korupsi juga menifestasi pengingkaran terhadap
Amanah dan keadilan. Korupsi juga merupakan pengingkaran nikmat-nikmat Allah.
Usaha jalan pintas dengan tidak mengindahkan norma atau nilai (mungkar) untuk
memperoleh sesuatu (seperti kesempatan, kedudukan, kekuasaan dan kekayaan) bagi
pemenuhan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Merupakan cara yang
mencerminkan ketidakmampuan untuk bersyukur kepada Allah.

e. Aspek Sosial

Prilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris


mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan
bagi orang untuk melakukan korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang
sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan
dorongan dan bukan memberikan hukuman kepada orang ketika ia menyalahgunakan
kekuasaannya.

2. Ciri-Ciri Korupsi

Berikut adalah ciri-ciri korupsi secara umum antara lain sebagai berikut :

1. Umumnya tindak korupsi dilakukan secara berkelompok atau melibatkan lebih


dari satu orang pelaku.
2. Pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motif yang melatarbelakangi
perbuatan korupsi tersebut.
3. Korupsi ini tidak hanya berlaku dikalangan pegawai negeri dan anggota birokrasi
saja. Namun korupsi juga dapat terjadi di organisasi dan perusahaan swasta.

6
4. Korupsi dapat berupa bentuk menerima sogok, uang kopi, salam tempel, uang
semir, uang pelancar, baik dalam bentuk tunai atau benda atau pun wanita.
5. Korupsi memiliki beberapa bentuk yaitu dalam bentuk uang atau benda yang
diberikan oleh pelaku tertentu untuk memperoleh ke untungan.
6. Setiap perbuatannya melanggar norma-norma, tugas dan tanggung jawab dalam
tatanan masyarakat.
7. Dalam perusahaan swasta, umumnya korupsi dilakukan dengan pemberian uang
yang bertujuan untuk memperoleh rahasia perusahaan.
8. Kegiatan korupsi umumnya dilandasi atas niat kesengajaan untuk menempatkan
kepentingan umum dibawah kepentingan pribadi.

3. Bentuk-Bentuk Korupsi
1. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu
dan mencuri.
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan dan sarana.
3. Memperkaya diri sendiri dan orang lain.
4. Merugikan keuangan dan perekonomian Negara.
5. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelican dan hiburan, perjalanan yang tidak pada
tempatnya.
6. Penggelapan uang dan pemerasan.
7. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan
secara tidak sah.

4. Jenis-Jenis Korupsi
a. Penyuapan (Bribery)
Merupakan tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang mauoun
barang.
b. Embezzelement

Merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang dilakukan


oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa dana
publik atau sumber daya alam tertentu.

c. Fraud

7
Merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan
(trickery or swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi
informasi dan fakta dengan tujuan mengambil keuntungan-keuntungan tertentu.
d. Extortion

Merupakan tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara
paksa atau disertai dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki
kekuasaan. Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia local dan regional.

e. Favouritism

Adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi pada


tindakan privatisasi sumber daya.

- Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.


- Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi
berjamaah.

5. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi


1. Faktor internal

Merupakan factor utama penyebab korupsi yang berasal dari dalam diri sendiri,
yaitu sifat dan karakter seseorang yang mempengaruhi segala tindakannya. Beberapa
yang termasuk di dalam factor internal ini di antaranya :

a. Sifat tamak, yaitu sifat dalam diri manusia yang menginginkan sesuatu
melebihi kebutuhannya dan selalu merasa kurang.
b. Gaya hidup konsumtif, yaitu perilaku manusia yang selalu ingin memenuhi
kebutuhan yang tidak terlalu penting sehingga tidak bisa menyeimbangkan
pendapatan dengan pengeluarannya.
c. Moral yang kurang kuat, seorang yang moralnya tidak kuat cendrung
mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan,
teman setingkat, bawahannya, atau puhak yang lain untuk memberikan
kesempatan untuk itu.

2. Faktor Eksternal

8
Merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya korupsi yang
berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi pemikiran dan tindakan
seseorang sehingga melakukan korupsi. Beberapa yang termasuk dalam factor
eksternal tersebut diantaranya :

a. Faktor ekonomi, merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi, selain


rendahnya gaji pegawai, banyak aspek lain yang menjadi penyebab terjadinya
korupsi, diantaranya adalah kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan factor
kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan
kroni nya serta adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik sering kali
mempengaruhi seseorang dalam bertindak.
b. Faktor politik, dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan dalam
mendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya untuk menduduki suatu posisi sehingga
timbul niat untuk melakukan tindakan korupsi.
c. Faktor organisasi, dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan anggota,
tindakan korupsi dapat terjadi karena prilaku tidak jujur, tidak disiplin, tidak ada
kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur organisasi yg tidak jelas dan
pemimpin yang tidak tegas.
d. Faktor hukum, sering kali tindakan hukum tumpul ke atas, tajam ke atas.
Artinya, para pejabat dan orang dekatnya cendrung terlakukan istimewa,
sedangkan masyarakat kecil diperlakukan tegas. Hal ini terjadi karena praktik suap
dan korupsi di lembaga hukum.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri


sendiri/orang lain, baik perorangan maupun korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara/perekonomian negara. Korupsi juga adalah bentuk penghianatan, dalam hal ini
adalah pengkhianatan terhadap rakyat yang telah memberikan amanah dalam mengemban
tugas tertentu.

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang


berlaku di masyarakat. Korupsi di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa.
Melihat realita tersebut timbul publik judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi
budaya bangsa. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun
walaupun begitu dengan upaya apapun memang harus terus dilakukan untuk
memberantas korupsi. Seperti yang sekarang ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa,
memasukkan Pendidikan Anti Korupsi guna mengoptimalkan intelektual, sifat kritis dan

10
etika integritas mahasiswa agar kedepannya bisa menghasilkan sosok-sosok pembangun
bangsa yang berjiwa anti korupsi tentunya.

B. Saran

Perlu adanya nilai-nilai agama dalam setiap sendi kehidupan termasuk dalam bidang
pendidikan. Pendidikan agama harus memegang peran yang cukup besar dalam upaya
menekan angka korupsi yang terjadi saat ini dan melalui pendidikan agama diharapkan
dapat mencegah meluasnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-korupsi-menurut-para-ahli/

http://soloraya.net/korupsi-dan-pengertiannya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/gratifikasi (diambil pada 02 maret 2016)

http://www.slideshare.net/satrioarismunandar/berbagai-jenis-korupsi-des-2013

http://ajigoahead.blogspot.co.id/2013/01/korupsi-dalam-perspektif-islam-dan.html(diambil
pada 02 maret 2013)

11

Anda mungkin juga menyukai