Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini berada pada tahap dimana etika para penduduknya yang
menurun, tidak terkecuali dengan etika para birokrat di negeri ini. Sebelum membahas
lebih jauh etika itu sendiri ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak). Etika menjadi faktor yang sangat penting bagi birokrat
dalam menjalankan tugasnya. Ada kode etik yang harus diikuti oleh birokrat dalam
bertindak ataupun berpikir. Namun fakta dilapangan terkadang kode etik birokrasi
terabaikan dalam memberikan pelayanan padahal kode etik birokrasi bisa mengantar para
birokrat melakukan tugasnya sesuai dengan cita-cita bangsa dan negara.Etika Birokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan mentalitas
aparat birokrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yang tercermin
lewat fungsi pokok pemerintahan , yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan atau regulasi
dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Jadi berbicara tentang Etika Birokrasi berarti kita
berbicara tentang bagaimana aparat Birokrasi tersebut dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan ketentuan aturan yang seharusnya dilakukan dan sewajarnya
dimana telah ditentukan atau diatur untuk ditaati dan dilaksanakan oleh birokrat.

Permasalahan yang muncul terkait dengan etika kaum birokrat di Indonesia sulit
untuk diatasi. Sekarang ini seharusnya yang menjadi prioritas yaitu bagaimana cara dalam
mengatasi etika birokrat itu sendiri dan kebijakan apa yang akan dibuat untuk mengatasi
itu. Karena seakan sudah menjadi kebiasaan para birokrat dalam melanggar kode etik
birokrasi. Hal tersebut tentu merugikan masyarakat karena pelayanan yang diberikan
birokrat menjadi tidak maksimal. Bahkan masyarakat Indonesia malas berurusan dengan
birokrasi karena birokrasi di Indonesia ini terkesan ribet dan berbelit –belit serta sebagian
elit birokrat memiliki prinsip kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit jika memiliki uang.
Tetapi berbanding terbalik jika masyarakat tidak memiliki uang, birokrat akan berprinsip
kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah. Pengabaian etika dalam bekerja yang
dilakukan birokrat menjadi permasalahan yang belum dapat dipecahkan. Karena masih
banyaknya birokrat yang belum sadar akan kesalahannya dan terus mengabaikan kode etik
birokrasi yang tentunya berdampak pada buruknya pelayanan yang diberikan. Oleh karena
itu, banyaknya masalah etika yang terjadi pada diri birokrat maka itu perlu diteliti lebih
lanjut mengenai “Etika dan Tahap Kelakuan Makhluk Hidup Terhadap Birokrat” (Studi
Kasus Pada Kabid Usaha Ekonomi Desa di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Ogan Ilir).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana etika birokrat yang ada pada pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Ogan Ilir tersebut?
2. Bagaimana birokrat tersebut menjalankan birokrasi yang ada pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Ogan Ilir?
3. Dimanakah tahap kelakuan makhluk hidup pada birokrat Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Ogan Ilir?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun tujuan penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui etika birokrat yang ada pada pegawai Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Ogan Ilir
2. Untuk mengetahui situasi birokrat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan
Ilir dalam menjalankan birokrasi
3. Untuk mengetahui tahapan kelakuan makhluk hidup yang ada pada birokrat Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan Ilir.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penulisan tugas ini memberikan manfaat bagi penulis untuk
mengetahui pemahaman tahap kelakuan makhluk hidup pada diri birokrat dan bagi
sesama mahasiswa penulisan tugas memberikan manfaat yaitu penambahan ilmu
dan wawasan mngenai tahap kelakuan makhluk hidup. Bagi pihak lain penelitian
ini juga diharapkan dapat membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk
mengadakan penulisan serupa.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan
bagi perkembangan ilmu Adiminnistrasi Negara Universitas Sriwijaya dan
menambah kajian ilmu khususnya mata kuliah etika administrasi Negara untuk
mengetahui tahapan kelakuan dan bagaimana seharusnya seseorang birokrat
bersikap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang berarti kebiasaan atau watak dan
dalam bahasa prancis disebut etiquet atau etiket yang dapat diartikan sebagai kebiasaan
atau cara bergaul dan berperilaku yang baik. Secara konsep, etika dipahami sebagai “suatu
sistem nilai yang mengatur mana yang baik dan mana yang buruk dalam suatu kelompok
atau masyarakat ”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika menurut Bertens (1977) “seperangkat nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan dari seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan Darwin (1999) mengartikan Etika adalah prinsip-prinsip moral yang disepakati
bersama oleh suatu kesatuan masyarakat, yang menuntun perilaku individu dalam
berhubungan dengan individu lain masyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika merupakan
suatu aturan yang didalamnyan terdapat seperangkat nilai yang dijadikan pedoman atau
penuntun apa yang harus dilakukan dalam menjalankan tugasnya, tentang baik atau
buruknya dalam sifat atau berperilaku yang juga dapat digunakan sebagai alat untuk
menilai apakah sifat, moral atau tindakan sudah baik atau belum. Oleh karena itu, dalam
etika terdapat suatu nilai yang dapat memberikan penilaian bahwa sifat ataupun tindakan
tersebut dapat dikatakan baik atau buruk.
2.2 Etika Adminstrasi

Etika Administrasi terdari dari dua unsur kata yaitu etika dan administrasi. Etika
menurut KBBI artinya ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Sedangkan administrasi menurut KBBI berarti usaha dan
kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan
pembinaan. Jika digabungkan berarti kebiasaan yang mengandung seperangkat nilai yang
tentang baik atau buruk, yang dijadikan sebagai acuan apa yang harus atau sebaiknya
dilakukan dalam melaksanakan tugas. Menurut Pasolong (2007:193) mengatakan bahwa
etika administrasi publik diartikan sebagai filsafat dan professional standar (kode etik)
atau right rules of conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh
pemberi pelayanan publik atau administrasi publik.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa etika administraai
merupakan suatu aturan yang didalamnya terdapat nilai tentang baik atau buruknya suatu
moral atau tindakan dimana etika tersebut dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku para
birokrat dalam memberi pelayanan publik atau administrasi publik.
2.1 Birokrat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), birokrat adalah anggota dari
suatu birokrasi yang menjalankan tugas-tugas administrasi dari sebuah organisasi yang
seringkali merupakan cerminan atas kebijakan organisasinya. Dalam bentuk ukuran besar
maupun kecil, namun biasanya istilah ini mengacu pada seseorang yang berada di dalam
sebuah lembaga pemerintah. Tugas dan pekerjaan umum sering berupa pekerjaan
administrasi "pekerjaan meja".
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa birokrat merupakan orang
– orang yang bertugas menjalankan sistem administrasi atau bisa disebut sebagi orang yang
menjalankan birokrasi sesuai dengan aturan yang mengatur dan adanya kejelasan hierarki
dengan tujuan memberikan pelayanan yang prima kepada orang yang akan dilayani.

2.2 Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perilaku /pe·ri·la·ku/ n adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Menurut Heri
Purwanto (2003), perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi. Sedangkan menurut Skinner, seperti
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), juga merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
– Organisme – Respon.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
merupakan suatu tindakan atau reaksi manusia terhadap rangsangan yang menimbulkan
kecenderungan bertindak sesuai dengan objek tersebut yang mempunyai bentangan yang
sangat luas mulai dari segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia.

2.3 Tahap Kelakuan Makhluk Hidup


Adapun tahap-tahap kelakuan makhluk didunia ini, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Anorganis
Tahap ini merupakan tahap dimana makhluk hanya hidup dengan seadanya saja
tanpa adanya dorongan yang berasal dari dalam dirinya. Tingkah laku pada tahap ini
terbilang keras namun jika dididik dengan sabar maka kemungkinan perilakunya dapat
berubah.
b. Tahap Vegetatif
Tahap ini merupakan tahap dimana makhluk hidup dengan berdasarkan sumber
atau keadaan tertentu. Dalam hal ini, adanya percampuran tingkah laku yang baik dan
buruk yang merupakan perilaku yang tak mutlak dan dipengaruhi dari dalam.
c. Tahap Hewani
Tahap ini merupakan tahap dimana makhluk bergerak dan berbuat karena naluri
instink atau nafsu baik karena pengalaman maupun latihan. Sifat psikis ini merupakan fisik
yang didorong oleh sifat hewani dan hawa nafsu
d. Tahap Manusia
Tahap ini merupakan tahap dimana makhluk telah mempunyai kesadaran,
keinginan dan perimbangan rasional serta sudah adanya pengakuan terhadap norma-norma
yang berlaku dilingkungan. Adanya kemampuan tentang akal budi, memiliki pikiran
(wawasan karena memiliki ilmu dasar yang mempengaruhi perubahan yang terjadi).
e. Tahap Absolut
Tahap ini merupakan tahap puncak, dimana pada tahap ini setiap perbuatan
dihubungkan dengan kekuasaan sang maha pencipta dan berhubungan dengan tingkat
keyakinan dan keimanan seseorang terhadap Tuhan nya.

2.4 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa


2.5.1 Definisi
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah
yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten dibidang pemberdayaan masyarakat desa.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas
mempunyai tugas membantu Gubernur dalam memimpin dan melaksanakan urusan
pemerintahan bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah sesuai peraturan perundang-
undangan dan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.
2.5.2 Visi dan Misi
a. Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan Ilir adalah:
“Terwujudnya masyarakat desa yang mandiri, sejahtera dan berbudaya melalui
peningkatan kualitas peran lembaga – lembaga desa dan pelaynan pemerintahan desa
dan pelayanan pemerintahan desa/kelurahan.”
b. Misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan Ilir adalah:
1. Meningkatkan kualitas aparatur BPMPD Kabupaten Ogan Ilir dalam melakukan
pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Meningkatkan dan memantapkan kualitas aparatur serta fungsi kelembagaan
masyarakat desa dan kelurahan.
3. Meningkatkan progam koordinasi, penanggulangan kemiskinan, kesadaran gotong
royong dan keswadayaan masyarakat.
4. Menumbuh kembangkan usaha ekonomi desa dan pembangunan sarana dan
prasarana desa/kelurahan.
5. Meningkatkan pemanfaatan, pendayagunaan TTG serta mewujudkan lingkungan
sehata dan perumahan yang layak huni.
Menurut kelompok kami, visi dan misi yang ditetapkan oleh Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa sudah sesuai dengan SOP yang ada. Dibuktikan dengan .....
2.5.3 Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang terdapat pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Ogan Ilir yaitu sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Sekretaris
b. Subbag Kepegawaian
c. Subbag Keuangan dan Perencanaan
d. Subbag Umum dan Perlengkapan
3. Bidang Sosial Budaya, Pembangunan Desa, Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat
Desa
a. Kabid Sosial Budaya, Pembangunan Desa, Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat
Desa
b. Kasi Motivasi, Gotong Royong, Lomba Desa.
c. Kasi Tata Desa dan Penigkatan Pemberdayaan, Kesejahteraan Keluarga
d. Kasi Kelembagaan dan Keterampilan Masyarakat
4. Bidang Sumber Daya Desa, Pemukiman dan Teknologi Tepat Guna
a. Kabid Sumber Daya Desa, Pemukiman dan Teknologi Tepat Guna
b. Kasi Prasarana, Sarana, Permasyarakatan
c. Kasi Penataan Pemukiman, Perumahan dan Lingkungan Desa
d. Kasi Pembinaan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
5. Bidang Usaha Ekonomi Desa
a. Kabid Usaha Ekonomi Desa
b. Kasi Bantuan Pembangunan Desa
c. Kasi Perkreditan, Produksi dan Hasil Pemasaran
d. Kasi Penanggulangan dan Pengentasan Kemiskinan
6. Bidang Pemerintahan Desa
a. Kabid Pemerintahan Desa
b. Kasi Tata Pemerintahan Desa
c. Kasi Perangkat dan Administrasi Desa
d. Kasi Pendapat dan Kekayaan Desa
2.5.4 Tupoksi
Bidang Usaha Ekonomi Desa
Tupoksi bidang usaha ekonomi desa tercantum kedalam peraturan Bupati Nomor 76 tahun
2016
Pasal 15
Bidang Usaha Ekonomi Desa mempunyai tugas memfasilitasi pembentukan dan
pengembangan lembaga ekonomi pedesaan dan memfasilitasi penyaluran bantuan dana
desa serta progam kemiskinan.
Pasal 16
Untuk melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud dalam pasal 15, Bidang Usaha Ekonomi
Desa mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan tugas dalam hal membantu kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
dibidang Usaha Ekonomi Desa.
b. Pemberian tugas, memberikan petunjuk dan mengkoordinir tugas – tugas setiap seksi
yang ada, Usaha Ekonomi Desa sebagai pedoman pelaksanaan tugas
c. Penyusunan rencana kegiatan Bidang Usaha Ekonomi Desa
d. Persiapan dalam menyusun peunjuk teknis pembinaan Usaha Ekonomi Desa,
e. Pengupayaan kerja sama dengan perusahaan pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta
untuk pengembangan Usaha Ekonomi Daerah
f. Pemberian bimbingan kepada kelompok – kelompok Usaha Ekonomi Desa dalam hal
meningkatkan peran sertanya bagi kesejahteraan masyarakat
g. Pengupayaan adanya pelatihan – pelatihan bagi pengembangan bagi Badan Usaha
Ekonomi Desa
h. Pelaksanaan pemantauan terhadap permasalahan Usaha Ekonomi Desa guna
mencarikan solusinya
i. Pemberian masukan, saran dan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal peningkatan
Usaha Ekonomi Desa
j. Penyusunan rencana progam bidang bantuan pembangunan desa, perkreditan, produksi,
pemasaran, dan progam penanggulangan kemiskinan
k. Pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam menyusun progam bantuan
pembangunan desa, perkreditan, produksi, pemasaran dan penanggulangan kemiskinan,
l. Pembuatan laporan secara berkala sebagai bahan laporan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, kami akan membahas 3 (tiga) poin utama, yaitu pertama etika
birokrat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan Ilir, kedua yaitu birokrasi yang
dijalankan oleh birokrat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan Ilir, dan ketiga yaitu
tahap kelakuan makhluk hidup pada birokrat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Ogan
Ilir.
3.1 Etika Birokrat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
Etika merupakan hal yang berkaitan mengenai moral baik atau buruk, benar atau
salah dan acuan bagi manusia untuk bertingkah laku dalam bersikap maupun mengeluakan
tindakan yang tidak menyalahi aturan norma dan nilai yang ada didalam lingkungan
masyarakat. Adapun hasil penilaian etika bagi para birokrat Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kabupaten Ogan Ilir setelah kami melakukan observasi adalah sebagai
berikut:
1. Pendapat Hasil Observasi Yoga

No Subjek Hasil Refleksi


Melihat Mendengar merasakan
1. Kepala Bidang 1.1 Pada saat 1.1 Pada saat 1.1Kami Setelah
Usaha kami observasi kami merasakan melaksanak
Ekonomi Desa melakukan mendengar bahwa proses an
(Drs. Sulaiman observasi kami bagaimana cara yang ada dalam observasi
Midun) mengamati Kabid dalam Dinas sesuai
Kabid Usaha melakukan Pemberdayaan dengan
Ekonomi Desa pelayanan. Masyarakat melihat,
ini telah Menurut saya Desa sesuai mendengar,
memperlihatka etika pelayanan dengan SOP dan
n etika dengan yang dilakukan yang ada, merasakan
baik, terlihat sudah baik masyarakat pada kantor
dari welcome terlihat dengan yang ada Dinas
dan ramahnya sangat keperluan Pemberdaya
dalam terbukanya terkait usaha an
menyambut Kabid dalam ekonomi desa Masyarakat
kami. Kami melayani. dapat langsung Desa
juga Bahkan diselingi datang ke Kabupaten
diperbolehkan dengan bercanda kantor dan Ogan Ilir
melakukan sehingga diterima secara dengan
pengamatan masyarakat welcome oleh objek Kabid
diruangan merasa nyaman Kabid jika ada Usaha
tempat kerja dan akrab dalam di tempat. Ekonomi
beliau. melakukan Kalaupun tidak Desa dapat
1.2Jika menurut interaksi dengan ada ditempat disimpulkan
etika tindakan Kabid. dapat menemui Kabid telah
dari beliau, Pernyataan Kasi yang mereflesika
perilaku yang tersebut juga menjadi n bentuk
ditunjukkan diperkuat perwakilan jika dari nilai –
juga sudah baik dengan beberapa Kabid sedang nilai
bahkan ketika pendapat ada di lapangan pelayanan
kami masyarakat yang atau tidak ada yang baik
melakukan berada di Kantor ditempat. dimana
observasi beliau Dinas Kabid Kabid
mengarahkan Pemberdayaan melakukan bekerja
kami dan Masyarakat pelayanan sesuai
menjelaskan Desa dimana sesuai dengan dengan
perihal apa saja menurut mereka SOP yang telah tupoksi dan
yang dilakukan Kabid telah ditetapkan. SOP yang
ataupun memberikan ada. Selain
informasi – pelayanan yang itu beliau
informasi baik, etika yang juga telah
mengenai dimiliki juga menunjukka
bidang Usaha baik sesuai n
Ekonomi Desa. dengan 5 prinsip
Sebagai bentuk penerapan nilai- budaya
dari adanya nilai pelayanan kerja (
transparansi publik dan senyum,
dalam prinsip 5S sapa, salam,
memberikan budaya kerja sopan, dan
informasi. (senyum,sapa,sa santun)
1.3 Pada saat lam,sopan, dan dengan
bekerja satun). berperilaku
melayani ramah dan
masyarakat pun terbuka
beliau terhadap
menunjukkan masyarakat.
sikap yang baik
dengan
menghadapi
warga tersebut
dengan
bercanda
sehingga
suasana
menjadi tidak
tegang dan
terkesan akrab
satu sama lain.

2. Pendapat dari Riki Martino Sulistio


No. Subjek Hasil Refleksi
Melihat Mendengar Merasakan
1. Kepala Bidang Dari yang saya Saat Dari yang Dari ketiga
Usaha Ekonomi lihat, Kepala melakukan saya rasakan, indikator
Desa (Drs. Bidang Usaha observasi, Kepala disamping
Sulaiman dapat
Ekonomi Desa saya juga Bidang Usaha
Midun) merefleksikan
Bapak Drs. mendengar Ekonomi bahwa Kepala
Sulaiman dari beberapa Desa Bapak Bidang Usaha
Midun pengunjung Drs. Sulaiman Ekonomi Desa
memiliki etika bahwa Midun Bapak Drs.
yang ramah Kepala merupakan Sulaiman
dan baik. Itu Bidang tokoh yang Midun
memiliki etika
dapat terlihat Usaha dapat
yang sudah
pada saat kami Ekonomi mengayomi sesuai dengan
ingin meminta Desa Bapak seluruh SOP yang ada
informasi Drs. lapisan di Dinas
berupa Sulaiman masyarakat. Pemberdayaan
program- Midun Ini dirasakan Masyarakat
program kerja merupakan saat kami Desa. Dari
pengamatan
pada badan tokoh yang melakukan
saya, beliau
usaha ekonomi dapat sesi merupakan
desa. Beliau bersosialisasi wawancara tokoh yang
juga sangat dengan baik kepada menjadi
menguasai dan beliau, beliau panutan bagi
apa-apa saja merupakan begitu serius pegawainnya
karena sikap
yang menjadi tokoh yang dalam
kepemimpinan
tupoksinya tegas dalam menjawab beliau sangat
sebagai kepala menjalankan pertanyaan- terlihat dan itu
bidang tugasnya. pertanyaan diperkuat
ekonomi desa. Pengunjung yang kami dengan
juga tidak ajukan dan penguasaan
begitu menciptakan tupoksi beliau
sebagai kabid
kesulitan suasana yang
usaha ekonomi
untuk nyaman. desa. Namun
menemui ada 1 hal yang
beliau karena belum
beliau sering sepenuhnya
berada di terlaksana dari
kantor bidang usaha
ekonomi desa
yaitu perihal
transparansi
anggaran.
3. Pendapat dari Ahmad Fikri

No. Subjek Hasil Refleksi


Melihat Mendengar Merasakan
1. Kepala 1.1 Dari hasil 1.1 Dari hasil 1.1 Dari Dari ketiga
bidang pengamatan pendengaran saya, hasil indikator
Usaha saya, saya Kepala bidang pengamatan disamping
Ekonomi menilai bahwa Usaha Ekonomi ini saya, Kepala dapat
(Drs. Kepala bidang dapat bidang merefleksikan
Sulaiman Usaha Ekonomi mengkoordinasikan Usaha bahwa
Midun) ini benar-benar bawahannya Ekonomi ini Kepala
melakukan dengan baik untuk berhasil bidang Usaha
tugasnya sesuai melakukan tugas- menciptakan Ekonomi
termasuk
tupoksi yang tugas yang harus suasana
pegawai yang
ada. Beliau mereka lakukan. yang sesuai
bertanggung
memberikan dengan
1.2 Menurut saya, jawab dan
informasi Tupoksi sudah paham
banyak masyarakat
sesuai dengan yang ia terhadap
yang meminta
yang miliki. Hal tupoksinya
informasi dari
dibutuhkan ini juga serta
beliau memang
oleh berarti memahami
diberikan secara
masyarakat. bahwa ia SOP atau
jelas, rinci dan
mematuhi standar
1.2 Saya juga runtut sesuai SOP
SOP atau operasional
mengamati atau Standar
standar prosedur
bahwa bapak operasional yang dibuat.
operasional
ini Prosedur yang ada. Selain itu
prosedur
memperlakukan Sehingga ketiga
yang ada.
masyarakat masyarakat tidak indikator
dengan sangat mengeluh adanya tersebut juga
baik, hal itu ketidak pastian. merefleksikan
terlihat dari bahwa beliau
hangatnya mampu
sambutan yang melayani
diberikan masyarakat
kepada sesuai ruang
masyarakat lingkup
termasuk kami tanggung
yang jawabnya.
menginginkan
informasi atau
petunjuk
lainnya dari
beliau.
4. Pendapat dari Riky Ade Nugraha.

No Objek Hasil Refleksi


Melihat Mendengar Merasakan
1. Kepala 1.1. Setelah saya 1.1. Dari hasil 1.1.Pada saat Menurut hasil
Bidang melakukan pendengaran melakukan penglihatan,
Usaha observasi pada saya pada saat observasi juga saya pendengaran,
Ekonomi dan juga apa
dinas melakukan merasakan bahwa
Desa ( yang saya
Drs. Pemberdayaan observasi, saya hangatnya suasana rasakan pada
Sulaiman MasyarakatDesa mendapati interaksi di dalam saat
Midun ) terutama pada bahwa Kepala kantor dengan melakukan
Bidang Usaha Bidang Usaha obrolan-obrolan observasi di
Ekonomi Desa, Ekonomi Desa yang kecil yang Dinas
maka bisa sangat disiplin dilakukan pegawai- Pemberdayaan
Masyarakat
didapatkan dalam pegawai khususnya
Desa tepatnya
bahwa mengelola yang berada di di Bidang
kepalaBidang keuangan, hal ruangan Bidang Ekonomi
Usaha Ekonomi ini ditunjukan Usaha Ekonomi Usaha Desa
Desa tersebut dengan adanya Desa, hal ini maka bisa
telah perincian membuktikan dikatakan
menjalankan RPJMdes pada bahwa Kepala bahwa etika
Kepala
program yang setiap Bidang Usaha Bidang Usaha
sesuai dengan tahunnya. Ekonomi Desa bisa Ekonomi
tupoksi yang menjalin hubungan Desa tersebut
telah ditetapkan, yang kuat dengan bisa dikatakan
hal ini pegawai-pegawai baik. Akan
dibuktikan lainnya ataupun tetapi dengan
padatnya
dengan bawahannya yang
jadwal
pencapaian yang membuat suasana pekerjaan
telah terlaksana kantor tidak terlalu yang
seperti sarana formal dan kaku. dilaksanakan
infrastruktur oleh Kepala
dasar yang Bidang usaha
berupa Ekonomi
Desa tersebut
bangunan-
membuat
bangunan yang beliau tidak
berbentuk fisik mempunyai
dan juga waktu lebih
pembangunan untuk berada
non-fisik seperti dikantor. Hal
meningkatkan ini membuat
beliau susah
kualitas Sumber
untuk ditemui.
Daya Manusia Hal ini terjadi
dengan pada saat saya
melakukan dan teman-
pelatihan- teman saya
pelatihan pada ingin
menemui
Pemerintahan
beliau kami
Desa, Badan harus
Usaha Milik menunggu
Desa, sekitar 1 jam
kepemudaan dan untuk bisa
lembaga menemui
kemasyarakatan beliau, dan
juga kami
1.2. Saya juga melihat
melihat pada banyak sekali
tamu yang
saat beliau
ingin
menerima tamu menemui
pada ruangan beliau yang
kerjanya, terlihat membuat
sekali sikap suatu urusan
ramah yang bisa terhambat
jika tidak
ditunjukan oleh
dipersiapkan
beliau dengan dengan baik.
mengeluarkan
candaan ataupun
sekedar
bergurau,
termasuk pada
saat menerima
kami sebagai
salah satu tamu
yang pada saat
itu kami dilayani
dengan baik
walaupun beliau
terlihat sangat
sibuk.

Kesimpulan Hasil Diskusi Kelompok


Subjek Hasil Refleksi
Melihat mendengar merasakan
Kabid Bidang
Pelayanan
Pendaftaran
Penduduk

5.1 Birokrat dalam Menjalankan Birokrasi pada DPMD Ogan Ilir


Birokrat yang kami temui adalah Kabid Usaha Ekonomi Desa bapak Drs. Sulaiman
Midun. Kabid Usaha Ekonomi Menengah ini membawahi 3 kasi, yaitu kasi bantuan
pembangunan desa, kasi perkreditan, produksi dan hasil pemasaran dan kasi
penanggulangan dan pengentasan kemiskinan. Adapun beberapa tugas yang dilakukannya
adalah pelaksanaan tugas dalam hal membantu kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa dibidang Usaha Ekonomi Desa, pemberian tugas, memberikan petunjuk dan
mengkoordinir tugas – tugas setiap seksi yang ada, Usaha Ekonomi Desa sebagai pedoman
pelaksanaan tugas, penyusunan rencana kegiatan Bidang Usaha Ekonomi Desa, persiapan
dalam menyusun peunjuk teknis pembinaan Usaha Ekonomi Desa, pengupayaan kerja
sama dengan perusahaan pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta untuk pengembangan
Usaha Ekonomi Daerah, pemberian bimbingan kepada kelompok – kelompok Usaha
Ekonomi Desa dalam hal meningkatkan peran sertanya bagi kesejahteraan masyarakat,
pengupayaan adanya pelatihan – pelatihan bagi pengembangan bagi Badan Usaha
Ekonomi Desa, pelaksanaan pemantauan terhadap permasalahan Usaha Ekonomi Desa
guna mencarikan solusinya, pemberian masukan, saran dan pertimbangan kepada pimpinan
dalam hal peningkatan Usaha Ekonomi Desa, penyusunan rencana progam bidang bantuan
pembangunan desa, perkreditan, produksi, pemasaran, dan progam penanggulangan
kemiskinan, pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam menyusun progam bantuan
pembangunan desa, perkreditan, produksi, pemasaran dan penanggulangan kemiskinan,
pembuatan laporan secara berkala sebagai bahan laporan Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa dan pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

(belum fix) Berdasarkan penjelasan yang telah di jelaskan oleh Bapak Sulaiman Midun
tugas dari Kasi Penetapan dan pelaksananya itu lebih kepada mengoreksi data-data dari
masyarakat yang kemudian akan di teruskan ke tingkatan selanjutnya. Misalnya saat
masyarakat ingin membayar pajak, persyaratan yang dibawa oleh masyarakat itu di koreksi
oleh pihak pelaksana dari bidang penetapan, selain itu juga yang sering terjadi kesalahan
adalah terkait dengan keuangan terkadang mesin yang mencetak jumlah uang yang harus
dibayar itu salah terkadang kelebihan atau bahkan kurang, maka tugas dari pihak
penetapan ini mengoreksinya agar tidak ada kekeliruan. Selain terkait dengan pajak,
bidang penetapan juga ada mutasi kendaraan dan sebagainya. Dari 4 pelaksana dari kasi
penetapan ini semuanya bekerja sama satu sama lain.

5.2 Tahap Kelakuan Makhluk Hidup pada Birokrat Disdukcapil Ogan Ilir

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan beberapa pertimbangan yang
matang, dan dengan melihat bagaimana cara bapak Sulaiman Midun melakukan tugasnya
bahwa beliau sudah berada di tahap manusia meskipun dalam melaksanakan tugasnya
masih ada beberapa kekurangan. Alasan mengapa kami mengatakan beliau berada di tahap
manusia karena beliau mempunyai kesadaran untuk melaksanakan tugasnya dengan baik
dan pergi bekerja baik ke kantor maupun lapangan, meskipun terkadang beliau keluar
untuk pergi ke acara – acara yang bersifat pribadi. Namun jika dilihat bapak Sulaiman
telah mempunyai keinginan untuk mematuhi dan menjalankan tugasnya dengan baik dan
menjadi pegawai yang patuh

ketika kami bertanya kepada beliau mengapa keluar saat jam kerja beliau mengatakan
bahwa beliau diajak oleh bosnya dan tidak bisa menolak, yang berarti beliau berkeinginan
untuk menjadi pegawai yang baik meskipun pada dasarnya itu sangat melanggar aturan.
Dilihat dari pertimbangan rasional benar adanya bahwa meskipun keluat adalah melanggar
hukum tetapi pak Bayu juga tidak bisa menolak ajakan keluar karena yang mengajaknya
keluar adalah bosnya orang yang lebih tinggi dari dirinya, akan tidak enak jika beliau
menolak ajakan.
Selain itu, adanya pengakuan terhadap norma disini jika dilihat dari bapak Sulaiman
beliau sudah sadar untuk melakukan kegiatannya mulai dari tindakan maupun moralnya
sesuai dengan norma yang berlaku, bersikap layaknya seorang pegawai yang telah
ditetapkan seperti beliau berpakain rapi saat datang kekantor dan bekerja sesuai dengan
SOP yang ada.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam bahasa Yunani, etika disebut sebagai ethos yaitu kebiasaan atau watak.
Menurut The Liang Gie, etika pada dasarnya berkenaan dengan disiplin ilmu yang
mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya dan dalam hal ini
etika merupakan salah satu cabang filsafat. Pada saat ini, etika banyak dikaitkan dengan
moral. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan karena moral
berbentuk seperti keyakinan yang mendorong seseorang atau organisasi dalam melakukan
perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Sedangkan etika lebih menekankan pada
nilai-nilai normatif seseorang atau organisasi yang dijadikan sebagai suatu kelaziman yang
dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.

Jika melihat birokrasi pada suatu organisasi atau badan-badan yang ada didaerah,
maka etika para birokratnya juga perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan etika para
birokrat akan mencerminkan kesuksesan dari suatu birokrasi pada organisasi atau badan
tersebut. Karena jumlah birokrat dalam suatu organisasi banyak, maka untuk mencapai
etika yang ideal memang harus berdasarkan pemahaman pribadi dari setiap birokrat. Pada
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Ogan Ilir, kami mengambil Kepala
bagian bidang Usaha Ekonomi Desa sebagai objek observasi atau penelitian. Dari hasil
penelitian yang kami dapatkan dari melihat, mendengar dan merasakan, kami
menyimpulkan bahwa Kepala bagian bidang Usaha Ekonomi Desa, telah melaksanakan
etika yang ideal. Beliau sudah memahami Tupoksi yang ada pada dirinya dan
lingkungannya serta mampu menerapkannya dilingkungan kerjanya baik itu kepada dirinya
sendiri, atasan ataupun bawahannya serta dalam melayani masyarakat umum.

4.2 Saran

Berdasarkan pengamatan kelompok kami selama beberapa hari observasi, Kami


menemukan kondisi ideal pada etika dari Kepala bagian bidang Usaha Ekonomi Desa. Hal
ini kami nilai sebagai sesuatu kondisi yang baik karena akan membawa dampak positif
kepada lingkungan kerjanya baik itu di kantor maupun saat terjun langsung menemui
masyarakat. Walaupun tidak semua bagian pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Ogan Ilir yang kami observasi, tetapi kami berharap hal ini bisa memberikan
refleksi yang baik bagi Dinas itu sendiri.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017. (Online) https://kbbi.web.id/teman.html. diakses
pada 20 april 2018. Pukul 08:30 WIB.

Kumorotomo, Wahyudi. 1992. Etika Administrasi Negara. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Pengertian ahli. 2013. Pengertian etika menurut para ahli. (Online)


www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-etika-menurut-para- ahli.html?m=1.
Diakses pada 20 April 2018 Pukul 08:35 WIB.

Setiawan, Parta. 10 pengertian makhluk hidup menurut para ahli terlengkap. 2015
(Online). www.gurupendidikan.co.id/10-pengertian-makhluk-hidup -
menurut-para-ahli-terlengkap/. Diakses pada 21 April 2018. Pada 10:50 wib.

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Observasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Ogan ilir, ini


menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
instrumen kunci pengumpulan data dari penelitian ini tidak dipandu oleh teori tetapi
dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan. Hasil akhir dari penelitian kualitatif ini
menghasilkan data atau informasi yang bermakna bahkan hipotesis atau ilmu baru yang
dapat mengatasi masalah (Sugiyono, 2008 : 1).

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008) penelitian kualitatif bertujuan


untuk (1) mendeskripsikan suatu proses kegiatan berdasarkan apa yang terjadi dilapangan,
(2) menganalisis dan menafsirkn suatu fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi di lapangan,
(3) menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip suatu bidang kajian
berdasarkan data
dan informasi yang didapat. Penelitian kualitatif memiliki daya tarik dalam meneliti fakta-
fakta dengan menggunakan strategi (Gunawan, 2014 : 105-106).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yakni
penelitian yang bertujuan untuk (1) mengembangkan suatu register tentang fakta atau
peristiwa secara urut dimana peristiwa itu terjadi, (2) menggambarkan atau
mengarakteristikan, (3) memberikan pengetahuan atau mengajarkan, (4) untuk
membuktikan. Tujuan digunakannya pendekatan studi kasus adalah agar pemahaman atas
permasalahan yang diteliti dapat dijelaskan lebih mendalam dan komprehensif oleh peneliti
(Ahmadi, 2014 : 70). Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
pemerintah desa terhadap implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek atau subjek yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini data primer akan didapatkan secara langsung oleh
peneliti berdasarkan hasil wawancara yaitu informasi yang dilontarkan oleh para
informan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
yang digunakan peneliti berupa profil desa, recana kegiatan pembangunan desa,
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa dan rencana anggaran pengeluaran
pertahapan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,
peraturan dan kebijakan (Sugiyono, 2014: 82). Dokumentasi merupakan cara
pengumpulan data melalui peninggalan tulisan terutama berupa arsip-arsip dan
termasuk juga bukubuku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan
masalah penyelidikan. Sumber dokumentasi yang digunakan dalam penelitian
ini diantaranya arsip-arsip yang dimiliki pemerintah desa (Nawawi, 1993: 133).
2. Studi Lapangan
Yaitu pengumpulan data yang dimana kelompok kami secara langsung ke
objek penelitian dengan menggunakan teknik penelitian observasi yaitu salah
satu metode dalam pengumpulan data secara sengaja, sistematis, dan terencana
sesuai tujuan yang akan dicapai dengan mengamati dan mencatat seluruh
kejadian dan fenomena yang terjadi dan mengacu pada syarat dan aturan dalam
penelitian.
3.4 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan observasi kami di mulai pada tanggal 9 April 2018 sampai
dengan 20 April 2018 dan Sesuai dengan judul penelitian ini maka lokasi penelitian ini
dilaksanakan di kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Ogan Ilir

Anda mungkin juga menyukai