PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
ADRIYANI
C18 331 101
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PEMBANGUNAN INDONESIA (STKIP-PI) MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat-Nya
maka kamii dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
STKIP-PI Makassar.
referensi yang dapat penyusun pergunakan dalam makalah ini. Dan kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kelemahan dan kekurangan sehingga
diharapkan kritik dan saran dari teman pembaca dan sebagai dosen mata kuliah
2
iii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
iv
1
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa
bila guru mengajar, maka diharapkan siswa belajar. Namun adakalanya didalam
tersebut dipengaruhi oleh faktor internal(yang berasal dari dalam diri siswaitu
sendiri) dan juga oleh faktor eksternal(yang berasal dari luar siswa itu sendiri.
tentunya akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada
pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses belajar
apabila siswa itu tidak mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi proses
belajarnya. Jika terdapat siswa yang mempunyai masalah dan permasalahan siswa
tersebut tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau
rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar.
Untuk itu, sebagai seorang guru ataupun pendidik kita harus mengetahui kondisi
1
2
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
D. Manfaat.
belajar siswa.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorangg, dan adapula yang
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau orang lain, ingin atau perlu
suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
belajar dapat didefinisikan “ Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
lingkungannya”.
dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
laku dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
3
4
definisi masalah dan belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut:
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh
murud-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-
Faktor-faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat
internal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat
belajar dengan baik. Faktor-faktor internal masalah belajar pada siswa antara
4
5
Sikap yang salah akan membawa siswa merasa tidak peduli dengan belajar
siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika
siswa sudah tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang
b. Motivasi Belajar.
siswa meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti
akan tetap ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian.
5
6
rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat
terus menerus.
keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu. Bila siswa mengetahui betapa
besarnya keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi orang
yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa haus untuk menuntut ilmu.
Selain itu bagai mana seorang guru mampu membuat siswanya merasa
tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri. Sehingga semangat
siswa untuk menuntut ilmu sangat tinggi dan hal ini akan memudahkan
proses belajar.
c. Konsentrasi Belajar.
6
7
ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan ringan yang
tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam
jangka waktu yang panjang. Proses belajar terdiri dari proses pemasukan,
belajar yang disimpan dalam jangka waktu yang panjang akan mudah
dilupakan oleh siswa. Hal ini akan terjadi jika siswa tidak membuka kembali
Untuk mengatasi hal ini sebaiknya guru mengingatkan agar materi yang
telah lama diberikan dibuka dan dipelajari kembali, serta guru memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Sehingga mau atau tidak
mau siswa akan berusaha untuk mengingat kembali materi yang telah lama
7
8
tersebut. Sehingga ingatan yang disimpan dalam jangka waktu yang panjang
mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal ini siswa akan memperkuat
lama. Dalam hal ini siswa akan menggali atau membangkitkan kembali pesan
dan pengalaman lama untuk suatu ujuk hasil belajar. Ada kalanya siswa
maka siswa tidak akan memiliki apa-apa. Jika siswa tidak berlatih sunggu-
f. Kemampuan Berprestasi.
suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah
disekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa yang tidak mampu berprestasi
8
9
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkaitan
pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa.
Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa
percaya dirinya akan meningkat, Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka
kecapaian untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan
terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon
tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk
9
10
i. Kebiasaan Belajar.
oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester,
buruk tersebut dapat ditemukan disekolah-sekolah plosok, kota besar, dan kota
j. Cita-cita Siswa.
cita-cita yang harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan
besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius
proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong
oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila
10
11
Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor ekternal yang
studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda
sarana dan prasarana belajar merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal
ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan
11
12
c. Kebijakan Penilaian.
pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil dengan
ujuk kerja tersebut, maka proses belajar berhenti untuk sementara Dan
terjadilah penilaian.
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar
demikian, hasil belajara merupakan hasil yang dapat dipandang dari dua sisi,
dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan
dan tingkat nasional. Jika digolongkan lulus maka dapat dikatakan proses
belajar siswa dan tindak mengajar guru berhenti sementara. Jika digolongkan
tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi siswa dan mengajar ulang bagi
guru.
12
13
e. Kurikulum Sekolah.
masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi
berubah.
pengalaman, serta tata kerja evaluasi belajar. Disamping itu, siswa secara internal
13
14
dan siswa bertindak belajar. Tindakan belajar tersebut dilakukan oleh siswa.
sebagai perilaku belajar. Dengan kata lain, perilaku belajar merupakan “gejala
masalah.
d. Menentukan hal-hal apa saja yang akan diamati, seperti cara siswa
14
15
Dalam setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil
belajar tersebut dapat berupa lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian,
ataupun berwujud karya atau benda. Hasil belajar tersebut digunakan oleh guru
untuk melakukan perbaikan tindak belajar dan evaluasi. Bagi siswa berguna
langkah berikut:
instruksional.
15
16
Tes hasil belajar adalah alat untuk membelajarkan siswa, meskipun demikian
jenis tes tertentu akan membentuk jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tes hasil belajar dapat digunakan untuk menilai kemajaun belajar,
dan mencari masalah-masalah dalam belajar, pada umumnya penyusun tes adalah
penyusunan tes adalah tim guru bersama-sama konselor sekolah. Oleh karena itu,
secara sederhana.
belajar siswa, guru harus mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan
16
17
memahami siswa secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar
yang optimal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap guru adalah
mengajar.
dihadapinya.
kelompok.
a. Identifikasi.
siswa yang mengalami masalah belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa
17
18
b. Diagnosis.
pengolahan data tentang siswa yang mengalami masalah belajar dan jenis masalah
yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
kesulitan belajar.
yang diharapkan.
c. Prognosis.
18
19
kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap
3) Pengajaran remedial.
keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutnya
yang didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya
pemberian bimbingan.
19
20
efisien.
usaha mengatasi masalah belajar anak didik, dapat dilakukan dengan 6 tahap,
dan evaluasi.
1) Pengumpulan Data
a) Observasi
b) Kunjungan rumah
c) Studi kasus
d) Case history
e) Daftar pribadi
g) Tugas kelompok
20
21
atau tidak. Semakin rumit masalahnya, maka semakin banyak juga kemungkinan
mungkin dengan satu metode observasi saja, sudah dapat ditemukan faktor apa
2) Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada
artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan
dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dihadapi
oleh anak.
a) Identifikasi kasus
d) Menarik kesimpulan
3) Diagnosis
kesulitan belajar.
dan sebagainya.
21
22
4) Prognosis
diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan
mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi
masalahnya.
didik.
5) Treatment (Perlakuan)
bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat
diberikan:
masalah psikologis.
22
23
6) Evalusi
telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat
dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil
treatment yang telah diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai sejauh mana
kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang diberikan dalam jumlah
tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar atau achievement test.
berdasarkan evaluasi, di mana hasil prestasi belajar anak didik masih rendah, di
bawah standar. Dalam rangka pengecekan kembali atas kegagalan treatment, secara
b) Re-diagnosis
c) Re-prognosis
d) Re-treatment
e) Re-evaluasi
dan konseling dimaksudkan agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
23
24
sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan
Selain itu guru juga dapat melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi
masalah belajar peserta didik. Berikan perintah yang terperinci. Karena anak–anak
mengalami kesulitan belajar, guru perlu mengulang atau memberikan perintah baru
ketika tahap pelajaran berikutnya dimulai. Gunakan semua indera pada saat
mengajar. Jika perlu, tanyakan pada orangtua atau guru lainnya, indera mana yang
Sebisa mungkin jangan ada gangguan di dalam kelas, karena anak – anak
ini mudah terganggu. Gambar – gambar, mainan, atau barang – barang yang tidak
yang mengalami kesulitan dalam belajar akan memahami maknanya jika ia dapat
melihat dan merasakan apa yang dijelaskan. Memperhatikan beberapa anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat sangat aktif atau bahkan terlalu aktif.
Maka kita harus berusaha supaya anak ini terus berada di dekat kita. Kontak fisik
24
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan
terapi terhadap permasalan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai
media penanganan yang khusus intensif serta terpadu antara pendidik, siswa dan
orang tua dirumah. Karena walau bagaimanapun juga sebagaian waktu anak lebih
banyak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah di bawah pengawasan orang tua.
Dalam hal ini pendidik yakni guru di sekolah dan orang tua di rumah
dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang dihadapi
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
26