Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian,
komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan jabatan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan
oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu.Dengan demikian analisis Jabatan adalah
pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari,
mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis
dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127).
Analisis jabatan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo
(1994), “Analisis jabatan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo
menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan, yaitu :
Analisis pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor swasta.
Berikut ini tujuan dari analisis pekerjaan :
a.pengetahuan(knowledge),
b.ketrampilan(skills),
c.ketangkasan(aptitudes),
sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi keberhasilan
pelaksanaan suatu pekerjaan.
❾Safety,sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan
peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
Dalam analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu :
Model tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain tanggung jawab
yang merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggung jawab, harus
tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan, skewajiban-kewajiban umum dari
seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan, kualifikasi-kualifikasi minimal yang
diterima sebagai kelayakan.
-Kuestioner
-Observasi
-Wawancara
-Catatan kerja(logbook)
A. PENGERTIAN
Desain pekerjaan berfungsi untuk memotivasi dan memberikan tantangan pada karyawan
oleh karena itu perusahaan harus memiliki sistem kerja yang membantu tercapainya tujuan
perusahaan yang efesien dan efektif, merangsang karyawan untuk bekerja produktig yang
menciptakan kepuasan dalam bekerja
B. TUJUAN
Unsur-unsur Organisasional
Mendorong karyawan agar mampu termotivasi untuk mencapai hasil maksimal. Meliputi :
Individu
Individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya, norma
yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama. Peran individu dalam
organisasi sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM menjadi fokus perhatian para
Manajer. Teknologi yang digunakan Teknologi berdampak pada desain pekerjaan. Jenis
pekerjaan, alat yg digunakan, tata letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan
kendala yg menghambat kelancaran pekerjaan.
Anggaran merupakan variabel yang krusial di tiap organisasi. Manajemen harus berpijak dari
sisi ekonomis organisasi. Sumber daya yang representatif, harus direncanakan sebgai awal
keberhasilan organisasi. Manajemen harus secara kontinu menyelaraskan manfaat2 desain
pekerjaan dg pertimbangan biaya.
(a) Manajemen,
(b) Karyawan,
(c) Stakeholder,
(d) Serikat Pekerja
E. METODE
Melalui metode ini pekerjaan yang sudah tersusun akan disederhanakan. Teknik ini kemudian
akan mengarah ke peningkatan spesialisasi pekerjaan.
Bab 4 dan 5
Orientasi, Tranning dan Pegembangan Karyawan.
A.Pengertian Orientasi
Orientasi adalah suatu program yang di buat oleh suatu perusahaan untuk memperkenalkan
karyawan baru pada pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja, bagaimana kedudukan
dan peran karyawan , organisasi dan karyawan lainnya, kehidupan sosial, budaya, dan
lingkungan di sekitar tempat kerja.
B.Tujuan Orientasi :
C. Tahapan Orientasi
1. Orientasi
2. Pelatihan Onboarding
Onboarding merupakan jenis pelatihan lanjutan dari orientasi, di mana karyawan akan
mengikuti serangkaian pelatihan khusus pada divisi masing-masing. Jenis pelatihan karyawan
ini dirancang agar setiap karyawan baru memahami dengan jelas peran mereka dalam tim dan
perusahaan.
Sehebat apapun kemampuan teknis karyawan Anda, mereka tetap harus terus
meningkatkannya. Beberapa kemampuan teknis yang dimaksud di sini mencakup hal-hal
seperti analisis data, penulisan konten, manajemen media sosial, coding, programming,
desain dan sebagainya.
Sifat, sikap dan cara bekerja karyawan adalah hal yang penting untuk Anda ketahui. Soft
skill merupakan kemampuan yang memungkinkan karyawan berinteraksi secara efektif dan
harmonis dengan orang lain di tempat kerja, termasuk rekan kerja, manajemen dan
pelanggan.Studi mempelajari bahwa kesenjangan soft skill yang ada pada karyawan akan
mempengaruhi kesuksesan.
Sejumlah topik yang bisa dibahas dalam pelatihan ini adalah:
a.Kemampuan berkomunikasi
b.Kemampuan presentasi
c.Keterampilan pemecahan masalah
d.Resolusi konflik
e.Skill kepemimpinan
f. Kecerdasan emosional
g.Manajemen waktu
h.Etika
i.Kerja tim
j.Kemampuan beradaptasi
Pelatihan mengenai produk dan jasa dapat disertakan dalam onboarding bagi karyawan baru,
atau diadakan secara terpisah untuk karyawan lama yang memerlukan penyegaran informasi
kembali. Jenis pelatihan karyawan ini juga dapat dilakukan untuk memberikan edukasi
mengenai produk atau jasa baru.
Berikut 9 metode umum pengembangan karyawan yang bisa Anda lakukan mulai sekarang;
1. Pelatihan
Pelatihan merupakan program umum untuk mengembangkan tenaga kerja. Bentuknya bisa
pelatihan di dalam perusahaan (internal training) atau di luar perusahaan (external training).
2. Pendidikan
Pengembangan karier karyawan melalui pendidikan biasanya bersifat khusus. Ini ditujukan
untuk karyawan terbaik yang dianggap perlu mengembangkan pendidikannya karena
pendidikan sebelumnya belum cukup.
3. Magang
Seperti halnya pelatihan, magang kerja bisa dilakukan di dalam perusahaan atau di luar
perusahaan. Magang di dalam perusahaan biasanya lintas departemen dengan durasi satu
sampai tiga bulan.
4. Job enrichment
Pengembangan karyawan bisa juga dilakukan dengan job enrichment. Singkatnya, program
ini adalah penambahan tugas dan tanggung jawab di posisi yang sama.
5. Benchmark
Benchmark atau terkadang disebut juga studi banding adalah mengevaluasi atau
membandingkan sesuatu dengan standar. Cara ini dilakukan bila sesuatu di perusahaan
tersebut perlu ditingkatkan.
6. Uji kompetensi
Uji kompetensi atau uji kemampuan dilakukan juga untuk mengembangkan karyawan. Uji ini
bisa dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri atau Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
telah diakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
7. Rotasi kerja
Metode lain pengembangan karyawan adalah rotasi kerja. Metode ini bisa di satu departemen
atau antardepartemen dengan waktu mingguan atau bulanan.
8. Coaching
Coaching (bimbingan) bisa diberlakukan pada karyawan berkinerja baik atau berkinerja
buruk.Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, transfer pengetahuan,
menambah keterampilan bawahan, dan mendekatkan hubungan kerja atasan-bawahan.
9. Promosi
Bab 6
Konsep kompensasi, Kompensasi Finansial
Tunjangan, kompensasi non financial dan isu-isu kompensasi lainnya
PENGERTIAN KOMPENSASI
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang, artinya gaji
dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi
berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.
a. Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama
kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis bayaran yang kerap digunakan
bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku
untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan.
b. Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau upah
yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan
bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-
upaya pemangkasan biaya.
c.Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa,
liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun dan tunjangan-tunjangan
lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
JENIS-JENIS KOMPENSASI
Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran
prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham) dan
bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham).Kompensasi finansial
tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa,
pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan
cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung
jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat,
supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang
nyaman).Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi
(asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja
(liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang
kantor dan tempat parkir.Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang
menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja
(kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan,
lingkungan kerja yang nyaman).
Tujuan Kompensasi
Menurut Handoko (2005: 156) dipandang dari adminstrasi kompensasi mempunyai tujuan-
tujuan tertentu antara lain:
Penjelasan lebih lengkap dari pendapat tersebut adalah sebagai berikut ini :
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar karena perusahaan
bersaing dalam pasar tenaga kerja tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan
permintaantenagakerja.
Bila tingkat kompensasi tidak kompetetif, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar.
Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan hrus dijaga agar tetap kompetetif dengan
perusahaan lain.
c. Menjamin Keadilan
e. Mengendalikan biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan sumberdaya manusianya pada tingkat biaya yang layak.
f. Memenuhi peraturan-peraturan legal
b. Tunjangan kehadiran atau pemberian uang makan sehingga dapat menopang tercapainya
tujuan perusahaan secara lebih efektif dan lebih efisien.Dari beberapa pendapat tersebut
jelaslah bahwa kompensasi merupakan salah satu motif sehingga karyawan dapat
meningkatkan kinerjanya.
Bab 7
Manajemen karier
&
Perencanaan karier
A. PENGERTIAN
Manajemen Karir adalah proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan
mengembangkan dengan lebih baik keahlian dan minat karir mereka dan untuk
memanfaatkan keahlian dan minat ini dengan cara yang paling efektif.Manajemen karir
adalah proses dimana organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir individual dan
kemampuan organisasi untuk merekrut karyawan (Gutteridge, 1976)
B. TUJUAN KARIR
Tujuan atau sasaran karir adalah “posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua persyaratan dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.” Tujuan atau sasaran karir tidak otomatis
tercapai bila seorang pegawai memenuhi syarat yang harus dipenuhi karena untuk menduduki
suatu karir tertentu, kadang- kadang harus memenuhi syarat- syarat yang seringkali di luar
kekuasaannya yaitu :
1. lowongan jabatan yang dituju,
2. Referensi dari pimpinan,
3.kandidat lain yang sama kualitasnya.
Menurut goal setting theory, tujuan aka mempengaruhi perilaku melalui direct attentions,
stimulating effort, serta facilitating the development strategies (Loke dan Lartham)
kemampuan dan keahlian lewat pengalaman kerja. Jadi kemajuan karir diperoleh dalam
pengabdian.
D. PERENCANAAN KARIR
Perencanaan karir adalah suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih tujuan karir
dan jalur karir untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu proses yang bertujuan
untuk menyesuaikan tujuan karir dan kemampuan untuk mengisinya secara sistematis.
Pengembangan karier memberikan petunjuk tentang siapa diantara para pekerja yang wajar
dan pantas untuk dipromosikan di masa depan dan dengan demikian suplai intenal melalui
karyawan dari dalam perusahaan dapat lebih terjamin. Berarti organisasi tidak selalu harus
mencari tenaga kerja dari luar organisasi untuk mengisi lowongan yang terjadi karena
berbagai hal seperti adanya : *Pekerja yang berhenti/diberhentikan *Memasuki usia pensiun
*atau meninggal dunia.
F. PEDOMAN DALAM MANAJEMEN KARIR
Manajemen karir mencakup berbagai konsep yang sampai saat ini masih sering
diperdebatkan definisinya. Meskipun demikian kita perlu mengetahui dan memahami definisi
berbagai konsep yang berhubungan dengan manajemen kerier, agar kita mamiliki
pemahaman yang lebih baik tentang manajemen karir.Dalam hal ini, ada beberapa kata kunci
yang perlu dijelaskan, yaitu :
1. Karir
2. Jalur karir
3. Tujuan / sasaran karir
4. Perencanaan karir
5. Pengembangan karir
6. Manajemen karir
7. Konseling karir
A.PERENCANAAN KARIR
Istilah perencanaan karir itu terdiri dari 2 kata yaitu kata perencanaan dan karir.Perencanaan
diartikan sebagai sebuah proses penentuan kegiatan-kegiatan ataupun rencana yang akan
dilakukan di masa mendatang. karir diartikan sebagai semua pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan serta nilai bagi
kehidupan seseorang.
Sehingga dapat didefinisikan : perencanaan karir adalah sebuah proses di mana individu bisa
mengidentifikasi serta mengambil langkah-langkah untuk menggapai tujuan karirnya.
Dengan perencanaan karir maka setiap individu mengevaluasi kemampuan dan juga minatnya
sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, merencanakan aktivitas-aktivitas
pengembangan praktis dan menyusun tujuan karir. Atau perencanaan karir yaitu perjalanan
kerja karyawan selama berada dalam perusahaan. Karyawan dapat merencanakan karirnya
sejak mulai kerja sampai berhenti bekerja.
Perencanaan karir adalah sebuah perencanaan yang terfokus pada pekerjaan dan
pengidentifikasian jalan karir yang memberikan suatu kemajuan yang logis atas orang-orang
diantara pekerjaan dalam organisasi.
Perencanaan karir yaitu kegiatan dan kesempatan yang diberikan oleh organisasi dalam upaya
membantu pegawai untuk menggapai tujuan karirnya,
Perencanaan karir yaitu sebuah proses di mana perusahaan menyeleksi tujuan karir serta
jenjang karir dalam menggapai rencana karir.
Kata Manajemen Kinerja merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kinerja.
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Menurut George R
Terry dalam bukunya Principles of Management, Manajemen merupakan suatu proses yang
menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
manusia yang dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan lebih dahulu.
a.Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian
serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
b.Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin,
1987)
c.Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas
atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
d. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994)
e.Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh
individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
❶ Menghargai Kejujuran.
❷ Memberikan Pelayanan.
❸ Tanggung jawab.
❽ Sifatnya berkelanjutan.
PERENCANAAN KINERJA
1. Pendahuluan
Perencanaan kinerja merupakan titik awal dari suatu siklus manajemen kinerja. Dasar untuk
melakukan perencanaan kinerja adalah perencanaan strategis organisasi yang menetapkan
tujuan utama suatu organisasi. Perencanaan strategis menentukan apa yang harus dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan rencana strategis tersebut dijabarkan
lebih lanjut pada tingkat uniit-unit kerja di bawahnya.
2. Perencanaan Strategis
VISI
Menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di
masa yad.Visi berguna bagi perusahaan sebagai:*Penyatuan tujuan, *arah dan sasaran
perusahaan.Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumberdaya serta
pengendaliannya.Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan.Visi yang baik memiliki
kriteria sbb:Menyatakan cita-cita atau keinginan perusahaan di masa yad. Singkat, jelas
dan fokus. Realistis dan sesuai dengan kompetensi organisasi.
MISI
Menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan
perusahaan kepada masyarakat , baik berupa produk atau jasa (Wheelen dalam Wibisono,
2006)Misi yang baik memiliki kriteria sbb:Cukup luas untuk diterapkan selama beberapa
tahun sejak saat ditetapkan.Cukup spesifik untuk mengomunikasikan arah.Fokus pada
kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan.Bebas dari jargon dan kata-kata yang
tidak bermakna.
STRATEGI
Merupakan pola atau rencana yaang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan
perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling
mengikat.Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk
mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur
yang spesifik untuk mencapai misi tersebut (Lynch dalam Wibisono, 2006)
Berdasarkan Visi, Misi dan Strategi yang telah dicanangkan perusahaan, disusunlah tujuan
dan sasaran kinerja. Tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk menjamin agar proses
kinerja dapat berlangsung seperti diharapkan dan tercapainya prestasi kerja tinggi.
TUJUAN KINERJA
Yang menjadi tujuan kinerja adalah menyelaraskan harapan kinerja individual dengan
harapan kinerja organisasi. Kesesuian antara kinerja individual dengan kinerja organisasi
akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.
PENILAIAN KINERJA
Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Mondy & Noe(2005) penilaian kinerja adalah tinjauan
formal dan evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler(2003)
penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu
terhadap standar prestasinya.
Tanggung-jawab Penilaian
Menurut Mondy & Noe(2005) dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan program
penilaian kinerja. Orang yang mungkin ditunjuk adalah:
1Atasan langsung.
Atasan langsung bertanggung-jawab untuk menilai kinerja karena dialah yang setiap saat
dapat mengamati para karyawan.
2. Bawahan
Bawahan berada dalam posisi yang tepat untuk menilai efektivitas manajerial. Pendukung
pendekatan ini percaya bahwa atasan sangat menyadari kebutuhan kelompok kerja dan dapat
membuat pekerjaan lebih baik. Sebaliknya, kritikus khawatir bahwa bawahan takut akan
pembalasan.
3. Peers
Kekuatan utama untuk menilai kinerja adalah rekan kerja, yang memiliki kinerja dan
pandangan yang khas, terutama dalam tugas-tugas tim.
4. Evaluasi diri
Jika karyawan memahami tujuan dan kriteria untuk evaluasi, mereka memiliki posisi yang
baik untuk menilai kinerja mereka sendiri.
Pelanggan
Organisasi menggunakan pendekatan ini karena hal ini menunjukkan komitmen terhadap
pelanggan, karena karyawan adalah pemegang tanggung-jawab.
Menurut Mondy & Noe(2005), ada tujuh metode penilaian kinerja yaitu:
1. Rating Scales
Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk mengukur faktor-faktor kinerja
(performance factor). Misalnya dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab
pegawai. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah
yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut biasa saja, maka ia
diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja lainnya.
2. Critical Incidents
Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely
good or bad behaviour) pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis
tentang tindakan-tindakan atau prilaku kerja yang sangat positif (high favorable) dan perilaku
kerja yang sangat negatif (high unfavorable) selama periode penilaian.yang termasuk ke
dalam 10 persen terbaik.
3. Forced distribution
Penilai harus “memasukkan” individu dari kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori yang
serupa dengan sebuah distribusi frekuensi normal. Contoh para pekerja k ditempatkan ke
dalam kategori tertinggi, 20 persen terbaik sesudahnya ke dalam kategori berikutnya, 40
persen berikutnya ke dalam kategori menengah, 20 persen sesudahnya ke dalam kategori
berikutnya, dan 10 persen sisanya ke dalam kategori terendah. Bila sebuah departemen
memiliki pekerja yang semuanya berprestasi istimewa, atasan “dipaksa” untuk memutuskan
siapa yang harus dimasukan ke dalam kategori yang lebih rendah.
4. Essay
Evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan, kinerjanya pada
masa lalu, potensinya dan memberikan saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut.
Metode ini cenderung lebih memusatkan perhatian pada perilaku ekstrim dalam tugas-tugas
karyawan daripada pekerjaan atau kinerja rutin yang mereka lakukan dari hari ke
hari. Penilaian seperti ini sangat tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai.
5. Work standard
Metode ini membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya atau dengan tingkat keluaran yang diharapkan. Standar mencerminkan keluaran
normal dari seorang pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada kecepatan atau
kondisi normal. Agar standar ini dianggap objektif, para pekerja harus memahami secara jelas
bagaimana standar yang ditetapkan.
6. Ranking
Penilai menempatkan seluruh pekerja dalam satu kelompok sesuai dengan peringkat yang
disusun berdasarkan kinerja secara keseluruhan. Contohnya, pekerja terbaik dalam satu
bagian diberi peringkat paling tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya diletakkan di
peringkat paling bawah. Kesulitan terjadi bila pekerja menunjukkan prestasi yang hampir
sama atau sebanding.
Evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan
dimensi kinerja dan membuat skalanya. Misalnya penilaian pelayanan pelanggan. Bila
pegawai bagian pelayanan pelanggan tidak menerima tip dari pelanggan, ia diberi skala 4
yang berarti kinerja lumayan. Bila pegawai itu membantu pelanggan yang kesulitan atau
kebingungan, ia diberi skala 7 yang berarti kinerjanya memuaskan, dan seterusnya. Metode
ini mendeskripsikan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan.
BAB 9
Serikat pekerja,Perundingan
bersama dan Hubungan kekaryawanan
Dasar Hukum Serikat Pekerja.
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17,serikat
buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik
di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Serikat Pekerja adalah upaya para pekerja dan badan – badan di luar perusahaan (serikat
buruh atau asosiasi) untuk bertindak sebagai satu kesatuan ketika berhubungan denan
manajemen mengenai masalah – masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Bila
diakui oleh National Labor Relations Board, sebuah serikat buruh mempunyai otoritas yang
sah untuk bernegosiasi dengan pihak perusahaan atas nama para pekerja-dan untuk mengelola
perjanjian yang terjadi.
1.Memberikan hak – hak yang secara hukum tidak dapat diperoleh tanpa adanya serikat
buruh.
2.Membantu perusahaan melalui konsep upah atau kerjasama dalam usaha – usaha bersama
di pekerjaan
3.Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang bisa
muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen
5.Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan baik anggota
ataupun bukan
Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan
industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai
dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan
perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.Perbedaan
antara serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja?
Sesuai pasal 5 UU No. 21 Tahun 2000, sebuah serikat buruh/serikat pekerja dapat dibentuk
oleh minimal 10 orang karyawan di suatu perusahaan. Dalam undang-undang yang sama
disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja ini tidak diperbolehkan adanya campur
tangan dari perusahaan, pemerintah, partai politik, atau pihak manapun juga. Serikat pekerja
juga harus memiliki anggaran dasar yang meliputi :
Apakah seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja?
Dalam pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja tertera bahwa
seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat
buruh di satu perusahaan.Prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat
Pekerja yang baru terbentuk?UU No. 21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja
mengatur tentang tata cara pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja
dalam pasal 18-24.
❷Dalam surat pemberitahuan, harus dilampirkan daftar nama anggota, pendiri dan
pengurusnya serta salinan peraturan organisasi
❸Badan pemerintah setempat harus mencatat serikat yang telah memenuhi persyaratan dan
memberikan nomor pendaftaran kepadanya dalam kurun waktu 21 hari kerja .
❹Serikat harus memberitahukan instansi pemerintah diatas bila terjadi perubahan dalam
peraturan organisasinya..
❸Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan
kesejahteraan pekerja/buruh.
Employee Relations atau Hubungan Kepegawaian/ Kekaryawanan atau sering disebut juga
sebagai Hubungan !ndustrial adalah salah satu komponen Public Relations /
Management yang bersifat administratif dan normatif yang mengatur
hubungan kerja antar individu diperusahaan dalam rangka mencapai tingkat efisiensi
dan efektifitas kinerja yang optimal.8 (Delapan ) Kebijakan menjaga hubungan dengan
Karyawan :*Kebijakan yang Transparan *Berkomunikasi dengan Baik *Luangkan Waktu
untuk Karyawan *Bersikap Adil Kepada Karyawan *Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Masuk
Akal *Melibatkan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan *Terapkan Peraturan yang Sama
Pada Setiap Karyawan *Kejujuran Selalu Berikan Hasil yang Terbaik
a.Motivator Factor
Motivator factor berhubungan dengan aspekaspek yang terkandung dalam pekerjaan itu
sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam
pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
BAB 10
Knowledge management
Human Capital Intelectual Capital
Learning organization
2.Tahap organizing dapat meliputi salah satu atau beberapa di antara hal-hal berikut ini:
pembuatan katalog, pengindeksan, penyaringan, penghubungan, dan pengkodean.
3.Tahap refining dapat meliputi salah satu atau beberapa di antara hal-hal berikut ini:
kontekstualisasi, kerjasama, kompresi, serta pembuatan proyeksi.
4.Tahap transfer dapat meliputi salah satu atau beberapa di antara hal-hal berikut ini:
pembagian dan peringatan.
1. Data adalah elemen yang paling dasar, bersifat diskrit, dan belum diproses, sehingga belum
memiliki makna. Contoh: angka, kata, kode, tabel, dan basis data.
2.Informasi adalah elemen yang saling terhubung dan merupakan hasil pemrosesan terhadap
data, sehingga memiliki suatu makna. Contoh: kalimat, paragraf, persamaan, konsep, ide,
pertanyaan, dan cerita sederhana.
3. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang terorganisir mengenai suatu bidang yang
sudah dipahami. Contoh: teori, aksiom, kerangka kerja konseptual, cerita rumit, dan fakta.
4.Kebijaksanaan adalah hasil penerapan dari suatu pengetahuan yang dapat menjadi dasar
dalam pengambilan keputusan. Contoh: buku, paradigma, sistem, filosofi, puisi, sistem
kepercayaan, tradisi, prinsip, dan kebenaran.
Human Resource Management (HRM) & Human Capital Management (HCM) adalah sama-
sama untuk mengatur semua aspek dari manusia/karyawan sebuah perusahaan dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen.
HCM & HRM menyediakan berbagai fungsi dan kemampuan untuk mengelola SDM dengan
proses otomatis, dan memberikan satu sumber informasi bagi karyawan, berupa sistem
administrasi karyawan, rekrutmen, talent management, pelatihan dan
pengembangan, compensation & benefit, waktu & kehadiran, manajemen biaya, manajemen
kinerja, kesehatan & keselamatan, dan lainnya yang berhubungan dengan proses bisnis.
BAB 11
Karakteristik, peran keselamatan
kesehatan kerja dan manajemen keamanan kerja.
Dasar Hukum
1.Setiap pekerjaan berhak memperoleh jaminan keselamatan kerja agar terhindar dari
kecelakaan.
Menurut UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan kerjabagian ke-6
Pasal 23 dikemukakan bahwa :
2.Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan
syarat kesehatan kerja.
4.Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana di maksud dalam ayat (2)dan ayat (3)
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Apa yang dimaksud dengan K3? Pengertian K3 adalah bidang yang berhubungan dengan
keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah institusi
ataupun lokasi proyek.Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara
khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal penting yang
wajib diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga tertuang dalam Undang-Undang
Ketenaga kerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87.
Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya
kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan
pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian
bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja.pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan
2. Flippo
Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan
spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat kerja
dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi lain.
Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja.
Fungsi K3
Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:
❶Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
❷Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja,
dan pelaksanaan kerja.
❸Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan
kerja.
❹Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
❺Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
❻Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
Tujuan K3
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk
melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
❶Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat.
❷Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada di
lingkungan kerja.
❸Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara
aman dan efisien
Komitmen, Kesadaran, Kepatuhan, dan Hasrat untuk Penerapan Budaya K3 yang Ideal
Budaya untuk selamat merupakan budaya yang harus dijunjung tinggi oleh tiap individu dan
organisasi atau perusahaan pada khususnya. Untuk mencapai tempat kerja yang bebas insiden
maka budaya keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan harga mati. Yang menjadi
pertanyaan, bagaimana budaya K3 yang paling ideal dan paling efektif untuk menciptakan
lingkungan kerja yang selamat dan sehat?
(SMK3)
Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat beberapa persyaratan mengenai
Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :
❷Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PAK) juga berkomitmen dalam peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3
dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).
❼Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi
(perusahaan).
❽Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan dan kesesuaian terhadap aktivitas
(operasional) organsasi (perusahaan).
BAB 12
Konsep produktivitas kerja,
Visi, misi dan strategi untuk meningkatkan produktivitas kerja
Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam Ravianto (1985:139). Suatu perusahaan
dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pendidikan.
2. Keterampilan.
3. Sikap dan etika kerja.
4. Tingkat penghasilan.
5. Jaminan sosial.
6. Tingkat sosial dan iklim kerja
7. Motivasi.
8. Gizi dan kesehatan.
9. Hubungan individu.
10. Teknologi.
11. Produksi.
1.Faktor Teknis
2.Faktor Produksi
3.Faktor Organisasi
4.Faktor Personil
5.Faktor Finansial (Keuangan)
6.Faktor Manajemen
7.Faktor Pemerintah
8.Faktor Lokasi
Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang dapat mengakibatkan produktivitas
kerja menjadi rendah. Oleh karena itu, agar gerakan dalam melakukan pekerjaan cepat dan
tepat terlebih dahulu diadakan “Time and Motion Study”. Dengan dua studi tersebut dapat
tercipta gerakan – gerakan yang efektif dan dapat memperlancar pekerjaan sekaligus
mengurangi kesalahan karyawan.
Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan unsur penting guna mencapai
produktivitas yang tinggi. Maka sebaiknya pimpinan memperhatikan unsur penting tersebut
seperti melalui :
Selain dari kedua sumber tersebut diatas maka faktor-faktor lain yang mempengaruhi
produktivitas kerja adalah:
-Pendidikan
-Kesehatan Jasmani dan Rohani
-Lingkungan Kerja
-Faktor Manajerial
-Motivasi
-Kelengkapan peralatan yang digunakan
Herjanto
Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan bagaimana baik nya bagaimana sumber daya
diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Produktivitas adalah produksi atau output yang dihasilkan dalam satu kesatuan untuk input.
Revianto (1985)
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja
dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk seorang tenaga kerja.
Unsur-unsur manajemen produktivitas
Efisien
Efisiensi adalah ukuran untuk membandingkan penggunaan input yang direncanakan dengan
penggunaan input yang terlaksana.
Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran yang menyajikan gambaran tentang seberapa jauh target yang dapat
tercapai baik secara kuantitas dan waktu.Semakin besar persentase target yang tercapai maka
semakin tinggi juga tingkat efektivitasnya.
Kualitas
Kualitas adalah suatu ukuran yang menggambarkan seberapa jauh pemenuhan persyaratan,
harapan konsumen dan spesifikasi.Walaupun secara matematis, kualitas sangat sulit untuk
diukur dengan rasio input atau input namun kualitas input dan proses dapat meningkatkan
kualitas output.
-Menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan seperti tingkat pendidikan, latihan,
etos kerja, motivasi kerja, mental serta kemampuan fisik karyawan.
-Sarana pendukung, seperti Lingkungan kerja yang meliputi produksi, peralatan dan sarana
produksi, kesejahteraan kerja dan Kesejahteraan karyawan.
①Efisiensi.
②Kemampuan sumber daya manusia.
③Pemeliharaan alat dan sarana kerja.
④Organisasi Perusahaan.
Faktor penentu keberhasilan produktivitas kerja berasal dari aspek sumber daya manusia dan
aspek teknis organisasi.
Visi sederhananya adalah sebuah mimpi besar yang menjadi jiwa dari lahirnya bisnis Anda.
Tujuan besar inilah yang ketika tercapai akan menjadikan perusahaan Anda mengubah dunia.
Dalam membuat sebuah visi yang baik, Anda dapat menggunakan kaidah SMART Goals.
Berikut penjelasan singkatnya.
d.Relevant – Pastikan visi relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini
e.Time bound – Buatlah target waktu yang jelas (kapan tercapainya dst.)
Untuk mengulas lebih lanjut masalah ini, saya akan buat tulisan khusus. Nantikan saja
ulasannya!Misi jika visi adalah mimpi, maka misi adalah apa yang Anda lakukan untuk
mewujudkan mimpi itu. Di bagian ini, kita akan bicara lebih mengkerucut pada objek bisnis,
fokus kerja, serta milestones dari setiap aktivitas perusahaan.Sebelum membuat visi misi
sebuah bisnis, biasanya diperlukan juga perumusan latar belakang perusahaan serta ringkasan
eksekutif. Oleh karena itu kami menyediakan 2 contoh visi misi perusahaan yang dilengkapi
keterangan tersebut.Berikut contoh beberapa visi dan misi dari beberapa perusahaan skala
UKM maupun perusahaan besar sebagai acuan cara membuat visi dan misi yang baik.
BAB 13
MSDM dalam bisnis global
&
Pengembangan MSDM global
Manajemen Sumber Daya Manusia atau MSDM (Human Resources Management) adalah
bagian dari fungsi manajemen. Jikalau manajemen menitikberatkan „bagaimana mencapai
tujuan bersama dengan orang lain‟, maka MSDM memfokuskan pada “orang” baik sebagai
subyek atau pelaku dan sekaligus sebagai obyek dari pelaku. Jadi bagaimana mengelola
orang-orang dalam organisasi .
02.Pengorganisasian (Organizing)
03.Pelaksanaan (Directing)
04.Pengendalian (Controlling)
agar tujuan yang dicapai organisasi dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin, efisien
dan efektif.Tantangan MSDM menurut Mathis dan Jackson (2006,h.46) adalah
lingkungan yang mempengaruhi perubahan yang signifikan sebagai berikut :
Pentingnya MSDM menurut Fischer, et.al (1993. h.19) mencakup berbagai kegiatan
yaitu :
Menurut Hasibuan (2003, h 9), perbedaan Manajemen Sumber Daya Manusia dengan
Manajemen Personalia sebagai berikut:
①MSDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji secara mikro.
②MSDM menganggap bahwa karyawan adalah (asset) utama organisasi, jadi harus
dipelihara dengan baik. Manajemen personlia menganggap bahwa karyawan adalah faktor
produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
Tantangan MSDM menurut Mathis dan Jackson (2006,h.46) adalah lingkungan yang
mempengaruhi perubahan yang signifikan sebagai berikut :
a.Manajemen Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam
hal pemikiran, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya
manusia-bukan sumber dayanya yang lainnya-untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu,
maupun organisasi.
Tujuannya MSDM adalah untuk memberikan kepada organisasi suatu kerja yang efektif &
efesien.Untuk mencapai tujuan itu, studi tentang manajemen personalia menunjukan
bagaimana seharusnya perusahaan:
a.Mendapatkan
b.Mengembangkan
c.Mengevaluasi
d.Memelihara karyawan
a. Mempelajari
b. Mengembangkan cara-cara agar unsur manusia dapat secara efektif diintegrasikan kedalam
berbagai unit organisasi guna mencapai tujuan dari organisasi itu.
Dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
suatu desain sistem yang formal di dalam suatu organisasi, untuk menjamin tercapainya
tingkat efisiensi dan efektifitas dalam pemanfaatan dan penggunaan kemampuan dan
kompetensi manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
1.Hukum
2. Politik
Politik sangat riskan dalam perubahannya tergatung dengan kepemimpinan disuatu negara
mengacu pada politik paham apa.
3. Ekonomi
Situasi booming VS buruk maksudnya setiapperubahan pasti ada trend yang sedang booming
misalnya di indonesialagi booming sepeda 5ie sehingga banyak penduduk indonesia
membelisepeda tersebut untuk mengikuti trend karena kondisi ekonomi yangmengalami
perubahan tersebut.
4.Budaya
Merupakan hal yang paling penting yangdikarenakan budaya kultural indonesia sangat kental
dalam perubahanharus berpacu dalam adat istiadat maupun norma yang berlaku.
3.Memperluas SDM kebijakan dan sistem untuk layanan staf yang membutuhkan di luar
negeri.
TANTANGAN SDM BISNIS INTERNASIONAL
c. Identifikasi dan pengembangan bakat secara global mengenali siapa yang memiliki kinerja
terbaik dan mengembangkan kemampuannya.
a.Ekspatriat(parent-country nationals/PCNs).
Ekspatriat adalah seorang karyawan yang bekerja dalam sebuah operasi, yang bukan
merupakan Warga yang berasal dari negara di mana operasi itu ditempatkan, tetapi karyawan
tersebut merupakan seorang negara yang berasal dari negara di mana kantor pusat organisasi
bertempat.
Seorang warga negara tuan rumah adalah seorang karyawan yang bekerja untuk sebuah
perusahaan dalam operasi yang merupakan seorang warga dari negara di mana operasi
tersebut ditempatkan, tetapi kantor pusat perusahaan tersebut berada di negara lain.
Kesimpulan
Internasional bisnis adalah salah satu hal penting dalam sebuah globalisasi, sehingga
perusahaan harus dikelola secara global. Hal ini menghadapkan manajer dengan banyak
tantangan baru, termasuk mengkoordinasikan operasi produksi, penjualan dan keuangan atas
dasar seluruh dunia. Akibatnya perusahaan menekankan kebutuhan SDM internasional
dengan menyeleksi, melatih, membayar dan melakukan repatriasi karyawan global.Perbedaan
antara negara mempengaruhi proses MSDM sebuah perusahaan.
MSDM internasional melibatkan aktivitas-aktivitas yang sama seperti MSDM domestik,
seperti pengadaan tenaga kerja merujuk pada perencanaan SDM dan penyusunan staf. Dalam
manajemen SDM global terdapat pengaruh penting yang harus di perhatikan antara lain
budaya, ekonomi, hukum dan hubungan industrial dan serikat Uni Eropa.