Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB 8 MENGENAI TATA RUANG KANTOR


Dosen Pengampu : Maulana Amirul Adha, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Lina Dewi Yanti (1709623050)


Nisrina Marwa (1709623041)
Nur Jihan Anggraeni (1709623048)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami semua berkat dan rahmat yang melimpah sehingga kami dapat hidup dengan
sehat dan berkecukupan tanpa kekurangan suatu apapun dan kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Manajemen Perkantoran ini yang diampu dan dibimbing oleh dosen kami
yaitu Bapak Maulana Amirul Adha, M.Pd.

Penyusun dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Amirul Adha, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perkantoran atas bimbingan dan arahannya
selama proses penyusunan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman sekelompok yaitu Jihan, Nisrina, dan Lina
yang saling mendukung dan memberikan semangat serta motivasi yang menemani dalam proses
penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini di masa mendatang.

Jakarta, 23 Februari 2024

Penulis

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB 1........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 5
BAB 2........................................................................................................................................... 6
ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
A. KONSEP TATA RUANG DAN TATA LETAK KANTOR ................................................................. 6
B. TUJUAN TATA RUANG KANTOR .......................................................................................... 7
C. ASAS POKOK TATA RUANG KANTOR ................................................................................... 8
1. Asas Mengenai Jarak Terpendek ............................................................................................. 8
2. Asas Mengenai Rangkaian Kerja ............................................................................................. 9
3. Asas Penggunaan Segenap Seluruh Ruang ............................................................................. 9
4. Asas Mengenai Perubahan Susunan Tempat Kerja ................................................................. 9
D. PRINSIP KANTOR YANG EFEKTIF ....................................................................................... 11
E. JENIS-JENIS TATA RUANG KANTOR (KONVENSIONAL DAN DIGITAL) ................................... 11
a) Tata Ruang Kantor Konvensional ........................................................................................... 12
b) Tata Ruang Kantor Digital ...................................................................................................... 13
F. TATA RUANGAN DAN LOKASI KANTOR ............................................................................. 14
BAB 3......................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 20
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam era industri 4.0 yang gejolak ini, konsep dan praktik kerja telah mengalami
transformasi signifikan. Revolusi digital, mobilitas global, dan perubahan gaya hidup
telah mendorong organisasi untuk memperbarui pandangan mereka terhadap tata ruang
kantor. Dulu, ruang kantor mungkin hanya dianggap sebagai tempat untuk bekerja.
Namun, hari ini, ruang kantor berfungsi sebagai tempat kolaborasi, inovasi, dan
ekspresi budaya perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memahami
dan mengadaptasi tata ruang kantor mereka agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
strategis mereka.
Perubahan dalam dinamika kerja juga telah memperkuat urgensi untuk merancang tata
ruang kantor yang fleksibel dan berdaya saing. Karyawan tidak lagi terikat pada meja
kerja mereka, tetapi lebih sering bekerja dari berbagai lokasi, baik dari kantor, rumah,
atau tempat umum lainnya. Ini menuntut desain ruang kantor yang memungkinkan
kolaborasi yang mudah di antara tim yang tersebar geografis serta menyediakan ruang
yang mendukung kerja mandiri dan refleksi.
Selain itu, tata ruang kantor yang baik juga berperan penting dalam mempromosikan
kesejahteraan karyawan. Faktor-faktor seperti pencahayaan alami, kualitas udara, dan
desain ergonomis dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan
kenyamanan individu. Melalui perancangan yang cermat, organisasi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang memotivasi, produktif, dan berkelanjutan, serta memperkuat
citra merek mereka sebagai tempat kerja yang diinginkan.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep tata ruang dan tata letak kantor?
2. Apa tujuan dan asas pokok dari tata ruang kantor?
3. Bagaimana prinsip tata ruang kantor yang efektif?
4. Apa saja jenis-jenis tata ruang kantor?
3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tujuan dan konsep tata ruang dan letak kantor
2. Untuk dapat memahami tata ruang kantor yang tepat sehingga dapat menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman, efisien, dan produktif bagi para pegawai dan
pimpinan
3. Untuk menciptakan kesehatan, kepuasan, komunikasi, koordinasi, dan kesan yang
diberikan kepada tamu yang berkunjung
BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN

A. KONSEP TATA RUANG DAN TATA LETAK KANTOR

Sudah menjadi kebiasaan, bila memperhatikan sesuatu terutama dilihat dari


fisiknya. Kebiasaan ini juga berlaku bila kita memperhatikan suatu kantor maka
secara tidak langsung kantor tersebut dituntut menciptakan suasana yang baik,
teratur, sehingga orang yang melihat mendapat kenyamanan, keefektifan, dan
keefisienan dalam bekerja. Kantor dengan tata ruang yang tidak teratur pasti
membuat tamu kantor berpendapat bahwa kinerja kantor tersebut tidak jauh berbeda
dengan tampilan tata ruangnya.

Pada dasarnya tata ruang kantor berhubungan langsung dengan manajemen


perkantoran. Kantor adalah tempat penyedia informasi dalam rangka memperlancar
tugas maupun aktivitas kerja di segala bidang. Dengan demikian kantor merupakan
tempat diselenggarakannya aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan informasi
untuk memperlancar kegiatan di berbagai unit dan merupakan proses untuk
menangani informasi mulai dari penerimaan, mengumpulkan, mengelola,
menyimpan dan mendistribusikan (mengumpulkan) informasi.

Tata ruang merupakan pengaturan dan penulisan seluruh mesin kantor, alat
perlengkapan kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja
dengan baik nyaman dan leluasa serta bebas untuk bergerak sehingga tercapai
efisiensi kerja. Oleh karena itu, pengaturan suatu kantor merupakan metode untuk
memahami dan menyusun alat-alat pembantu dan perlengkapan di dalam ruangan
yang bertujuan untuk saran untuk para karyawan yang ada di kantor tersebut.
Penataan letak kantor dan peralatan kantor yang sesuai dengan muatan ruangan,
kegiatan pegawai, dapat meningkatkan efisiensi kerja dan hasil yang maksimal.
Dimana, penataan ruang yang baik dan jelas menambah kenyamanan bekerja dan
kecintaan akan pekerjaan tersebut. Fasilitas kantor seperti ruangan, peralatan, dan
fasilitas tersebut tidak akan dirasakan manfaatnya bagi kantor. oleh sebab itu, maka
diperlukan adanya suatu pemikiran untuk dapat menciptakan kantor dengan suasana
yang nyaman, teratur, aman dengan fasilitas yang memang diperlukan oleh kegiatan
kantor tersebut.
Menurut Littlefield dan Peterson (Gie, 2000), "Office layout may be defined as
the arrangement of furniture and equipment within available floor space" (Tata
ruang perkantoran dapat dirumuskan sebagai penulisan perabotan dan alat
perlengkapan pada luas lantai yang tersedia).

Istilah Tata Ruang Kantor sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu Office Layout
atau sering juga disebut Layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan
perabotan, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa
ahli yang mendefinisikan Tata Ruang Kantor diantaranya sebagai berikut:

"Lingkungan fisik atau Tata Ruang Kantor adalah suatu yang berada di sekitar
pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara, suara, serta musik yang mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan." (Moekijat, 1995:135).

Sedangkan menurut The Liang Gie (2000:220) lingkungan fisik merupakan


segenap faktor fisik, yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang
melingkupi suatu tempat kerja. Bahkan ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa lokasi
fisik atau Tata Ruang tempat orang bekerja mempunyai pengaruh terhadap
produktivitas dan sikap antara karyawan yang satu dan yang lainnya.

B. TUJUAN TATA RUANG KANTOR

Dalam menyusun ruang kerja perkantoran, ada beberapa tuju yang perlu dicapai.
Tujuan itu merupakan pula syarat-syarat yang hendaknya dipenuhi dalam setiap tatu
ruang kantor yang baik Adapun menurut The Liang Gie (2007: 188) bahwa tujuan
yang hendaknya dijadikan pedoman itu ialah :
➢ Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaanya dapat menempuh jarak yang
sependek mungkin.
➢ Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancer
➢ Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan
➢ Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara
➢ Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
Dua ahli Inggris Geoffrey Mills dan Oliver Standingford (1978 - 268)
menegaskan bahwa berbagai tujuan penyusunan tata ruang yang baik bagi sesuatu
kantor ialah :
➢ Legal requirements to be fulfills (Memenuhi persyaratan hukum) : Penting
untuk memastikan bahwa tata ruang kantor mematuhi semua persyaratan
hukum yang berlaku.
➢ Space to be used to the greatest advantage (Memanfaatkan ruang secara
optimal) : Tata ruang harus dirancang sedemikian rupa sehingga ruang yang
tersedia dimanfaatkan secara efisien.
➢ Services to be available where needed power, telephones ect (Menyediakan
layanan di tempat yang diperlukan) : Penting untuk memastikan bahwa layanan
seperti listrik, telepon, dan lainnya tersedia di tempat yang dibutuhkan.
➢ Good working conditions to be provided for everyone (Memberikan kondisi
kerja yang baik) : Kondisi kerja yang baik sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan karyawan
➢ Supervision to be able to see the staff at work (Memungkinkan supervisi
terhadap staf) : Tata ruang harus dirancang sedemikian rupa sehingga
pengawasan terhadap staf dapat dilakukan dengan mudah dan efektif.

C. ASAS POKOK TATA RUANG KANTOR

Seorang ahli tataruang pabrik Richard Muther (1955:7-8) merumuskan 6 asas


pokok tataruang pabrik yang terbaik. Walaupun asas-asas itu diperuntukkan bagi
tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan penyesuaian
seperlunya dapatlah beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata ruang
perkantoran. Beberapa asas itu ialah :

1. Asas Mengenai Jarak Terpendek

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang yang terbaik
ialah yang memungkinkan proses penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh
jarak yang sependek pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik adalah
jarak yang terpendek. Dalam menyusun tempat kerja dan menempatkan alat-
alat, hendaknya asas ini dijalankan sejauh mungkin.
2. Asas Mengenai Rangkaian Kerja

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang yang terbaik
ialah yang menempatkan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian
yang sejalan dengan urut-urutan pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini
merupakan kelengkapan dari asas mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek
tercapai kalau para pekerja atau alat-alat ditaruh berderet-deret menurut urutan
proses penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini suatu pekerjaan harus
senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya, tidak
ada gerak mundur atau menyilang Hal ini tidak berarti bahwa jalan yang
ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu
selalu mengarah maju ke muka menuju ke penyelesaian. Bentuknya dapat
berupa garis bersiku-siku atau lingkaran ataupun berwujud huruf L atau U

3. Asas Penggunaan Segenap Seluruh Ruang

Suatu tataruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua


ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar),
melainkan juga ruang yang vertical ke atas maupun ke bawah. Jadi, di mana
mungkin tidak ada ruang yang dibiarkan terpakai

4. Asas Mengenai Perubahan Susunan Tempat Kerja

Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tataruang yang terbaik
ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau
tidak memakan biaya yang besar Karena kemajuan teknologi, banyak
masyarakat yang mengendalikan pekerjaannya cukup dari rumah. Kantor di
rumah sendiri dengan kantor di perkantoran tentu berbeda. Tetapi terlepas dari
masalah tersebut, di gedung perkantoran, umumnya. Menurut Harry L Wylie
(1958: 619) bahwa jenis tata ruang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

➢ Tata Ruang Yang Tertutup


Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi bagi dalam beberapa satuan.
Pembagian itu dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar
kamar maupun karena memang sengaja dibuat pemisah buatan, misalnya
dengan sekosel kayu atau dinding kaca. Jadi, misalnya bagian penjualan suatu
perusahaan terbagi dalam beberapa seksi (seksi pesanan, seksi pembukuan,
seksi iklan), pelaksanaan fungsi tiap-tiap seksi itu dilakukan pada nya ruang
kerja yang terpisah-pisah.

➢ Tata Ruang Yang Terbuka


Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan. Jadi, bagi
bagian penjualan seperti contoh di ata semua aktivitasnya dilaksanakan pada
ruang besar terbuka, tidak lagi dipisah pisahkan menurut kamar buatan. Ruang
besar terbuka adalah lebih baik dari pada ruang yang sama luasnya tetapi terbagi
dalam satuan-satuan kecil. Suatu tataruang kantor yang terbuka adalah lebih
memuaskan dari pada yang terpisah-pisah, karena memungkinkan pengawasan
yang lebih efektif terhadap segenap pegawai, lebih memudahkan hubungan di
antara para pegawai karena dapat menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat
karena mereka merasa bekerja sama pada satu ruangan, lebih memudahkan
tersebarnya cahaya dan peredaran udara, dan jika terjadi penambahan pegawai
atau alat-alat kantor atau pun perubahan meneganai proses penyelesaian sesuatu
pekerjaan, tataruang yang terbuka lebih mudah menampungnya.

Setelah ditentukan letak suatu kantor dan macamnya tataruang yang akan
dipakai, tinggallah menyusun perabotan kantor (meja, lemari, dan alat-alat
lainnya) pada letak yang tepat dan menurut susunan yang efisien. Tujuh syarat
dan 4 asas pokok seperti telah dikemukakan pada permulaan paragraf ini
hendaknya dijadikan dasar pertimbangan. Adapun teknik untuk mencapai suatu
tataruang kantor yang terbaik itu menurut John R. Immer (1950: 385-386)
adalah seperti berikut :
• Meja-meja kerja disusun menurut garis lurus dan menghadap kejurusan yang
sama. Ini akan mengurangi kemungkinan para pegawai sering-sering
mengobrol atau memperhatikan apa yang dikerjakan oleh rekannya.
• Pada tataruang yang terbuka, susunana meja-meja itu dapat terdiri atas beberapa
baris.
• Penjabat pimpinan bagian yang bersangkutan ditempatkan di belakang para
pegawainya. Di satu pihak ini akan memudahkan pengawasan, di pihak lain
akan mencegah para pegawai mengangkat kepala untuk melihat siapa yang
menemui penjabat pimpinan.
• Pada tataruang di mana bekerja banyak orang, apabila pegawai-pegawai
dikelompok-kelompokkan di bawah pengawasan seseorang pejabat yang
bertanggung jawab atas kelompok itu.
• Pegawai-pegawai yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lembut, misalnya
mencatat angka-angka kecil secara cermat atau melukis gambar-gambar yang
halus, diberi tempat yang terbanyak memperoleh penerangan cahaya.

D. PRINSIP KANTOR YANG EFEKTIF

Ada beberapa prinsip tata ruang, yaitu:


1. Aliran pekerjaan yang sederhana yang membatasi mobilitas pegawai dan
menghemat kertas seminim mungkin.
2. Ruang lantai harus bebas dari rintangan.
3. Meja dapat dengan mudah dilihat oleh pimpinan.
4. Perlengkapan kerja berada di dekat penggunanya.
5. Jumlah jalan atau koridor yang memadai dan luasnya juga memadai.
6. Pastikan semua meja mendapatkan penerangan yang cukup.
7. Mesin bersuara gaduh harus dipisahkan dari ruangan.
8. Tata ruang harus menyenangkan.

E. JENIS-JENIS TATA RUANG KANTOR (KONVENSIONAL DAN


DIGITAL)

Jenis – jenis tata ruang kantor terbagi menjadi 2 katagori yaitu secara konvensional
dan digital. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis tata ruang kantor
tersebut.
a) Tata Ruang Kantor Konvensional

Tata ruang kantor konvensional adalah jenis tata ruang kantor yang biasanya
digunakan dalam perusahaan – perusahaan besar atau lembaga pemerintahan.
Tata ruang kantor konvensional umumnya terdiri dari ruangan dengan dinding
pemisah dan ruang kantor pribadi untuk setiap karyawan. Secara konvensional,
tata ruang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut :

Jenis Tata Ruang Penjelasan Gambar


Tata Ruang Tertutup Pada susunan ini ruangan untuk
bekerja terbagi-bagi dalam beberapa
satuan. Pembagian itu dapat terjadi
karena keadaan gedungnya yang
terdiri atas kamar-kamar maupun
karena memang sengaja dibuat
pemisah buatan, misalnya dengan
sekosel kayu atau dinding kaca. Jadi,
misalnya bagian penjualan suatu
perusahaan terbagi dalam beberapa
seksi (seksi pesanan, seksi
pembukuan, seksi iklan),
pelaksanaan fungsi tiap-tiap seksi itu
dilakukan pada ruang kerja yang
terpisah-pisah.
Tata Ruang Terbuka Menurut susunan ini ruang kerja
yang bersangkutan tidak dipisahkan.
Jadi, bagi bagian penjualan seperti
contoh di atas semua aktivitasnya
dilaksanakan pada 1 ruang besar
terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan
menurut kamar buatan.
Ruang besar terbuka adalah lebih
baik dari pada ruang yang sama
luasnya tetapi terbagi dalam satuan-
satuan kecil
Tata Ruang Kantor Tata ruang kantor bersekat dapat
Bersekat (Cubibles) memberikan privasi lebih dan
membantu karyawan agar lebih
fokus dengan pekerjaannya.
Sayangya, tata ruang kantor ini bikin
lebih sempit karena tertutup sekat.
Selain itu, interaksi antara karyawan
akan berkurang.
Tata Ruang Kantor Tata ruang kantor
Panorama berhias/berpanorama adalah ruangan
yang digunakan untuk bekerja yang
berhias-kan oleh tanaman, dekorasi,
dan lain sebagainya. Bentuk ruangan
kantor berhias ini dibuat agar
lingkungan ruang perkantoran
seperti pemandangan alam terbuka
dan benar-benar seperti lingkungan
yang nyaman, menyenangkan, serta
ekonomis di dalam pemakaian
ruangan.

b) Tata Ruang Kantor Digital

Tata ruang kantor digital adalah jenis tata ruang kantor yang memanfaatkan
teknologi digital untuk menciptakan lingkungan kerja yang modern, dinamis,
dan interaktif. Tata ruang kantor digital dapat mengintegrasikan berbagai
perangkat digital, seperti komputer, tablet, smartphone, proyektor, layar sentuh,
sensor, kamera, dan lain-lain, untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan
kreativitas di antara para pekerja.
Tata Ruang Kantor Digital, menekankan pada fleksibilitas, mobilitas, dan
penggunaan teknologi untuk mendukung kerja jarak jauh dan kolaborasi virtual.
Contoh :
• Remote Work, Pekerja bekerja dari lokasi yang tidak terkait secara fisik dengan
kantor. Mengandalkan teknologi digital untuk komunikasi dan kolaborasi.
• Co-Working Spaces, Ruang kerja bersama yang dapat disewa oleh individu atau
tim kecil. Menyediakan fleksibilitas tanpa komitmen jangka panjang.
• Virtual Offices, Kantor "virtual" tanpa lokasi fisik tetap. Pekerja dapat
mengakses layanan administratif dan kehadiran online.
• Hot Desking, Meja dan ruang kerja yang tidak ditetapkan untuk individu
tertentu. Pekerja memilih tempat kerja setiap kali mereka datang ke kantor.

F. TATA RUANGAN DAN LOKASI KANTOR

Dalam pedoman meja meja kerja hendaknya disusun menurut garis dengan para
pegawai menghadap ke jurusan yang sama. Tata ruang ini dalam bahasa inggris
disebut straight-line (tata ruang garis lurus) Kebaikan utama dari tata ruang macam
ini adalah bah pada umumnya masing-masing pegawai tidak mudah tengunggu oleh
rekan-rekan sekantornya. Pada penyusunan meja meja itu disediakan lorong lalu
lintas pegawai.
Tata ruang garis lurus dipakai dalam kantor-kantor pada umumnya atau dalam
keadaan biasa. Tetapi, untuk kantor keadaannya atau pelaksanaan tugas bersifat
khusus dapat dilakukan penyusunan meja-meja kerja. William Spriegel dan
Ernest Davies (1950: 375) menambahkan 2 macam susunan pada straightline
layout di atas yaitu susunana dinamakan the bank arrangement (susunan bank) dan
the grouping arrangement (susunan kelompok).

Figure 1 : Kantor dengan susunan bank


Kemudian setiap instalasi perusahaan dan lembaga biasanya perlu mempunyai
ruang rapat atau kamar konperensi yang harus pula disusun dengan sebaik-
baiknya. Pimpinan sesuatu organisasi secara berkala perlu mengadakan rapat
kerja dengan para kepala dari satuan-satuan organisasinya. Berikut merupakan
contoh susunan meja kantor :

Figure 1 : 1. Auditorium/Theatre Style, 2. U-Shape,


3. Classroom Style, 4. Hollow Rectangular Style

Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus dieprhatikan


dan diatur dengan sebaik-baiknya oleh setiap manajer. Syarat -syarat yang harus
diusahakan pada setiap kantor meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebersihan
Bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih.
2. Luas ruangan kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai.
Ruangan kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap
petugas (= 3,7 meter persegi).
3. Suhu Udara
Temperatur yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja (Minimum 16°C
atau sama dengan 61°F).
4. Ventilasi
Peredaran udara yang segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan
dalam ruang kerja.
5. Penerangan Cahaya
Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan, sedangkan
perlengkapan penerangan dirawat seperlunya.
6. Fasilitas Kesehatan
Kamar kecil, toilet, dan sebagainya harus disediakan untuk para petugas serta
dipelihara kebersihannya.
7. Air Minum
Air Bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa atau
tempat penampungan khusus.
8. Tempat Duduk Petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan
bekerja dengan sandaran kaki bila perlu.
9. Lantai, Gang, dan Tangga Lantai harus dijaga agar tidak mudah orang
tergelintir, tanga diberi pegangan untuk tangan, dan bagian-bagian yang terbuka
diberi pagar.
10. Pertolongan Pertama
Dalam ruang kerja harus disediakan kotak atau lemari obat untuk pertolongan
pertama maupun seseorang oetugas yang terlatih memberikan pertolongan itu.
11. Penjagaan Kebakaran
Alat pemadam kebakaran dan saran untuk melarikan diri dari bahaya kebakaran
harus disediakan secara memadai, termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran.
12. Pemberitahuan Kecelakan Kecelakaan dalam kantor yang menyebabkan
kematian atau absen petugas lebih dari pada 3 hari harus dilaporkan kepada
yang berwajib.

Dengan demikian, menunjukan betapa lengkapnya persyaratan minimum yang


harus dipenuhi dalam sebuah kantor yang bersifat modern dan di Negara yang
sudah maju saat ini. Selanjutnya ada beberapa hal penting yang sangat
mempengerahui efisiensi dalam kerja di kantor (The Liang Gie, 2007: 212-
214). Hal tersebut, yaitu:
1. Cahaya
Cahaya penerangan yang cukup dan memancarkan cahaya yang tepat akan
menambah efisiensi kerja para pegawai. Karena mereka dapat bekerja
dengan lebih cepat, lebih sedikit membuat kesalahan, dan matanya tak
mudah menjadi lelah. Banyak ketidakberesan pekerjaan tata ruang kantor
disebabkan oleh penerangan yang buruk, misalnya ruangan terlampau gelap
atau pegawai-pegawai harus bekerja dibawah penerangan yang
menyilaukan. Cahaya penerangan buatan manusia dapat dibedakan menjadi
4 macam, yaitu:
➢ Cahaya Langsung : Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya
ke permukaan meja. Apabila dipakai lampu biasa (pijar), cahaya
bersifat sangat tajam. Bayangan yang ditimbulkannya sangat tegas.
Cahaya ini lekas menimbulkan kelelahan pada mata. Lebih-lebih
apabila terletak dalam lingkungan sudut 45° dari penglihatan mata,
lampu itu dapat menyilaukan si pekerja. Jadi, penerangan lampu
yang memberikan cahaya langsung seperti umum dipakai di
Indonesia sebetulnya tidak baik.
➢ Cahaya Setengah Langsung : Cahaya ini memencar dari sumbernya
dengan melalui tudung lampu yang biasanya tebuat dari gelas
dengan warna seperti susu. Cahaya ini tersebar ke berbagai jurusan
sehingga bayangan yang ditimbulkan tidak begitu tajam. Namun,
sebagian besar cahaya tetap langsung jatuh ke permukaan meja dan
memantul kembali ke arah mata si pekerja. Hal ini juga masih
kurang memuaskan walaupun sudah lebih baik dari pada cahaya
langsung.
➢ Cahaya Setengah Tidak Langsung : Penerangan macam ini terjadi
dari cahaya yang sebagaian besar merupakan pantulan dari langit-
langit dan dinding ruangan, sebagian lagi terpencar melalui tudung
kaca. Cahaya ini sudah lebih baik dari pada cahaya setengah
langsung, karena sumbernya untuk sebagian besar adalah langit-
langit ruangan. Sifat cahayanya dan baying-bayang yang
diciptakannya sudah tidak begitu taja,.
➢ Cahaya Tidak Langsung : Penerangan lampu yang terbaik ialah
cahaya tidak langsung. Cahaya ini dari sumbernya memancar ke
arah langit-langit ruangan, dari situ barulah dipantulkan ke arah
permukaan meja. Sifat cahaya ini benar-benar sudah lunak, karena
itu tidak mudah menimbulkan kelelahan pada mata, dan cahaya ini
tersebar dengan merata ke semua penjuru, coraknya uniform dan
tidak menimbulkan bayangan

2. Udara
Udara yang panas menyebabkan pekerja mengantuk, lelah dan kurang
bersemangat.pemecah yang dapat dilakukan adalah memasang AC,
memperlebar lubang angin, jendela, atau mengenakan pakaian yang nyaman
(Laksmini, 2015:174).

3. Warna
Selain mempengaruhi jiwa seseorang. Warna juga dapat digunakan untuk
meredam cahaya. Misalnya warna merah dapat meningkatkan kegembiraan
dan menjadikan pekerja lebih giat bekerja, warna kuning merangsang mata,
dan warna biru menimbulkan kesan sejuk, luas dan damai.

4. Suara
Ruangan yang menimbulkan suara gadduh dipisahkan denga unit- unit lain.
Bias juga diberi peredam suara, seperti karton tebal dengan lubang-lubang,
atau lapisan karet busa di bawah mesin tik. Dibeberapa kantor, pekerja
menggunakan musik yang lembut untuk menambah efisiensi kerja.
Suatu organisasi sebaiknya memperhatikan lingkungan fisik di dalam
kantor. Kenyamanan dalam bekerja dapat menghemat pengeluaran dan
tenaga, sebab pekerja menjadi lebih energik dan sehat, serta secara tidak
langsung mempengaruhi kognisi mereka untuk mengeluarkan gagasan-
gagasan yang inovatif.
BAB 3

KESIMPULAN

Tata ruang kantor merupakan pengaturan dan penulisan seluruh mesin kantor, alat
perlengkapan kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat berkerja dengan
baik, nyaman, dan leluasa serta bebas untuk bergerak dan tercapai efisiensi kerja.
Dengan penataan ruang kantor yang baik dapat mendukung produktivitas dan
meningkatkan kualitas hasil kerja serta kolaborasi karyawan. Terdapat 6 asas tata ruang
yang dijadikan pedoman dalam ruang kantor yaitu asas mengenai jarak terpendek, asas
mengenai rangkaian kerja, asas mengenai penggunaan segenap ruang, asas mengenai
perubahan susuan tempat kerja, asas mengenai integrasi kegiatan, dan asas keamanan
dan kepuasan kerja bagi pegawai.

Tata ruang kantor memiliki macam-macam jenis yaitu tata ruang kantor konvensional
(Ruang kantor terbuka, tata ruang bersekat, dan ruang kantor pribadi) dan tata ruang
kantor digital (kantor virtual, bekerja dengan jarak jauh, dan lain-lain). Dengan
lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dapat memudahkan pekerja untuk fokus
dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga produktivitas dapat naik secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Neti Karnati, M. (2019). Manajemen Perkantoran. Jakarta: CV. Bunda Ratu.

Eryanto, M. d. (2015). Manajemen Perkantoran. Seri Ekonomi. Jakarta: Lembaga


Pengembangan Pendidikan UNJ.

Landini, C. (2022). Menata Ruang Kantor untuk Optimalkan Produktivitas . Gandari 8 Office.

Misria, H. &. (2021). Penataan Ruang Perkantoran. Pringsewu.

Anda mungkin juga menyukai