Anda di halaman 1dari 17

LOGISTIK, LEGALITAS, DAN STAGING EVENT

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Event Management
Prodi :.Manajemen pendidikan islam Semester : .......5......
Dosen Pengampu : Nur Izzati, S.E., M.E.

Disusun Oleh :
AHMAD MUHAJIRIN
RIDWAN
AISYAH HASIBUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) ”SYAMSUL ULUM”


GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Logistik, legalitas, dan staging event yang ada di
sekolah” tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Event Management”.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Nur Izzati, S.E., M.E.selaku dosen mata kuliah
‘Event Management” atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini.
Serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Sukabumi , 01 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
A. Pengertian logistick...............................................................................................................5
B. Kegiatan Manajemen Logistik................................................................................................6
a) Kegiatan manajerial...........................................................................................................7
b) Kegiatan operasional.........................................................................................................7
C. Definisi Legalitas Event..........................................................................................................8
a) PENGERTIAN KONTRAK.....................................................................................................8
b) Pembuatan kontrak Event...............................................................................................10
c) Kontrak EO Dan Jasa Hiburan..........................................................................................10
d) Kontrak EO Dan Tempat Event.......................................................................................10
e) Kontrak Eo Dan Sponsor..................................................................................................11
f) Kontrak EO Dan Media....................................................................................................11
g) Kontrak EO Dan Asuransi.................................................................................................12
D. Definisi Staging Event..........................................................................................................12
a) Problematika Seni Pertunjukan Pensi di sekolah.............................................................13
b) Terdapat beberapa kegiatan di antaranya:......................................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu event, kebutuhan logistik menjadi fakor sangat penting untuk
suksesnya suatu acara. Pelayanan logistik ini harus mencakup manajemen logistik
dan supply chain management yang kompeten. Keterkaitan logistik dengan supply
chain management menjadi suatu faktor utama dalam langkah awal memenuhi
kebutuhan klien sehingga dapat memuaskan klien. Memanfaatkan kesempatan untuk
meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan melalui koordinasi
dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan pendistribusiannya.
Legalitas dalam arti aman dari dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak
pihak yang berwenang memberikan izin untu menyelenggarakan event. Izin paling
rendah dapat di minta dari pemangku jabatan di wilayah terdekat event di
selenggarakan di lingkungan intasi tertentu maka izin di minta pada instansi tertentu.
“Staging event” , atau dalam bahasa Indonesianya “acara pementasan seni” ,
ialah acara seni pertunjukan yang umumnya diselenggarakan / lakukan oleh sekolah
di Indonesia. Acara pentas seni sendiri diadakan sebagai sarana pengembangan
bakat, kemampuan dan keterampilan siswa sekolah, di atas panggung (secara
umumnya) . Acara pementasan ini sendiripun beragam macam jenisnya juga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana logistic menjadi faktor sangat penting ?
2. Bagaimana legalitas menjadi utama dalam menyelenggarakan event ?
3. Bagaimana dalam memperkenalkan staging event di sekolah ?
4. Bagaimana Memahami logistic, legalitas, dan staging event ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian logistick
Secara umum pengertian manajemen logistik adalah suatu penerapan prinsip-prinsip
manajemen dalam kegiatan logistik dengan tujuan agar pergerakan personil dan barang
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Asal Usul Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti “rasio,
kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi” Logistik adalah konsep yang dianggap
berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka
beranjak ke medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium
kuno, ada perwira militer dengan gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas
distribusi dan pendanaan persediaan perang.
 Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat (aditama, 2003).
 Sedangkan menurut Donald J. Bowersox dalam bukunya Manajemen Logistik
(1978) menyatakan bahwa manajemen logistik adalah unik karena ia merupakan
salah satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik
(lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan engurusan &
penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Sulit
untuk dapat membayangkan sesuatu pemasaran atau manufakturing yang tidak
membutuhkan sokongan logistik.
 Tujuan dari logistik adalah menyampaikan barang ke unit yang meminta dalam
keadaan yang baik, tidak berkurang secara mutu, kualitas maupun jumlah. Tugas
dan kegiatan logistik meliputi antara lain mengadakan pembelian, inventory, dan
stock control, penyimpanan serta terkait dengan kegiatan pengembangan, produksi
dan operasional, keuangan, akuntansi manajemen serta penjualan dan distribusi
serta informasi (aditama, 2003).
 Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga
manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan
dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan
secara efisien dan efektif (Subagya, 1994).
 Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan
keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari
titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption)
dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Proses Manajemen Logistik Event Rangkaian kegiatan proses manajemen logistik yang
dilakukan ini meliputi fungsi-fungsi manajemen logistik diantaranya perencanaan,
pengadaan dan pengendalian.

PERENCANAAN PENGENDALIAN PNGADAAN

Gambar . Siklus Fungsi Manajemen Logistik

Perencanaan Logistik Proses manajemen yang pertama dilakukan yaitu perencanaan


penyediaan logistik. Dalam kegiatan ini, organizer melakukan technical meeting . Kegiatan
ini merupakan awal dari penyediaan logistik sebelum organizer melakukan kerjasama
dengan para supplier di setiap logistik acara ini yaitu venue, publikasi, konsumsi,
transportasi dan akomodasi.

Pengadaan Logistik Kegiatan pengadaan ini merupakan kegiatan untuk memenuhi


kebutuhan acara dalam hal logistik pada tahapan pengadaan ini dimulai dengan pengadaan
logistik acara diantaranya adalah pengadaan venue, akomodasi, konsumsi, publikasi dan
transportasi. Setelah itu penjelasan mengenai rincian pengadaan kebutuhan di setiap
logistik. Berikut ini adalah tahapan proses penyediaan venue.

B. Kegiatan Manajemen Logistik


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam manajemen logistik untuk mencapai tujuan
yang diinginkan adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan manajerial
 Perencanaan dan penentuan kebutuhna mencangkup aktivitas, pemikiran,
penetapan sasaran, pedoman, perhitungan, perumusan tindakan yang akan
dilaksankan di masa yang akan datang.
 Perorganisasian mencangkup kegiatan merancang dan merumuskan struktur
formal dalam upaya pengelolaan logistik dengan mengunakan
kegiatanmengelompokkan, pengatur dan membagi tuigas sekaligus wewenang
kepada setiap unit atau anggota organisasi

 Pengawasan mencangkup setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap


tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan pengunaan logistik, maupun proses
pengolaan logistik.

b) Kegiatan operasional
 Pengadaan logistik : serangkaian untuk menyediakan logistik sesuai dengan
kebutuhan, baik berkaiatan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu
mauapun tempat, dengan harga yang tersumber yang dapat dipertanggung
jawaban
 Pencatatan ( infentarisasia ) : kegiatan untuk menyediakan data atas semua
logistik yang dimiliki.
 Penyimpanan atau pengundangan : kegiatan pengurusan logistik baik yang
bersifat administratif maupun operasional berkaiatan dengan perumusan
maupun kebersamaan tata kerja, tata ruang, tata usaha, maupun pengetahuan
barang digudang.
 Pendistribusian : kegiatan yang berkaiatan dengan pembagian dan penyampaian
logistik kepada satuan unit atau unit organisasi yang membutuhkan sesuai
dengan sistem kerja yang ditetapkan.
 Pemeliharaan : kegiatan yang berkaaiatan dengan upaya mempertahankan
kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu
pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.
 Menghapus atau pemusnahan : kegiatan pembebasan logistik dari petanggung
jawaban baik secra fisik maupun pun adsministratif karena logistik tersebut
lebih di nilai sudah tidak berdaya guna lagi.

C. Definisi Legalitas Event


Setiap event yang diselenggarakan harus jelas legalitasnya. Legal dalam arti aman
dari dan telah mendapat persetujuan dari pihak_ pihak yang berwenang memberikan
izin untuk penyelenggaraan event. Izin paling rendah dapat diminta dari pemangku
jabatan di wilayah terdekat event diselenggarakan. Misalnya, RT. RW, Kelurahan,
Kecamatan dan selanjutnya. Jika event diselenggarakan di lingkungan instansi
tertentu, maka izin diminta pada instansi tersebut.

Legalitas event dapat ditentukan dengan kejelasan penyelenggara event. Legalitas event
dapat terlihat dari:
1. Kejelasan organisasi event
Organisasi event terdiri dari pengelola, komite, penyelenggara event.
pemilik event dan siapa saja yang bertanggungjawab terhadap event. Apabila event
yang diselenggarakan merupakan suatu permintaan dari perusahaan, maka
kejelasan perusahaan yang meminta harus jelas kedudukannya dalam organisasi.
2. Status keanggotaan dalam organisasi
Setiap personil yang terlibat dalam organisasi harus jelas posisi dan jabatan
yang dipegangnya, misalnya kordinator event, kontraktor dan siapa saja pemilik
saham pada event. Jika organisasi atau EO mempekerjakan sukarelawan, harus
juga dijelaskan dimana sukarelawan berada dalam organisasi serta apa
kepentingannya sukarelawan berada di dalam organisasi.
3. Kontrak dan kerjasama event
Banyak event diselenggarakan mendapat dukungan dari pihak di luar
organisasi event. Dengan hubungan yang dimilikinya, maka pihak di luar
organisasi juga harus memiliki kesepakatan terhadap pengelolaan event.
Kesepakatan tersebut berupa tanggungjawab masing-masing pihak yang dituangkan
dalam kontrak atau perjanjian. Kontrak antara keduanya harus dibuat dan
ditandatangani untuk keberlangsungan event yang legal. Kontrak sebaiknya
diketahui Oleh salah satu saksi, hal ini untuk menghindari kesalahpahaman di masa
yang akan datang.
4. Perizinan
Supaya penyelenggaraan event legal, maka harus mendapat izin dari pihak
berwenang di daerahnya. Perbedaan tempat penyelenggaraan event memungkinkan
terjadi perbedaan bagaimana event mendapatkan izin penyelenggaraan. Semakin
luas cakupan event, izin yang diperlukan akan semakin besar cakupan areanya.
Misalnya, untuk penyelenggaraan event di kota Bandung, sedikitnya harus memiliki
Il jenis rekomendasi pengajuan izin penyelenggaraan event, diantaranya terdiri dari
kontrak kerja antara EO dengan sponsor, rekomendasi dari dinas terkait, surat berita
membayar pajak, surat kesediaan petugas kesehatan dan surat dinas pemadam
kebakaran, denah lokasi. Termasuk di dalamnya surat izin mempekerjakan orang
asing apabila terdapat tenaga kerja asing dalam event.

a) PENGERTIAN KONTRAK
Kontrak adalah perjanjian antara dua pihak yang berisi tanggungjawab dan
kewajiban yang diatur berdasarkan hukum yang berlaku yang isinya menjelaskan
pertukaran kepentingan antara kedua belah pihak (Bowdin dkk: 2003).
Kontrak dapat tertulis dan juga dapat persetujuan lisan, tetapi sebaiknya setiap
kontrak dituangkan dalam perjanjian tertulis.
Kontrak biasanya tertuang dalam kalimat yang singkat dan jelas dan tidak dalam
jumlah lembar yang banyak, tetapi untuk kontrak yang mencantumkan jumlah uang
yang besar dan sejumlah kewajiban, harus tertuang dalamkontrak form.
Goldblatt (1997) dalam Bowdin (2003) menjelaskanbeberapa hal yang biasanya
muncul pada kontrak sebuah event adalah;
 Nama kedua belah pihak dan nama perusahaan yang mengikat kontrak
 Produk atau layanan yang diberikan secara detail (peralatan, hiburan,
penggunaan fasilitas bangunan, penasehat, ahli)
 Keuntungan yang didapatkan oleh belah pihak
 Tandatangan kedua belah pihak yang mengerti isi kontrak, dan kondisi
perjanjian tersebut.
Supaya kontrak menguntungkan kedua belah pihak, sebaiknya
setiapkontrak memuat seluruh elemen yang dibutuhkan, seperti:
Kondisi keuangan, termasuk didalamnya jadwal pembayaran, kasus
pembatalan,waktu pengiriman, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta
penjelasansecara rinci pertukaran barang dan jasa antara kedua belah pihak.

I. Kontrak beberapa dengan EO terkait Penyelenggarta Event:

Penyedia
Jasa

Asosiasi Asuransi

Event
Organizer
Tempat
Sponsor
Event

Media Artis

b) Pembuatan kontrak Event


Proses pembuatan kontrak untuk kegiatan event biasanya terdiri dari lima
langkah utama: intention, negotiation, initial acceptance, agreement onterm dan
signing (Bowdin dkk, 2003).
Penentuan tujuan

NEGOISASI

TAHAP PENERIMAAN
AWAL

KONDISI PERJANJIAN

PENANDATANGANAN

c) Kontrak EO Dan Jasa Hiburan


Kontrak untuk entertainment biasanya berisi klausal tentang kewajiban
penyelenggara event yang akan menyediakan barang dan jasa termasuk juga
pembayaran yang dilakukan. Kontrak untuk pengisi acarautama bisa mencapai
dua puluh sampai tiga puluh lembar yang didalamnya berisi:
 Spesifikasi teknik (microphone tata cahaya, teknisi yang dibutuhkan
danlain-lain)
 Spesifikasi hospitality (makanan, minuman, waktu istirahat,
akomodasiuntuk bersantai, dan lain-lain).
 Spesifikasi tempat (pembayaran, kebutuhan asuransi).
Kontrak juga harus berisi klausal yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Apabila sebuah grup entertainer diwakili oleh agen yang ditunjuk,maka agen
tersebut harus juga ikut menandatangani kontrak tersebut, bias sebagai saksi
atau pihak yang mewakili pihak yang grup entertainernya.

d) Kontrak EO Dan Tempat Event


Kontrak dengan tempat penyelenggara event antra satu dengan lainnya
sebagai berikut :
1. Deposit
2. Pembatalan
3. Akses
4. Keterlambatan
5. Penambahan

e) Kontrak Eo Dan Sponsor


Kontrak dengan sponsor biasanya meliputi tanda dan lambang perusahaan,
ekslusifitas dari pemberian sponsor serta keberlanjutan sponsor setelah event
berakhir tetap harus dijelaskan. Sebagai spesifikasi khusus, logo sponsor bisa
tercantum dalam setiap produk promosi atauhanya dalam produk-produk
tertentu saja.
Seperti dijelaskan oleh Korman(2000) dalam Bowdin dkk (2003) bahwa
perusahaan pemberi sponsor biasanya akan meminta secara detil ekslusifitas
dari merk perusahaannya untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari sebuah
event.
Sponsor dengan prosentase kecil harus dapat dipastikan bahwa mereka tidak
membutuhkan portofolio seperti pemberisponsor utama, karena ada perbedaan
pemberian sponsor berdasarkan jumlah yang diterima oleh event organizer,
maka terdapat tingkatan untuk sponsor, misalnya: sponsor tunggal, sponsor
utama, sponsor pendampingatau supplier, sebagai pemberi sponsor juga harus
ada dalam kontrak.
Kontrak dengan sponsor akan menjelaskan juga hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi, seperti berapa jumla delegasi/pengunjung yang hadir
dandiberikan kepada sponsor.

f) Kontrak EO Dan Media


1) Izin tayang ulang
Berisi tentang berapa banyak penayangan dalamjangka waktu yang telah diterapkan,
kewenangan pihak broadcast dalam meng-edit atau mengambil intisari penayangan, dan
berapabanyak peralatan yang digunakan. Biasanya hal ini akan terjadi setelah event
selesai terselenggara, sehingga kontrak yang dibuat harusmencantumkan masa berlaku
kontrak.
2) Merchandising
Kontrak dapat berisi pasal atas siapa yang memiliki hakcipta dari produk aslinya. Hak
kepemilikian dan penjualan produk seperti barang-barang promosi dan rekaman event
yang diselenggarakan dapat menjadi pemasukan utama untuk sebuah kegiatan.
3) Akses
Akses bagi broadcaster untuk memasuki area event, akses merupakan point utama, apakah
tim broadcast akan berada di panggung selama kegiatan berlangsung? Bagaimana rencana
penempatan peralatanyang digunakan juga harus masuk dalam pasal yang ada di
kontrak.Apakah broadcast bisa juga dengan mudah wawancara tamu utama dalam event.
Sangat penting dijelaskan dalam kontrak berapa banyakakses yang dimiliki oleh
broadcaster untuk meliputi kegiatan yang berlangsung.
g) Kontrak EO Dan Asuransi
Asuransi merupakan strategi yang digunakan untuk memperkecil resiko yang
mungkin ditimbulkan Oleh suatu event. Pada banyak negara maju,penggunaan
asuransi kecelakaan diri bagi pekerja, sukarelawan dan peserta atau pengunjung,
serta asuransi properti ke semua asuransi yang akan digunakan dalam
penyelenggaraan event.
Banyak negara maju yang penggunaan asuransi pada event sudah mulai
diperhitungkan, misalnya asuransi cuaca, asuransi kecelakaan diri bagi
pekerja,sukarelawan dan peserta atau pengunjung, serta asuransi proper emua
asuransi yang akan digunakan dalam penyelengg event haruslah dilaksanakan
dengan legalitas yang.

D. Definisi Staging Event

Pensi atau pentas seni, adalah kegiatan yang lazim dilakukan oleh sejumlah
sekolah di Indonesia. Penyelenggaraan pensi untuk beberapa sekolah tertentu
melibatkan sumber daya yang sangat besar dari aspek sumber daya, khususnya
sumber daya finansial. Penyelenggaraan pensi sendiri tuntutannya semakin
mendekati event profesional seperti yang dilakukan oleh event organizer (EO)
profesional, padahal pelajar sekolah bukanlah tenaga EO profesional.
Penelitian ini berusaha menangkap bagaimana persepsi siswa SMA tentang
penyelenggaraan pensi dan berusaha menguji pengetahuan seputar
penyelenggaraan pensi. Hasil menunjukkan bahwa pensi sekolah dipersepsi
sebagai sesuatu yang penting bagi siswa, namun siswa menilai pihak sekolah
dan guru tidak menganggap pensi sekolah sebagai sesuatu yang penting.
Pensi sekolah dianggap sebagai sebuah kegiatan yang tidak sekedar
buangbuang sumber daya di mata siswanya. Dalam mengapresiasi pensinya sendiri,
responden cenderung setuju bahwa pensi mereka lebih baik dibanding sekolah lain,

Meskipun angka yang menjawab tidak tahu juga tinggi. Sehubungan


dengan kompetensi mengelola kepanitiaan, responden cenderung merasa bahwa
mereka mampu mengelola event, meskipun angka yang menjawab tidak tahu
juga tinggi. Lebih lanjut, sebagian besar merasa mereka perlu mendapatkan
pelatihan event organizing.Meskipun mereka merasa mampu, namun dalam
konteks pemetaan pengetahuansiswa seputar pengelolaan event, level pengetahuan
responden ada di angkayang cukup rendah.Diharapkan melalui penelitian ini, dapat
memberikan gambaran mengenaibagaimana siswa SMA di Bandung memiliki
persepsi tentang pensi dan melaluipengujian, dapat menjadi referensi kebijakan
terhadap dinas dan instansiterkait, yang berhubungan dengan penyelenggaraan di
sekolah.

a) Problematika Seni Pertunjukan Pensi di sekolah

Kurangnya minat terhadap seni pertunjukan tradisi adalah salah satu bentuk
ekspresi anak sekolah pada jaman ini. Hal inilah membuat anak sekolah jauh dari
kata itu. Sehingga mereka hanya mengenal  budaya barunya yang disebut dengan
modern.Di sisi lain sumber daya pendidik dalam mengenalkan seni tradisi masih
jauh dari harapan. Apalagi sarana prasarana yang mendukung keberlangsungan
pertunjukan seni tradisi masih sangat kurang. Melihat persoalan itu maka ada
permasalahan yang mesti dilihat secara perspektif sehingga anak mampu
memahami tradisi sebagai nilai dan identitas bagi dirinya. Untuk itulah pembahasan
makalah ini bertujuan untuk mencari akar masalah dan solusi yang tepat dalam
memaknai seni pertunjukan tradisi yang mempunyai nilai dan identitas yang kuat
khususnya di sekolah.     

Pengembangan kegiatan ekstrakulikuler lebih mengandalkan inisiatif


sekolah. Secara yuridis kegiatan ekstrakulikuler mempunyai landasan hukum yang
kuat karena diatur dalam surat Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh
sekolah. Salah satu Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 125/U/2002
tentang kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah, pengaturan
kegiatan ekstrakulikuler dalam keputusan ini terdapat pada Bab 5 pasal 9 ayat 2
yaitu ”pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olahraga dan 4
seni (porseni), karyawisata, lomba kreatifitas, atau praktek pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan pendidikan seutuhnya”.

Dalam bagian lampiran keputusan Mendiknas ini juga dinyatakan liburan


sekolah atau madrasah selama bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk
melaksanakan berbagai kegiatan, yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia,
pemahaman atau amaliah agama termasuk kegiatan ekstrakulikuler lainnya yang
bermuatan moral. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah bukanlah sesuatu yang baru,
kegiatan ini sudah berlangsung sejak lama. Di tingkat sekolah dasar pada umumnya
jenis ekstrakurikuler yang dilakukan adalah kegiatan pramuka, siswa biasanya
dibentuk kedalam kelompok siaga dengan kegiatan yang dilakukan adalah berlatih
sesuai dengan jadwal, misalnya kegiatan ini dilakukan dua kali seminggu di sore
hari.

Pada saat-saat tertentu juga diadakan kegiatan perkemahan Sabtu dan


Minggu yang biasanya disebut dengan PERSAMI. Kegiatan pramuka mempunyai
kesan terhadap semua siswa SD yang mengikuti kegiatan tersebut. Pada tingkat
SMP, kegiatan ekstrakurikuler berkembang dan bertambah jenisnya, tidak hanya
pramuka tetapi meliputi beberapa kegiatan di antaranya, Usaha Kesehatan Sekolah,
Kegiatan Seni, Patroli Keamanan Sekolah dan kegiatan Olahraga. Para siswa
umumnya ikut dalam salah satu kegiatan ekstrakurikuler tersebut, bahkan ada yang
mengikuti dua kegiatan ekstrakurikuler dengan cara dikoordinasikan oleh sekolah
dan dibimbing oleh guru maupun tenaga yang dikelola sekolah.

b) Terdapat beberapa kegiatan di antaranya:

I. Seni tari, dalam kegiatan ini siswa dipandu untuk dapat melatih olah badan
dan olah gerak sehingga melahirkan gerakan yang estetis. Seni tari dibagi
dua yaitu tari tradisional dan tari modern.
II. Paduan suara, kegiatan ini siswa diarahkan untuk mengolah suara dan
melahirkan keindahan. Dengan bimbingan dari guru atas kemampuan bakat
yang dimiliki siswa.
III. Karawitan, kegiatan ekstrakulikuler yang sangat menarik dan mendapat
perhatian hadirin ketika sedang dipentaskan. Karawitan sebagai budaya asli
Indonesia memang harus dilestarikan, kegiatan karawitan ini untuk
menyalurkan bakat serta minat siswa yang tertarik dalam bidang kesenian
tradisional.
IV. Teater, merupakan cabang kegiatan ekstrakurikuler yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan seni peran dan seni
pementasan.

Demikian beberapa kegiatan ekstrakurikuler kesenian yang biasa diadakan


di sekolah yang mempunyai maksud dan tujuan mengedepankan nilai estetik yang
terarah dengan baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga
manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan
dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan
secara efisien dan efektif (Subagya, 1994).
Kegiatan Manajemen Logistik Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
manajemen logistik untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah sebagai
berikut :
Kegiatan manajerial
 Perencanaan dan penentuan kebutuhna mencangkup aktivitas, pemikiran,
penetapan sasaran, pedoman, perhitungan, perumusan tindakan yang akan
dilaksankan di masa yang akan datang.

 Perorganisasian mencangkup kegiatan merancang dan merumuskan struktur


formal dalam upaya pengelolaan logistik dengan mengunakan
kegiatanmengelompokkan, pengatur dan membagi tuigas sekaligus wewenang
kepada setiap unit atau anggota organisasi
 Pengawasan mencangkup setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap
tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan pengunaan logistik, maupun proses
pengolaan logistik.

Kontrak biasanya tertuang dalam kalimat yang singkat dan jelas dan tidak
dalam jumlah lembar yang banyak, tetapi untuk kontrak yang mencantumkan
jumlah uang yang besar dan sejumlah kewajiban, harus tertuang dalamkontrak
form.
Goldblatt (1997) dalam Bowdin (2003) menjelaskanbeberapa hal yang biasanya
muncul pada kontrak sebuah event adalah;
a. Nama kedua belah pihak dan nama perusahaan yang mengikat kontrak
b. Produk atau layanan yang diberikan secara detail (peralatan, hiburan,
penggunaan fasilitas bangunan, penasehat, ahli)
c. Keuntungan yang didapatkan oleh belah pihak
d. Tandatangan kedua belah pihak yang mengerti isi kontrak, dan kondisi
perjanjian tersebut.
B. Penutup
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami senantiasa mengharapkan saran maupun kritik yang
konstruktif dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Burton, Dawn. (2000). “The Use of Case Studies in Social Science Research”, dalam
Dawn Burton (ed.), Research Training for Social Scientist. London: SAGE Publications.

Cutlip, Scott M, dkk. (2009). Effective Public Relations (Edisi ke-9). Diterjemahkan oleh
Tri Wibowo. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. (2013). Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Effendy, Onong Uchjana (1997). Ilmu Komunikasi Teori & Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Noor, Any. (2013). Manajemen Event (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Pambudi, Ellys Lestari. (2013). One Stop: Qualitative Research Methodology In


Communication: Konsep, Panduan, dan Aplikasi. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.

Golberg, Merryl. (1997). Arts and Learning. An Integrated Approach to Teaching and
Learning in Multicultural and Multilingual settings. New York: Longman.

Ismiyanto, Pc. S. Petrus. (1999). “Creative Problem Solving dalam Pembelajaran


Pendidikan Seni Rupa: Sebuah Penawaran Pendekatan Pembelajaran" dalam Lingua

Artistika No. 3 Th XXII Sepetember 1999, Semarang: IKIP Semarang Press.

Anda mungkin juga menyukai