Dosen:
Bpk. Jufri Sineke, S.Pd, SST, M.Si
Disusun Oleh:
Eko Sudarmono
(711331118010)
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah ini.
Makalah ini dilakukan sehubungan dengan tugas yang diberikan Dosen kepada
saya untuk memenuhi nilai mata kuliah. Dengan diselesaiknya tugas makalah ini
saya harapkan dapat memenuhi syarat penilaian tugas dan berguna untuk para
pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman judul.........................................................................................
Kata pengantar......................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................. ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................. 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
Daftar Pustaka....................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen Logistik adalah salah satu komponen penting dalam
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management yang
digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian keefisienan dan keefektifan aliran dan
penyimpanan barang, pelayanan (jasa) dan informasi terkait dari titik
permulaan hingga titik tujuan. Manajemen Logistik atau Logistic
Management ini dapat membantu perusahaan mengurangi biaya dan
meningkatkan layanannya kepada pelanggan.
Manajeman Logistik ini bertujuan untuk memperoleh dan
mendistribusikan bahan dan produk di tempat dan waktu yang tepat
dengan jumlah yang tepat juga dengan biaya yang seefiesien mungkin.
Manajemen yang melibatkan pemrosesan pesanan, pergudangan,
penanganan bahan/produk, pengemasan dan transportasi ini juga
merupakan sebuah sektor yang perkembangannya sangat pesat di dunia
bisnis sekarang. Tanpa didukung oleh Manajemen Logistik yang baik,
aktivitas Produksi maupun Pemasaran akan sangat sulit untuk
dilaksanakan.
Logistik pada dasarnya berawal dari konsep dan kegiatan yang
berhubungan dengan militer dan pertahanan. Militer atau Departemen
Pertahanan memanfaatkan perencanaan terperinci dan ektensif untuk
mengumpulkan persediaan dan orang serta perlengkapan lainnya ke
berbagai lokasi dan pangkalan militer, aktivitas militer inilah yang saat ini
kita kenal sebagai istilah “Logistik”. Keberhasilan suatu aksi militer sangat
tergantung pada kemampuan untuk mengumpulkan informasi,
menganalisis, penyesuaian atau berasimilasi dan mengambil langkah-
langkah logistik yang tepat untuk mendukung aksi militer mereka secara
terus-menerus.
1
Hal ini sangat mirip dengan sebuah organisasi bisnis yang operasionalnya
sangat tergantung pada visibilitas dan pengendalian atas proses logistik
yang dikelolanya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang
berorientasi bisnis ini juga mengadaptasi prinsip-prinsip yang sama dalam
menjaga keefektifan dan kefisiensian penyimpanan, pengendalian dan
pergerakan barang dagangannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Logistik ?
2. Jenis-jenis Fungsi Manajemen Logistik ?
3. Bagaimana maksud Manajemen Logistik ?
4. Apa saja kegiatan Manajemen Logistik ?
C. Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan mengenai manajemen logistic dalam
kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Logistik
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat (aditama, 2003). Sedangkan menurut Donald J.
Bowersox dalam bukunya Manajemen Logistik (1978) menyatakan bahwa
manajemen logistik adalah unik karena ia merupakan salah satu aktivitas
perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik (lokasi
fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan engurusan &
penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi
komersil. Sulit untuk dapat membayangkan sesuatu pemasaran atau
manufakturing yang tidak membutuhkan sokongan logistik.
Tujuan dari logistik adalah menyampaikan barang ke unit yang meminta
dalam keadaan yang baik, tidak berkurang secara mutu, kualitas maupun
jumlah. Tugas dan kegiatan logistik meliputi antara lain mengadakan
pembelian, inventory, dan stock control, penyimpanan serta terkait dengan
kegiatan pengembangan, produksi dan operasional, keuangan, akuntansi
manajemen serta penjualan dan distribusi serta informasi (aditama, 2003).
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan
dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik
setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif
(Subagya, 1994).
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang
berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan
3
informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik
konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam
memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan
sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplier, di
antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri
utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap
pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis.
Siagian: 1992, menyatakan “Manajemen adalah seni memperoleh hasil
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan
logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis
pakai”. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni
serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu
menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan
ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan
secara efisien dan efektif.
4
oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur
yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya
menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok,
gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang
merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha
merumuskan dasar dan pedoman tindakan. Pengelolaan logistik cenderung
semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam
pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan
reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk
tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan (Sasaran) di perlukan kerjasama yang terus menerus
antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan
masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas
masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk
mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
5
6. Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab
dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
1. Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang
tepat
2. Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan
jumlah yang tepat
3. Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
4. Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
5. Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk
menentukan orang atau unit yang tepat
6. Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang
tepat
7. Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang
di ambil benar-benar tepat
b. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala
tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya
(Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi
perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk
disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia.
Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji
secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang
reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek
berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam
rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh
diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa. Pengaturan keuangan
yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
6
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan antara lain adalah
1. Peraturan–peraturan terkait
2. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
3. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
4. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai
dengan pegaturan logistic
c. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang
berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi
ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan
sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994).
Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan
kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah
direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi
didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan
efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan
untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah.
7
1. Pembelian
2. Penyewaan
3. Peminjaman
4. Pemberian ( hibah )
5. Penukaran
6. Pembuatan
7. Perbaikan
8
Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun
seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap
perdagangan, Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada
siapapun, Memberi batas kepada seorang rekanan adalah
melanggar etika
2. Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus
dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang
ditentukan sebagai berikut:
Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari
unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan,
penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan,
penanggung jawab tehnis. Dilarang duduk sebagai anggota
panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek,
pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi
sebagai pemeriksa. Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala
kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah
pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
d. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk
melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan.
(Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin
penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya
dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-
rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang
lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar
dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang
yang aman dari pencuri.
9
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi
penyimpanan adalah:
1. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu
menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi
udara yang baik.
2. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
a. Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat,
brankar, kursi roda dll.
b. Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
3. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan,
penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
4. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu
pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll.
a) Penggunaan alat bantu
b) Pengamanan dan keselamatan
c) Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan
terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan
tindakan keamanan.
5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha
untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi
penyaluran barang antara lain:
1. Proses Administrasi
2. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
3. Proses pengeluaran fisik barang
4. Proses angkutan
10
5. Proses pembongkaran dan pemuatan
6. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
e. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang
antaralain:
1. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana
alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
2. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada
manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor:
Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan
efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak
boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang
ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena
susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi
spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
3. Surplus dan ekses
4. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
5. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia
penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan
yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang
yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang
dihapus.
11
b. Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana
tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan
antaralain:
1. Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi
komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali
dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
2. Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis
dari barang yang dihapus menjadi barang lain
3. Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam
rangka pemanfaatan langsung
4. Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada
badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
5. Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau
dilelang
6. Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan
lingkungan
f. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,
penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah
manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung
(Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
1. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria,
norma, instruksi dan prosedur lain
2. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan,
guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan
dan jalannya pelaksanaan dari rencana
3. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara
pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
4. Melakukan supervise
12
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan
sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
13
1. Mampu menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan
2. Mampu menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan logistik
3. Mampu menyediakan logistik yang siap pakai
4. Mampu menjaga dan mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya
hasil logistik.
5. Mampu mencegah dan mengambil tindakan antisipatif terhadap berbagai
penyimpangan dalam setiap kegiatan pengelolahan maupun pengolahan
logistik
6. Mampu menyediakan pedoman kerja baagi setiap unit kerja maupun
personal maupun membangun budaya, penguanaan logistik secara
bertangung jawab.
D. Kegiatan Manajemen Logistik
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam manajemen logistik untuk
mencapai tujuan yang diinginkan adalah sebagai berikut :
Kegiatan manajerial
1. Perencanaan dan penentuan kebutuhna mencangkup aktivitas,
pemikiran, penetapan sasaran, pedoman, perhitungan, perumusan
tindakan yang akan dilaksankan di masa yang akan datang.
2. Perorganisasian mencangkup kegiatan merancang dan merumuskan
struktur formal dalam upaya pengelolaan logistik dengan mengunakan
kegiatanmengelompokkan, pengatur dan membagi tuigas sekaligus
wewenang kepada setiap unit atau anggota organisasi
3. Pengawasan mencangkup setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan
setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan pengunaan
logistik, maupun proses pengolaan logistik.
14
Sebagaimana halnya operasi dan koordinasi logistik itu harus terpadu,
maka keempat bidang sistem operating sistem ini pun harus pula berfungsi
sebagai suatu totalitas..
Kekuatan-kekuatan luar dari perusahaan adalah kekuatan bisnis
lingkungan yang membatasi fleksibilitas disain perusahaan itu. Secara
bersama-sama kekuatan-kekuatan ini merupakan suatu lingkungan
ekologis bagi perusahaan, meliputi struktur industri, perbedaan pasar
pemerintah dan peraturan hukum, jaringan kerja industri, keadaan
perekonomian dan gabungan saluran transaksi.
Jika suatu perusahaan mau bertahan hidup, maka seluruh sistemnya
haruslah berfungsi sebagai totalitas. Dilihat secara sendiri-sendiri, masing-
masing sistem ini atau setiap pusat kegiatannya tidak banyak manfaatnya.
Apabila suatu bagian tertentu memberikan sumbangan kepada total usaha,
maka bagian tersebut mamperoleh manfaat ekonomis.
Di dalam perusahaan, sistem logistik itu sangat perlu bagi terlaksananya
transaksi. Perusahaan yang menikmati efisiensi logistik akan memperoleh
keuntungan dalam biaya dan jasa-jasa yang sulit diganti. Perusahaan yang
telah memiliki jaringan fasilitas terpadu, kemampuan transportasi,
komunikasi dan penanganan yang selaras dengan usaha-usaha keuangan.
Keseimbangan dalam sistem logistik dan keseimbangannya dengan
bagian-bagian lain dari perusahaan adalah perlu selalu disesuaikan. Dalam
jangka panjang, berbagai perobahan ekonomi dan institusional dapat
membuang sistem yang ada itu tidak memadai lagi. Kekurangan itu dapat
meningkatkan biaya atau kerugian keuntungan kompetitif dari perusahaan-
perusahaan saingan.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik,
yaitu :
1. Struktur Lokasi Fasilitas
Jaringan fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah
fundamental. Jumlah, besar dan pengaturan geografis dari fasilitas yang
dioperasikan mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan
15
pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya.
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke
mana dan melalui mana meterial dan produk-produk diangkut, untuk
tujuan perenacanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang
dan toko. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul dapat memberikan
banyak keuntungan yang kompetitif.
2. Transportasi
Peusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan
transportasinya. Pertama, armada peralatan swasta dapat dibeli dan
disewa. Kedua, kontrak khusu dapat diatur dengan spesialis transport
untuk mendapatkan jasa pengangkutan. Ketiga, suatu perusahaan dapat
memperoleh jasa dari suatu perusahaan transport berijin.
4. Pengadaan Persediaan
Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan
atas kebijaksanaan persediaan yang dilaksanakan oleh suatu
perusahaan. Secara teoritis suatu perusahaan dapat saja mengadakan
persediaan setiap barang yang ada dalam persediaannya. Tujuan dari
integrasi persediaan ke dalam sistem logistik adalah untuk
mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin yang sesuai
dengan sasaran pelayanan untuk nasabah.
5. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem
logistik. Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan
banyak sekali masalah. Kekurangan tersebut dapat digolongkan
kedalam dua kategori besar. Pertama, informasi yang diterima
mungkin tidak benar. Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam
hal kebutuhan suatu nasabah tertentu.
6. Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung
berhubungan dengan semua aspek operasi. Ia menyangkut arus
persediaan melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut
16
yang hanya bergerak untuk menanggapi kebutuhan akan suatu produk
atau material.
17
menentukan pola yang paling baik bagi kebutuhan pelayanannya
dengan total biasya yang terendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan
dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik
setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang
berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan
informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik
konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam
memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan
sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplier, di
antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri
utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap
pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis
B. Saran
Diperlukan penambahan pengetahuan yang dapat dipercaya tentang topic
yang dibahas dalam materi diatas agar memberikan pemahaman terhadap
para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/13817840/Konsep-Dasar-Manajemen-Logistik
http://mythayummy.blogspot.com/2011/04/makalah-manajemen-stratejik.html
http://wiryasaputra.blogspot.com/search/label/Pelayanan%20Memuaskan
19