Disusun Oleh :
Kelompok 12
Dosen Pembimbing :
Yessi Marlina, S.Gz, M.PH
1. Ny. S usia 26 tahun dengan BB 38 kg, TB 149cm dan mengalami penurunan berat badan
1kg semenjak satu bulan yang lalu. Pasien menderita maag sejak 10 tahun yang lalu. Orang
tua Os menderita penyakit jantung dan hipertensi. Sejak 2 minggu SMRS Os mengeluh
mual disertai muntah, batuk serta mata kuning. Muntah berisi sisa makanan dan cairan. Os
telah diketahui menderita TB Paru 3 minggu SMRS. Os telah mendapatkan terapi OAT
kategori 1. Sekarang Os didiagnosa DILI ec OAT, TB Paru dengan terapi OAT Kategori 1,
Anemia ec Inflamasi. Os tinggal dengan suami dan 2 orang anak. Kedua anak OS belum
sekolah. OS seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja di toko pakaian di kota
bandung. Penghasilan suami Os setiap bulan ± 1- 2 juta. Diagnosa medis : DILI ec OAT,
TB Paru dengan Terapi OAT Kategori 1, Anemia ec Inflamasi. Pola makan Os SMRS
yaitu 2-3x makan utama dalam sehari. Kebiasaan minum satu gelas teh pada pagi hari.
Makanan yang dikonsumsi oleh Os dalam sehari belum termasuk menu seimbang. Os
menyukai bakso dan batagor. Asupan makan SMRS, E = 812,5 kkal, P = 26,5 g, L = 29,5 g
dan KH = 120 g. Pada saat di rumah sakit pasien diberikan makanan lunak dengan
penukar, hewani ½ penukar, nabati ½ dan sayur ¼ . Asupan makan pasien saat di rumah
Data Hasil Pemeriksaan Klinis adalah Hilang lemak subkutan (+), Nafsu makan
tidak baik (+), Mual (+), Muntah (-) dan Mata kuning (+)
1. ASSESMENT GIZI
DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDING/NILAI MASALAH/GAP
NORMAL
ANTROPOMETRI IMT Menurut DEPKES RI AD 1.1.4 Penurunan
TB : 149 cm Sangat Kurus : < 17 Berat Badan :
BB : 38 kg Kurus : 17 - 18,5 Terjadi penuruan BB
IMT : 17,11 Normal : 18,5 - 25 yang terjadi selama 1
Gemuk : 25 - 27 bulan sebanyak 1 kg
Sangat Gemuk : 27 ( 2,56%)
AD 1.1.5 IMT :
Kurus
2. DIAGNOSIS GIZI
Problem Etiologi/Akar Masalah Sign/Symptom
NI.2.1 Asupan oral tidak Berkaitan dengan keadaan Ditandai dengan kehilangan
adekuat fisiologis (gastrointestinal) /penurunan berat badan
dan penyakit maag sejak yang terjadi selama 1 bln
10 tahun yang lalu yang sebanyak 1 kg ( 2,56%),
menyebabkan peningkatan mengalami mual, muntah,
kebutuhan gizi dan nafsu makan tidak baik
NI.5.2 Malnutrisi Berkaitan dengan Ditandai dengan IMT 17,11
penyebab fisiologis yang (kurus), hilang lemak
meningkatkan kebutuhan subkutan dan tidak dapat
gizi karena penyakit maag memakan energi dan protein
dan perubahan fungsi yang cukup
saluran cerna
(gastrointestinal)
NI.5.3 Asupan protein- Berkaitan dengan kondisi Ditandai dengan penurunan
energi tidak adekuat gastrointestinal, penyakit berat badan, asupan energi
maag, sehingga kurang nya dan protein dari makanan
kemampuan kurang yaitu energi: 1037,5
mengkonsumsi protein dan dan protein: 32,5
energi yang cukup
NC.3.1 Berat badan kurang Berkaitan dengan asupan Ditandai dengan estimasi
(Underweight) energi inadekuat dan asupan makanan lebih
gangguan pola makan sedikit dari
karena nafsu makan tidak estimasi/pengukuran
baik. kebutuhan
NC.3.2 Penurunan berat Berkaitan dengan kondisi Ditandai dengan kehilangan
badan yang tidak diharapkan gastrointestinal, penyakit lemak subkutan, asupan
maag berkepanjangan makanan buruk dan nafsu
selama 10 tahun yang lalu makan tidak baik
dan penurunan kemampuan
untuk mengkonsumsi
kalori (energi yang cukup)
NB.1.7 Pemilihan makanan Berkaitan dengan pernah Ditandai dengan perkiraan
yang salah mendapat terapi medis asupan tidak konsisten
OAT kategori 1 dan dengan anjuran kecukupan
Anemia ec. inflamasi gizi dan belum
mengkonsumsi makanan
seimbang
NB.3.2 Terbatasnya Akses Berkaitan dengan tidak Ditandai dengan pemilihan
makanan/cairan terpenuh nya kebutuhan makanan yang salah seperti
makanan, kurangnya kebiasaan meminum teh
kualitas makanan dan zat satu gelas pada pagi hari,
gizi menyukai bakso, batagor
dan penyakit maag seta
kondisi gastrointestinal
3. INTERVENSI
4. MONITORING
Asupan Makan :
Pasien harus mencapai 90% dari kebutuhan.
Antropometri :
Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Sikap dan Perilaku :
Pasien diharapkan mau menerima dan melaksanakan diet yang diberikan.
5. EVALUASI
Asupan Makan :
Melihat apakah asupan pasien mencapai 90% dari kebutuhan.
Antropometri :
Melihat apakah pasien dapat mempertahankan berat badannya.
Sikap dan Perilaku :
Melihat apakah pasien mau menerima dan melaksanakan diet yang diberikan.
PERSPEKTIF DIET