Anda di halaman 1dari 36

MATERI III

PROFESI DAN
PROFESIONAL GIZI
PROFESI
1. Makna ETIMOLOGI : secara etimologi berasal dari
Bahasa Inggris Profesion atau Bahasa Latin
Profecus/profession, yang berarti mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
mengerjakan pekerjaan tertentu.

2. Makna TERMINOLOGI : berarti sebagai suatau


pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan tinggi
Sumber bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan
Makna mental, bukan perkerjaan manual, yaitu
pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan
Profesi teoritis sebagai instrument untuk melakukan
pekerjaan praktis.

3. Makna SOSIOLOGI : Profesi menunjukkan suatu


kepercayaan, bahkan suatu keyakinan atas suatu
kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan
menunjukkan suatau pekerjaan atau urusan
tertentu.
PENGERTIAN PROFESI
Profesi adalah pekerjaan/jabatan
yang membutuhkan pendidikan
umum dan khusus di tingkat tinggi,
KBBI
yang biasanya memiliki kode etik
guna menjelaskan peranan yang
Profesi adalah harus diterapkan oleh profesi
bidang pekerjaan tersebut dalam masyarakat
yang dilandasi
pendidikan Profesi adalah suatu pekerjaan yang
keahlian
(keterampilan,
membutuhkan kecakapan,
kejujuran) tertentu kemampuan dan keahlian serta
menuntut latihan dan pendidikan
tingkat tinggi dan bekerja dgn
menggunakan kecerdasan dan
intelektual serta memerlukan sifat
kerja yang beragam
Pengertian profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang bukan dilakukan
dengan mengandalkan kekuatan fisik dan menuntut pendidikan yang
tinggi bagi orang-orang yang memasukinya, serta mendapat pengakuan
dari orang lain.
Jenis pekerjaan seperti yang digambarkan di atas salah satunya adalah
jabatan GURU. Karena pada hakikatnya guru merupakan profesi tenaga
akademik pada lembaga pendidikan tingkat sekolah. Dan guru adalah
sumber daya yang sangat penting dlm pengolahan organisasi pendidikan.
Sedangkan untuk mencapai hasil pendidikan sebagaimana yang
diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sumber daya manusia.
1. Tipe profesi sebagai Status
Yaitu yang secara relative tidak begitu penting
dalam organisasi kerja dalam melayani
Menurut Elliot masyarakat, tetapi menduduki tempat yang tinggi
(1972) secara dalam system tingkatan social di masyarakat.
historis, Profesi Seperti profesi Kiyai, Pendeta, dll.
ada dua tipe : 2. Profesi sebagai Pekerjaan
Yaitu yang didasarkan pada spesialisasi dari
pendidikan dan latihannya. Seperti profesi di
bidang kesehatan Ahli Gizi, Ahli Bedah, dll.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang
Dalam KBBI dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dsb)

Profesi biasa diartikan sebagai suatu bidang


Secara Istilah pekerjaan yang didasarkan pada keahlian
tertentu

Profesi adalah merupakan pekerjaan yang


menuntut kemampuan intelektual khusus
Sudarwan Danim yang diperoleh melalui kegiatan belajar
degan merujuk dan pelatihan yang bertujuan untuk
pendapat Howard menguasai keterampilan atau keahlian
M. Vollmer dan dalam melayani atau memberikan advis
Donald Mills
pada orang lain dengan menerima upah
atau gaji dalam jumlah tertentu
Secara ideology, pekerjaan Profesi menekankan pada tanggung jawab dan
pelayanan tertentu, dari sekedar pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan pribadi. Dan ada kode etik yang memberikan pertimbangan-
pertimbangan secara otomatis dalam membedakan pekerjaan mana yang
tergolong pekerjaan profesi dan mana yang bukan, serta diantara para
praktisi professional diikat dalam suatu organisasi profesi dengan cakupan
yang luas.

Hamalik (2006) mengatakan :


Komponen yang terkandung dalam definisi Profesi
adalah :

1. Pernyataan atau 2. Mengandung 3. Menyangkut


janji secara terbuka unsur pengabdian suatu pekerjaan
1. Makna ETIMOLOGI : secara etimologi berasal dari
Bahasa Inggris Profesion atau Bahasa Latin
Profecus/profession, yang berarti mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
mengerjakan pekerjaan tertentu.

2. Makna TERMINOLOGI : berarti sebagai suatau


pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan tinggi
Sumber bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan
Makna mental, bukan perkerjaan manual, yaitu
pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan
Profesi teoritis sebagai instrument untuk melakukan
pekerjaan praktis.

3. Makna SOSIOLOGI : Profesi menunujkkan suatu


kepercayaan, bahkan suatu keyakinan atas suatu
kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan
menunjukkan suatau pekerjaan atau urusan
tertentu.
Omstein & Levine :
Profesi mengandung dua pengertian :

1. Melayani masyarakat, 2. Memerlukan bidang ilmu


merupakan karier yang keterampilan tertentu di luar
dilaksanakan sepanjang hayat jangkauan khalayak ramai (tidak
(tidak berganti-ganti semua orang dapat
pekerjaan) melakukannya)
PROFESIONAL
Profesional adalah tenaga yang terampil dan
cakap dalam profesinya, dituntut untuk
menguasai visi yang mendasari
keterampilannya, yang menyangkut wawasan
filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki
sikap yang positif dalam melaksanakan serta
mengembangkan mutu karyanya
PROFESIONALISME
Nilai-nilai profesional harus menjadi bagian dan
telah menjiwai seseorang yang sedang mengemban
sebuah profesi
PENGERTIAN PROFESIONAL
1. Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu.
2. Memerlukan latihan khusus dengan suatu kurun waktu.
3. Hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi.
4. Hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu sesuai keahliannya.
5. Memiliki pendidikan khusus, yaitu keahlian dan keterampilan dan
memiliki dasar pendidikan dan pelatihan serta pengalaman dalam
kurun waktu untuk menunjang keahliannya.
6. Memahami kaidah dan standard moral profesi serta etika profesi
dalam bidang pekerjaannya.
7. Berupaya mengutamakan kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
8. Ada ijin khusus dari instansi yang berwenang untuk menjalankan
profesinya.
9. Terorganisir dalam suatu induk organisasi sebagai pengawasnya.
Profesional harus memeiliki persyaratan :
1. Berpendidikan, berpengetahuan dan
memiliki keterampilan yang cukup
2. Mempunyai etika yang baik, antara lain
jujur, tepat janji, berfalsafah ilmu padi
3. Mempunyai integritas, yaitu memiliki nilai
intelektual, harga diri dan memiliki
kebanggaan serta kepribadian
4. Mempunyai organisasi, tempat ia bertukar
pikiran dan bertukar pengetahuan/ilmu serta
mengembangkan diri
5. Memiliki jurnal yang bisa menunjang
keprofesiannya.
SEORANG PROFESIONAL DITUNTUT MEMILIKI :
1. Pengetahuan;
2. Penerapan keahlian;
3. Tanggung jawab sosial;
4. Pengendalian diri;
5. Etika bermasyarakat sesuai profesinya.

Menurut Brandeis yang dikutip A. Pattern Jr. untuk dapat


disebut sebagai profesi, maka pekerjaan itu sendiri harus
mencerminkan adanya dukungan yang berupa:
1. Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character);
2. Diabdikan untuk kepentingan orang lain;
3. Keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan
finansial;
4. Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi dan
organisasi profesi tersebut antara lain menentukan berbagai
ketentuan yang merupakan kode etik, serta pula bertanggung
jawab dalam memajukan dan penyebaran profesi yang
bersangkutan;
5. Ditentukan adanya standard kualifikasi profesi.
SIKAP DAN PENAMPILAN PROFESIONAL
Seorang yang profesional, selain memiliki keterampilan yang memadai
untuk melaksanakan tugasnya, juga harus memiliki sikap-sikap yang
positif dalam menjalankan profesinya. Sikap yang harus dimiliki
tergambar dalam 3 aspek, yaitu : kepribadian, penampilan dan cara
bekerjasama dengan orang lain di lingkungannya.
 Kepribadian : sopan santun, ramah, jujur, selalu siap menolong, tepat
waktu, menjaga perasaan orang lain, mampu mengendalikan emosi.
 Penampilan : a. Keadaan tubuh: Cara berpakaian, tata rias,
kebersihan rambut, tangan, kuku, kesehatan
gigi, kulit tubuh
b. Kebiasaan : kebiasaan merokok, cara bersin, cara
membuang sampah, cara duduk, berdiri, berbicara,
berjalan.
 Cara bekerja dengan orang lain : seorang profesional akan mampu
bekerjasama dengan orang lain dalam tim (mampu menyesuaikan diri
dengan baik) sehingga mudah mencapai tujuan yang diharapkannya.
GIZI SEBAGAI PROFESI

Di masa yg akan datang, profesi Gizi dituntut untuk mampu


menunjukkan profesionalisme yg lebih tinggi bila ingin
ditempatkan sejajar dgn profesi lain.
Profesi gizi, sebagai profesi kesehatan, terdiri dari para
anggotanya yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam :
a. Melaksanakan asuhan gizi klinik
b. Melaksanakan penyelenggaraan makanan institusi
c. Melaksanakan pelayanan gizi masyarakat
d. Melaksanakan penyuluhan gizi serta menyediakan pelatih
sebagai konsultasi gizi.
Sebagai Profesi Gizi mempunyai ciri-ciri sbg :

1. Mengembangkan pelayanan yang unik


kepada masyarakat.
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui
suatu program pendidikan.
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas
profesinya sesuai kode etik yang berlaku.
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil
keputusan dalam menjalankan profesinya.
6. Anggota-anggotanya wajar menerima
imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang
senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat oleh
anggotanya.
8. pekerjaan./sumber utama seumur hidup.
9. Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan
obyektif.
10.Otonomi dalam melakukan tindakan.
11.Melakukan ikatan, lesensi jalur karir.
12.Mempunyai kekuatan dan status dalam
pengetahuan spesifik.
13.Alturism (memiliki rasa kemanusiaan yg tinggi)
Syarat Ahli Gizi sebagai Tenaga Profesi
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yg bersifat
khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yg menyiapkan tenaga
profesional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kewenangan yg disahkan atau diberikan oleh
pemerintah
5. Mempunyai peran dan fungsi yg jelas.
6. Mempunyai kompetensi yg jelas dan terukur.
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8. Memiliki etika ahli gizi.
9. Memiliki standar praktik.
10. Memliki standar pendidikan yg mendasarinya, dan
mengembangkan profesi sesuai dgn pelayanan.
11. Memiliki standar berkelanjutan sebagai wahana
pengembangan kompetensi.
Kebutuhan Dunia Kerja terhadap Tenaga Kerja Profesi
Pada era globalisasi saat ini, pasar kerja membutuhkan
tenaga yang mampu bekerja secara profesional, yang
menguasai kemampuan teknik dan kemampuan bertingkah
laku yang baik. Pada rumah sakit-rumah sakit dibutuhkan
tenaga kerja yang memiliki kriteria sebagai berikut :
 Mempunyai wawasan multidimensi
 Memiliki kemampuan untuk menggunakan sarana teknologi
 Mampu beradaptasi dengan lingkungan
 Kemampuan membangun kerjasama dalam tim
 Ketahanan fisik dan kepribadian yang matang
 Mempunyai kemampuan wirausaha
 Memiliki keterampilan negosiasi yang baik
 Terampil dalam mengambil keputusan yang tepat
Pada kenyataan, para lulusan tenaga profesi kesehatan yang
ada saat ini belum memuaskan masyarakat. Ini disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya :
 Pada umumnya belum siap secara teori dan praktik
 Rasa percaya diri yang dimiliki masih rendah
 Gagap teknologi
 Semangat juang rendah
 Kualitas lulusan tidak terstandar
 Kemampuan komunikasi rendah
 Sikap kerja lamban dan kurang antusias
 Kurang mandiri
 Kerjasama tim lemah
Keadaan ini cukup memprihatinkan bagi lembaga pendidikan
yang menghasilkan lulusan tersebut dan menjadi tantangan
tersendiri bagi lulusan. Perlu ada upaya maksimal dari berbagai
pihak untuk bisa mempersiapkan para lulusan tenaga kesehatan.
Calon tenaga kerja penyandang Profesi, harus mampu
mengembangkan sejumlah keterampilan agar mampu
merebut pasar kerja semaksimal mungkin antara lain :
 Keterampilan mengelola diri sendiri
 Meningkatkan keterampilan untuk bisa mendengar org
lain
 Meningkatkan kemampuan dan kemandirian
 Meningkatkan keterampilan bisnis
 Meningkatkan kesadaran bisnis dan finansial
 Meningkatkan keterampilan negosiasi dan wawancara
 Cara mengelola proyek
 Meningkatkan keterampilan menulis artikel
 Kerjasama tim dan kepemimpinan yang efektif.
Beberapa metode yang bisa dilakukan oleh para tenaga
kerja Profesi adalah: berupaya untuk selalu melatih diri
terus-menerus, terutama dalam hal :
 Berani mengemukakan ide dan gagasan
 Berani mengedepankan profesionalisme
 Berani bersikap tegas
 Berani bersikap objektif
 Berani menerima saran dan kritik
 Berani mengambil risiko
 Berani bertanggung jawab
Cara-cara di atas diharapkan bisa menjadikan para tenaga
kerja Profesi memiliki kesiapan yang matang, sehingga
mampu untuk tampil menjadi pemenang, bukan menjadi
orang yang gagal dalam melaksanakan tugas pelayanan
kepada masyarakat sesuai tuntutan Profesi.
Ciri-Ciri Orang yg Berhasil Ciri-Ciri Orang yg Gagal

a. Terus mencari solusi a. Mudah menyerah


b. Melihat tantangan b. Melihat tantangan
sebagai peluan sebagai hambatan
c. Melihat solusi dari c. Melihat masalah dari
setiap masalah setiap solusi
d. Selalu mengatakan
mungkin dari setiap d. Selalu mengatakan
kesulitan sulit dari setiap
e. Selalu berkata : what kemungkinan
can I do for you? e. Selalu berkata : what
f. Selalu berkata : ayo can you do for me?
kita kerjakan. f. Selalu berkata: itu
bukan perkajaan saya
KEMITRAAN PROFESI
Pengertian dan Prinsip Kemitraan
Kegiatan kemitraan dengan pihak lain adalah salah satu
ciri bahwa sebuah organisasi/profesi ingin berkembang
dan mengalami kemajuan. Tidak ada sesuatu atau
apapun yang mampu bekerja sendiri, karena pada
dasarnya, antara satu dengan yang lain saling
membutuhkan dukungan, sehingga bersifat komplementer
atau saling melengkapi
Kemitraan harus dibangun dasar-dasar kesamaan
perhatian atau kesamaan kepentingan, saling
mempercayai dan saling menghormati, mempunyai tujuan
yang jelas dan terukur, serta bersedia untuk
mengorbankan waktu, tenaga maupun sumber daya yang
lain.
Kemitraan Profesi Gizi
Kewajiban Ahli Gizi kepada teman seprofesi dan itra kerja
telah dijelaskan dalam Kode Etik Profesi Gizi, Yaitu :
a. Ahli gizi, dalam pekerjaannya, yaitu melakukan promosi gizi
demi meningkatkan dan memelihara status gizi optimal dari
masyarakat, berkewajiban untuk senantiasa bekerjasama,
melibatkan dan menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai
mitra kerja di masyarakat.
b. Ahli Gizi berkewajiban untuk senantiasa memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan organosasi atau disiplin
ilmu/profesional sejenis atau bukan sejenis yang terkait dengan
upaya dalam meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat.
c. Ahli Gizi berkewajiban untuk senantiasa menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi
dan mitra kerjanya.
•Dalam aplikasinya, (Dpara ahli gizi bisa menerapkan
beberapa model pelayanan gizi, yg bisa diaplikasikan di RS
dan masy...
Pertama, model yg tidak dianjurkan, di mana setiap profesi
(Dr, Perawat, Ahli Gizi/Dietetion) menangani pasiennya
masing” tanpa ada hubungan dan kordinasi antar profesi.
Kedua, model pelayanan gizi yang kurang lebih serupa dgn
model pertama, tetapi bentuk pelayanan dilakukan oleh tim yg
dikenal dgn Nutrition Support Team (NST) yg terdiri dari
dokter, perawat, pharmacit dan dietetion/ahli gizi. Pada model
kedua ini juga blm ada koordinasi antara masing” profesi dlm
satu pelayanan bagi pasien, namun mrk telah menerapkan
pelayanan terstandar yg dikerjakan dlm satu tim.
Ketiga, model yg banyak direkomendasikan, di mana aplikasi
pelayanan gizi dilaksanakan dlm satu tim dgn melibatkan
dokter, perawat dan dietetion/ahli gizi (benar” maksimal dan
tujuan yang sama.
Kolaborasi antar tenaga Kesehatan

Dokter Tenaga Pemerhati


Perawat Dokter
Umum Bidan Kesehatan
Gigi Kesehatan
Masyarakat

- Teknik Pertanian
- Sosiologi
- Farmasi
- Hubungan
Internasional
- Hukum
Jenis Tenaga Kesehatan

1.Dokter umum
2.Dokter gigi
3.Perawat
4.Bidan
5.Tenaga Gizi
6.Tenaga kesehatan lingkungan
7.Ahli tehnologi laboratorium medik
8.Tenaga Kefarmasian
9.Tenaga Kesehatan Masyarakat
Kompetensi yang Digali

Kompetensi
Basis

Membina Kompetensi
hubungan • Keterampilan & Pengetahuan Medis Personal
interpersonal • Nasionalisme dan Bela Negara

• Ketangguhan
• Membangun komitmen
• Memulai aksi
Kolaborasi • Mengambil keputusan
• Kemampuan komunikasi
• Kepekaan sosial dan budaya
• Manajemen program
• Menghasilkan dampak dan analisa

Kreatifitas dan Inovasi


Syarat Ahli Gizi sebagai Tenaga Profesi
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yg bersifat
khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yg menyiapkan tenaga
profesional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kewenangan yg disahkan atau diberikan oleh
pemerintah
5. Mempunyai peran dan fungsi yg jelas.
6. Mempunyai kompetensi yg jelas dan terukur.
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8. Memiliki etika ahli gizi.
9. Memiliki standar praktik.
10. Memliki standar pendidikan yg mendasarinya, dan
mengembangkan profesi sesuai dgn pelayanan.
11. Memiliki standar berkelanjutan sebagai wahana
pengembangan kompetensi.
Tenaga gizi, sebagai tenaga kesehatan,
harus selalu berupaya dalam
pembangunan kesehatan. Tujuan
pembangunan kesehatan itu sendiri
adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal
Kegiatan kemitraan dgn profesi lain
merupakan ciri bahwa suatu profesi ingin
berkembang dan maju. Tidak satu profesi pun
yang mampu bekerja dan berdiri sendiri,
karena antar profesi pada dasarnya saling
membutuhkan dan mendukung, sehingga
bersifat komplementer. Beragam profesi
tersebut, terutama bila bidang keprofesiannya
sangat berdekatan, harus menjalin kerjasama
dan komunikasi secara efektif.
Setiap anggota profesi diwajibkan untuk
menguasai cara” komunikasi yang
efektif, sehingga terjalin suatu hubungan
yang sinergis antar beragam profesi.
Komunikasi yang tepat juga
dimanfaatkan untuk mencegah
terjadinya konflik berkepanjangan dan
menghindari terjadinya konflik inter
maupun antar profesi.
Melalui komunikasi yg baik, konflik yg
mungkin terjadi dapat dihindari dan
diredam sekecil mungkin. Komunikasi juga
sebaiknya dilakukan dgn tenaga-tenaga
lain non-profesi, yang bekerja dalam satu
tim dengan Profesi Gizi. Walau mereka
berdiri di luar jalur tenaga profesi,
keberadaan mereka sangat membantu
bagi kelancaran kegiatan Profesional para
Ahli Gizi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai