Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SAP GIZI DAN DIIT

“DIET DISLIPIDEMIA”

Dosen Pengampu:
Junita S.pd M.kes

Disusun Oleh:
BEBY TRI PRATIWI (PO71200190028)
Tingkat: I B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TA. 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIET DISLIPIDEMIA TAHAP II

A. Materi Pembelajaran : Diet untuk Penderita dislipidemia

B. Pokok Bahasan :
1. Pengertian Dislipidemia
2. Penyebab dari Dislipidemia
3. Syarat diet Dislipidemia
4. Bentuk diet Dislipidemia
5. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada diet dislipidemia

C. Sasaran : Pasien

D. Waktu : Senin, 11 Mei 2020

E. Tempat : RS. Raden mattaher

F. Tujuan Pembelajaran :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan peserta penyuluhan tentang diet disiplidemia
2. Tujuan khusus
a. Peserta mengetahui tentang pengertian dislipidemia
b. Peserta mengetahui tentang penyebab dislipidemia
c. Peserta mengetahui tentang syarat dislipidemia
d. Peserta mengetahui tentang bentuk diet dislipidemia
e. Peserta mengetahui tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
pada diet dislipidemia

G. Kegiatan Pembelajaran :
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Penyuluhan
3. Langkah dan Estimasi :
Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan materi tentang diet untuk pasien
dislipidemia kepada peserta dengan estimasi waktu 20 menit kemudian dilanjutkan
diskusi tanya jawab dengan peserta estimasi waktu 5 menit.
4. Media dan Alat Bantu : Wireless, Leaflet

H. Pemantauan dan Evaluasi :


1. Peserta mengetahui tentang pengertian dislipidemia
2. Peserta mengetahui tentang penyebab dislipidemia
3. Peserta mengetahui tentang syarat diet dislipidemia
4. Peserta mengetahui tentang bentuk diet dislipidemia
5. Peserta mengetahui tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada
diet dislipidemia
Materi

Diet Untuk Pasien Dislipidemia

1. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar
trigliserida serta penurunan kadar HDL. Faktor utama peningkatan kadar kolesterol
dalam darah adalah keturunan dan asupan lemak tinggi (Almatsier 2004).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai
peran yang penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak
mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai Triad
Lipid (Perki 1995), yaitu :
a. Kolesterol total
Kolesterol merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri.
Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki fungsi sebagai
zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Kolesterol mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu untuk melapisi dinding sel
tubuh, membentuk asam empedu, membentuk hormon seksual, berperan dalam
pertumbuhan jaringan saraf dan otak. Kolesterol sebanyak 75% dibentuk di
organ hati sedangkan 25% diperoleh dari asupan makanan.
Kenaikan kadar kolesterol di atas nilai normal diantaranya disebabkan oleh
berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta
makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai makanan sampah
(junkfood).
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol
total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten,
dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,
epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar
kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK).
b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan membawa kelebihan
kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan kembali atai dikeluarkan
dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya penumpukkan kolesterol di jaringan,
terutama di pembuluh darah.
LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa kolesterol
ke sel dan jaringan tubuh. Sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat
menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras
menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel
dan materi-materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah
yang kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya
pembuluh darah yang dikenal dengan nama aterosklerosis. Nilai LDL dan HDL
berdampak terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang
tinggi dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap serangan jantung, sebaliknya HDL
tinggi dikaitkan dengan risiko rendah.
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar
kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat
menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.
c. Trigliserida
Trigliserida adalah asam-asam lemak dan merupakan jenis lemak yang
paling banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah
(hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner.
Tingginya trigliserida sering disertai dengan keadaan kadar HDL rendah.
Sementara yang lebih mengerikannya lagi, ditemukan pula pada kadar
trigliserida diatas 500 mg/dl dapat menyebabkan peradangan pada pankreas.
Kadar trigliserida dalam darah banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat
makanan dan kegemukan.
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol
HDL.

Pemeriksaan penyaring untuk profil lipid sebaiknya dilakukan orang dewasa


berusia diatas 30 tahun atas anjuran petugas kesehatan atau atas permintaan
sendiri. Pemeriksaan selektif harus dilakukan pada mereka yang berisiko tinggi untuk
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu:
a. Bukti adanya Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan atau manifestasi
penumpukan plak lemak di pembuluh darah yang lain.
b. Riwayat keluarga PJK usia dini.
c. Riwayat keluarga dengan dislipidemia
d. Bukti adanya faktor risiko PJK yang lain (DM, Hipertensi, Obesitas, Merokok)
e. Atau atas permintaan sendiri.
2. Penyebab dari Dislipidemia
Penyebab dislipidemia diklasifikasikan menjadi dislipidemia primer dan
dislipidemia sekunder.
a. Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan
kadar lipid dalam darah.
b. Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang
diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia
nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebebkan oleh DM,
konsumsi alkohol, gahal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Dan
dislipidemia dapat disebabkan oleh hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal
akut, penyakit hati, dan akromegali.
Dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai
berikut (Bachri 2004).
a. Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan
dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan
hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis
sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan
terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko
lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita
premenopouse.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun,
begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar
kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada
usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh
darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia.
Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu
(spesific – trait) diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen
dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat
diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama
makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel
lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL
trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida
berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida
LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL,
abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang
rendah.
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL
meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai
trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam
lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah
metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.

3. Tujuan dan syarat diet dislipidemia


Tujuan Diet:
(1) Menurunkan berat badan bila kegemukan.
(2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
(3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
(4) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana.
Syarat Diet:
(1) Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas
fisik. Bila kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan
energi rendah dan meningkatkan aktivitas fisik. Penurunan asupan energi disertai
penurunan berat badan biasanya menghasilkan penurunan kadar trigliserida
darah yang cepat.
(2) Lemak sedang, < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh untuk
Diet Dislipidemia Tahap I, < 10% dari kebutuhan energi total dan untuk Diet
Dislipidemia Tahap ll, < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda
dan tunggal untuk Diet Dislipidemia Tahap I maupun II adalah 10-15% dari
kebutuhan energi total. Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia Tahap I dan
200 mg untuk Diet Dislipidemia Tahap II.
(3) Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein
hewani, terutama dari ikan yang banyak mengandung lemak omega-3. Sumber
protein nabati lebih dianjurkan.
(4) Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
(5) Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras
tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
(6) Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk
pasien yang mengkonsumsi kurang dari sama dengan 1200 kkal energi sehari.
(7) Lemak tak jenuh berasal dari minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Seperti minyak jagung, minyak zaitun, minyak kelapa.
(8) Makanan ditumis lebih dianjurkan daripada di goreng.

4. Bentuk diet dislipidemia


Jenis diet, Indikasi pemberian, dan Lama pemberian:
Ada dua jenis diet dislipidemia, yaitu diet dislipidemia tahap I dan tahap II.
Diet dislipidemia tahap I mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi
daripada diet dislipidemia tahap II. Bagi yang kegemukan, lebih dahulu dilakukan
pengkajian terhadap riwayat berat badan dan sikap yang berhubungan dengan
makanan. Penilaian ini diperlukan untuk menentukan apakah harus dimulai
dengan diet tahap I atau langsung diberikan diet tahap II. Apabila diet pasien
ternyata sudah sesuai dengan diet tahap I, maka dapat langsung diberikan diet
tahap II, bila tidak diet dimulai pada tahap I. Keberhasilan diet dinilai dengan
mengukur kadar kolesterol darah setelah 4 – 6 minggu dan 3 bulan. Jika tujuan
terapi diet tidak tercapai setelah 3 bulan dengan diet tahap I perlu dinilai
penerimaan dan kepatuhan terhadap diet ini. Jika tujuan tidak tercapai meskipun
patuh maka pasien harus pindah ke diet tahap II.

5. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan:
(1) Sumber Karbohidrat = beras terutama beras tumbuk/beras merah, pasta,
makaroni, roti tinggi serat (whole wheat bread), cereal, ubi, kentang, kue buatan
sendiri dengan menggunakan sedikit minyak/lemak tak jenuh.
(2) Sumber Protein Hewani = ikan, unggas tanpa kulit, daging kurus, putih
telur, susu skim, yoghurt rendah lemak, dan keju rendah lemak.
(3) Sumber Protein Nabati = tempe, tahu, dan kacang- kacangan.
(4) Sayur-sayuran = semua sayur dalam bentuk segar, direbus, dikukus,
disetup, ditumis menggunakan minyak jagung, minyak kedelai atau margarin
tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda; dimasak dengan santan
encer.
(5) Buah-buah = semua buah dalam keadaan segar atau bentuk jus.
(6) Sumber Lemak = minyak jagung, kedelai, kacang tanah, bunga matahari
dan wijen; margarin tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda;
mayones dan salad dressing tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh
ganda.
Bahan Makanan tidak Dianjurkan:
(1) Sumber Karbohidrat = produk makanan jadi seperti pie, cake, croissant,
pastries, biskuit, krekers berlemak, dan kue-kue berlemak lain.
(2) Sumber Protein Hewani = daging gemuk, daging kambing, daging babi,
jeroan, otak, sosis, sardin, kuning telur (batasi hingga 3 btr/ minggu), susu whole,
susu kental manis, krim, yoghurt dari susu penuh, keju, dan es krim.
(3) Sumber Protein Nabati = dimasak dengan santan dan digoreng dengan
minyak jenuh, seperti kelapa dan kelapa sawit.
(4) Sayur-sayuran = sayuran yang dimasak dengan mentega, minyak kelapa
atau minyak kelapa sawit dan santan kental.
(5) Buah-buah = buah yang diawet dengan gula, seperti buah kaleng dan
buah kering.
(6) Sumber Lemak = minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; mentega,
margarin, kelapa, santan, krim, lemak babi/lard, bacon, cocoa mentega, mayones
dan dressing dibuat dengan telur.

Anda mungkin juga menyukai