“DIET DISLIPIDEMIA”
Dosen Pengampu:
Junita S.pd M.kes
Disusun Oleh:
BEBY TRI PRATIWI (PO71200190028)
Tingkat: I B
B. Pokok Bahasan :
1. Pengertian Dislipidemia
2. Penyebab dari Dislipidemia
3. Syarat diet Dislipidemia
4. Bentuk diet Dislipidemia
5. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada diet dislipidemia
C. Sasaran : Pasien
F. Tujuan Pembelajaran :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan peserta penyuluhan tentang diet disiplidemia
2. Tujuan khusus
a. Peserta mengetahui tentang pengertian dislipidemia
b. Peserta mengetahui tentang penyebab dislipidemia
c. Peserta mengetahui tentang syarat dislipidemia
d. Peserta mengetahui tentang bentuk diet dislipidemia
e. Peserta mengetahui tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
pada diet dislipidemia
G. Kegiatan Pembelajaran :
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Penyuluhan
3. Langkah dan Estimasi :
Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan materi tentang diet untuk pasien
dislipidemia kepada peserta dengan estimasi waktu 20 menit kemudian dilanjutkan
diskusi tanya jawab dengan peserta estimasi waktu 5 menit.
4. Media dan Alat Bantu : Wireless, Leaflet
1. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar
trigliserida serta penurunan kadar HDL. Faktor utama peningkatan kadar kolesterol
dalam darah adalah keturunan dan asupan lemak tinggi (Almatsier 2004).
Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai
peran yang penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak
mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai Triad
Lipid (Perki 1995), yaitu :
a. Kolesterol total
Kolesterol merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri.
Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki fungsi sebagai
zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Kolesterol mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu untuk melapisi dinding sel
tubuh, membentuk asam empedu, membentuk hormon seksual, berperan dalam
pertumbuhan jaringan saraf dan otak. Kolesterol sebanyak 75% dibentuk di
organ hati sedangkan 25% diperoleh dari asupan makanan.
Kenaikan kadar kolesterol di atas nilai normal diantaranya disebabkan oleh
berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta
makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai makanan sampah
(junkfood).
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol
total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten,
dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik, eksperimental,
epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar
kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung
koroner (PJK).
b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL
HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan membawa kelebihan
kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan kembali atai dikeluarkan
dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya penumpukkan kolesterol di jaringan,
terutama di pembuluh darah.
LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa kolesterol
ke sel dan jaringan tubuh. Sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat
menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras
menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel
dan materi-materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah
yang kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya
pembuluh darah yang dikenal dengan nama aterosklerosis. Nilai LDL dan HDL
berdampak terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang
tinggi dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap serangan jantung, sebaliknya HDL
tinggi dikaitkan dengan risiko rendah.
Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar
kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat
menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.
c. Trigliserida
Trigliserida adalah asam-asam lemak dan merupakan jenis lemak yang
paling banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah
(hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner.
Tingginya trigliserida sering disertai dengan keadaan kadar HDL rendah.
Sementara yang lebih mengerikannya lagi, ditemukan pula pada kadar
trigliserida diatas 500 mg/dl dapat menyebabkan peradangan pada pankreas.
Kadar trigliserida dalam darah banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat
makanan dan kegemukan.
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol
HDL.