Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PATOFISIOLOGI

“SEL NEOPLASMA”

Dosen Pengampu:
NUR INSANI SST. M BIOMED

Di Susun Oleh:
BEBY TRI PRATIWI (PO71200190028)
Tingkat: IB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TA. 2019/2020
1. Pengertian neoplasma.

Neoplasma adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.

Suatu Neoplasma, sesuai definisi Willis, adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun
rancangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma
adalah hialngnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertubuhan yang normal. Sel neoplastik
disebut mengalami transformasi karena terus memblah diri, tampak nya tidak perduli terhadap
pengaruh regulatorik yang mengandalikan pertumbuhan senormal. Selain itu, neoplasma berperilaku
seperti parasit dan bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.

2. Metabolisme sel neoplasma.

A. Sumber Energi

Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari glikosis anaerob karena kemampuan sel untuk
oksidasi berkurang, walaupun mempunyai enzim-enzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan sel-sel
jaringan normal yang susunan enzimnya berbeda-beda maka susunan enzim semua sel neoplasma ialah
lebih kurang sama (uniform).

B. Susunan Enzim

Sel normal lebih mengutamakan melakukan fungsi (yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme)
daripada pembiakan (yang membutuhkan energi untuk anabolisme). Sel neoplasma lebih
mengutamakan pembiakan daripada melakukan fungsinya, sehingga susunan enzim untuk katabolisme
menjadi tidak penting lagi. Karena itu susunan enzim sel-sel neoplasma adalah uniform.

C. “Competitive Struggle”

Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protoplasma dan energi untuk
tujuan tersebut. Sel-sel neoplasma agaknya diberikan prioritas untuk mendapat asam-asam amino
sehingga sel-sel tubuh lainnya akan mengalami kekurangan. Ini dapat menerangkan mengapa penderita
tumor ganas pada stadium terakhir mengalami cachexia.

3. Sifat-sifat neoplasma

Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus- menerus membelah. Pada
neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulainya telah hilang. Proliferasi
demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan metabolismenya
pada penderita yang berada dalam keadaan lemah . Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya
meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan /
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.

Sifat lainnya:

1) Tumbuh Aktif

2) Otonom

3) Parasit

4) Tidak Berguna

4. Klasifikasi dan tata nama neoplasma

Klasifikasi dan Tata Nama Neoplasma

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen dasar ialah parenkim dan
stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi
bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma
merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian
makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.

Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan:

A. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor

Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak (tumor jinak) dan
tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “
Intermediate” .

1) Tumor Jinak (Benigna)

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak
jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada
umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada
tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplesia
atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.

2) Tumor Ganas ( Maligna )


Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu
dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan
kematian.

3) Intermediate

Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan kecil tumor yang mempunyai
sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local
tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.

A. Klasifikasi atas Dasar asal Sel / Jaringan ( Histogenesis)

Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :

1) Neoplasma Berasal Sel Totipoten

Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot
yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal.
Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger
minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis
jaringan termasuk trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi
somatic adalah teratoma.

2) Tumor Sel Embrional Pluripoten

Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan
membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut
embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma.

3) Tumor Sel Yang Berdiferensiasi

Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot
natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan antara jinak dan ganas, asal
sel epnel dan mesenkim lokasi dan gambaran deskriptif lain.

1) Tumor Epitel

Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar misalnya adenoma tiroid,
adenoma kolon. Jika berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut papiloma.
Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar
( papiloma interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel transisional ).
Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota yunani yang berarti kepiting. Jika
berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional disebut
karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.

2) Tumor Jaringan Mesenkin

Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya kecil dan tidak begitu penting. Dan diberi
nama asal jaringan (nama latin) dengan akhiran “oma”. Misalnya tumor jinak jaringan ikat (latin fiber)
disebut “Fibroma”. Tumor jinak jaringan lemak (latin adipose) disebut lipoma.

Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari 1 persendiberi nama asal jaringan (dalam
bahasa latin atau yunani ) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor ganas jaringan ikat tersebut
Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi nama Liposarkoma.

a) Tumor campur (mixed Tumor)

Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut tumor campur (mixed tumor). Sebagai contoh
tumor campur kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar liur) yang terdiri atas epitel kelenjar, jaringan
tulang rawan dan matriks berdegenerasi musin. Contoh lain ialah fibroadenoma mammae terdiri atas
epitel yang membatasi lumen, atau celah dan jaringan ikat reneging matriks.

b) Hamartoma dan Koristoma

Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada koordinasi dengan jaringan individu
yang bersangkutan. Tidak tumbuh otonom seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya
terdiri atas 2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan normal terdapat pada alat tubuh dimana
terdapat lesi hamartoma.

c) Kista

Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum tentu tumor/neoplasma tetapi sering
menimbulkan efek local seperti yang ditimbulkan oleh tumor/neoplasma.

Beberapa yang sering kita jumpai ialah kista :

Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus)

Neoplastik ( chystadenoma , cystadenocarcinoma ovarium )

Parasitic ( kista hidatid oleh echinococcus granulosus )

Implantasi ( kista epidermoid pada kulit setelah operasi )

5. Patofisiologi Neoplasma
6. Jenis neoplasma

1. Tumor jinak termasuk fibroid rahim , osteofita dan melanositik nevi (tahi lalat kulit). Mereka dibatasi
dan dilokalisasi dan tidak berubah menjadi kanker.

Neoplasma yang berpotensi ganas termasuk karsinoma . Mereka terlokalisasi, tidak menyerang dan
menghancurkan tetapi pada waktunya, dapat berubah menjadi kanker.

Neoplasma ganas biasa disebut kanker. Mereka menyerang dan menghancurkan jaringan di sekitarnya,
dapat membentuk metastasis dan, jika tidak diobati atau tidak responsif terhadap pengobatan,
umumnya akan berakibat fatal.

Neoplasma sekunder mengacu pada salah satu kelas tumor kanker yang merupakan cabang metastasis
dari tumor primer, atau tumor yang tampaknya tidak berhubungan yang meningkat frekuensinya
setelah perawatan kanker tertentu seperti kemoterapi atau radioterapi .

Jarang ada neoplasma metastasis tanpa tempat kanker primer diketahui dan ini digolongkan sebagai
kanker yang asal usulnya tidak diketahui.

Klonalitas

Tumor neoplastik sering heterogen dan mengandung lebih dari satu jenis sel, tetapi inisiasi dan
pertumbuhan berkelanjutan biasanya tergantung pada populasi tunggal sel neoplastik. Sel-sel ini
dianggap sebagai klon - yaitu, mereka berasal dari sel yang sama, dan semuanya membawa genom atau
anomali epigenetik yang sama - terbukti klonalitas. Untuk neoplasma limfoid, misalnya limfoma dan
leukemia , klonalitas dibuktikan dengan amplifikasi penataan ulang tunggal gen imunoglobulin mereka
(untuk lesi sel B ) atau gen reseptor sel T (untuk lesi sel T ). Demonstrasi klonalitas sekarang dianggap
perlu untuk mengidentifikasi proliferasi sel limfoid sebagai neoplastik.

Sangat menggoda untuk mendefinisikan neoplasma sebagai proliferasi sel klonal tetapi demonstrasi
klonalitas tidak selalu memungkinkan. Oleh karena itu, klonalitas tidak diperlukan dalam definisi
neoplasia.

7. Organ atau jaringan yang lebih kecil/lebih besar dari normal.


Yang lebih kecil :

Agenesia/Aplasia

Dalam perjalanan perkembangan, rudimen embrionik organ dapat tidak terbentuk. Feno mena ini sering
disebut agenesia, dan akibatnya organ tertentu tidak terbentuk;misalnya sebagai akibat dari agenesis
seseorang dapat dilahirkan dengan hanya satu ginjal. Suatu keadaan lain berkaitan dengan keadaan
yang di atas adalah aplasia, yang menyatakan rudimen embrionik sebuah organ walaupun sudah
terbentuk tetapi tidak tumbuh sama sekali atau beberapa orang menggunakan istilah yang disebut
dengan istilah agenesis dan aplasia secara terbalik dan memang perbedaannya praktis kecil.

Hipoplasia

Kadang-kadang rudimen embrionik terbentuk tetapi tidak pernah mencapai ukuran definitive atau
ukuran dewasa, akibatnya organ tersebut menjadi kerdil ini disebut dengan hipoplasia. Seperti agenesia
dan aplasia, hipoplasia dapat juga mengenai semua bagian tubuh, dapat mengenai salah satu dari
sepasang organ, atau bahkan dapat mengenai kedua organ yang berpasangan. Hipoplasia ringan yang
terjadi pada beberapa organ dapat ditoleransi untuk waktu yang lama. Pengaruhnya berupa gangguan
terhadap derajat cadangan organ tersebut.

Atrofi

Organ yang dalam perkembangannya mencapai ukuran yang defenitif dan secara sekunder menyusut
disebut atrofi. Atrofi mempunyai banyak penyebab, dan beberapa keadaan atrofi sebetulnya normal
atau fisiologis, misalnya atrofi bagian tertentu dari embrio atau fetus selama perkembangannya.
Beberapa bentuk atrofi tidak dapat dielakkan pada usia lannjut, seperti atrofi endokrin yang terjadi jika
pengaruh hormonal terhadap jaringan seperti kelenjar mamae terhenti. Penyebab atrofi yang sering
dijumpai adalah iskemia kronik. Penyebab atrofi lain sering dijumpai, terutam yang menyerang otot
rangka, adalah disuse atrophy. Jika tungkai yang patah diletakkan dalampembalut dari gips yang tidak
dapat digerakkan dalam jangka waktu beberapa bulan, maka massa ekstremitas tersebut akan
berkurang dengan bermakna disebabkan oleh atrofi otot-otot yang tidak digunakan. Pada keadaan ini
sel-sel otot sendiri ukurannya berkurang, tetapi keadaan ini bersifat reversible. Pada keadaan atrofi lain
benar-benar terjadi kehilangan unsure-unsur sel.

Yang lebih besar :

Hipertrofi

Hipertrofi didefenisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran sel. Dapat juga
terlihat pada berbagai jaringan tetapi khususnya menyolol pada berbagai jenis otot. Peningkatan beban
pekerjaan pada otot merupakan rangsang yang sangat kuat bagi hipertrofi. Penonjolan otot biseps pada
atlet angkat besi merupakan contoh hipertrofi otot yang nyata. Hal yang sama terjadi akibat respon
adaptasi yang penting pada miokardium. Jika seseorang mempunyai katup jantung abnormal yang
menimbulkan beban mekanik yang luar biasa pada vertikel kiri, atau jika vertikel memompa melawan
tekanan darah sistemik yang meninggi, akibatnya hipertrofi miokardium disertai penebalan dinding
vertikel. Fenomena yang serupa dapat terjadi pada otot polos yang dipaksa bekerja melawan beban
yang menigkat. Dengan demikian dinding kandung kemih dapat menjadi hipertrofi jika terjadi obstruksi
pada aliran keluar bebas dari urin. Pada masing-masing keadaan ini pembesaran sel yang hipertrofi ini
sebenarnya disertai penambahan unsure kontraktil jaringan, maka merupakan respon adaptif. Hipertrofi
berkaitan dengan rangsangan, sehingga cenderung mengalami regresi paling sedikit sampai taraf
tertentu, jika beban kerja yang abnormal hilang.

Anda mungkin juga menyukai