Anda di halaman 1dari 13

KONSEP GIZI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DALAM SIKLUS KEHIDUPAN MULAI

DARI BAYI, REMAJA, DEWASA, LANSIA, IBU HAMIL MENYUSUI

Dosen Pengampu:

Daryono, SPd, M.Kes

Di Susun Oleh:

Reza Afriyana (PO71200190010)

Tingkat : 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI DIII KEPERAWATAN

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah penulis
susun sebagai tugas dari mata kuliah Gizi dan Diet dengan judul" Konsep Gizi Bagi
Kehidupan Manusia Dalam Siklus Kehidupan Mulai Dari Bayi, Remaja, Dewasa,Lansia, Ibu
Hamil Menyusui

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Daryono, SPd, M.Kes selaku dosen mata
kuliah Gizi dan Diet yang telah membimbing demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Gizi dan Diet dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan
khususnya pembaca.

Jambi, 25 Juni 2020

Reza Afriyana
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

BAB III PENUTUP ................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................

3.2 Saran .................................................................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam kandungan (janin),
berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak, kemudian menjadi dewasa, dan pada siklus
akhir akan menjadi tua (usia lanjut). Siklus manusia tersebut sangat di pengaruhi oleh
konsumsi asupan zat gizi yang diperolehnya (Istiono dkk, 2009). Siklus kehidupan awal yang
dimulai dari dalam kandungan (janin) bergantung kepada kesehatan ibu. Pihak ibu juga harus
memperhatikan asupan zat gizi demi pertumbuhan bayi di dalam kandungannya. Apabila
kesehatan ibu dalam keadaan baik ditunjang dengan asupan zat gizi yang baik, pertumbuhan
bayi juga akan baik. Sebaliknya, apabila kesehatan ibu tidak baik asupan gizi tidak baik, hal
itu dapat berdampak kepada permasalahan bayi pada periode kehidupannya selanjutnya
(Devi, 2010).

Permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia sampai saat ini terdapat empat masalah,
yaitu masalah kurang energi protein, masalah kurang vitamin A, masalah anemia zat gizi, dan
masalah gangguan akibat kekurangan yodium. Gizi mempunyai peran besar dalam daur
kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang
berbeda. Semua orang sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dengan
jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis
yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup dan
sehat. Kebutuhan akan nutrien berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan (Kusharisupeni, 2007).

Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak dapat memenuhi
semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing- masing bahan makanan
mengandung zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya (Santoso dan Ranti,
1999).

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan
masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan anak memerlukan lebih banyak zat gizi daripada orang dewasa. Pada
masyarakat yang mengalami kekurangan gizi ringan dan berat serta pada situasi infeksi yang
tinggi, umumnya akan dijumpai angka kematian yang tinggi pada anak- anak di bawah umur
empat tahun dan bayi (Suhardjo, 1996).
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gizi dalam siklus kehidupan manusia?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pentingnya gizi dalam siklus kehidupan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

GIZI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

Dalam kehidupan manusia, daur atau siklus kehidupan berkaitan dengan tumbuh
kembang dan proses penuaan. Tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari masa
kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa
usia dewasa dan masa usia lanjut. Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari
karena kondisi kesehatan pada satu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap sebelumnya. Keadaan
kesehatan setiap individu pada setiap tahap daur kehidupan dipengaruhi secara langsung oleh
dua faktor utama yaitu konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi.

Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

Peranan gizi dalam siklus hidup manusia sudah tidak diragukan lagi. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak terpenuhi
dan tidak diatasi secara dini. Gangguan ini dapat berlanjut hingga dewasa. Bahkan
kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Status
gizi ibu sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (Rosemary,1997).

1. Gizi Ibu Hamil

Kehamilan merupakan masa kritis di mana gizi ibu yang baik adalah faktor penting
yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil bukan hanya harus dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang dikandung. Risiko
komplikasi selama kehamilan atau kelahiran paling rendah bila pertambahan berat badan
sebelum melahirkan memadai. Kecukupan gizi ibu di masa kehamilan banyak disorot sebab
berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-kembang anak. Masa kehamilan merupakan salah
satu masa kritis tumbuh-kembang manusia yang singkat (window of opportunity); masa
lainnya adalah masa sebelum konsepsi (calon ibu, remaja putri), masa menyusui (ibu
menyusui), dan masa bayi/anak 0—2 tahun.

Kekurangan gizi yang terjadi di masa tersebut akan menimbulkan kerusakan awal
pada kesehatan, perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah, dan daya produksi
yang bersifat menetap, tidak dapat diperbaiki. Artinya, janin atau bayi 0—2 tahun yang
mengalami kekurangan gizi, akan memiliki risiko mengalami hambatan dalam pertumbuhan
dan perkembangannya. Bayi akan tumbuh menjadi anak dengan tinggi badan kurang dari
seharusnya (lebih pendek) dan/atau terhambat perkembangan kecerdasannya. Khusus untuk
ibu hamil, jika janin dalam kandungannya mengalami kekurangan gizi, maka anaknya kelak
pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (diabetes,
hipertensi, penyakit jantung, stroke) dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan
gizi.

Ibu hamil sehat dengan status gizi baik:

1. LiLA ≥ 23,5 cm.

2. IMT Pra hamil (18,5 - 25,0).

3. Selama hamil, kenaikan BB sesuai usia kehamilan.

4. Kadar Hb normal > 11 gr/dL

5. Tekanan darah Normal (Sistol < 120 mmHg dan Diastol < 80 mmHg).

6. Gula darah urine negatif.

7. Protein urine negative

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan dengan ketika
tidak hamil. Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk
usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini akan
bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III.
Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat
selama kehamilan.

Beberapa permasalahan yang sering dihadapi ibu hamil, yaitu:

1.Hiperemesis Gravidarum

2.Anemia

3.Sembelit (Konstipasi)

4.Diabetes Gestational

5.Hipertensi

2. Gizi Ibu Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan susu.Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka
berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Ibu menyusui perlu mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang
menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayinya. Namun demikian harus tetap memperhatikan makanan yang menjadi
pantangan ibu menyusui.
Ibu menyusui memerlukan makanan dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang
lebih banyak daripada ibu yang tidak menyusui. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui
harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro maupun mikro. Dengan konsumsi makanan yang
seimbang dan beraneka ragam maka dapat mencegah timbulnya masalah gizi pada ibu
menyusui. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan bayi yang
disusuinya. Ganguan kesehatan pada ibu menyusui yang banyak terjadi meliputi anemia zat
gizi, KEP, buta senja, dan osteoporosis.

3.Gizi Bayi

Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada
usia 24 bulan. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah tumbuh kembang anak yang adekuat.
Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu memberikan
air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya
air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.

a. Prinsip Gizi Seimbang Pada Bayi

Makanan terbaik bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur, bayi
memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan tergantung dari status gizi ibu

b. Macam-macam Makanan Bayi

ASI (Air Susu Ibu), adalah makanan yang paling baik untuk bayi, karena memiliki
keunggulan baik ditinjau dari segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan
lainnya.

c. Kecukupan ASI

Untuk mengetahui kecukupan Asi dapat dilihat dari :

• Berat badan waktu lahir dan sekurang-kurangnya setelah 2 minggu tidak


mengalami penurunan berat badan

• Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan

• Bayi banyak mengompol

• Setiap kali menyusui, bayi menyusui dengan rakus kemudian lemah dan
tertidur

• Payudara ibu lunak setelah menyusui

d. MPASI ( Makanan Pendamping ASI)


Makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi berumur 6bulan yang bertujuan
untuk melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang, mengembangkan kemampuan bayi
untuk menerima berbagai macam makanan, jenis MPASI diantaranya :

• Buah-buahan

• Makanan lunak

• Makanan bayi yang dikemas

e. Pengaruh Gizi Seimbang Pada Bayi

Berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi, agar bayi dapt tumbuh normal dan
sehat.

f. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi Bayi

Kelebihan : menggakibatkan obesitas, dan menyebabkan racun untuk tubuh

Kelemahan : dapat menghambat pertumbuhan, tubuh menjadi lesu

4.GIZI REMAJA DAN DEWASA

Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
Recommended Daily Allowances (RDA). RDA disusun berdasarkan perkembangan
kronologisnya, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi remaja kurang dari
jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi (Arisman, 2004).

Masa remaja merupakan masa “rawan gizi” karena kebutuhan akan gizi sedang
tinggi-tingginya. Hal ini yang menyebabkan sering timbul masalah gizi pada remaja putri.
Masalah gizi pada remaja putri akan berdampak negatif pada kesehatan. Misalnya penurunan
konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan

BBLR dan penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah dilakukan


menunjukkan kelompok remaja putri menderita atau mengalami banyak masalah gizi.
Masalah gizi tersebut antara lain anemia dan IMT kurang dari batas normal atau kurus
(Choco, 2009).

a. Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa

Periode ini ditandai dengan pertumbuhan yang cepat baik tinggi badan maupun berat
badannya, pada periode ini sangat membuthkan zat gizi yang tinggi yang berhubungan
dengan besar tubuhnya, pada anak laki-laki (12-14 tahun), Perempuan (10-12 tahun).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa

• Kemampuan ekonomi keluarga

• Pengetahuan tentang gizi


• Menyesuaikan konsumsi energy, lemak, kalsium dll sesuai dengan kebutuhan tubuh

c. Kebutuhan Gizi Seimbang

• Pada remaja perempuan 10-12tahun, kebutuhan energinya 50-60 kal/BB/hari, 13-


18tahun sebesar 40-50kal/kg BB/hari

• Kebutuhan protein meningkat, karena protein dapat dipergunakan sebagai energi

• Kebutuhan protein usia 10-12tahun adalah 50g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57g/hari
dan usia 16-18tahun adalah 55g/hari.

• Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, keju, kacang dll

• Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jeroan dll. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagi lemak tubuh yang sewaktu-waktu diperlukan. Kebutuhan
lemak tidak boleh melebihi 25% dari total energi perhari.

• Kebutuhan vitamin dan mineral juga meningkat, seperti vitamin B1, B2, D dll,
kekurangan vitamin dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan
anemia (kekurangan Fe).

5. GIZI LANSIA

Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly
(75 tahun ke atas). Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik yang
dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia.

a. Kebutuhan Gizi Pada Lansia

Kebutuhan gizi pada lansia sudah menurun, hal ini disebabkan karena :

• Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

• Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa


manis, asin, asam, dan pahit.

• Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

• Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

• Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

• Penyerapan makanan di usus menurun.

b. Masalah Gizi Pada Lansia

 Gizi berlebih:
▪ Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih.

• Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk

mengurangi makan.

▪ Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit


jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

 Gizi kurang:

• Gizi kurang sering disebabkan masalah social ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit.

• Bila konsumsi kalori rendah, BB kurang dari normal. Bila disertai kurang protein
menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki (rambut rontok, daya tahan
penyakit menurun, mudah terkena infeksi.

 Kekurangan vitamin:

• Bila konsumsi buah dan sayuran kurang, ditambah kekurangan protein maka nafsu
makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan
tidak bersemangat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Zat gizi (nutrient) merupakan unsur – unsur yang terdapat dalam makanan dan
diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti menghasilkan energi, dan mengganti
jaringan rusak, memproduksi subtansi tertentu misalnya enzim, hormon dan antibodi.

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
optimal. Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi
yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.

Kekurangan dan kelebihan zat gizi dapat menyebabkan terjadinya berbagai macam
penyakit. Apapun bentuk zat gizi, bila dalam jumlah cukup dan seimbang, tentu akan
bermanfaat. Gizi baik akan dicapai dengan memberi makanan yang seimbang dengan tubuh
menurut kebutuhan. Masalah kekurangan gizi merupakan masalah yang terus meningkat di
Indonesia. Banyaknya kasus kekurangan gizi yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kekurangan pangan akibat masalah ekonomi, penyakit infeksi seperti cacingan,
lingkungan yang kurang bersih serta penyebab tidak langsung lainnya seperti pola asuh orang
tua.

3.2 Saran

Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan gizi, maka kita harus menjaga
kesehatan dengan cara meningkatkan status gizi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka. Jakarta

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran EGC:
Jakarta

Choco, N. (2009). Gizi kurang pada remaja. Diambil tanggal 03 Maret 2016 dari

http://dwiretnoagst.blogspot.com/2009/04/gizi-kurang-pada- remaja.html

Rosemary, Fita. 1997. Hubungan Layanan Antenatal dengan kejadian BBLR di Kabupaten
Bogor Propinsi Jawa Barat Tahun 1997. Tesis Magister Kesehatan Masyarakat FKMUI

Anda mungkin juga menyukai