Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENTINGNYA KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI

OLEH

KELOMPOK :

Aryni Oktoria Irsad (12010927315)

Sabrina Aida Putri (12010927425)

Diyana Hunafa Putri (12010926663)

Cindy (12010927003)

JURUSAN PIAUD

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul PENTINGNYA KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI dapat
selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas terstruktur. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang berbagai metode dalam pengembangan bahasa
AUD.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen program studi Metodologi.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Pekanbaru, 4 maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

REF=TABLE OF CONTENTS =1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa keemasan ini dapat termanfaatkan secara optimal apabila mendapatkan pengasuhan, pendidikan dan
asupan gizi yang optimal pula. Pendidikan untuk anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat
mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan seorang anak di kemudian hari (Solehudin, 2000).
Secara naluriah, keluarga terutama orangtua (seorang ibu) merupakan pendidik yang pertama dan paling
utama sejak anak dilahirkan. Selain pendidikan, peranan ibu dalam masalah kesehatan dan gizi anak juga
sangat penting. Pengetahuan mengenai makanan yang sehat dan menentukan makanan apa yang tepat
untuk anak perlu diketahui mengenai masa tumbuh kembang seorang anak. Menurut Santoso & Ranti
(2004, hlm. 45) terdapat dua proses yang saling mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak, yaitu
proses pertumbuhan yang ditandai oleh semakin besarnya ukuran tubuh (berat, tinggi badan, lingkaran
lengan atas, dan lainnya) dan proses perkembangan yang ditandai dengan semakin bertambahnya
kemampuan anak (koordinasi gerakan, bicara, kecerdasan, pengendalian perasaan, interaksi dengan orang
lain dan sebagainya). Kedua hal tersebut dapat maksimal apabila makanan yang dikonsumsi anak
mengandung zat gizi yang dibutuhkan nak.Kebutuhan akan makanan emengaruhi anak sepanjang hidupnya
dan kebutuhan itu hanya dapat dipenuhi dengan bantuan orang lain, diantaranya adalah ibu.yang baik
merupakan dasar bagi kesehatan yang baik dan masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting dalam
pertumbuhan sehingga untuk memelihara pertumbuhan tersebut dengan cara memberi makanan yang layak
sesuai dengan gizi yang ibutuhkan (Sadjimin, 1979, hlm.38). Apabila gizi tidak seimbang serta derajat
kesehatan anak rendah maka akan menghambat pertumbuhan otak dan akan menurunkan kemampuan otak
dalam mencatat, menyerap, menyimpan, mereproduksi dan merekonstruksi informasi (Anwar & Ahmad,
2004, hlm.8). Usaha pemenuhan kebutuhan gizi anak sangat penting pula sehingga jika kebutuhan gizi
tersebut tidak terpenuhi secara baik maka akan menimbulkan gizi kurang.
Gizi merupakan dasar pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, sehingga pada masa mendatang
merupakan komponen kritis kualitas SDM Indonesia. Dalam UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992
menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
(Achadi, dkk, 2010).
Kesiapan bersekolah harus dimasukkan dalam perkembangan anak secara holistik, yang meliputi
keterampilan dan pengetahuan verbal dan intelektual, kemampuan sosial, serta status kesehatan dan gizi
Anak perlu belajar bahasa untuk mengasah ketrampilan mereka dalam melakukan proses mental berpikir
dan memecahkan masalah, karena bahasa merupakan alat berpikir.
Model pembelajaran bilingual FFVP (Fresh Fruit & Vegetable Program) adalah salah satu upaya
pendidikan kesehatan dan gizi untuk anak usia dini dalam proses pembelajaran yang menggunakan tema
kesehatan dan gizi dalam hal ini adalah buah-buahan dan sayuran.

B. Rumusan Masalah
Apa pentingnya kesehatan dan gizi pada anak usia dini

Bagaimana strategi Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini

Tujuan Masalah

Untuk menegetahui pentingnya kesehatan gizi pada anak usia dini

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINi

Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas akan berhasil bila pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal dimulai sedini mungkin. Salah satu sasaran penting SDM adalah anak karena anak
merupakan tumpuan masa depan bangsa dan negara. Hal ini dikarenakan pembangunan manusia di masa
depan adalah pembangunan bagi anak sekarang ini.

Untuk dapat berfungsi sebagai generasi penerus di masa depan, anak harus disiapkan sebaik-baiknya. Gizi
merupakan salah satu faktor yang mutlak diperlukan dalam proses tumbuh kembang sistem dan saraf otak,
serta tingkat intelektualitas dan kecerdasan manusia.

Produktivitas bayi berbeda dengan produktivitas kelompok umur yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan gizi
merupakan faktor utama untuk mencapai hasil tumbuh kembang agar sesuai dengan potensi genetiknya.
Penelitian Indonesia maupun luar negeri menunjukkan bahwa jumlah penderita kurang gizi khususnya
kurang kalori dan protein yang disingkat KKP terbanyak diderita oleh golongan usia 1 sampai 2 tahun.
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ternyata diketahui bahwa usia 1 sampai 2 tahun adalah usia
penyapihan, yaitu masa peralihan dari makanan bayi ke makanan biasa, serta diketahui pula pada usia
tersebut sangat diperlukan banyak zat-zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal.

Tujuan pemberian makanan pada anak yang sedang tumbuh dan berkembang adalah memberikan zat gizi
yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotor juga untuk melakukan aktivitas
fisik. Oleh karena itu, makanan hendaknya memenuhi syarat kecukupan zat gizi sesuai dengan susunan
menu seimbang dan besar porsi yang disesuaikan dengan daya terima serta tidak lupa memperhatikan
syarat kebersihannya.

Pentingnya Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini

Jika seorang anak sejak lahir diukur berat badannya secara periodik, misalnya setiap 3 bulan sekali, maka
terdapat suatu gambaran atau pola pertumbuhan anak tersebut. Ternyata pola pertumbuhan seseorang sejak
lahir sampai ia meninggal tidak merupakan suatu kurva garis lurus, tetapi terdiri atas beberapa bagian yang
menunjukkan kecepatan tumbuh yang pesat, diselingi oleh kecepatan tumbuh yang lambat. Fase
pertumbuhan cepat disebut growth spurt sedangkan fase pertumbuhan lambat disebut growth plateau.

Pertumbuhan seorang anak dianggap berhenti setelah mencapai umur dewasa karena garis ephipysis sudah
tertutup. Tubuh sudah tidak banyak lagi menambah bahan baru kepada sel ataupun jaringan, tetapi hanya
menggantikan bahan-bahan yang telah rusak atau habis terpakai.

Pentingnya mendapat zat makanan sesuai dengan kebutuhan yang harus terpenuhi, pertumbuhan dan
perkembangan tubuh anak akan berjalan dengan lancar termasuk pertumbuhan sel otaknya. Pertumbuhan
sel otak yang maksimal seperti inilah yang sangat dibutuhkan, yang merupakan potensi untuk kemampuan
intelegensinya.

Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang, dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor genetika dan
metaboliknya. Namun, pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi anak-anak itu pada dasarnya sama, yakni untuk
mencukupi segala kebutuhan guna pertumbuhan untuk mencapai kebutuhannya. Pemenuhan nutrisi yang
baik, akan membantu mencegah terjadinya penyakit yang akut maupun kronik, di samping menopang
perkembangan serta kemampuan fisik dan mentalnya.

Fungsi Zat-zat Gizi Dalam garis besar fungsi gizi dibagi dalam 3 kelompok besar, menurut Asmuni (1979 :
47) adalah sebagai berikut :

a. Zat gizi sumber energi (tenaga): Hidrat Arang, Lemak, dan


b. Protein.
c. Zat gizi pembangun tubuh: Protein.
d. Zat gizi pengatur: vitamin dan mineral.

Zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

Bayi usia 0-1 Tahun Air Susu Ibu ( ASI )

Air susu ibu mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi hingga berumur 3 sampai 4 bulan pertama. Air susu ibu juga memiliki kelebihan
seperti:

a) mengandung berbagai elemen humoral imunologik yang

infektif terhadap bakteri usus halus,


b) mengandung laktoferin yang dapat mengikat zat besi,

c) tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal,

d) tidak mengandung beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi, dan

e) ekonomis dan praktis yang tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dalam keadaan segar serta bebas
dari kuman.

Energi

Energi yang dibutuhkan lebih besar dari orang dewasa,

yaitu sebanyak 100-120 kilokalori per kg berat badan (BB)! hari.

Protein

Protein merupakan sumber asam amino esensial sebagai bahan utama pertumbuhan dan pembentukan
jaringan, mengganti sel yang rusak serta memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh juga
dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa tergantung dari jenis proteinnya semakin baik nilai biologi
protein maka semakin sedikit kebutuhannya dibanding dengan protein yang bersumber dari tumbuhan.

Lemak

Lemak sebagai penghasil utama kalori berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K dan pemberi cita rasa
sedap pada makanan. Kebutuhan lemak pada bayi tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-
20% total berasal dari lemak dari 1 sampai 2% energi total sebaiknya berasal dari asam lemak esensial
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan juga untuk memelihara kesehatan kulit.

Karbohidrat

Sebagai zat Pati dibutuhkan 60 sampai 70% dari total kalori, laktosa misalnya dapat membantu
pembentukan flora yang bersifat asam dalam usus besar dapat meningkatkan absorpsi kalium dan
menurutkan absorpsi fenol. Menu makanan disesuaikan dengan daya cerna bayi.

Vitamin dan mineral

Sebagai micronotrien dibutuhkan dalam jumlah kecil. Jenis vitamin yang dibutuhkan oleh bayi antara lain
vitamin A, B, C, D, E dan Vitamin K, dan lain-lain, sedangkan mineral yang dibutuhkan antara lain
kalsium, besi, fosfor, dan sebagainya.

Anak Pra Sekolah usia 1-6 Tahun

Seperti halnya baik produktivitas anak prasekolah juga tercermin melalui aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari, melalui perkembangan kekuatan dan koordinasi otot kecil yang dapat kita bantu.

Otak yang berkembang cepat pada anak usia prasekolah sangat rendah karena kekurangan kandungan zat
gizi dalam susunan menu makanannya. Seperti yang dikemukakan winnick dan Noble bahwa kekurangan
zat gizi yang terjadi pada masa pembelahan sel akan mengakibatkan berkurangnya ukuran sel otak secara
maksimal yang dapat mengakibatkan kebodohan pada anak dan hanya akan dapat pulih kembali jika
dilakukan perbaikan zat gizi dalam susunan menu makanannya. Kecukupan zat gizi makro sehari pada
anak prasekolah, yaitu antara lain energi = 1220 ÷ 1600 kilo kalori dan protein 23-29 gr per berat badan.
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan PerOrang Per Hari Keterbatasan kecukupan gizi yang dianjurkan ini
antara lain:

1) Berat badan yang tercantum sudah baku. Bila berat badan

berbeda dengan yang· ada di tabel IV dianjurkan untuk

menghitung koreksi sendiri, terutama untuk kecukupan

energi dan protein.

2) Kecukupan lemak tidak dicantumkan dengan pertimbangan

pada menu yang beraneka ragam bila energi dan protein

sudah terpenuhi, kecukupan lemak juga akan terpenuhi.

3) Kecukupan yang dianjurkan untuk Zn, I, riboflavin, dan

niasin sudah dicantumkan, tetapi DKBM oleh Direktorat

gizi belum mencantumkan empat macam zat gizi tersebut.

Hubungan kesehatan dan gizi pada aud

Kasus gizi buruk muncul sebagai manifestation adanya masalah gizi di


masyarakat. Penyebab langsungterjadinya ]gizi buruk adalah kurang gizi dan penyakit infeksi. Kurang gizi
sebagai akibat tidak cukupnya asupan nutrient dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga mudah terserang
penyakit. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian balita gizi buruk dari factor lingkungan
Menurut Jayanti (2011) bahwa salah satu faktor penyebab status gizi kurang pada balita adalah asupan
makan yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi akan berbanding
lurus dengan status gizi balita yaitu semakin baik dan cukup asupan makanannya, maka status gizi balita
akan semakin baik, begitu pula sebaliknya.

Tumbuh kembangnya anak usia dini tergantung dari tiga pilar layanan, yaitu asupan gizi, layanan
kesehatan dan stimulasi psikososial. Asupan zat gizi makanan pada seseorang
dapatmenentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut dengan status gizi permasalahan gizi di
Indonesia selain kurangnya asupan gizi, baik buruknya sanitasi lingkungan juga berpengaruh terhadap
status gizi kurang pada balita. Anak yang menerapkan perilaku hidup sehat dan mendapatkan asupan gizi
yang seimbang, maka rata-rata mempunyai status gizi yang baik. Pencegahan terjadinya status gizi buruk
maupun gizi lebih pada usia anak sekolah dengan menerapkan perilaku hidup sehat dalam keseharian anak

Srategi Peningkatan Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini

Usulan yang dapat diajukan untuk strategi peningkatan kesehatan dan gizi anak usia dini
adalah pertama, perlu ditekankan kepada semua pihak mengenai pentingnya investasi kesehatan
dini sebagai prasyarat bagi pembangunan SDM bangsa berkualitas. Tanpa adanya kesadaran dan
pengetahuan mengenai investasi kesehatan dini maka posisi tawar kesehatan dan gizi akan selalu
lemah dibandingkan sektor lain,

misalnya saja sektor pendidikan. Padahal investasi pendidikan tidak akan optimal bahkan sia-sia
tanpa investasi kesehatan dini. Kedua, pengawalan oleh Pemerintah Pusat. Seperti telah disebutkan di
bagian terdahulu, untuk menjamin keberlangsungan program secara merata Pemerintah Pusat perlu
mengawal baik secara manajerial maupun finansial program peningkatan kesehatan dan gizi anak usia dini.
Menyerahkan pendanaan pada Pemda akan meletakkan program dalam situasi ketidakpastian dan sudah
tentu tidak terlaksana secara optimal. Ketiga, pendekatan berbasis komunitas. Masyarakat perlu ikut
memiliki dan terlibat dalam program peningkatan kesehatan dan gizi anak usia dini. Hal ini sangat penting
agar muncul keinginan memperbaiki diri sendiri dan dengan demikian gema program dapat lebih bergaung.
Masyarakat juga harus diajak untuk ikut memahami masalah yang dihadapi serta terlibat dalam
perencanaan program termasuk monitoring dan evaluasinya.

BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai