Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Nutrisi dan


Gizi)

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Deteksi Dini Tumbuh
Kembang AUD

Dosen Pengampu : Triana Indrawati, M.A

DISUSUN OLEH :

Alifah Zahra 2419010

Cahya Amalia Putri 2419011

Mutriyatul Inayah 2419027

Khusna Maulida 2419033

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah


SWT. yang telah memberikan nikmat sehat dan sempat kepada kami untuk
menyelesaikan tugas makalah kelompok ini tepat waktu. Sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan kami Nabi besar Nabi Muhammad saw. Semoga
kami dan para pembaca makalah ini mendapat syafaat beliau di yaumul akhir
kelak aamiin allahumma aamiin. Penulisan makalah berjudul “Stimulasi
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Nutrisi dan Gizi)” bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Deteksi Dini Tumbuh Kembang AUD. Kami selaku
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Triana Indrawati, selaku dosen
pengampu mata kuliah Deteksi Dini Tumbuh Kembang AUD karena telah
membantu dan membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa
ucapan terima kasih kami haturkan kepada kedua orang tua yang telah memberi
pengertian dan dukungan kepada kami serta kepada teman-teman yang sudah
memberi saran dan juga dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan saran dan
kritiknya guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan.........................................................................................................5

BAB II – PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Gizi AUD...............................................................6

B. Klasifikasi Makanan Bergizi......................................................................7

C. Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini........................................................9

D. Pendidikan Gizi di Lembaga PAUD..........................................................12

E. Program Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini........................................13

BAB III – PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Pada usia ini tumbuh
kembang nak perlu diransang oleh orang tua dan guru agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai usianya. Anak usia dini (AUD) merupakan
investasi yang amat besar bagi keluarga dan bangsa. Anak-anak inilah yang akan
menjadi penerus bagi keluarga dan tentunya bagi bangsa. Jika kita ingin
menciptakan anak secara optimal kita harus melakukan penanaman gizi seimbang
terhadap anak sejak dini. Karena, gizi merupakan salah satu hal penting dalam
tumbuh kembang anak.

Melalui Pendidikan Anak Usia Dini, anak dikenalkan tentang makanan-


makanan yang bergizi supaya anak mengetahui makanan yang mengandung gizi
itu makanan yang ada pada pedoman gizi seimbang dan anak juga akan
mengetahui mana makanan yang tidak sehat dan mana yang sehat untuk dimakan.
Peranan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat membantu dalam
menciptakan kualitas anak dimasa yang akan datang. Permendiknas No.58 Tahun
2009 dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 angka 14 mengatakan: kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan tahap awal
dimana anak perlu dididik dan diberi tahu mengenai bahaya ia banyak makan
jajanan-jajanan snack. Anak perlu dibekali pengetahuan bagaimana mengenal
makanan dan minuman yang sehat. Dengan bekal pengetahuan itu, anak siap
memilah dan memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian Pendidikan Gizi AUD ?


2. Apa Klasifikasi Makanan Bergizi ?
3. Apa saja Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini ?
4. Bagaimana Pendidikan Gizi di Lembaga PAUD ?
5. Bagaimana Program Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini ?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan itu Pengertian Pendidikan Gizi AUD !


2. Untuk mengetahui Klasifikasi Makanan Bergizi !
3. Untuk mengetahui Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini !
4. Untuk menjelaskan Pendidikan Gizi di Lembaga PAUD !
5. Untuk mengetahui Program Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini !
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Gizi AUD

Para ahli educator gizi mendefinisikan pendidikan gizi sesuai dengan


sudut pandang dan pengalaman yang berbeda. Dalam arti sempit pendidikan gizi
diartikan sebagai penyebar luasan informasi tentang gizi tentang apa yang baik
untuk dikonsumsi dan apa yang tidak baik untuk dikonsumsi. Di bawah ini
beberapa pengertian tentang pendidikan gizi.

a. Contento Isobel R (2007) dalam buku Nutrition Education mengatakan bahwa


pendidikan gizi adalah pendekatan penyebarluasan informasi gizi berdasarkan
kaidah - kaidah ilmu gizi. Informasi yang disampaikan sesuai dengan masalah
yang dihadapi masyarakat seperti gizi seimbang, Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium, masalah pantangan makan, masalah gizi ibu hamil dan lain sebagainya.

b. WHO (1987) dalam buku The Health Aspects of Food and Nutrition
menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah usaha yang terencana untuk
meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan
produksi pangan, persiapan makanan, distribusi makanan dalam keluarga,
pencegahan penyakit gizi dan perawatan anak.

c. Menurut Fasli Jalal (2010) dalam sambutannya pada buku Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang menyatakan pendidikan gizi adalah suatu proses yang
berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap
dan perilaku hidup sehat dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan
faktor lain yang mempengaruhi makanan dan membangun komitmen untuk selalu
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi baik individu maupun kelompok
masyarakat.

d. Bapak Gizi Indonesia Poerwo Sedarmo (1995) dalam bukunya Gizi dan
Saya, mengatakan bahwa Nutrition Education merupakan tindakan penting dalam
usaha memperbaiki makanan. Tujuan pendidikan Gizi adalah membuat penduduk
nutrition minded yang artinya penduduk mengerti hubungan antara kesehatan dan
makanan sehari-hari, mengerti menyusun makanan lengkap yang sesuai dengan
kemampuannya.

Dengan demikian secara umum, para pakar educator gizi menyatakan


bahwa pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah
perilaku masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.1

B. Klasifikasi Makanan Bergizi

Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,


protein, mineral, vitamin yang diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan. Makanan
bergizi bukan berarti makanan yang lezat, enak, dan mewah, karena didalam
makanan seperti itulah justru tidak menyehatkan dan memicu penyakit. Didalam
klasifikasi makanan bergizi ini kita dapat mengenalkan makanan bergizi untuk
anak usia dini, karena itu sangat penting bagi pertumbuhan. Oleh karena itu, agar
anak mengetahui makanan bergizi dan anak tahu manfaat dari makanan-makanan
bergizi tersebut kita bisa mengenalkan kepadanya. Tubuh yang sehat merupakan
faktor yang sangat penting, karena bila tubuh tidak sehat segala aktivitas akan
terganggu, sedangkan bila memiliki tubuh sehat segala aktivitas dapat dikerjakan
dengan lancar.2
Pelaksanaan atau penyelenggaraan makanan sehat di lembaga PAUD
(TK/RA) sangatlah penting, mengingat anak usia dini sedang berada dalam masa
emas pertumbuhan dan perkembangan, sehingga harus menerima asupan makanan
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Bukan hanya itu dititik
inilah juga pertumbuhan otak anak sangatlah pesat Perkembangan otak anak
sangat penting bagi pembentukan saraf-sarafnya. Salah satu hal yang mendukung
bagi pertumbuhan otak anak yaitu mendapatkan gizi dan nutrisi makanan yang
cukup. Jika pemberian gizi dan nutrisi bagi anak usia dini tidak seimbang maka

1
Ir. Desak Putu Sukraniti, Taufiqurrahman, Sugeng Iwan S, Konseling Gizi (Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan : 2018)
2
Pristika Loria Lina, Syukri, Halida, PEMBELAJARAN MAKANAN BERGIZI PADA ANAK
KELOMPOK A DITK PONTIANAK, FKIP Unta Pontianak, hlm. 2
kemungkinan akan berdampak negative bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak.
Pengaturan makanan yang sehat untuk Anak usia dini tidak sama dengan
orang dewasa. Kebutuhan sehari-hari anak akan energi (kalori) dan zat gizi
lainnya sangat tinggi, terutama sewaktu sikecil sudah mulai berjalan. Di masa ini
ia menjadi lebih aktif dan tumbuh dengan pesat. Namun, karena perut anak masih
kecil, anak tidak dapat makan dalam jumlah besar dalam sekali makan. Porsi
makan untuk anak usia dini biasanya sepertiga sampai setengah dari porsi orang
dewasa. Karena, mereka juga membutuhkan makanan Selingan yang bergizi di
antara 3 kali makanan utama. Anak perlu makan makanan yang mudah dicerna
dan bergizi tinggi. Ada 5 kelompok makanan yang bergizi, di antaranya yaitu:

a. Lemak dan Gula, Pengaturan makanan yang seimbang harus


mengandung cukup lemak dan gula. Hindari pemanis buatan.
Berikanlah makanan olahan susu yang berlemak tinggi.

b. Daging dan alternatifnya, Setiap hari berikan 1 porsi daging, ikan,


atau telur, atau 2 porsi tumbuh-tumbuhan, seperti kacang-
kacangan.

c. Makanan olahan susu, Setiap hari diberikan sedikitnya 350 ml susu


berkadar lemak tinggi atau 2 porsi keju atau yogurt.

d. Buah dan sayuran, Setiap hari berikan sedikitnya 4 porsi buah atau
sayuran segar, kalengan, ataupun beku. Jus buah dihitung sebagai 1
porsi walaupun diberikan lebih dari 1 kali.

e. Produk biji-bijian dan zat tepung, Setiap hari disetiap waktu makan
berikan sedikitnya 1 porsi nasi, roti, jagung, sereal, ataupun
tumbuhan yang mengandung zat tepung. Hindari makanan yang
terbuat dari biji-bijian yang sangat kasar.3

3
Zulfiyanah, Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Pelatihan Pengetahuan Gizi Dan
Stimulasi Kecerdasan Anak Bagi Guru PAUD dan Ibu Anak Usia Dini Di Kecamatan Baraka,
Jurnal Al-Atfal Universitas Muhammadiyah Parepare, Vol. 1, No. 2 Maret 2019, hlm. 41
Sedangkan klasifikasi makanan bergizi disini bisa kita lihat dengan:
a. Pembelian bahan makanan yang berkualitas baik
b. Penyimpanan bahan makanan seperti kita menyiapkan
 Bahan kering
 Bahan segar
c. Menyediakan menu yang seimbang dan bervariasi sesuai dengan
harapan konsumen.
d. Pengelolaan bahan makanan sesuai dengan kebutuhan.4
C. Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini

Makanan merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. 5


Kesehatan makanan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
orangtua dalam memberikan makanan kepada anak. Pemberian makanan sehat
bertujuan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu,
pemberikan makanan sehat juga bertujuan untuk memperbaiki gizi.

Makanan yang sehat adalah makanan yang memiliki gizi seimbang atau
dikenal sebagai makanan 4 sehat 5 sempurna. Makanan bergizi seimbang adalah
makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, artinya tidak boleh lebih dan tidak boleh
kurang.6

Memberikan anak makanan dengan mutu gizi baik akan mencegah anak
mengalami masalah gizi kurang. Faktor-faktor selain mutu gizi perlu juga
dipertimbangkan agar makanan yang disediakan aman dan diminati oleh anak.
Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung jenis dan jumlah zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu makanan tersebut dari tidak
mengandung bahan kimia dan kontaminan yang membahayakan kesehatan anak.

1. ASI (0-6 bulan)

4
Nurliyati Rahayu, Erni Munastiwi, Manajemen Makanan Sehat di PAUD, Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang AUD, Vol. 3, No. 2 Juni 2018, hlm. 67-68
5
Anne Lies Ranti & Soegeng Santoso, Kesehatan dan Gizi, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2004), Hlm 41.
6
Eko Sri Wijayanti, MENGENAL MAKANAN SEHAT, (Jakarta: Penebar Cif, 2008), Hlm 6.
Bayi usia 0-2 tahun mengalami pertumbuhan yang amat pesat. Pertumbuhan
yang cepat inilah yang menyebabkan kebutuhan zat gizi per kilogram berat badan,
bayi paling besar dibanding usia selanjutnya. ASI dapat memenuhi semua
kebutuhan gizi anak sampai anakberumur 4-6 bulan. ASI punya peran penting
bagi tumbuh kembang manusia khususnya dimasa krusial 0-24 bulan. Ibu
seharusnya mengupayakan memberikan ASI selama 24 bulan dan pemberian ASI
ekslusif sampai anak berumur 4-6 bulan kepada bayinya.

2. Memperkenalkan Makanan Padat


a. Makanan bayi umur 6-9 bulan
1. Pemberian ASI diteruskan
2. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2x sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/magarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran:
 Umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
 Umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
 Umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
 Umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“Bila bayi masih lapar, ibu dapat menambahnya”
b. Makanan Bayi Umur 9 – 12 bulan
1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus
diatur secara berangsur, mendekati bentuk dan kepadatan makanan
keluarga.
2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan
yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo dan buah. Usahakan
agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
4. Campurkanlah ke dalam makanan lembek berbagai lauk pauk dan
sayuran secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan
sejak dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat
dikemudian hari.
c. Makanan Anak Umur 12 – 24 bulan
1. Pemberian ASI diteruskan.
2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali
sehari.
3. dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Selain
itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
4. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan
Makanan, misalnya nasi dapat diganti mie, bihun, roti, kentang. Hati
ayam dapat diganti dengan tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam
dapat diganti dengan daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu dapat
diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit.
5. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba.
Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
6. Pada usia 1 tahun, anak sudah dibolehkan makan seperti makan
keluarga.
d. Makanan Anak Usia 24 bulan keatas
1. Anak Usia 24 bulan keatas sudah dapat mengkonsumsi makanan
keluarga.7

D. Pendidikan Gizi di Lembaga PAUD

Pendidikan gizi dilembaga AUD sangat penting diperkenalkan kepada


anak sejak usia dini. Pendidikan gizi yang diberikan sejak dini akan membiasakan
7
Netti Herawati, Program Gizi dan Kesehatan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral PAUDNI, 2012), hlm 86-101.
anak untuk hidup sehat sejak dini sehingga pada akhirnya akan tumbuh menjadi
sehat, cerdas, dan ceria. Dan Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada anak
dimulai dari lingkungan keluarga sebab keluarga merupakan tempat pertama anak
belajar dan menimba ilmu. Keluarga dikatakan sebagai tempat yang pertama
belajar anak karena lingkungan keluarga yang pertama dikenal anak adalah
lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Orang tua mempunyai peran
penting dalam membentuk perilaku gizi dan kesehatan anak. Masalah gizi harus
diatasi secara bersama oleh keluarga dan sekolah sehingga hasilnya akan optimal.8

Sayangnya, tidak semua orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan


yang memadai untuk menjalankan peran yang optimal dalam pengasuhan,
perawatan serta perbaikan gizi dan kesehatan anak usia dini. Program Parenting
yang berkenaan dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
keluarga dalam bidang perawatan, gizi, kebersihan dan kesehatan tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk seperti seminar, pelatihan, diskusi, program
masak dan makan bersama dengan anak di lembaga PAUD, kunjungan rumah,
dan sebagainya. Panduan mengenai penyelenggaraan program parenting dapat
diperdalam dengan membaca Pedoman Parenting di Lembaga PAUD yang
dikeluarkan oleh Dirjen PAUDN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu
menjadikan anak sehat, maka layanan dasar kesehatan bagi anak usia dini meliputi
semua kegiatan prioritas yang dapat mewujudkan anak usia dini yang memiliki
ciri anak yang sehat sebagaimana telah diuraikan di atas. Beberapa layanan dasar
kesehatan adalah sebagai berikut:9

a) Menimbang anak minimal sebulan sekali (digunakan untuk Penilaian


Status Gizi).

b) Mengukur tinggi badan anak minimal sebulan sekali (digunakan untuk


Penilaian Status Gizi).

8
Santoso, soegeng. Kesehatan dan gizi. (cetakan kesebelas.jakarta: universitas terbuka,
2010) Hlm 27
9
Addy, DP. Kesehatan anak. (Alih bahasa: meitasari tjandrasa. Jakarta:arcan, 1993) Hlm
67
c) Memeriksa secara sederhana dan teratur keadaan kuku, kulit, rambut,
mata, mulut dan gigi.

d) Mengupayakan anak usia dini mendapatkan imunisasi dasar.

e) Memberikan layanan dasar kebersihan.

f) Memberikan pendidikan gizi bagi anak usia dini.

g) Menghindarkan makanan yang tidak aman bagi kesehatan anak.

h) Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Definisi kesehatan menurut WHO adalah keadaan sempurna secara fisik, mental
dan social, tidak hannya bebas dari penyakit dan kecacatan. Salah satu ahli
menyebutkan bahwa ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi fisik, segi
psikis, dan segi sosialisasi,. Layanan dasar kesehatan bagi anak usia dini meliputi
seemua kegiatan prioritas yang dapat mewujudkan anak usia dini yang memeliki
ciri anak yang sehat, salah satunya yaitu menimbang dan mengukur tinggi badan
anak selama minimal sebulan sekali.

E. Program Makanan Sehat untuk Anak Usia Dini

Program pemberian makanan sehat merupakan intervensi untuk


pembiasaan makanan sehat dan pembiasaan hidup sehat sebagai penerapan
layanan holistic integrative di satuan PAUD/satuan Pendidikan Nonformal (PNF)
yang menyelenggarakan program PAUD serta sebagai inisiasi bagi pemerintah
daerah untuk menuntaskan stunting di wilayahnya. Pemberian makan sehat yang
baik berpengaruh terhadap status gizi (pertumbuhan) balita. Status gizi baik bila
tubuh memperoleh asupan gizi yang baik, sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik dan Kesehatan secara umum pada keadaan umum sebaik mungkin. Status
gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi.10

Tujuan Pemberian Makanan Sehat


10
Dea Ismi Yeni, dkk, MURHUM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, "Pelaksanaan
Program Pemberian Makanan Sehat Anak Usia Dini: Studi Evaluasi Program CIPP", (Lampung:
Program Studi PIAUD, UIN Raden Intan, 2020), E-ISSN: 2723-6390, Vol. 1, No. 2, hlm 2.
a. Meningkatkan dan kesehatan dan perkembangan kecerdasan peserta

didik di Satuan PAUD/satuan PNF yang menyelenggarakan program PAUD.

b. Membiasakan anak mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang.

c. Membiasakan anak berperilaku sesuai tata aturan dan norma saat makan.

d. Meningkatkan pelibatan orangtua dan masyarakat dalam penyiapan makanan


sehat bagi anak usia dini.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pemberian makanan sehat kepada


anak:

a. Persiapan Pengelola, Pendidik dan orangtua menyepakati:

1) Menu makanan sehat sesuai dengan rekomendasi dokter/tenaga kesehatan/ahli


gizi.

2) Waktu pelaksanaan pemberian makanan sehat.

3) Bentuk partisipasi orang tua dalam pemberian makanan sehat.

4) Pemberian bekal makanan sehari-hari di luar hari pemberian makanan sehat


dari satuan PAUD/satuan PNF yang menyelenggarakan program PAUD.

b. Pelaksanaan Pemberian makanan sehat bagi anak didik di satuan PAUD/satuan


PNF yang menyelenggarakan program PAUD:

1) Merupakan bagian dari pembiasaan hidup sehat dan perilaku baik seperti
mencuci tangan sebelum makan, membersihkan tempat makan, saling berbagi
makanan, membiasakan anak makan sayur dan lainnya.

2) Dapat diberikan sebagai sarapan pagi sebelum anak belajar. Waktu yang sangat
dianjurkan untuk memberi energi untuk mengikuti semua kegiatan dengan
bersemangat dan konsentrasi.
3) Makan siang di saat istirahat setelah anak bermain atau melakukan berbagai
kegiatan.

4) Pemberian makanan minimal 20 kali selama 5 bulan.

5) Didukung dengan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat oleh petugas
puskesmas/dokter/tenaga kesehatan/ahli gizi kepada orangtua sebagai bagian dari
kegiatan parenting.11

11
Dea Ismi Yeni, Skripsi, EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
SEHAT ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA
TANGGAMUS, (Lampung: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN, 2020),
hlm 56-60
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan gizi penting untuk anak usia dini karena gizi meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan serta kesejahteraan anak-anak di masa
yang akan datang.Tingkat usia dini adalah masa yang mudah untuk menerapkan
gizi yang baik.Gizi ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik
keseharian gizi anak-anak usia dini. Anak usia dini mengerti tentang pentingnya
gizi yang sehat dan seimbang, tetapi dari keseharian mereka masih tidak
mengamalkan makanan sehat dan seimbang karena hal ini lupa dari pantauan
mereka. 
DAFTAR PUSTAKA

Addy, DP. Kesehatan anak. (Alih bahasa: meitasari tjandrasa. Jakarta:arcan,


1993)
Anne Lies Ranti & Soegeng Santoso, Kesehatan dan Gizi, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2004)
Dea Ismi Yeni, dkk, MURHUM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
"Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Sehat Anak Usia Dini: Studi
Evaluasi Program CIPP", (Lampung: Program Studi PIAUD, UIN Raden
Intan, 2020), E-ISSN: 2723-6390, Vol. 1, No. 2
Dea Ismi Yeni, Skripsi, EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
SEHAT ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI
PEMBINA TANGGAMUS, (Lampung: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN, 2020), hlm 56-60
Eko Sri Wijayanti, MENGENAL MAKANAN SEHAT, (Jakarta: Penebar Cif,
2008),
Ir. Desak Putu Sukraniti, Taufiqurrahman, Sugeng Iwan S, Konseling Gizi (Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan : 2018)
Netti Herawati, Program Gizi dan Kesehatan Anak Usia Dini, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral PAUDNI,
2012)
Nurliyati Rahayu, Erni Munastiwi, Manajemen Makanan Sehat di PAUD, Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang AUD, Vol. 3, No. 2 Juni 2018
Pristika Loria Lina, Syukri, Halida, PEMBELAJARAN MAKANAN BERGIZI
PADA ANAK KELOMPOK A DITK PONTIANAK, FKIP Unta Pontianak
Santoso, Soegeng. Kesehatan dan gizi. (cetakan kesebelas.jakarta: universitas
terbuka, 2010)
Zulfiyanah, Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Pelatihan Pengetahuan
Gizi Dan Stimulasi Kecerdasan Anak Bagi Guru PAUD dan Ibu Anak
Usia Dini Di Kecamatan Baraka, Jurnal Al-Atfal Universitas
Muhammadiyah Parepare, Vol. 1, No. 2 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai