Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBUTUHAN GIZI ANAK USIA DINI DAN PENILAIAN STATUS GIZI

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Gizi dan Kesehatan Anak

Dosen Pengampu: Hj. Yani Suarsih, M.Pd.

Disusun Oleh:

Dewi Wardatusholihah 19.03.00.004

Nur Permata Azizah 19.03.00.010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH ILMU PENDIDIKAN

STAI AL-HIKMAH JAKARTA

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikan
kekuatan oleh Allah SWT, untuk melaksanakan tugas kita sehari-hari. Shalawat serta salam
tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu istiqomah dalam
menjalani sunah-sunahnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir.
Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Kebutuhan Gizi
Anak Usia Dini Dan Penilaian Status Gizi” dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Gizi dan Kesehatan Anak”.

Salam hormat kami kepada Ibu Hj. Yani Suarsih, M.Pd, selaku dosen pengampu, terima
kasih penyusun ucapkan atas bimbingan dan arahannya, serta teman-teman Mahasiswa PIAUD
6 yang telah banyak membantu penyusun. Semoga Allah SWT memberi balasan sebaik-
baiknya pahala kepada semuanya.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa makalah ini begitu banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan masukan-masukan,
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tugas makalah ini sebagai pembelajaran dan
ilmu yang bermanfaat untuk penyusun terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan menambah
pengetahuan para pembaca.

Jakarta, 13 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .....................................................................................................................4

I. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 4

II. RUMUSAN MASALAH................................................................................................ 4

III. TUJUAN......................................................................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

A. Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini ..................................................................................5

B. Penilaian Status Gizi ...................................................................................................10

BAB III .................................................................................................................................... 14

PENUTUP ............................................................................................................................... 14

IV. Kesimpulan ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Masa usia dini merupakan masa emas dalam kehidupan anak, dimana anak mampu
menyerap berbagai informasi yang masuk dengan sangat mudah. Dalam tahap ini sering
disebut juga dengan golden eag. Proporsi otak anak masih sangat optimal dalam menerima
berbagai hal. Oleh sebab itu, daya pikir anak usia dini perlu untuk dikembangkan dengan
berbagai macam mengoptimalkan berbagai jenis perkembangan, baik dari perkembangan
fisik maupun dengan perkembangan emosional.Pengoptimalan daya pikir anak dan otak
anak tidak lepas dari gizi yang diperoleh anak sejak dini.

Perkembangan anak pada hakekatnya telah dimulai sejak anak dilahirkan kedunia,
bahkan sebagian besar pakar pendidikan menyakini bahwa perkembagan seorang anak
dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan pertemuan antara sel telur dan sel
seperma dari kedua orang tua. Karena itu perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang
sedang hamil sampai anak lahir hingga dewasa. Anak-anak yang kurang mendapatkan
pemenuhan gizi yang baik tentunya akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa kebutuhan gizi anak usia dini ?
2. Bagaimana penilaian status gizi anak usia dini ?

III. TUJUAN
Agar guru atau pendidik mengetahui dan memahami apa itu kebutuhan gizi anak usia dini
dan penilaian status gizi anak usia dini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini

Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal atau dari
sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Gizi dalam makanan yang diperlukan
oleh tubuh, yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral-mineral. Setiap jenis
nutrisi yang terkandung dalam makanan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga sehari-hari,contohnya nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk
membantu pertumbuhan, baik otak maupun tubuh. Lemak digunakan oleh tubuh sebagai
cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh
kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna
bagi tubuh saat membutuhkan energi. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya
terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan kebutuhan dasar (standar)
nutrisi pada makhluk hidup. Dalam perkembangannya, nutrisi sebagai pengobatan yaitu
dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek
samping dari pengobatan. Karena itu, gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan
peningkatan kualitas hidup.

1. Manfaat Gizi Seimbang Bagi Anak Usia Dini

Anak merupakan sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan perhatian khusus
untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Ketika masih
dalam kandungan dikatakan , apa yang dimakan ibu itulah yang dimakan janin. Setelah
lahir, apa yang dimakan oleh bayi itu merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan
dan kesejahteraannya di masa depan. Anak akan sehat jika sejak awal kehidupannya
sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan
optimal. Zat gizi dari makanan merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan
anak tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu
sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Oleh karena itu, slogan umum bahwa
pencegahan adalah upaya terbaik dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus
benar-benar dilaksanakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Hal ini pula
yang menjadi tujuan utama Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yang
dicanangkan UNICEF: tercapainya keadaan gizi dan kesehatan yang baik serta
seimbang.Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan air,
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak
(intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk mengetahui status gizi dan kesehatan anak
secara menyeluruh dapat dilihat mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi
badan), tanda-tanda fisik, motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan

5
pengukuran antropometri, maka anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan
tinggi dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, kalsium, magnesium, fosfor,
vitamin D, yodium, dan seng.

Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri dari 10
kriteria, yaitu:

a. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Anak dengan asupan gizi baik
akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan
kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun
akan bertambah dan anak akan bertambah tinggi.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang memiliki massa otot yang padat dan
tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium.
Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur ideal kelaknya.
c. Rambut berkilau dan kuat. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang-kacangan
dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat dapat
melindungi kepala si anak.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan
asupan vitamin A,C,E dan mineralnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral
didapatkan dari kangkung, bayam, jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya.
e. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening didapat dari
konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin
B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu
menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun
diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Nafsu makan baik dilihat dari intensitas
anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya setiap hari
agar sisa makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat
mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur. Anak aktif atau mungkin cerewet
dan banyak bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya
perhatikan setiap ucapannya, apakah sesuai umurnya tau tidak.
i. Penuh perhatian dan bereaksi aktif. Fokus pada satu hal adalah hal yang sulit
dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesaikan
sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokusnya.
j. Tidur nyenyak. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur)
selama 8 jam sehari. Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik.
Untuk membuatnya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu.

2. Cara Menyusun Pola Makan Bergizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini

Dalam meyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berkut:

a. Kombinasi rasa yaitu asin,manis,asam,pahit,pedas jika disukai

6
b. Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah,hijau,cokelat,kuning dan sebagainya.
c. Variasi bentuk potongan yaitu persegi,panjang,tipis,bulat dan sebagainya
d. Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti
sup,sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti,tumis sayur,sambal goreng serta
yang kering seperti ikan goreng ,kering tempe.
e. Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan
digoreng,direbus,disetup dan lain-lain sehingga member penampilan,tekstur dan rasa
berbeda pada pada hidangan tersebut.

Menu makanan pada berbagai tahapan perkembangan anak:


a. Umur 0-6 bulan : Asi ekslusif
• Anjuran pemberian makan
1) Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi,
siang, sore maupun malam.
2) Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
3) Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.

b. Umur 6 – 12 bulan
• Anjuran pemberian makan
1) Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
2) Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat
dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari.

Setiap kali makan diberikan sesuai umur :

1) 6 bulan : 6 sendok makan


2) 7 bulan : 7 sendok makan
3) 8 bulan : 8 sendok makan
4) Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi
ampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
a. 9 bulan : 9 sendok makan
b. 10 bulan: 10 sendok makan
c. 11 bulan: 11 sendok makan

• Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI.


• Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu /
tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada
bubur nasi.
• Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara
memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
• Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur
kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
• Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.

7
• Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan
sendok.

c. Umur 1 – 2 tahun

• Anjuran pemberian makan:


1) Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
2) Beri nasi lembik 3 kali sehari.
3) Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging
sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
4) Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti:
bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
5) Beri buah-buahan atau sari buah.6) Bantu anak untuk makan sendiri..

d. Umur 2 – 3 tahun

• Anjuran pemberian makan


1) Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri
dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
2) Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur
kacang hijau, biscuit, nagasari
3) Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.

e. Umur 3 – 5 tahun

• Anjuran pemberian makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun

3. Akibat Anak Yang Kekurangan Gizi

Anak-anak yang kurang mendapatkan pemenuhan gizi yang baik tentunya akan
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak dengan
gizi yang buruk akan berdampak bagi pertumbuhan fisik maupun pertumbuhan
mentalnya. Gizi buruk adalah bentuk terparah atau akut merupakan keadaan kekurangan
gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energy, protein serta
makanan sehari-hari dan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, dengan ditandai
dengan setatus gizi yang atau kondisi fisik yang sangat kurus (diukur menurut berat badan
berbanding tinggi badan) dan tentunya juga berdasarkan pemeriksaan secara jumlah
asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh disebut gizi
seimbang(gizi baik), tetapi bila asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih rendah
maka disebut gizi kurang, sedangkan apabila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sangat kurang disebut dengan gizi buruk. Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam waktu yang cukup lama
yang ditandai dengan berat badan menurun menurut umur.Ada tiga gejala dari gizi buruk
yaitu marasmus, kwashiorkhor dan marasmik kwashiorkor. Ciri-ciri dari marasmus
seperti anak yang sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis,
kusam, keriput. Tulang iga yang terlihat Nampak jelas, pantat kendur juga keriput, perut
8
cekung. Kwashirkor memiliki ciri-ciri seperti keadaan wajah yang bulat dan sembab,
cengeng dan rewel, rambut tipis, warna rambut jagung juga mudah dicabut tanpa rasa
sakit, kedua punggung kaki bengkak, dan terdapat bercak merah kehitaman di tungkai
atau di pantat. Marasmik kwashirkhor juga memiliki ciri-ciri antara lain keadaan badan
yang sangat kurus, rambut jagung juga mudah rontok, keadaan perut yang buncit,
punggung kaki bengkak, cengeng. Masalah gizi kurang teradi karena kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung energy, protein yang bermutu tinggi ( misalnya
protein hewani yaitu ikan, telur, daging, dan lain-lain) serta mineral, terutama kalsium
yang mudah diserap, misalnya susu, dan ikan. Selain konsumsi makanan, adanya penyakit
infeksi yang mengganggu penyerapan zat gizi, misalnya infeksi cacing yang diderita 50%
anak usia sekolah. Terjadinya masalah kurang gizi bisa menyebabkan anak-anak mudah
merasakan lelah, tidak tahan melakukan aktivitas fisik yang lama, tidak mampu berfikir
dan berpartisipasi penuh dengan proses belajar. Anak yang kurang gizi mempunyai resiko
yang lebih besar menderita infeksi, sehingga sering absen dari sekolahnya.

Sejatinya problem gizi buruk tidak hanya menyerang golongan ekonomi menengah
kebawah, tetapi juga golongan atas. Penyebabnya bisa macam-macam, sepertri asupan
makanan, pola makan, kesadaran gizi, dan juga pola asuh yang buruk.

Faktor-faktor lain dari penyebab terjadinya gizi buruk antara lain kemiskinan,
kurangnya pendidikan dari orang tua, kurangnya penegtahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan. Gizi buruk juga mempunyai penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya gizi buruk adalah adanya asupan
makanan yang kurang memenuhi gizi yang seimbang, dan adanya penyakit infeksi.
Adapun penyebab tidak langsung dari gizi buruk adalah persedian makan di rumah,
perawatan anak dan ibu hamil, serta pelayanan kesehatan, sedangkan alasan yang sangat
mendasar dari gizi buruk adalah kurangnya pendidikan dan keterampilan masyarakat
terkait pentingnya gizi yang seimbang untuk tumbuh kembang anak serta kemiskinan
juga menjadi faktor teerjadinya gizi buruk.

Sebagai orang tua hendaknya memberikan makanan sehat yang dimasak dari rumah
setiap pagi. Membawa bekal makan siang yang sehat ke sekolah, yaitu makanan sehat
yang dimasak oleh ibu di rumah. Supaya tidak jajan makanan dan minuman yang tidak
sehat di sekolah. Jangan membawa makanan bekal junk food karena tidak sehat. Anak
yang sehat mudah dalam belajar, komunikasi yang baik terhadap orang tua, teman, dan
masyarakat, lebih banyak pengalaman, pertumbuhan dan perkembangannya seimbang
sehingga dapat bermain, bergerak dengan baik. Menguasai konsep dasar matematika,
agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan gizi merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru PAUD. Kompetensi ini memeiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan belajar mengajar di PAUD, hal ini sesuai dengan pendapat Beaty,
J.J. pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa mengelola kelas yang sehat sebagai salah
satu keahlian yang harus dimiliki oleh guru PAUD. Selain menjaga kesehatan
lingkungan, kelas yang sehat juga berhubungan dengan menjaga kesehatan dan juga
pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat

9
penting dalam tubuh kembang anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pollitt E.dkk
pada tahun 1993 menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan
mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya.Selain itu yang anak makan juga ikut
mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit.
Kegiatan membentuk kreasi makanan adalah seni yang digunakan untuk memudahkan
menyajikan makanan yang menyehatkan untuk anak, bentuk makanan yang disajikan
unik dan kreatif, sehingga anak menjadi tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang.

B. Penilaian Status Gizi

Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik.
Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia,
jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan.

Menilai status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode pengukuran, tergantung
pada jenis kekurangan gizi. Hasil penilaian status gizi dapat menggambarkan berbagai
tingkat kekurangan gizi, misalnya status gizi yang berhubungan dengan tingkat kesehatan,
atau berhubungan dengan penyakit tertentu. Menilai persediaan gizi tubuh dapat diukur
melalui beberapa metode penilaian.

1. Metode Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian tubuh
manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam
menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia
sebagai metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep dasar
pertumbuhan.

Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel-sel tubuh, terdapat dalam 2 bentuk


yaitu bertambahnya jumlah sel dan atau terjadinya pembelahan sel, secara akumulasi
menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi
dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Mengapa antropometri
digunakan sebagai indikator status gizi? Terdapat beberapa alasan kenapa antropometri
digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu:

a. Pertumbuhan seorang anak agar berlangsung baik memerlukan asupan gizi yang
seimbang antara kebutuhan gizi dengan asupan gizinya.
b. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan,
kekurangan zat gizi akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya
kelebihan asupan gizi dapat mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk) dan
mengakibatkan timbulnya gangguan metabolisme tubuh.

10
c. Oleh karena itu antropometri sebagai variabel status pertumbuhan dapat digunakan
sebagai indikator untuk menilai status gizi.
Beberapa contoh ukuran tubuh manusia sebagai parameter antropometri yang
sering digunakan untuk menentukan status gizi misalnya berat badan, tinggi badan,
ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada, ukuran lingkar lengan atas, panjang
depa, tinggi lutut, tinggi duduk, Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul. Hasil ukuran
anropometri tersebut kemudian dirujukkan pada standar atau rujukan pertumbuhan
manusia.

2. Metode Laboratorium

Penentuan status gizi dengan metode laboratorium adalah salah satu metode yang
dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian tubuh. Tujuan penilaian status gizi
ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat
dari asupan gizi dari makanan.Metode laboratorium mencakup dua pengukuran yaitu uji
biokimia dan uji fungsi fisik. Uji biokimia adalah mengukur status gizi dengan
menggunakan peralatan laboratorium kimia. Tes biokimia mengukur zat gizi dalam
cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi urin. Misalnya mengukur status iodium
dengan memeriksa urin, mengukur status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan
lainnya. Tes fungsi fisik merupakan kelanjutan dari tes biokimia atau tes fisik. Sebagai
contoh tes penglihatan mata (buta senja) sebagai gambaran kekurangan vitamin A atau
kekurangan zink.

3. Metode Klinis

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis merupakan metode klinis yang dapat
digunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan dengan kekurangan gizi.
Gejala dan tanda yang muncul, sering kurang spesifik untuk menggambarkan kekurangan
zat gizi tertentu. Mengukur status gizi dengan melakukan pemeriksaan bagian-bagian
tubuh dengan tujuan untuk mengetahui gejala akibat kekurangan atau kelebihan gizi.
Pemeriksaan klinis biasanya dilakukan dengan bantuan perabaan, pendengaran,
pengetokan, penglihatan, dan lainnya. Misalnya pemeriksaan pembesaran kelenjar
gondok sebagai akibat dari kekurangan iodium.

Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada


tidaknya gangguan kesehatan termasuk gangguan gizi yang dialami seseorang.
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya melalui kegiatan
anamnesis, observasi, palpasi, perkusi, dan/atau auskultasi.

1) Anamnesis adalah kegiatan wawancara antara pasien dengan tenaga kesehatan untuk
memperoleh keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit atau gangguan
kesehatan yang dialami seseorang dari awal sampai munculnya gejala yang
dirasakan. Anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Auto-anamnesis yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena
pasien dianggap mampu tanya jawab.

11
b. Allo-anamnesis yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau dilakukan
wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau orang yang mengetahui
tentang pasien. Allo-anamnesis dilakukan karena pasien belum dewasa (anak-
anak yang belum dapat mengemukakan pendapat terhadap apa yang dirasakan),
pasien dalam keadaan tidak sadar karena berbagai hal, pasien tidak dapat
berkomunikasi atau pasien yang mengalami gangguan jiwa.
2) Observasi/pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan pada bagian tubuh tertentu untuk mengetahui adanya gangguan
kekurangan gizi. Misalnya mengamati bagian putih mata untuk mengetahui anemi,
orang yang menderita anemi bagian putih matanya akan terlihat putih tanpa terlihat
arteri yang sedikit kemerahan.
3) Palpasi adalah kegiatan perabaan pada bagian tubuh tertentu untuk mengetahui
adanya kelainan karena kekurangan gizi. Misalnya melakukan palpasi dengan
menggunakan kedua ibu jari pada kelenjar tyroid anak untuk mengetahui adanya
pemerbesaran gondok karena kekurangan iodium.
4) Perkusi adalah melakukan mengetukkan pada bagian tubuh tertentu untuk
mengetahui reaksi yang terjadi atau suara yang keluar dari bagian tubuh yang
diketuk.
5) Auskultasi adalah mendengarkan suara yang muncul dari bagian tubuh untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan tubuh.

4. Metode Pengukuran Konsumsi Pangan

Kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup, sebaliknya kelebihan
gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari kebutuhan tubuh. Ketidakcukupan asupan
gizi atau kelebihan asupaan gizi dapat diketahui melalui pengukuran konsumsi pangan
(dietary methode). Asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi
status gizi individu. Seseorang yang mempunyai asupan gizi kurang saat ini, akan
menghasilkan status gizi kurang pada waktu yang akan datang. Asupan gizi saat ini tidak
langsung menghasilkan status gizi saat ini juga. Memerlukan waktu, karena zat gizi akan
mengalami metabolisme dalam tubuh terlebih dahulu untuk sampai dimanfaatkan oleh
tubuh. Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei konsumsi pangan,
merupakan salah satu metode pengukuran status gizi. Asupan makan yang kurang akan
mengakibatkan status gizi kurang. Sebaliknya, asupan makan yang lebih akan
mengakibatkan status gizi lebih. Tujuan umum dari pengukuran konsumsi pangan adalah
untuk mengetahui asupan gizi dan makanan serta mengetahui kebiasaan dan pola makan,
baik pada individu, rumah tangga, maupun kelompok masyarakat. Tujuan khusus
pengukuran konsumsi pangan adalah:

a. Menentukan tingkat kecukupan asupan gizi pada individu.


b. Menentukan tingkat asupan gizi individu hubungannya dengan penyakit.
c. Mengetahui rata-rata asupan gizi pada kelompok masyarakat.
d. Menentukan proporsi masyarakat yang asupan gizinya kurang.

5. Faktor Ekologi
12
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Lingkungan yang baik, yang memungkinkan makhluk tumbuh akan
membentuk makhluk yang baik. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan makanan dengan kebutuhan zat gizi. Jadi ekologi yang
berkaitan dengan gizi adalah keadaan lingkungan manusia yang memungkinkan manusia
tumbuh optimal dan mempengaruhi status gizi seseorang. Faktor ekologi yang
mempengaruhi status gizi di antaranya adalah beberapa informasi ekologi yang berkaitan
dengan penyebab gizi kurang. Informasi tersebut di antaranya data sosial ekonomi, data
kependudukan, keadaan lingkungan fisik dan data vital statistik. Data yang termasuk
sosial ekonomi misalnya jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, keadaan budaya,
agama, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, ketersediaan air bersih, pelayanan kesehatan,
ketersediaan lahan pertanian dan informasi yang lain.

Data tentang lingkungan fisik seperti kemarau panjang dapat menyebabkan gagal
panen, akibatnya ketersediaan makanan terbatas dan berakibat status gizi kurang. Data
kesehatan dan data vital statistik juga berkaitan dengan status gizi, seperti proporsi rumah
tangga mendapat air bersih, proporsi anak mendapat imunisasi, proporsi ibu memberikan
ASI eksklusif, dan data spesifik angka kematian berdasarkan umur.

13
BAB III

PENUTUP

IV. Kesimpulan

Gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari dalam kandungan.
Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak serta
kecerdasan otak anak. Anak yang mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh
menjadi manusia yang berkualitas dan cerdas. Dalam menyusun pola makan anak usia
dini harus memperhatikan variasi rasa, warna dan cara pengoalahnya agar tidak bosan.
Serta memperhatikan kebutuhan nutrisi atau gizi anak agar tidak kelebihan atau
kekurangan.

Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas dari


penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang baik,
dan status gizi juga baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah terkena
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif. Status gizi merupakan salah
satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun pada
masyarakat kita masih ditemui berbagai penderita penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan gizi. Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang
belum mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik, apabila
asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam makanan,
dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan gizinya berlebih akan
menderita gizi lebih. Jadi status gizi adalah gambaran individu sebagai akibat dari asupan
gizi sehari-hari.

Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian status
gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi
menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait
dengan status gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya
untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam. 2010. Sehat &
Bugar Berkat Gizi Seimbang. Nakita dan Yayasan Institut Danone. Penerbit PT
Gramedia. Jakarta.

Santoso, Soegeng & Lies Ranti Anne. Kesehatan& Gizi. 2004 (Jakarta: Rineka Cipta)

Supariasa, D. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Toeti Soenardi. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Ranch
Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai