Oleh :
Esa Nur Oksialviyanti
14020154061
Cover .......................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................1
1.4 Teori..................................................................................................2
1.5 Metode Penelitian.............................................................................3
Bab 2 Pembahasan ..................................................................................5
2.1 Tradisi Kelahiran Bayi di Indonesia, Amerika, dan India....................5
2.1.1 Indonesia ....................................................................................5
2.1.1.1 Tradisi Pingitan......................................................................5
2.1.1.2 Tradisi Sambang Bayi
..5
2.1.1.3 Tradisi Penguburan Ari-
Ari.6
2.1.1.4 Tradisi Penamaan Sang
Bayi.7
2.1.2 Amerika.......................................................................................7
2.1.2.1 Tradisi Setelah
Melahirkan.8
2.1.2.2 Tradisi
Berbaring.8
2.1.2.3 Tradisi Penguburan Ari-Ari dan Tali
Pusar.9
2.1.2.4 Tradisi Penamaan Sang
Bayi.9
2.1.3 India ............................................................................................9
2.1.3.1 Tradisi Pemberian Nama Sang
Bayi..10
2.1.3.2 Tradisi Setelah
Pingitan11
2.2 Tradisi Merawat Bayi.........................................................................12
2.2.1 Indonesia ....................................................................................12
2.2.2 Amerika.......................................................................................14
2.2.3 India ...........................................................................................15
Bab 3 Penutup .........................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................17
Daftar Pustaka .........................................................................................18
2
Lampiran
.19
BAB 1
PENDAHULUAN
3
2. Bagaimana cara merawat bayi yang baru lahir di Indonesia, India, dan
Amerika?
1.4 Teori
4
Indonesia memiliki pulau yang banyak yaitu 13.466 pulau. Dalam makalah
ini, penulis akan fokus terhadap pulau Jawa dan Bali.
5
tradisi di Indonesia menggunakan metode wawancara. Penulis
mewawancarai seorang ibu dari Jawa menggunakan mobile recording.
Setelah mewancarai narasumber, penulis melakukan pendataan dan
menuliskan hasil dari pendataan menjadi laporan.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Setiap negara memiliki tradisi kelahiran bayi yang telah dilakukan sejak
dahulu mengikuti nenek moyangnya supaya sang bayi sehat dan hidup
bahagia. Dan saat ini tradisi tersebut masih dilakukan. Berikut penjelasan
tradisi kelahiran bayi di Indonesia, India, dan Amerika
2.1.1 INDONESIA
itu kan juga tradisi jawa juga. Masih kecil, masih belum satu bulan
sebelum selapan bisa aja diganggu setan, tutur sang ibu.
ada lagi yang digantung dan dibuang di laut. Katanya kalo yang
digantung supaya suatu saat anak yang sudah besar mempunyai
wibawa yang tinggi dan derajat tinggi. Kalo yang dibuang ke laut dia
akan merantau kemana-mana berkeliling dunia, jelas sang ibu.
8
kemudian dipendam atau dikubur di muka pintu rumah (bayi
laki-laki di sebelah kanan dan bayi perempuan di sebelah kiri).
Setelah di tanam pada bagian atasnya hendaknya di isi daun
pandan yang berduri dengan tujuan untuk menolak gangguan
dari kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif. Kemudian, diberi
penerangan lampu selama 42 hari dan ditutup dengan
kurungan ayam.
tapi upacara sepasaran itu digabung sama lepasnya tali pusar. Itu
biasanya kita mengadakan syukuran. Syukurannya itu pakai bubur
merah putih sama jajan pasar yang biasanya kita bagikan ke
tetangga dan anak kecil., tutur sang ibu.
2.1.2 AMERIKA
9
Di Amerika terdapat banyak suku yang melakukan ritual terhadap
bayi baru lahir, yaitu, Shawnee, Picures Pueblo, Hopi, dll. Suku-suku
tersebut memiliki ritual yang berbeda terhadap bayi baru lahir dari hal
yang harus dilakukan ibu setelah melahirkan, penamaan dan tali pusar
sang bayi.
10
ayah kehilangan waktu untuk tidur selama 10 hari karena
mengikuti restriksi pasca persalinan.
11
Gambar2 mata panah batu api
2.1.3 INDIA
12
Upacara Namakarana merupakan upacara pemberian
nama terhadap sang bayi. Sebelum diberi nama, terdapat
pergantian nama terhadap catur sanak. Dalam lontar Angastia
Prana, catur sanak merupakan empat saudara sebagai
pelindung dan pemelihara sang jabang bayi dalam kandungan
serta menjadi penolong bayi pada saat lahir. Kemudian,
mempersiapkan nama baru untuk sang bayi yang dilaksanakan
ketika bayi berumur 12 hari.Tujuan dari upacara ini adalah
untuk keselamatan bayi karena terpisah dangan catur sanak
dan memperkuat kedudukan Atman atau roh sang bayi dengan
sekaligus membersihkan badan halus bayi itu dari kotoran
yang dibawa dari rahim ibu. Upacara pemberian nama di India
sama halnya dengan di Bali yaitu Bajong Colong,
menggunakan lilin dan lidi berisi kapas.
13
kepada pamannya dari pihak ibu yang terus memangkunya,
serta diberikan hadiah-hadiah.
2.2.1 INDONESIA
Di Indonesia, khususnya di Jawa, para ibu memakaikan kain
gurita kepada tubuh sang bayi untuk menyangga punggungnya supaya
kalau digendong tidak keseleo, menghangatkan tubuh, dan
mengurangi kembung pada perut bayi. Pemakaian kain tersebut pada
waktu pagi, sore dan malam. Sang bayi dipakaikan kain gurita selama
tiga bulan.
Kemudian, sang bayi dipakaikan popok kain berbentuk segi dan juga
didalam popok itu ditambahi kain kecil lipatan agar lebih tebal. Sang
14
bayi tidak dipakaikan pampers atau celana supaya kulitsang bayi tidak
iritasi. Lalu, sang bayi dipakaikan kain bedong agar jalannya bisa lurus
dan normal. Dan pemakaian untuk kain bedong sendiri dari pagi hingga
siang. Jika pemakaian kain tersebut dari pagi hingga malam, sang bayi
tidak bisa bergerak bebas. Sang bayi dipakaikan gedong dan
dipakaikan popok selama 35 hari atau hingga tiba upacara selapan.
Jadi, selesai itu sang bayi dapat memakai celana. Pernyataan berikut
dari penjelasan sang ibu.
biasanya lidah bayi itu putih, putih kayak kena susu gitu jadi waktu
mandi itu dibersihkan sama cotton bud pelan-pelan. Jadi lidah bayi
dijulurkan itu juga sih kalau orang Jawa, kata sang ibu.
ini juga tradisi Jawa juga masalah bulu mata. Biasanya bulu mata bayi kalau
masih kecil itu dipotong dua kali supaya nanti besarnya bisa lentik, kata sang
ibu juga.
15
kalau semisal maghrib-maghrib itu juga harus digendong karena bayi itu
supaya tidak digoda sama setan kata orang Jawa dulu. Jadi maghrib itu
mulai jam 5 sudah harus digendong tidak boleh ditinggal, jelas sang ibu.
Selepas tali pusar, tali pusar bisa dipendam bersama ari-ari atau
disimpan. Tetapi sebagian orang Jawa, tali pusar disimpan dan
dijadikan obat panas bagi sang bayi. Tali pusar ditaruh dalam segelas
air lalu, diminumkan kepada sang bayi supaya sembuh. Untuk
penyembuhan sendawa pada sang bayi, menggunakan benang pada
popok bayi. Benang tersebut diambil lalu, ditaruh di dahi sang bayi.
biasanya kalau yang disimpan itu. Kata orang Jawa itu, kalau misalnya
anaknya panas, tali pusar itu dimasukkan ke dalam gelas. Lalu airnya
diminumkan ke anak itu lalu anaknya tidak panas lagi., jelas sang ibu.
2.2.2 AMERIKA
Pada tahun pertama sang bayi, wanita di suku Amerika merawat
bayi mereka secara eksklusif. Mereka tidak ingin jauh-jauh dari bayi
mereka supaya lebih mudah untuk mengawasi, memberi kehangatan
dan menjamin bayi mereka aman, terhindar dari bahaya (terjatuh,
tergores, terkena luka tusukan, tenggelam dan gigitan serangga) dan
memberi perawatan segera jika terjadi sesuatu. Mereka juga tidur
seranjang dengan sang bayi untuk alasan yang sama.
16
menggunakan selimut kayu. Mereka menggunakan papan kayu untuk
menempatkan bayi baru lahir. Mereka mengeratkan sang bayi dengan
lembar kayu. Ide dasar di balik tardisi ini adalah kedekatan
yang membuat sang bayi merasa santai dan nyaman. Saat sang bayi
merasa santai dan tertidur, hal ini dimanfaatkan oleh sang ibu untuk
menyelesaikan tugas mereka.
2.2.3 INDIA
Banyak hal yang harus dilakukan oleh orang tua di India dari
memberikan madu di lidah sang bayi hingga dilempar dari menara
setinggi 50 kaki agar sang bayi tumbuh dengan baik. Berikut
penjelasannya.
17
Selanjutnya adalah mendodoi bayi. Mendodoi bayi merupakan
teknik perawatan bayi yang sering dilakukan masyarakat India atau
sering juga disebut taalaatu yaitu memberikan nasihat agar sang bayi
kelak menjadi orang yang berguna.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Di setiap Negara tentunya mempunyai tradisi yang turun temurun dari
nenek moyang. Salah satunya tradisi kelahiran dan merawat bayi. Biasanya
orang yang masih melakukan tradisi tersebut orang yang berada jauh dari
pusat kota atau di pedalaman. Tradisi penguburan ari-ari dan tradisi
penamaan bayi masih dilakukan oleh orang Jawa dan Bali. Warga asli
Amerika seperti suku Shawnee, Picuris Pubelo, Hopi, Navajo, Midewiwin,
Plain, dan Tilamook masih melakukan tradisi kelahiran dan merawat bayi dari
tradisi berbaring oleh sang ibu, penguburan ari-ari, dan ritual penamaan sang
bayi oleh suku Hopi. Di India pula masih melakukan tradisi dari nenek
moyang dari tradisi penamaan sang bayi hingga tradisi upacara bayi dibawa
keluar dari rumah.
Tradisi kelahiran bayi di tiga Negara tersebut tidak ada yang tidak
bagus. Selama tradisi tersebut memiliki tujuan yang bagus dan sesuai dengan
kebiasaan nenek moyang maka, tidak ada masalah dengan tradisi itu.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
19
Ali, Damsuki. Contoh Laporan Penelitian Tradisi Kelahiran Bayi. 29 Mei 2017.
http://alidamsuki.blogspot.co.id/2013/06/contoh-laporan-penelitian-tradisi.html
Jro, Piaka. Penjelasan Cara Menanam Ari-Ari Menurut Hindu-Bali. 28 Mei 2017.
http://www.mantrahindu.com/penjelasan-cara-menanam-ari-ari-menurut-hindu-bali/
28
Lampiran
Audio 1
20
Penulis: saya mau tanya tentang bagaimana cara merawat anak menurut tradisi
jawa. Bagaimana cara ibu merawat anak ibu menggunakan tradisi jawa?
Narasumber: tradisi jawa. Muali pagi-pagi dimandikan, sambil dipijet pelan-pelan,
setelah itu mandi pakai sabun, pakai shampoo. Setelah itu, kepalanya tetep dipijat.
Biasanya kan, kepalanya kadang ada yang gag bunder jadi, supaya bunder. Kan
kadang ada yang lonjong jadi dipijat pelan-pelan juga kepalanya supaya bunder.
Dipijat-pijat hidungnya biar mancung, biar ganteng dan cantik. Setelah itu,pakai
handuk, pakai minyak telon, bedak, setelah itu pakai minyak rambut cologne.
Biasanya orang Jawa, pakai gurita. Gurita itu untuk menyangga punggung bayi
supaya kalau diangkat-angkat tidak ketekuk-tekuk gitu loh, apa sih biasanya? Orang
bilang kayak kleseo. Jadi, biar nggak keselo. Terus kalau apalagi ya. Setelah pakai
baju, pakai popok, popok itu juga pakai popok segi empat biasa. Jadi, kalo bayi itu
kan pasti pakai popok, nggak pakai celana dulu. Kalau sudah besar baru pakai
celana. Akalu pakai popok itu di-double pakai kain supaya lebih tebal. Setelah itu
pakai baju, popok, gurita, setelah itu bayi digedong. Digedong itu untuk meluruskan
tangan sama kakinya jadi biar nggak bengkok, kalau semisal kakinya lurus supaya
nggak bengkok. Kan kadang ada orang yang jalannya bentuknya O atau X atau apa
itu jadi kalau digedong fungsinya supaya jalannya normal dan tegak. Pemakaian
popok dari pagi sampai malam, kalo dia pipis ya diganti, kalo gedong mungkin
sampai siang karena kalo sampai malam kasian kan tidak bisa gerak. Menurut
pengalaman saya, digedong sampai umur satu bulan waktu selapan. Pemkaian
popok terserah, kenapa kok tidak pakai celana supaya anaknya tidak iritasi biar ada
ventilasi kan terbuka biasanya sampai satu bulan baru pakai celana. Lidah bayi
yang bewarna putih menurut orang jawa dibersihkan menggunakan cotton bud
dengan cara lidah dijolorkan lalu dibersihkan, kalo menurut dokter bisa diberi obat
yang diteteskan.
Penulis: Bagaimana cara menjemur bayi kan biasanya ada waktu tertentu?
Narasumber: kan memang bayi awal lahir, itu memang harus dijemur suapaya
mengatasi kuning biar nggak kena penyakit kuning. Jemur yang baik itu antara jam
7 sampai jam 8, selebihnya itu sudah tidak boleh, nanti takutnya item ya hehehe.
Terus kenapa harus dijemur? Biasanya kan bayi di awal itu terdapat imunisasi, jadi,
kalau jika dia imunisasi, kalau dia masih kuning, dokter akan menolak dan menunda
lagi selama satu minggu setelah bayi itu tidak terlihat kuning. Untuk bayi bisa keluar
rumah setelah 36 hari jadi, ibu sama anaknya selalu dipingit selama 36 hari, setelah
selapan baru boleh keluar rumah, jalan-jalan atau mungkin ke rumah tetangga atau
main-main.ada lagi ini juga termasuk
tradisi Jawa masalah bulu mata bayi. Biasanya kalo bayi masih kecil itu dipotong
dua kali supaya nanti besarnya bisa lentik apa namanya jadi bulu mata anti badai.
Semisal kalu maghrib-maghrib itu harus digendong. Bayi itu supaya tidak, kalo kata
orang Jawa dulu, tidak digoda sama setan. Jadi, maghrib mulai jam 5 itu sudah
harus digendong, tidak boleh sendirian
Penulis: terkait dengan masalah yang dipingit itu biar apa ya?
Narasumber: biar apanya, saya juga nggak tahu ya soalnya itu juga tradisi jawa
juga. Katanya kalo, masih kecil, masih belum satu bulan, sebelum selapan ibu sama
bayinya bisa aja diganggu setan atau apa gitu loh. Apalagi kan ada ya ari-ari yang
disimpen disitu (dipendam), nantinya itu ari-ari setelah selapan akan balik ke ibunya,
21
katanya sih gitu. Soalnya setelah kita pendam ari-ari, kita nggak pernah aduk-aduk
lagi. terus ada lagi juga, masalah ari-ari. Kata orang Jawa, ada kan ada beberapa itu
ari-ari dipendam di depan rumah, ada lagi yang dibuang ke laut, ada lagi yang
digantung. Jadi, katanya kalo yang digantung itu, suatu saat anaknya kalo sudah
besar dia punya wibawa yang tinggi, punya derajat yang tinggi. Terus kalo yang
dibunag ke laut dia akan merantau kemana-mana, dia bisa keliling dunia. Tapi kalo
yang didepan rumah, ditanem di depan rumah, yah itu kebiasaan orang aja sih.
Mungkin dia takut kalo seperti yang dua tadi, kalo kebiasaanya di depan rumah yah
di depan rumah. Terus ada lagi masalah tali pusar, kalo tali pusar itu sudah lepas,
biasanya ada tali pusar yang disimpen tapi atau ditaruh lagi ke tempat ari-ari. Kalau
yang biasanya disimpen itu, kata orang Jawa, kalo misalnya anaknya panas nanti
tali pusarnya itu dimasukkan didalam gelas airnya nanti diminumkan ke anak itu,
pasti nggak panas lagi.
Audio 2
Penulis: saya mau tanya lagi tentang tradisi Jawa bayi lahir. Setahu saya nama
pemberian nama tradisi jawa itu sepasaran. Apakah ibu juga melakukan upacara
sepasaran itu, untuk memberiakn nama kepada bayi ibu.
Narasumber: pemberian nama bayi memang pastinya lah umur 8 atau 9 bulan pasti
para ibu sudah mempunyai nama buat anaknya. Tapi setelah lahir memang nama
diberikan, tapi upacara sepasaran itu digabung sama putusnya tali pusar. Jadi waktu
putusnya tali pusar, biasanya kan seminggu atau dua minggu tergantung bayinya
masing-masing. Itu biasanya kita mengadakan syukuran. Syukurannya itu kita pakai
bubur merah putih dan jajan pasar, yang biasanya kita bagikan ke orang, ke
tetangga, ataupun anak kecil.
Penulis: mungkin ada tradisi lain supaya orang tau nama bayi. Nama bayi sendiri
kan semisal ada orang
Narasumber: melahirkan kan pasti tetangga-tetangga itu kan sering main ke rumah,
ada yang bawa sabun, bawa perlengkapan bayi. Biasanya orang ke rumah kan
pasti, namanya itu sambang bayi. Sambang bayi, orang itu pasti tanya, namanya
siapa?. Kalo nggak gitu orang biasanya tahu waktu selametan atau syukuran waktu
selapan atau aqiqoh-an, biasanya kita kasih keratas gitu loh, terima kasih atas
kehadirannya dalam acara syukuran, itu kan selalu ditulis nama anaknya sama
nama anak keluarganya.
Penulis: itu diadakan selapan?
Narasumber: itu diadakan selapan biasa ya bareng sama qiqoh, biar praktis.
Selapan itu setelah 36 hari, ibu sama anak itu sudah bisa mulai jalan-jalan.
Biasanya sebelum 36 hari, ibu sama anak dipingit di rumah.
Penulis: apa di tradisi Jawa dilakukan potong rambut sang bayi?
Narasumber: potong rambut itu dilakukan setelah syukuran selapan. Selain potong
rambut juga potong kuku. Biasanya kan bayi dikasih sarung tangan karena itu kan
menghindari kuku panjang. Pasti bayi kan setelah lahir, kukunya ada yang panjang,
lah dikasih sarung tangan supaya nggak nyakar kemana-mana. Jadi setelah waktu
selapan, selalu potong rambut sama potong kuku. Jadi bayi dipotong rambutnya kan
supaya didalem perut itu kan kotor. Jadi kan memang harus dibersihkan. Biasanya
22
itu bayinya kalo ada kotoran rambut. Kotoran kayak ketome gitu loh. Jadi kan biar
bersih.
Penulis: itu dipotong rambutnya ketika aqiqoh atau selapan?
Narasumber: biasnaya sih setelah, biasanya kalo aqiqah atau selapan itu kan
biasanya cuma syarat. Jadi orang biasanya motong sedikit-sedikit. Tapi besoknya
langsung dipotong gundul.
Penulis: terima kasih
Narasumber : iya sama-sama.
23