PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pada kehidupan sekarang perkembangan kemajuan zaman semakin
memberikan dampak pada hampir semua kehidupan masyarakat, baik
dari anak-anak sampai dewasa, maka dengan hal tersebut pandaipandailah kita menyaring dam memilih mana yang pasti dan mana yang
baik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesibukan sehari-hari, seorang ibu jarang memberikan dan
meluangkan waktunya untuk menyusui dikarenakan kesibukan dan tidak
keluarnya air susu, maka fenomena tersebut merupakan salah satu hal
yang menjadi bahan pertimbangan dalam penetapan hukum islam, maka
islam memberikan aturan dan hukumnya menurut hadis dan ijma ulama,
yang akan di bahas pada bab selanjutnya.
Perkawinan yang merupakan suatu hubungan yang menimbulkan
akibat hukum seperti mempunyai tanggung jawan antara suami isteri,
memberi nafkah kepada sang isteri, warisan apabila telah meninggal
dunia. Keturunan atau anak adalah suatu yang sangat diidam-idamkan
dalam perkawinan, perkawinan tanpa adanya seorang buah hati seakanakan tidak ada artinya, karena salah satu dari tujuan perkawinan adalah
memperoleh keturunan.
Berdampak dari mungkin terjadinya hal seperti itu maka dengan
kemajuan tegnologi dalam bidang kedokteran membentuk bank pserma
sehingga orang dapat hanya membelinya saja untuk mempunyai anak
dengan cara inseminasi buatan yang diambil dari para pedonor dengan
dengan menafikan adanya hubungan perkawinan atau tidak, hal ini akan
menjadi kerancuan pada status dan nasab anak tersebut. Sedangkan
hukum islam sendiri pada masa lalu tidak mengenal apa itu bank sperma
dan
inseminasi
buatan,
maka
dari
itu
demi
kemaslahatan
dan
menegakkan hukum perkawinan dalam dunia islam ini tidak hanya cukup
disini saja tapi juga harus berkembang mengikuti perkembangan zaman
pula. Oleh karena itu hal ini menarik menurut penulis menarik untuk
dibahas serta menganalis dengan beberapa sumber-sumber hukum islam
yang
ada
dan
juga
metode
ushulfiqhiyah
sehingga
kita
dapat
mengetahuinya.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian / hukum bank asi?
2. Apa saja latar belakang munculnya bank sperma.?
3. Apa hubungan bank sperma dan perkawinan.?
4. Bagaimana pendapat para ulama tentang bank sperma dan
hukum adanya bank sperma menurut hukum islam.?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bank ASI
Dalam kasus bank air susu ibu, kalau memang diperlukan dan jelas
manfaatnya, tentu tidak ada halangan. Namun, sekali lagi harus
dipastikan kejelasan ibu pendonor dan bayi pemerima. Sebab hubungan
persusuan dalam Islam punya dampak dalam masalah kemahraman.
Maka seorang bayi yang meminum air susu dari seorang wanita, akan
menjadi mahramnya. Dan bila ada bayi lain baik anak ibu tersebut
wanita lain- yang juga meminum air susu dari ibu yang sama, maka
hubungan kedua bayi itu menjadi saudara susuan. Dan bila keduanya
berbeda
jenis
kelamin,
maka
antara
keduanya
ada
hubungan
kemahraman.
Menurut
perkiraan
penulis,
agak
sukar
dalam
menentukan
dan
disimpan
ke
dalam
larutan
nitrogen
cair
untuk
cryiobanking
adalah
suatu
teknik
penyimpanan
sel
dan alat tertentu sehingga dapat bertahan hidup untuk jangka waktu
tertentu.
Hal ini dapat dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Teknik yang
paling sering digunakan dan terbukti berhasil saat ini adalah metode
Controlled Rate Freezing, dengan menggunakan gliserol dan egg yolk
sebagai cryoprotectant untuk mempertahankan integritas membran sel
selama proses pendinginan dan pencairan. Teknik cryobanking terhadap
sperma manusia telah memungkinkan adanya keberadaan donor semen,
terutama untuk pasangan-pasangan infertil. Tentu saja, semen-semen
yang akan didonorkan perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, baik dari
segi kualitas sperma maupun dari segi pendonor seperti adanya kelainankelainan genetik.
Dengan adanya cryobanking ini, semen dapat disimpan dalam
jangka waktu lama, bahkan lebih dari 6 bulan (dengan tes berkala
terhadap
HIV
dan
penyakit
menular
seksual
lainnya
selama
namun
mereka
takut
kalau
nanti
mereka
tidak
akan
memperoleh
atau
menolong
untuk
memperoleh
mempunyai anak.
Memperoleh generasi jenius atau orang super
Menghindarkan kepunahan manusia
Memilih suatu jenis kelamin
Mengembangkan kemajuan teknologi terutama dalam bidang
kedokteran.
kondisi
testis,
prostat,
atau
kemampuan
untuk
membantu
pasangan
suami
isteri
yang
sulit
yang
telah
dilakukan
pencucian
sperma
dengan
tujuan
Q.S. Al Hujuraat : 13
dan
bersuku-suku
supaya
kamu
saling
kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal
39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan
Namun, hubungan perkawinan yang wujud ini bukanlah sematamata
untuk
mendapatkan
kepuasan
seks,
tetapi
merupakan
satu
tidak
punya
generasi
penerus
dan keturunanya,
karena
donor
yang
dibeli
dari
bank
sperma
pada
hakikatnya
telah di
adalah
bahwa
Allah
SWT
memerintah
kan
menjaga
kemaluan dalam segala keadaan kecuali kepada isteri dan budak yang
dimilikinya. Hanabilah berpendapat bahwa onani memang haram, tetapi
kalau karena takut zina, maka hukumnya menjadi wajib, kaidah usul :
Mengambil yang lebih ringan dari suatu kemudharatan adalah wajib
Kalau tidak ada alasan yang senada dengan itu maka onani
hukumnya haram. Ibnu hazim berpendapat bahwa onani hukumnya
makruh, tidak berdosa tetapi tidak etis. Diantara yang memakruhkan
onani itu juga Ibnu Umar dan Atha` bertolak belakang dengan pendapat
Ibnu Abbas, hasan dan sebagian besar Tabi`in menghukumi Mubah. AlHasan justru mengatakan bahwa orang-orang islam dahulu melakukan
onani pada masa peperangan. Mujahid juga mengatakan bahwa orang
islam dahulu memberikan toleransi kepada para pemudanya melakukan
onani. Hukumnya adalah mubah, baik buat laki-laki maupun perempuan.
Ali Ahmad Al-Jurjawy dalam kitabnya Hikmat Al-Tasyri` Wa Falsafatuhu.
Telah menjelaskan kemadharatan onani mengharamkan perbuatan ini,
kecuali kalau karena kuatnya syahwat dan tidak sampai menimbulkan
zina. Agaknya Yusuf Al-Qardhawy juga sependapat dengan Hanabilah
mengenai hal ini, Al-Imam Taqiyuddin Abi Bakar Ibnu Muhammad AlHusainy juga mengemukakan kebolehan onani yang dilakukan oleh isteri
atau ammahnya karena itu memang tempat kesenangannya: Seorang
laki-laki dibolehkan mencari kenikmatan melalui tangan isteri atau hamba
sahayanya karena di sanalah (salah satu) dari tempat kesenangannya.
Tahapan yang kedua setelah bank sperma mengumpulkan sperma
dari bebera pe-donor maka bank sperma akan menjualnya kepada
pembeli dengan harga tergantung kwalitas spermanya setelah itu agar
pembeli sperma dapat mempunyai anak maka harus melalui proses yang
dinamakan enseminasi buatan yang telah dijelaskan diatas. Hukum dan
penadapat inseminasi buatan menurut pendapat ulama` apabila sperma
dari suami sendiri dan ovum dari istri sendiri kemudian disuntukkan
kedalam vagina atau uterus istri, asal keadaan kondisi suami isteri yang
bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk
memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami isteri
tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidh hukum fiqh
islam : Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlakukan seperti
dalam keadaan terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa
itu membolehkan melakukkan hal-hal yang terlarang.
Diantara fuqaha yang memperbolehkan/menghalalkan inseminasi
buatan yang bibitnya berasal dari suami-isteri ialah Syaikh Mahmud
Saltut, Syaikh Yusuf al-Qardhawy, Ahmad al-Ribashy, dan Zakaria Ahmad
al-Barry. Secara organisasi, yang menghalalkan inseminasi buatan jenis ini
Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara`a Depertemen Kesehatan RI,
Mejelis Ulama` DKI jakarta, dan lembaga islam oki yang berpusat di
jeddah.
Untuk dari suami-isteri dan ditanamkan pada orang lain atau lain
sebagainya selain hal yang diatas demi kehati-hatiannya maka ulama
dalam kasus ini mengharamkannya. Diantaranya adalah Lembaga fiqih
islam OKI, Majelis Ulama DKI Jakarta, Mahmud Syaltut, Yusuf al-Qardhawy,
al-Ribashy
dan
zakaria
ahmad
al-Barry
dengan
pertimbangan
bank
tersebut
yakni
mendapatkan
sperma
lelaki
untuk
menjadi
satu
keharaman,
selama
mana
bank
tersebut
Ini
kerana
dari
segi
hukum,
boleh
saja
mana-mana
suami
menyimpan air mani mereka di dalam bank sperma hanya untuk isterinya
apabila keadaan memerlukan, Namun begitu, sperma itu mestilah
dihapuskan apabila si suami telah meninggal. Sperma tersebut juga mesti
dihapuskan jika telah berlaku perceraian (talaq bain) di antara suami
isteri. Di dalam kedua-dua kes ini (kematian suami dan talaq bain), jika
(bekas) isteri tetap melakukan proses memasukkan sel yang telah
disimpan itu ke dalam rahimnya, maka dia (termasuk doktor yang
mengetahui dan membantu) telah melakukan keharaman dan wajib
dikenakan tazir. kedua menggunakan khidmat bank sperma tersebut
yakni mendapatkan sperma lelaki untuk disenyawakan dengan sel telur
perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara enseminasi
buatan hal ini juga sama seperti pendapat yang tela dijelaskan diatas
yang dibolehkan hanya percampuran antara sperma suaminya sendiri
dengan ovum isterinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas maka hukum Bank Asi itu boleh tatkala
seorang ibu tidak mampu untuk menyusui karena kondisi yang tidak
mungkin untuk menyusui, dan haram bila hanya untuk keindahan tubuh
seorang ibu sehingga tidak menyusui anaknya.
Permasalahan yang telah dibahas diatas merupakan fenomena yang ada
dalam masalah perkwinan untuk membentuk keluarga, dalam hukum
islam hal itu telah diatur, munculnya bank sperma antara lain karena
untuk mewujudkan keturunan bagi para suami istri yang mandul atau
tidak punya anak, menurut pendapat penulis dari mengingat dan
menimbang beberapa penjelasan di atas kehadiran bank sperma tidak
dibenarkan dalam hukum islam (haram), meskipun ada beberapa yang
membolehkan dengan alasan bank sperma mematuhi peraturan hukum
syara` tapi kami bertolak belakang dari pendapat itu, hal itu memang
mungkin tapi kalo di pikir lebih panjang lagi hal itu sangat sulit dilakukan
dan lebih banyak madhorotnya (bahayanya), Pertama demi menjaga
hubungan nasab agar tidak ada percampuran nasab, Kedua, percampuran
sperma dan ovum antara seroang laki dan perempan (bukan suami istri)
dengan persetubuhan atau percamuran dengan inseminasi buatan
dihukumi zina, Ketiga, bisa saja orang punya anak dan tidak punya suami
yang menjadikan seorang perempuan tidak mau kawin, Keempat,
menurunnya jumlah perkawinan dalam dalam sebuah negera, Kelima,
ketidak bolehan pada langkah yang pertama yang dilakukan bank sperma
dalam mengambil sperma dari para pe-donor dengan cara onani seperti
dijelaskan diatas, meskipun banyak ulama memperbolehkan hal itu karna
penulisi berpedoman pada al-qur`an 24 An Nuur : 30 yang artinya:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang mereka perbuat".
DAFTAR PUSTAKA
apakah-ukuran-sensitiviti.html
http://muslimstory.wordpress.com/2009/02/25/hukum-bank-spermadan-pendapat-para-ulama/