Anda di halaman 1dari 4

HUKUM BANK ASI DAN BANK SPERMA

1. Bank ASI (Air Susu Ibu)


 Pandangan islam
 Tujuan diadakannya bank air susu ibu (ASI) merupakan tujuan yang mulia, yang
didukung oleh islam, untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah,
adapun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang lahir
premature yang tidak mempunyai daya dan kekuatan.
 Menurut hukum islam, saudara radha’ah (sepersusuan) merupakan muhrim yang tidak
boleh melakukan pernikahan antara dua orang saudara radha’ah.
 Pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Bahwa pendirian bank air susu ibu (ASI) diperbolehkan dengan persyaratan-persyaratan
tertentu. Syarat pertama adalah bank ASI boleh setelah melalui musyawarah antara
orang tua bayi dan donor yang termasuk pembahasan mengenai biaya bagi donor.
 Kesimpulan
Bahwa perbedaan pandangan ulama terhadap beberapa masalah penyusuan
mengakibatkan mereka berbeda pendapat didalam menyikapi munculnya Bank ASI
sebagai berikut :
Pendapat pertama menyatakan bahwa mendirikan bank ASI hukumnya boleh. Salah satu
alasannya : bayi tidak bisa menjadi mahram bagi ibu yang disimpan ASI-nya dibank ASI.
Karena susuan yang mengharamkan adalah jika dia menyusu langsung. Sedangkan
dalam kasus ini, sang bayi hanya mengambil ASI yang sudah dikemas.
Pendapat kedua menyatakan hukumnya haram. Menimbang dampak buruknya
menyebabkan tercampurnya nasab. Dan mengikuti pendapat jumhur yang tidak
membedakan antara menyusu langsung atau lewat alat.
Pendapat ketiga menyatakan bahwa pendirian Bank ASI dibolehkan jika telah memenuhi
beberapa syarat yang sangat ketat, diantaranya: setiap ASI yang dikumpulkan di Bank
ASI, harus disimpan di tempat khusus dengan meregistrasi nama pemiliknya dan
dipisahkan dari ASI-ASI yang lain. Setiap bayi yang mengkonsumsi ASI tersebut harus
dicatat detail dan diberitahukan kepada pemilik ASI, supaya jelas nasabnya. Dengan
demikian, pencampuran nasab yang dikhawatirkan oleh para ulama yang melarang bias
dihindari.

2. Bank Sperma
 Pandanngan islam
“Tidak halal (diharamkan) bagi seseorang yang beriman kepada ALLAH SWT dan hari kemudian
menumpahkan air (sperma)-nya ditempat persemaian (Rahim) wanita lain” (hadits riwayat Abu
Daud, Turmudji dan dianggap sahih oleh Ibn Hibban, tapi dianggap Hasan oleh al-Bazzar) . dalam
masalah munculnya bank sperma ada juga berpendapat hal lain, terdapat dua hukum yang perlu
dipahami, pertama: hokum kewujudan bank sperma itu sendiri, dan kedua: hokum
menggunakan khidmat bank tersebut yakni mendapat sperma lelaki untuk disenyawakan
dengan sel telur perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara enseminasi buatan.
 Pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, praktek jual beli sperma haram hukumnya,
 MUI menyatakan bahwa yang dibolehkan hanya percampuran antara sperma suaminya
sendiri dengan ovum istrinya sendiri.
 Kesimpulan
Hukum pendirian bank sperma tergantung dari dua hal, yaitu cara pengambilan sperma dari
donor dan proses inseminasi. Pengambilan sperma dilakukan melalui masturbasi ini, ada yang
membolehkan da nada yang mengharamkan. Sedang masalah inseminasi, jika inseminasi yang
halal (sperma suami diinseminasikan kepada Rahim isteri) maka hukumnya boleh, sedang jika
inseminasi yang haram (sperma orang lain diinseminasikan ke Rahim isteri), maka hukumnya
haram.
TUGAS KEDOKTERAN ISLAM

OLEH
KURNIA AMALIAH HAMBALI

ANNISA NUR ILLAH

ANSHARI SAMAD

KISRI QUR’AINI NURVIJIYANTI

MUSFIRAH FAUZIAH ATHAULLAH

NILA ARDILLA

WAODE ANNISA WAHID

MUHAMMAD ZIAURRAHMAN

SYARIFAH NAMIRAH

WIDYA NOVASARI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Anda mungkin juga menyukai