Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN, RUANG LINGKUP, PENDEKATAN DAN KARAKTERISTIK AKIDAH

AKHLAK MI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Akidah akhlak


Dosen Pengampu : IFA NURHAYATI, S.Ag., M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 2
Novita lailina Nuryukha (20862321006/2A)
Muhammad Sholeh irza (20862321024/2A)
Siska Krisanti (20862321033/2A)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: ”Landasan,
Ruang Lingkup, Pendekatan, dan Karakteristik Akidah Akhlak Mi ” tepat pada waktunya.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Akidah Akhlak dan semoga segala yang tertuang dalam
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Demikian makalah ini disusun semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Malang, 1 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................2


DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Rumusan Masalah .............................................................................4
C. Tujuan ...............................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN.............................................................................5
A. Pengertian Landasan..........................................................................5
B. Pengertian Ruang Lingkup................................................................6
C. Pengertian Pendekatan dan................................................................7
D. Pengertian Karakteristik Akidah Akhlak Mi.....................................10
BAB III. PENUTUP......................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUTAKA.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang kompleks.
Kesempurnaan itu terletak pada tiga aspek yaitu aspek akidah, aspek syari’ah, dan aspek
akhlak. Setiap masing-masing aspek sangat perperan penting untuk membentuk karakter
manusia atau seseorang.

Akidah dalam agama islam sangat berperan aktif dan sangat berhubungan dengan
integritas kedua aspek yang lain dalam perilaku kehipan umat Islam tetapi makna realitas
kesempurnaan Islam kurang utuh bahkan dapat menimbulkan degradasi keimanan pada diri
Muslim karena berbarengan dengan itu eksistensi perilaku lahiriah seseorang adalah
perlambangan batinnya. Sehingga akidah merupakan kumpulan dari berbagai masalah
kebenaran yang pasti dipatuhi oleh akal, pendengaran, dan hati.

Melalui Akidah dan akhlak, manusia akan selalui terkontrol dalam melaksanakan
kegiatan apapun yang sehingganya dapat menjalankan kehidupan dengan kebenaran, yang
sehingga Manusia meyakininya dengan menetapkan kebenaran dan memastikan eksistensi
dan ketetapannya tanpa keraguan.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1.        Apakah yang dimaksud dengan akidah?


2.        Apakah yang dimaksud dengan akhlak?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui
dalam makalah ini antara lain:
1.        Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan akidah
2.        Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah dan Akhlak

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ً‫ َع ْقد‬-ُ‫يَ ْعقِد‬-َ‫ ] َعقَد‬artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Akidah menurut istilah adalah urusan-
urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat
dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam
definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-


dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran
Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [
‫]أخالق‬ yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak
merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan
dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal
dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah.
Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka
disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.

Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-
malaikat-Nya. Rasul–rasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimanai seluruh apa apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama, perkara-
perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijman' dari Salafush Shalih, serta
seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah
datetapkan menurut A!-Qur'an dan AsSunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.
B. Ruang Lingkup Akhlak

Dilihat dari pengertian akhlak, kita tahu bahwasanya ruang lingkup pembahasan ilmu
akhlak adalah mengenai perbuatan-perbuatan manusia, yang kemudian dari perbuatan
tersebut dapat dibedakan menjadi akhlak baik atau akhlak buruk.
Pokok-pokok masalah yang membahas mengenai ilmu akhlak pada dasarnya adalah
perbuatan manusia. Yang kemudian perbuatan tersebut menentukan apakah masuk kriteria
akhlak baik atau buruk. Ahmad Amin mengatakan bahwa obyek ilmu akhlak adalah
membahas perbuatan manusia yang kemudian perbuatan tersebut akan ditentukan baik atau
buruk.
Banyak contoh yang  masuk kedalam perbuatan akhlak, akhlak tidak dapat dijadikan
sebagai perbuatan akhlak, jika hal tersebut tidak dilakukan secara kontinue atau terus
menerus.
Adapun ruang lingkup akhlak diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Akhlak Pribadi
Yakni akhlak yang paling dekat dengan diri sendiri, oleh karena itu kita mesti menyadari diri
sendiri karena pangkal kesempurnaan dari akhlak adalah budi yang tinggi. Selain itu,
manusia terdiri dari jasmani dan rohani sehingga memiliki kelebihan dan dimanapun pasti
melakukan perbuatan.

b. Akhlak Berkeluarga
Yakni akhlak yang terdiri dari kewajiban orang tua, anak dan juga karib kerabat. Dalam
Islam sendiri ada beberapa akhlak orang tua untuk memberikan pertanggung jawaban untuk
mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Begitupun sebaliknya sebagai seorang anak harus
mengetahui akhlak yang baik untuk kedua orang tua dengan cara menghormati, menyayangi,
memiliki sopan santun yang baik.

c. Akhlak Bermasyarakat
Yakni akhlak dalam bermasyarakat, bagaimana kita bisa memposisikan diri dalam
masyarakat. Jika kita melihat tetangga susah maka kitapun ikut merasakannya, jika senang
maka kitapun ikut merasakan kesenangan dan kegembiraan. Kitabharus saling membantu dan
tentu saling menghargai.
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu ada tata tertib yang harus diikuti, sehingga kita
sebagai anggota dari masyarakat harus mengikuti aturan tersebut dengan baik dan bijak.

d. Akhlak Bernegara
Yakni akhlak dalam menyikapi suatu negara dan berbakti pada negara. Karena mereka yang
bersamamu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan
berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan
penanggungan yang sama.

e. Akhlak Beragama
Yakni akhlak terhadap agama dan Tuhannya. Dimana kita harus melakukan perbuatan yang
baik sesuai dengan yang diajarkan oleh agama, dan melakukan segala perbuatan yang
diperintah oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT.

Akhlak memiliki cakupan yang sangat luas yakni mencakup seluruh aspek kehidupan,
baik secara vertikal (dengan Tuhan) dan secara horizontal.

C. PENDEKATAN

a. Pengertian Pendekatan Pendidikan Aqidah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang di teliti, metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan dalam pengertian bahasa
Inggris, pendekatan di istilahkan dengan “approach”, dan dalam bahasa arab di sebut dengan
“makhal”. Sedangkan pembelajaran atau pendidikan merupakan usaha sadar dan di sengaja
oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.”
Secara etimologis aqidah berasal dari kata aqodah-ya’qidu –a’dan-aqidatan. A’dan berarti
simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah
keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian.
Secara terminologi menurut para tokoh :
1. Hasan albanna aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh
hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun
dengan keragu-raguan.
2. Menurut abu bakar jabir aljazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran atau pendidikan dan akidah tersebut
dapat di simpulkan bahwa, pendekatan merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu
dalam mencapai tujuan yang elah di tetapkan. [1]

b. Bentuk-bentuk Pendekatan Pendidikan Akidah

Metode merupakan aspek penting untuk mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada
sisiwa. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu oleh siswa tersebut. dalam
pendidikan islam, metode mendapat perhatian yang sangat besar.
Tujuan diadakannya metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran
islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah
belajar peserta didik secara mantap.
Uraian di atas menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, member kemudahan peserta didik untuk belajar berdasarkan minat,
serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan
peserta didik. Di samping itu, dalam uraian itu di tunjukkan pula bahwa fungsi metode
pendidikan adalah member inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi
antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan.
Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui peyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahamai,
mengahayati dan meyakini materi yang di berikan, serta meningkatkan ketrampilan olah
piker. ....................................................................................................... Selain itu
tugas utama metode tersebut adalah membuat perubahan dalam sikap dan minat serta
memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi
dan bagaimana factor-faktor tersebut di harapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.
[2]
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan
baik. sebenarnya metode pengajaran akidah islamiyah itu banyak, di antaranya adalah :
1. Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti
paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial
anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak-
tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka. Bahkan bentuk
perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya, akan senantiasa tertanam dalam kepribadian
anak.
Oleh karena itu, masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik-
buruknya anak. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan
menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak akan tumbuh
dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan
yang bertentangan dengan agama.[3]
Kesimpulannya adalah memberikan teladan yang baik dalam pandangan Islam
merupakan metode pendidikan yang paling membekas pada anak didik. Ketika seorang anak
menemukan pada diri kedua orang tuanya dan pendidiknya suatu teladan yang baik dalam
segala hal, maka ia telah meneguk prinsip-prinsip kebaikan yang dalam jiwanya akan
membekas berbagai etika Islam.[4]
Dengan demikian, perlu diketahui oleh orang tua dan pendidik bahwa pendidikan dengan
memberikan teladan yang baik adalah penopang dalam upaya meluruskan kenakalan anak.
Bahkan merupakan dasar dalam meningkatkan keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang
terpuji. Tanpa memberikan teladan yang baik, pendidikan anak-anak tidak akan berhasil dan
nasehat tidak akan berpengaruh.[5]
2. Pembersihan Jiwa
Pendekatan ini meliputi menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf dan nahi mungkar
(tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara
kebersihan diri dari lingkungannya, memelihara dan mengembangkan akhlak yang baik,
menolak dan menjauhi akhlak tercela, berperan serta dalam memelihara kesucian
lingkungannya. Indikator pendekatan ini adalah fisik, psikis dan sosial. Aplikasi bentuk
pendekatan ini adalah adanya gerakan kebersihan, kelompok-kelompok usrah, riyadhah
keagamaan, ceramah, tabligh, pemeliharaan syiar Islam, kepemimpinan terbuka, teladan
pendidikan serta pengembangan kontrol sosial (social control).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di mengatakan, “wa yuzakkiihim, artinya
mensucikan akhlak dan jiwa-jiwa mereka, dengan cara men-tarbiyahnya pada akhlak yang
indah serta mensucikannya dari akhlak-akhlak yang rendah. Hak itu misalnya dengan
membersihkan diri mereka dari syirik menjadi tauhid, dari riya’ menjadi ikhlas, dari dusta
menjadi jujur, dari khianat menjadi amanah, dari sombong menjadi tawadhu’ (rendah hati),
dari buruk akhlak menjadi baik akhlak, dari saling membenci, menyingkiri dan memutuskan
hubungan menjadi saling menyintai, saling menyambung hubungan dan saling mengasihi,
dan macam-macam pembersihan jiwa lainnya.”
3. Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan akal, dalam memahami
dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Pendekatan rasional ini suatu usaha
memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan
berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan
perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan
rasioanal adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran
agama.
4. Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik
dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri sesorang. Emosi berperan dalam
pembentukan kepribadian seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan.
Justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam.
Metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya; metode ceramah, sosio
drama dan cerita. Pendekatan emosional ini salah satu bentuk upaya menggugah perasaan
(emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan
budaya bangsa.
5. Fungsional
Pengertian fungsional ialah usaha memberikan materi agama menekankan kepada segi
kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkatan
perkembangannya. Ilmu agama yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar
melatih otak tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam kehidupan individu
maupn dalam kehidupan sosial. Dengan agama anak-anak dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Dengan demikian, dengan pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan individu maupun
kehidupan masyarakat. Sabda Rasululah SAW yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah
orang yang memberi manfaat (nilai guna) bagi manusia.” (al-Hadits)
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat menjadikan agama lebih hidup
dan dinamis. Untuk menuliskan jalan ke arah itu diperlukan metode mengajar yang serasi,
dalam hal ini ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: metode latihan,
ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan demontrasi.[6]
6. Cerita
Metode bercerita dicantumkan sebagai alternatif pada hampir semua pokok bahasan,
karena selain aspek kognitif, tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis
besar berupa tertanamnya akidah islamiyah dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-
hariyang memiliki nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan
putranya, di mana seorang ayah mengajarkan akidah islamiyah kepada putranya dengan
bersyukur kepada Allah SWT., jangan syirikdan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan
berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.[7]
7. Komperhensif Terpadu
Pendekatan ini adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan
memadukan secara serentak beberapa proses pendekatan. Pendekatan komperhensif terpadu
dalam agama islam meliputi:
a) Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini.
b) Pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam kehidupan.
c) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didk untuk membiasakan sikap
dan prilaku baik yang sesuai dengan ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi
masalah kehidupan.
d) Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami
dan membedakan berbagai bahan ajar dalam materi pokok serta kaitannya dengan perilaku
yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
e) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati
perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
f) Fungsional, menyajikan bentuk semua materi pokok ( Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah
Akhlak, dan Tarikh) dan segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
dalam arti luas, dan
g) Keteladanan, yaitu menjadikan figur guru agama dan non agama serta petugas sekolah
lainya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama.

8. Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu permasalahan
yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses
belajar mengajar (PBM). Metode ini bila digunakan dalam PBM akan dapat merangsang
murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap demokratis dalam menyumbangkan
pikiran-pikirannya untuk memecahkan sebuah masalah.
Namun demikian dengan metode ini tidak selalu tepat digunakan pada setiap pelajaran,
karena metode ini juga memiliki nilai positif dan negatif. Oleh karena itu pendidik
hendaknya mampu menggunakan metode ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif. [8]
 
D. Karakteristik Materi Aqidah dan Akhlaq

Setiap materi memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya materi


pelajaran agama aspek lainnya.  Adapun karakteristik materi Aqidah dan Akhlaq adalah
sebagai berikut:
1.        Pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan materi yang dikembangkan dari
ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-
Hadits.  Untuk kepentingan pembelajaran, dikembangkan materi Aqidah dan Akhlaq pada
tingkat yang lebih rinci sesuai tingkat dan jenjang pembelajaran.
2.        Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang tersimpul dan
terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil naqli,
aqli, dan wijdani atau perasaan halus dalam meyakini dan mewujudkan rukun iman yang
enam yaitu, iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
dan iman kepada takdir.  Prinsip-prinsip Akhlaq adalah pembentukan sikap dan kepribadian
seseorang agar berakhlak mulia atau Akhlaq Al-Mahmudah dan mengeliminasi akhlak tecela
atau akhlak Al-Madzmumah sebagai manifestasi akidahnya dalam perilaku hidup seseorang
dalam berakhlak kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia,
dan kepada alam serta makhluk lain.
3.        Materi Aqidah dan Akhlaq merupakan salah satu rumpun materi pembelajaran
agama di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan
Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral
spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk kajian
Aqidah dan Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.
4.        Materi Aqidah dan Akhlaq tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk
menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam,
melainkan yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan Aqidah dan
Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari. Materi Aqidah dan Akhlaq menekankan keutuhan
dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih  menekankan
pembentukan ranah efektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
5.        Tujuan materi Aqidah dan Akhlaq adalah untuk membentuk peserta didik beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlaq mulia.  Tujuan inilah yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, untuk memperbaiki
akhlak manusia.  Dengan demikian, pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa
pembelajaran agama Islam. Mengembangkan dan membangun akhlak yang mulia merupakan
tujuan sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.  Sejalan dengan tujuan itu maka
semua materi atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah memuat
pembelajaran akhlak dan oleh karena itu setiap guru mengemban tugas menjadikan dirinya
dan peserta didiknya berakhlak mulia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai
sumber keyakinan yang mengikat, sedangkan akhlak merupakan sikap yang telah melekat
pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.

Karakteristik akidah dan akhlak meliputi pengertian aqidah dan akhlak, dasar hukum
(Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber
hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits ), tujuan dan fungsi (Penanaman nilai
ajaran Islam, Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlaq
mulia peserta didik seoptimal mungkin. Penyesuaian mental peserta didik terhadap
lingkungan fisik dan sosial melalui Aqidah Akhlaq. Perbaikan kesalahan-kesalahan,
kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan peserta didik dari hal-hal yang negatif dari
lingkungannya atau dari budaya asing. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan
keimanan dan akhlaq, serta sistem dan fungsionalnya. Penyaluran peserta didik untuk
mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang pembelajaran yang lebih tinggi)

Aqidah dan Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan


peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik
tentang Aqidah dan Akhlaq Islam.
B. SARAN

Model pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan oleh guru dikelas sebaiknya
memperhatikan keefektifan dari model pembelajaran itu sendiri agar tujuan suatu
pembelajaran akan tercapai dan juga menyenangkan untuk siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim dan Darsono. 2009.Membangun Akidah dan Akhlak untuk kelas VII
Madrasah Tsanawiyah. Solo,PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Hidayat, Junaidi. 2007.Ayo Memahami Akidah dan Akhlak untuk MADRASAH
TSANAWIYAH/SMP ISLAM KELAS VII. Jakarta, Erlangga
Alilurrahman. 2013. Implementasi pembelajaran Akidah Ahlak Madrasah Tsanawiyah.
alinurrahman.files.wordpress.com/2012/02/bab-i.doc. 08
http://harietzachmad.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-pembelajaran-akidah.html
Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Junaedi. Dkk.2008. Strategi Pembelajaran, Surabaya: LAPIS-PGMI
Majid,Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sulhan,Najib .dkk. 2012. Panduan Mengajar Akidah Akhlak madrasah Ibtidaiyah .
Jakarta : Zikrul Hakim
http://fuz14h.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-pembelajaran-aqidah.html
http://edupedia.koranpendidikan.com/view/1896/strategi-pembelajaran-akidah-
akhlak.html

Anda mungkin juga menyukai