Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akar peradaban ialah adab berasal dari bahasa Jawa kawi, peranakan dari bahsa

Sangsakerta, yang ucapannya adab berarti kesopanan, hormat-menghormati budi bahasa, etiket,

dan lain-lain. Sebelum munculnya Islam sebagai pembaharu dalam kehidupan baik secara social

kebudayaan maupun pemerintahan telah berkembang kebudayaan besar didunia ini yang

memiliki peran yang sangat besar yaitu Kebudayaan Romawi Timur, Kebudayaan Persia dan

Kebudayaan Arab Jahiliyah yang nantinya akan turut mempengaruhi kemajuan kekuatan dari

pengaruh Islam. Perkembangan kebudayaannya ini, menghasilkan 2 kekuatan besar yaitu

“Agama dan Imperium” yang dijadikan sebagai dasar dalam pertumbuhan kebudayaan dan

kerajaannya.

Dengan kekuatan agama mereka menyembah berhala-berhala atau mempunyai tuhan lebih

dari satu (politheism).Dimana raja-raja menerapkan otoritas kesucian dan menjadi pimpinan

persembahan dewa. Mereka menjalankan fungsi meditasi antara dewa dan manusia. Imperium

juga mendukung pembentukan individualitas sosial dengan menyediakan dasar-dasar kultural,

keagamaan dan hukum bagi sebuah masyarakat.

Kondisi sosial keagamaan, politik, pemerintahan dan lain-lain yang terjadi pada kebudayaan

Romawi Timur, Kebudayaan Persia maupun Kebudayaan Arab Jahiliah, memberikan gambaran

adanya berbagai macam interaksi yang kompleks bahwa telah terjadi pembentukan strata dalam

lingkungan masyarakat. Serta bahkan pemimpin agama, pemerintah serta kaum politik

merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan elit. Oleh karena itu lewat makalah ini,

penuyusun akan menyampaikan fenomena-fenomena kebudayaan yang terjadi.

Peradaban dunia menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran

Allah. Pada masa pra-islam. Terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban romawi

timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya islam.

Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus

merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama islam belum dikenal dalam

pencaturan sejarah dunia sebelumnya.

1
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama

sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu di sebut

sebagai peradaban jahiliah. Dalam situasi dan kondisi peradaban dunia yang semacam itulah

Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk membawa agama islam dengan menjunjung

tinggi peradaban bermoral.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peradaban Romawi Timur sebelum islam ?

2. Bagaimana peradaban Persia sebelum islam ?

3. Bagaimana peradaban Arab Jahiliah sebelum islam ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui peradaban Romawi Timur sebelum islam.

2. Mengetahui peradaban Persia sebelum islam.

3. Mengetahui peradaban Arab Jahiliah sebelum islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.PERADABAN ROMAWI TIMUR

Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi (SM). Roma menjadi pusat

mercusuar Romawi sekaligus Ibu kota kerajaan. Secara usia kota Roma lebih tua dari kerajaan

Romawi karena jauh sepuluh abad sebelum kerajaan Romawi lahir, kota Roma sudah lama

berdiri kokoh. Namun sayangnya, pada 395 SM setelah kematian Thedosius I, kekaisaran

Romawi pecah menjadi dua bagian, kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi

Timur, dengan beribu kota di Konstantinopel dan Konstantinus Agung (kaisar Constantin)

sebagai Maharaja.

Seperti biasa, dalam sebuah kerajaan pasti terjadi pasang surut masa kejayaan. Begitu

pula kerajaan Romawi, masa kejayaan disandang kerajaan Romawi ketika di bawah pimpinan

Maharaja Yustianus I (527-565 M). Di era ini pula terjadi peperangan sengit dengan kerajaan

Persia Sasanid, dan berujung pada sebuah perjanjian yang disebut “Perjanjian Damai Kekal”

walaupun dalam praktik perjalanannya tidak kekal. Berkat jasa panglima Belisarius dan Narses,

Romawi di bawah Yustianus I berhasil menaklukkan Afrika Utara, Italia, dan beberapa kawasan

lainnya dari tangan bangsa Vandal dan Bangsa Got Timur.

Membicarakan kebudayaan Romawi tidak dapat dilepaskan dari afiliasi Yunani yang

menghegemoninya. Pengaruh budaya Yunani sangat besar terhadap corak kebudayaan Romawi.

Filsafat, kesenian, Ilmu pengetahuan, dan Kesusastraan Romawi secara esensial merupakan

sinergitas dan kontinuitas dari kebudayaan Yunani.

1.Agama

Negeri-negeri yang berada dibawah kekuasaan Romawi Timur pada umumnya beragama

nasrani yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai aliran. Adapun yang termasyur diantara

aliran tersebut ada tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Aliran yaaqibah bertebaran di mesir, habsyah dan lain lain.

b. Aliran nasathirah, bertebaran di musil, irak dan Persia.

c. Aliran Mulkaniyah bertebaran di Afrika Utara, Sisilia cyria dan Spanyol.

Diantara ketiga aliran ini terdapat perbedaan keyakinan. Aliran Yaaqibah berkeyakinan

bahwa Isa Al-Masih adalah Allah dengan pengertian bahwa Allah dan manusia bersatu dalam

3
diri Al masih. Sedangkan aliran Nasathirah dan Mulkaniyah berkeyakinan bahwa dalam diri Al-

Masih terdapat dua tabiat, yaitu tabiat ke Tuhanan dan tabiat kemanusiaan.

Perbedaan seru terus-menerus terjadi antara aliran-aliran ini tertang keyakinan kepercayaan

kepada Allah. Dilukiskan dalam Al-qur’an tentang kepercayaan mereka itu.Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih

putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku

dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti

Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-

orang zalim itu seorang penolongpun.” (Q.S. Al- Maidah (5):72)

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari

yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak

berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan

ditimpa siksaan yang pedih.” (Q.S. Al- Maidah (5):73)

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan

kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab:

"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).

Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan

aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui

perkara yang ghaib-ghaib".(Q.S. Al- Maidah (5):116)

2.Filsafat

Membicarakan masalah “kebudayaan Romawi”, terutama filsafat, kesenian, ilmu


pengetahuan dan kesusastraan, kita juga harus membicarakan “kebudayaan Yunani” karena
kebudayaan Yunani pada hakekatnya adalah lanjutan dari kebudayaan Yunani.

Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani kepada tujuh zaman, yaitu sebagai berikut :

1. Masa dongeng (mitologi), yaitu zaman Yunani purba, dimana seluruh kebudayaannya penuh
dengan dongeng dan khurafat.

2. Masa Pahlawan (Heroik)(900-700 SM). Pada zaman ini hasil-hasil kebudayaan menggambarkan
semangat kepahlawanan. Terkenalah sekumpulan syair yang bernama Ilias dan Odyssa ciptaan Homerus,
yang melukiskan kisah perang.

4
3. Masa Lyric (Perasaan)(700-500 SM), yaitu masa kolonisasi Yunani di daerah Timur Tengah
dan Afrika Utara: masa berkuasanya “para Titan”. Karena itu puja dan puji menjadi sangat
berpengaruh. Pada waktu itu banyak tercipta sajak-sajak lyric.

4. Masa Keemasan (500-323 SM). Pada masa ini menjelmalah sajak-sajak tamsil (dramatik),
filsafat, khithabah, dan sejarah.

5. Masa Iskandary (323-146 SM). Pada masa ini pusat kebudayaan berpindah dari Athena ke
Iskandary (Alexandria), sehingga Iskandary menjadi pusat segala kegiatan ilmu, filsafat, dan
sebagainya.
6. Masa Yunani-Romawi (142-550 SM). Pada masa ini daerah-daerah wilayah Yunani telah
jatuh kedalam kekuasaan kerajaan Romawi. Dengan demikian, jatuhlah (mundurlah) kebudayaan
Yunani. Akan tetapi, orang-orang kristen memperbaharui, megubah dan sebagainya, dan daerah-
daerah wilayah Yunani dimasukan kedalam wilayah Romawi Timur.
7. masa Byzantium (550-1453m), yaitu zaman kegemilangan romawi timur (konstatinopel), di
mana menjadi pusat beradaban dan kebudayaan yunanni.

3. Bahasa Dan Kesenian

Ada tiga bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa latin, bahasa Greek dan bahasa Survani.

Dalam bahasa ini ditulis kitab suci, undang-undang cerita, sajak-sajak dan sebagainya. Kesenian

dan kesustraan Bizantium timbul kira-kira pada abad kelima dalam kemaharajaan Romawi

Timur. Kesenian ini terus berkembang di Rusia dan Balkan. Kesenian Romawi sangat maju pada

masa kakaisaran Yustianus I(527-565M) dan pengganti-penggantinya, dan meluas sampai ke

Itali Utara. Patung-patung sangat banyak dibuat orang. Demikian pula bangunan-bangunan

gereja yang berkubah yang sangat terkenal yaitu gereja Aya Sophia dan banyak didirikan gereja-

gereja yang berbentuk silang Yunani berkubah lima. Disamping itu juga ada kegiatan seni lukis,

seni pahat,, seni suara, filsafat dan lainnya yang semuanya berjiwa dan bersemangat gereja.

Dalam makalah ini kita akan menyinggung sedikit tentang raja-raja yang berkuasa di

negara Romawi Timur, diantaranya:

1. Justin I (518-527M)

Kaisar inilah yang memerintahkan kepada Negus untuk memerangi negeri Yaman (kerajaan

Himyariyah)

2. Justinian I (Justinianus Agung)

5
Kaisar ini mahsyur namanya, karena dengan kepintaran dan kecakapannya ia dapat

mengembalikan kewibawaan negara, berkat keperwiraan dua panglimanya, yaitu Belicarius dan

Narcea

3. Justin II

Pada tahun-tahyn pertama dari masa pemerintahannya dia berhasil membendung serangan-

serangan bangsa Persia. Pada masa ininlah nabi Muhammad dilahirkan yaitu pada tahun 571 M

4. Maurice

5. Heraclius I

Dialah kaisar yang bertarung dengan umat islam, dimasa pemerintahanyalah Suriah, tanah

jajahan Romawi Timur itu seluruhnya jatuh dibawah kekuasaan kaum muslimin, yaitu pada masa

pemerintahan Khalifah Umar Ibn Khattab.(Mukhtar Yahya, Perpindahan-perpindahan kekuasaan

di Timur Tengah, hal 472-474).

4. Wilayah Kekuasaan dan Kebijakan Kerajaan

Romawi Timur memiliki wilayah meliputi: Semenanjung Balkan, Asia Kecil (sampai

Armenia), Syiria sampai Eufrat dan Mesir. Setelah tahun 476 M, hubungan Romawi Barat dan

Romawi Timur praktis putus. Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1453 dengan

melakukan perdagangan dan setiap serangan dari bangsa Barbar disikapi dengan memberi upeti.

Sebagai penguasa dunia orang-orang Romawi ternyata tidak berhasil menguasai orang

Arab. Pengiriman pasukan sebanyak 10.000 dari mesir serta dukungan dari sekutunya ternyata

menemui kegagalan, tujuan ekspansi tersebut untuk menguasai rute perjalanan yang dimonopoli

oleh orang arab untuk kepentingan Romawi. Ketertarikan bangsa Romawi terhadap kawasan ini

karena kawasan ini dikenal sebagai kawasan wangi, sebagai penghasil wewangian dan rempah-

rempah.(Philip K. Hitti, History of the Arabs, hal:55)

Pada abad ke-5 kerajaan Romawi Barat sangat lemah sehingga Kaisar yang cakap dan

semangatpun (misalnya Majorian, berkuasa 457-461 M) tidak berdaya mencegah tumbangnya

kerajaan Barat. Sedangkan pada abad yang sama Kerajaan Timur bisa mengefektifkan sumber

daya, energi, dan kebijakan kerajaanya, dan dari 414 sampai 518, kerjaan Romawi Timur

diuntungkan dengan mempunyai penguasa-penguasa yang handal. Putra dan pengganti

Theodosius I ditimur, Arcadius (395-408) sangat terkenal.

6
Pemerintah Romawi Timur menjauhkan para tuan tanah yang secara politik bisa

mengancam untuk memungkinkan mereka mengubah tanah-tanah yang bernilai ekonomis

menjadi daerah-daerah yang independen dari jabatan publik dan mengisinya dengan, dari tingkat

hakim tinggi ke bawah dengan kelompok profesional kelas menengah, banyak diantara mereka

adalah ahli hukum. Kaum profesional ini boleh jadi korup, tetapi mereka lebih patriotik dalam

arti mereka menyadari bahwa kepentingan pribadi mereka menuntut tegaknya negara Romawi

Timur.

Setidaknya dua Kaisar Roma, Marcian (450-457 M) dan Anastasius I (491-518 M)

mengurangi korupsi pejabat dengan menerapkan kontrol ketat terhadap administrator-

administrator keuangan pejabat, dan sekitar setengah perjalanan abad ke-5, kekuasaan hakim

tinggi dikerajaan timur dibatasi dengan melarang mereka menunjuk hakim-hakim dibawahnya.

Kebijakan pengawasan ketat administratif Marcian dan Anastasius I berhasil memperbaiki

keuangan pemerintah Romawi Timur.

B. PERADABAN PERSIA

Kerajaan Persia merupakan saingan dari kerajaan Romawi Timur. Dimana peperangan

antara keduanya terus-menerus terjadi karena kepentingan dan ambisi masing-masing yang ingin

merebut daerah kekuasaan dan pengaruh. Ketika Romawi Timur mencapai masa keemasan di

bawah kepemimpinan Yustinus I, kerajaan Persia di bawah tangan pemimpin adil bernama

Maharaja Anusyarwan dari Dinasti Sasanid (sasaniyah).Maharaja Anusyarwan dengan pasukan

berkuda dan pejalan kaki menyerang daerah-daerah Romawi Timur, dan penyerbuaannya pun

membawa hasil. Satu per satu daerah-daerah di kawasan Romawi Timur dikuasai Persia. Akibat

penyerangan ini, raja Romawi, Yustianus, mengadakan perlawanan dengan mengirimkan

pasukan di bawah komando Panglima, Belisarius, sehingga meledak dengan terjadinya perang

selama 20 tahun (541-461M). Perseteruan panjang ini akhirnya berakhir dengan suatu janji

perdamaian. Yustianus harus memyar upeti kepada Anusyarwan tiap tahun sebanyak 30.000

dinar.

Secara teoritis perseteruan antara keduanya sudah selesai, namun praksisnya permusuhan

keduanya terus berlangsung hingga keduanya mengalami kemunduran dan kehancuran.

Datangnya Islam memberikan angin segar bagi keduanya untuk bersatu dalam koridor Islam.

7
A. Agama

Masyarakat Persia pada umumnya cenderung menuhankan berbagai realitas alam, seperti

langit biru, cahaya, api, udara, air dan sebagainya, yang semua makhluk itu mereka pandang

sebagai Tuhan. Ada alam yang merupakan Tuhan baik dan ada alam yang merupakan Tuhan

jahat. Antara Tuhan baik dan Tuhan jahat selalu terjadi permusuhan dan perkelahian. Api

(cahaya) adalah lambang dari Tuhan Baik sehingga menyebabkan mereka menyembah api

sebagai tuhan, yang selalu mereka nyalakan di dalam rumah-rumah ibadat mereka.

Dari pendewaan alam di atas muncullah beberapa paham keagamaan di kalangan masyarakat

Persia kala itu, yaitu sebagai berikut :

a. Zoroaster

Padal abad VII SM muncullah seorang pemimpin bernama Zoroaster yang lebih terkenal dengan

“nabi orang Persia”. Zoroaster membawa ajaran baru dengan didasarkan pada dua prisipagama

lama yang telah diperbaiki. Ia lahir dalam lingkungan suku Midia di daerah Azerbaijan, dan

meninggal pada tahun 583 SM.

Ajaran Zoroaster terdiri dari dua prinsip (seperti agama lama), yaitu sebagai berikut:

1. Alam berjalan sesuai dengan ketentuan,

2.Dalam alam selalu ada pertentangan antarberbagai kekuatan, antara cahaya dengan gelap,

antara subur dengan tandus, dan lain-lain.

Masyarakat Persia sebelum Zoroaster menyembah arwah orang-orang baik yang banyak

sekali; sementara Zoroaster telah menyatukan Tuhan-Tuhan baik itu dalam “satu Tuhan” yang

diberi nama Ahuramazda, demikian pula Tuhan-Tuhan jahat disatukan dalam satu Tuhan yang

bernama Daruja Ahriman.

Kitab suci Zoroaster bernama Avesta dan kitab komentarnya bernama zamdavesta. Menurut

Zoroaster, antara Tuhan baik dengan tuhan jahat selalu bermusuhan, yang menjelma pada

makhluk kedua Tuhan itu, sementara manusia menjadi tempat pertarungan antara kedua Tuhan

itu. Ditambah lagi, ajaran Zoroaster menganggap bahwa hidup ada dua, yaitu hidup pertama

(dunia) dan hidup kedua (akhirat).

8
b. Almanuwiyah

Selain itu, ada lagi agama almanuwiyah, yaitu campuran antara ajaran agama Zoroaster dengan

ajaran agama nasrani. Dan banyak dianut oleh banyak penduduk Asia dan Eropa. Agama ini

diciptakan langsung oleh pemimpinnya Manu atau Mani pada tahun 215 M.

c. Mazdak

Ada pula ajaran Mazdak, yang dibawa oleh seorang bernama Mazdak, seorang ahli filsafat

(pengikut Mani)pada sekitar tahun 487 SM. Mazdak membawa faham baru dalam agama dua

Tuhan, tuhan cahaya dan tuhan gelap. Dan bahkan menurut Ahmad Amin, sebagaimana dikutip

Samsul Munir, mazdakisme adalah komunisme tertua dunia. Karena ia berasumsi bahwa

manusia dilahirkan sama dan oleh karena itu haruslah hidup sama pula. Persamaan yang

terpenting yaitu dalam hal memiliki harta dan wanita. Menurut Mazdak, pangkal perselisihan

adalah harta dan wanita. Oleh karena itu, terhadap harta dan wanita tidak boleh ada pemiliknya

yang khas; keduanya adalah milik bersama.

B. Bahasa

Pada masa pemerintahan “ Dinasti Sassanid” bahasa pahlawi menjadi bahasa resmi Persia

sedangkan bahasa kitab suci mereka adalah avesta.oleh karena itu, pengaruh kitab agama ini

dalam memelihara dan mengembangkan bahsa pahlawi besar sekali.

Sastra Persia dalam bahasa Pahlawi sedikit sekali yang masih tersisa, karena sastranya, pada

umumnya, bersemangat agama yang berkeyakinan dua Tuhan. Karena itu islam telah mengganti

bahasa dan huruf pahlawi dengan huruf dan bahasa arab. Yang masih tersisa dari bahasa dan

sastra pahlawi hanyalah batu-batu tertulis, sejumlah peraturan dari kerajaan Sassanid mengenai

perkawinan, perbudakan, dan lain-lain.

C. Kesenian

Ada banyak Kesenian Persia, dan kesenian yang paling kuno, yaitu keramik, patung-patung, dan

berbagai perabot dari perunggu dan lain-lain (5000-1000SM), seni lukis dan arsitektur (550-

1600M).

Masa-masanya dapat dibagi sebagai berikut :

a. Masa Dinasti Akhaeminid (sampai tahun 350 SM). Sisa peninggalannya tampak pada

runtuhan-runtuhan istana Babilon, Susa, Persepolis; pusara-pusara dalam bukit batu; gambar

timbul berwarna di Persepolis, dan batu upin berlapis glasir di susa.

9
b. Masa dinasti seleukos dan Arsacid ( sampai kira-kira 250 SM), peninggalannya berupa

runtuhan Assyaria dan tugu peringan Antochus, istana-istana bergaya iwan dan lain-lain.

c. Masa Dinasti Sassanid (sampai kira-kira 650 SM), peninggalannya berupa istana bergaya

iwan , yang dibelakang iwan utama didirikan balairung berkubah,jembatan -jembatan dengan

busur meruncing, gambar timbul pada bukit berbatu, dan barang-barang perak anggun, beberapa

tenunan sutera dan lain-lain.

3. PERADABAN ARAB JAHILIAH

Jazirah arabiah adalah tempat lahirnya islam dan kemudian menjadi pusat islam, merupakan

pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan

geografi, penduduk, politik, ekonomi, dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama islam.

A. Keadaan Negeri Arabia

Negeri Arabia terletak di sebelah barat daya Asia, dan merupakan semenanjung yang

dikelilingi laut dari tiga jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia, dan Teluk Persia.

Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak

semuanya tandus, ada pula yang subur.

Para ahli geografi membagi Jazirah Arabia sebagai berikut:

a. Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah Syria.

b. Arabia Deserta, yaitu daerah Syria sendiri.

c. Arabia Felix, yaitu negeri Yaman, yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.

Adapun ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai berikut:

a. Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap

jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum

Ad, dan Samud. Di antara kabilah meraka yang termashyur, yaitu Ad, Samud, Thasam, Jadis,

dan Jurham.

. Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu

sebagai berikut:

Arab Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu Yaman. Di antara kabilah-

kabilah mereka yang terkenal, yaitu Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini lahirlah suku-suku

Kahlan dan Himyar.

Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk Arabia, dari dusun sampai ke

kota, yaitu mereka yang mendiami bagian Jazirah Arabia dan negeri Hijaz sampai ke Lembah

10
Syria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena pada waktu Jurham dari suku Qathaniyah

mendiami Mekah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. serta ibunya, di mana kemudian

Ibrahim dan putra-putranya mempelajari bahasa Arab.

Menurut ahli riwayat Abul Fidaa mengatakan bahwa bangsa Arab terbagi tiga bagian,

yaitu: Baidah, Aribah dan Musta’ribah.

Arab Musta’ribah, Arab Adnaniyah akhirnya bercabang menjadi dua suku besar yaitu

Kabiah dan Mudlar. Dari Kabiah muncul kabilah Asad yang menempati utara lembah Rimmah

dan kabilah Wail yang bercabang menjadi kabilah Qais Ailan yang menurunkan marga Hawazin

dan Sulaiman; kabilah Tamim, kabilah Hudzail menempati pegunungan dekat Mekah, dan

kabilah Kinaah dimana suku Quraisy datang darinya.

B. Kerajaan-Kerajaan Arab

Sebelum Islam, di negeri-negeri Jazirah Arabia, telah berdiri beberapa kerajaan, yang sifat

dan bentuknya ada dua macam, yaitu sebagai berikut:

a. Kerajaan yang berdaulat, tetapi tunduk kepada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam

negeri).

b. Kerajaan tidak berdaulat, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut Induk

Suku dengan kepala sukunya. Ia memiliki apa yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan yang

sebenarnya.

Menurut A. Hasjmy, ada beberapa Kerajaan Arabia yang berdaulat, di antaranya sebagai

berikut:

a. Kerajaan Makyan, kerajaan ini terletak di selatan Arabia, yaitu di daerah Yaman.

b.Kerajaan Saba, kerajaan ini juga berdiri di daerah tanah Yaman, yang pada waktu kerajaan

Saba ini menggantikan kerajaan Makyan. Kerajaan Saba sangat maju dan terkenal dalam sejarah,

terutama terkenal dengan bendungan raksasanya “Saddul Maarib”, sebagai bendungan raksasa

pertama di dunia.

c. Kerajaan Himyar, kerajaan ini terletak antara Saba dan Laut Merah, yang meliputi daerah-

daerah yang bernama Qitban sehingga kerajaan ini kadang-kadang dinamakan juga Kerajaan

Qitban.

Daerah-daerah Yaman, dimana tempat berdirinya tiga kerajaan tersebut diatas kemudian dijajah

oleh kerajaan Habsyah (kerajaan Habsyah dibawah naungan kerajaan Romawi Timur).

Kemudian dijajah lagi oleh kerajaan Persia, dimana seluruh orang Habsyah dibunuh habis.

11
d. Kerajaan Hirah, beberapa kabilah Arab yang tinggal dekat dengan perbatasan Kerajaan

Romawi dan Persia mengenyam kemerdekaannya yang penuh. Mereka mendirikan kerajaan-

kerajaan dan mereka menganut politik bersahabat dengan kerajaan besar tetangganya (Persia dan

Romawi).

e. Kerajaan Ghasan, kerajaan ini terletak di daerah Syam. Kerajaan ini sangat rapat hubungannya

dengan Kerajaan Romawi Timur, sehingga satu waktu menjadi wilayah dari Kerajaan Romawi.

f. Negeri Hijaz, Hijaz mempertahankan kemerdekaannya sejak lama, juga kerajaan Romawi dan

Persia tidak dapat menjajah Hijaz.Penduduk Arab mempunyai satu agama, sedangkan aqidah

mereka bermacam-macam, yang menjadi pusatnya adalah Mekah.

g. Mekah, kota tempat berdirinya ka’bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya,

Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari Kabilah Jurham. Kemudian Kabilah Jurham

digantikan oleh Kabilah Khuza’ah yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Maarib

yang dapat berkuasa selam lebih kurang 300 tahun. Pada masa itu mereka banyak berbuat

kesalahan, terutama menimbulkan paham yang salah terhadap agama.

Kekuasaaan kaum Quraisy

Pada abad V masehi kaum Quraisy merebut pimpinan Mekah dan Ka’bah dari Khuza’ah.

Dibawah pimpinan kaum Quraisy, dan waktu itu Mekah menjadi maju.

Untuk mengurus Mekah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum

Quraisy. Pada zaman Abdul Muthalib, Mekah lebih maju dan sumur zamzam disempurnahkan

pemugarannya, yaitu pada tahun 540 M.

C. Keadaan Politik

Masyarakat pada zaman jahiliah tidak memiliki pemerintahan seperti sekarang. Mereka

hanya memiliki pimpinan yang mengurus berbagai hal dalam keadaan perang dan damai. Sering

terjadi perang antar kaum, antarkabilah, dan antar suku. Bahkan ada peperangan yang terjadi

sampai beberapa tahun, misalnya:

a. Perang Busus, perang initerjadi antara kabilah Bakar dengan Kabilah Taghlib selama 40 tahun,

hanya disebabkan perselisihan mengenai seekor unta

b. Perang Dahis; perang ini terjadi antara pimpinan suku Al-Ghubara dan suku Dahis, juga

selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa persoalan kecil.

c. Perang Fujar; peperangan ini terjadi kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus

menjadi Rasul.

12
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, terjadi selama bulan haram, pada

masa berlangsungnya “pasar Ukaz”. Masalah perang hanya diesebabkan masalah kecil, yaitu

mengenai unta yang disembelih.

D. Keadaan Ekonomi dan Sosial

Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka

yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim

dingin mereka mengirim kafilah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang

mereka menuju Syiria.

Perdagangan yang paling ramai di Kota Mekah yaitu selama musim “Pasar Ukaz”, yaitu

pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun keadaan social mereka, terdapat

beberapa segi yang baik dan ada pula yang buruk. Segi-segi yang baik, misalnya setia kepada

kawan dan setia kepada janji, menghormati tamu, tolong menolong antara anggota-anggota

kabilah. Segi-segi yang buruk, misalnya merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan atau

berperang lantaran masalah sepele.

E. Kehidupan Intelektual

Sekalipun Jazirah Arab, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari dunia luar, namun mereka

memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada

berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan social. Bukti kecerdasan

akal mereka dalam ilmu pengetahuan antara lain:

1. Ilmu astronomi. Bangsa Kaidan (Babilon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka

telah menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia

menyerbu negeri Babilon, sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi

ke negeri-negeri Arab. Dari merekalah orang Arab mempelajari ilmu astronomi

2. Ilmu meteorologi. Mereka menguasai ilmu cuaca dan ilmu iklim (meteorologi) yang dalam

istilah mereka waktu itu disebut Al-anwa wa mahabburriyah atau istilah bahasa arab moderen

disebut adh-dhawahirul jauwiyah.

3. Ilmu mitologi. Ini semacam ilmu pengetahuan beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa

(seperti perang, damai, dan sebagainya), yang disarkan oada bintang-bintang. Seperti halnya

orang-orang arab purba,maka merekapun menuhankan matahari, bulan, dan bintang-bintang.

Atas pemberitahuan dari tuhannya mereka mengetahui sesuatu.

13
4. Ilmu tenung. Ilmu tenung juga berkembang pada mereka, dan ilmu ini dibagi oleh bangsa

Kaldan (Babilon) ke tanah Arab. Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan

mereka

5. Ilmu thib (kedokteran). Ilmu thib ini berasal dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka

mengadakan percobaan menyembuhkan orang-orang sakit di tepi jalan, kemudian merekan

menanyakan kepada siapapun yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya lalu dicatat. Dengan

percobaaan terus menerus akhirnya mereka mendapat ilmu pengobatan bagi ornag sakit.

Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh tukang tenung, kemudian dukun (tabib) hingga

akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari bangsa babilon diambil oleh bangsa lain, termasuk

oleh orang Arab, sehingga ilmu tersebut menjadi berkembang dikalangan bangsa arab.

F. Bahasa

Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, bangsa Arab sebelum Islam sangat maju. Bahasa

mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka

seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di “pasar Ukaz” diadakan deklamasi sajak yang

sangat luas. Hal tersebut terbukti dengan diadakannya beberapa kegiatan rutin antara lain:

Khithabah

Khithabah (retorika) sangat maju, dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang sangat luas

medannya. Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahiliah pun sangat fasih berpidato dengan

bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat tinggi dalam

masyarakat, sama halnya dengan penyair.

Majlis Al-Adab dan Sauqu Ukaz

Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah, yaitu mengadakan majelis atau nadwah

(klub), di tempat inilah mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar-menukar berita

dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka “Nadi Quraisy” dan “Darun Nadwah” yang

berdiri di samping Ka’bah.

Disamping itu mereka mengadakan Aswaq ( pekan) pada waktu tertentu, dibeberapa

tempat dalam negeri Arab. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah saudagar dengan barang

dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, ahli pidato dengan khotbah-khotbahnya, dan

sebagainya. Adapun yang sngat terkenal di antara Aswaq mereka yaitu sauq Ukaz atau “pekan

Ukaz” yang diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju ke Thaif.

G. Catatan Keturunan

14
Satu hal yang menjadi sangat penting bagi bangsa arab Jahiliah, yaitu Al-Ansab atau

catatan keturunan, yaitu untuk memlihara asal-usul keturunan. Oleh karena itu, bangsa Arab

pada umumnya menghafal silsilah keturunannya, sampai sejauh-jauhnya, dan mungkin ini

pulalah yang menyebabkan mereka memiliki kecakapan khusus dalam memlihara riwayat hadis.

H. Sejarah

Sejarah (tarikh) seperti yang dipahami sekarang, tidak terdapat pada bangsa arab jahiliah.

Mereka hanya memindahkan akhbar (berita) yang berserak tentang negeri mereka dan kabar-

kabar yang dibawa bangsa lain kepada mereka, seperti perang kabilah-kabilah, kisah bendungan

Maarib, kedatangan pasukan gajah ke Mekah, riwayat ka’bah, ad, Samud, dan sebagainya.

Pengertian Jahiliah
Kata –kata “Arab jahiliah” sering digunakan namun sering pula pengerian

mengenai “jahiliah” itu salah. Terkadang ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

“Arab Jahiliah” yaitu bangsa Arab yang bodoh. Pengertian ini jelas tidak tepat.

Dari uraian terdahulu sangat jelas, bahwa orang-orang Arab sebelum islam (orang

arab jahiliah) tidaklah bodoh ; mereka pintar dan cerdas.

Seorang pulangga Arab Syria, Jarji zaidan, membagi masa jahiliah kepada dua

masa yaitu:

1. Arab Jahiliah pertama (Al-Arabul jahiliyatul Ula), yaitu zaman sebelum sejarah sampai

abad kelima masehi.

2. Arab jahiliah kedua ( Al-arabul Jahiliyatuts Tsaniyah), yaitu Arab dari abad ke lima

Miladilah sampai lahirnya Islam.

Apabila diperhatikan, bangsa Arab pada kedua zaman tersebut tidak semuanya

bodoh. Seorang penulis dan ahli sejarah islam terkenal, Ahmad Amin, memberi definisi

mengenai “Arab jahiliah”, yaitu orang-orang arab sebelum islam yang membangkan kepada

kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah dketahui bahwa itu benar.

Menurut Ahmad Amin, Jahiliah bukanlah Jahl yang berarti “tiada ilmu”, namun jahl

dalam perngertian safah, ghadhab,anfah (sedai, berang, tolol). Jadi tepatnya, jahiliah yang

dimaksud adalah jahiliah (bodoh) dalam menerima kebenaran ajaran agama yang lurus dan

benar.

15
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, 2013, Sejarah peradaban Islam,Wonosobo, AMZAH
https://docs.google.com/document/d/1LwXZVwnEcCy0kc5T5niJUs7HjePAzhpQnbAdOAkUk2
o/edit
http://www.kompasiana.com/amie.andari/ayasofya-saksi-kisah-dramatis-jatuhnya-
konstantinopel_5510a522a333117c39ba8834

16

Anda mungkin juga menyukai