Anda di halaman 1dari 13

AMTSAL AL-QUR’AN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Ilmu Al-
Qur’an Jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Dosen Pembimbing:

Dr. Awaliah Musgamy, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh:
Lutfhi Cahyani (20200122046)
Nurinsana (20200122056)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Segala puji hanya milik allah Subhanahu wa


ta’ala. Hanya puji dan syukur senantiasa kita tujukan kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu penelitian tentang


“AMTSAL AL-QUR’AN”

Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk sebagai pembantu bahan
pembelajaran atau bahkan sebagai referensi bagi para pembaca terutama para
pembaca yang saat ini sedang berproses dalam mempelajari Ilmu Al-Qur’an.
Karena sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa Ilmu Al-Qur’an
adalah induk dari segala ilmu agama kita ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu saran-saran serta
kritikan sangatlah dibutuhkan. Akhir harapan penulis Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya yang saat ini dalam proses
mempelajari bahasa Arab.

Gowa, 18 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Amtsal Al-Qur’an ....................................................................... 3

2.2 Unsur-unsur Amtsal Al-Qur'an........................................................................3

2.3 Macam-macam Amtsal Al-Qur'an....................................................................4

2.4 Sighat Amtsal Al-Qur'an..................................................................................5

2.5 Kegunaan Amtsal Al-Qur'an............................................................................8

BAB III.................................................................................................................. 9

PENUTUP ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak jaman jahiliyah atau sebelum kedatangan rasul masyarakat Arab sudah
gemar berpantun dan bersyair. Semakin indah pantun dan syair seseorang maka semakin
tinggi pula status sosial seseorang. Ketika Allah SWT yang maha mengetahui mengutus
seorang rasul dengan dibekali firman-firman dari Allah yang kemudian dibukukan
menjadi sebuah kitab dengan bahasa dan sastranya tidak bisa ditandingi oleh siapapun.

Disamping bahasa dan sastranya yang indah, Al-Qur’an juga menggunakan


perumpamaan-perumpamaan (amtsal) yang sangat indah dan logis, yang mampu diterima
oleh masyarakat. Namun karena begitu indahnya terkadang ‘ulama pun akan kesulitan
dalam menafsirkan perumpamaan-perumpamaan tersebut.

Dengan analogi yang benar, kita akan lebih mengetahui ilmu yang kita yakini.
Tamtsil (perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna
dalam bentuk yang hidup didalam pikiran. Biasanya dilakukan dengan
mempersonifikasikan sesuatu yang ghoib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang
konkrit, atau menganalogikan hal dengan sesuatu yang sama. Dengan tamtsil betapa
banyak makna yang baik, dijadikan lebih indah, menarik dan mempesona.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari amtsal al-qur’an?


2. Apa saja unsur-unsur amtsal al-qur’an?
3. Apa saja macam-macam amtsal al-qur’an?
4. Apa saja sighat amtsal al-qur’an?
5. Apa saja kegunaan amtsal al-qur’an?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Mengatahui pengertian dari amtsal al-qur’an


2. Mengatahui unsur-unsur amtsal al-qur’an.
3. Mengatahui-macam-macam amtsal al-qur’an.
4. Mengatahui sighat amtsal al-qur’an.
5. Mengatahui kegunaan amtsal al-qur’an.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amtsal Al-Qur’an

Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl dan matsil serupa
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya. Amsal dalam sastra
adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama,
yaitu menyerupakan sesuatu dengan yang aslinya.

Secara etimologi, kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang
berarti serupa atau sama. Namun, dapat juga diartikan sebagai contoh, teladan,
peribahasa atau cerita perumpamaan.

Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat. Menurut istilah ulama ahli
adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan
dengan sesuatu yang dituju.

Menurut ulama ahli tafsir, amtsal adalah menampakkan penampakan yang


abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa,
baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal.

2.2 Unsur-unsur matsal Al-Qur’an

Didalam matsal haruslah terdapat empat unsur yaitu:

1. Ada yang disempurnakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan


diperumpamakan.
2. Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
3. Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu segi perumpamaan.
4. Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan
makna perserupaan.

Contoh tamtsil dalam Al-Qur’an:

‫علَى ش َْيءٍ ذَلِكَ ه َُو‬ َ ‫اصفٍ ال يَ ْقد ُِرونَ ِم َّما َك‬


َ ‫سب ُوا‬ ِ ‫ع‬َ ‫الري ُح فِي يَ ْو ٍم‬ ْ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ َكف َُروا بِ َربِ ِه ْم أ َ ْع َمالُ ُه ْم ك ََر َما ٍد ا ْشتَد‬
ِ ‫َّت بِ ِه‬
ُ‫الضَّال ُل ْالبَعِيد‬

Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah


seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.

3
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan
. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”

Dari contoh tersebut wajhul syabbahnya adalah “kesia-siaan”(tidak bermanfaat) dan


alat tasybihnya menggunakan
kata mitsil (‫)مثل‬. Sedangkan musyabbah dan musyabbah bihnya adalah amalan orang
kafir dan abu.

2.3 Macam-macam Amtsal Al-Qur’an

Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang didalamnya dijelaskan dengan


lafaz matsal . Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah :17

‫ْص ُرون‬ ٍ ‫ور ِه ْم َوت ََر َك ُه ْم فِي ظُلُ َما‬


ِ ‫ت ال يُب‬ ِ ُ‫للا ُ ِبن‬ َ ‫ت َما َح ْولَهُ ذَه‬
َ ‫َب‬ َ َ ‫َارا فَلَ َّما أ‬
ْ ‫ضا َء‬ ً ‫َمثَلُ ُه ْم َك َمث َ ِل الَّذِي ا ْست َْوقَدَ ن‬

Artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,


maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya mereka, dan
membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”

2. Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafaz tamtsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam
kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan
kepada yang serupa dengannya. Contoh pada al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
68 :

‫ع َوا ٌن َبيْنَ ذَلِكَ فَا ْف َعلُوا َما‬


َ ‫ض َوال ِب ْك ٌر‬ ِ َ‫ِي قَا َل ِإنَّه ُ َيقُو ُل ِإنَّ َها َبقَ َرة ٌ ال ف‬
ٌ ‫ار‬ ُ ْ‫قَالُوا اد‬
َ ‫ع لَنَا َربَّكَ يُ َب ِي ْن لَنَا َما ه‬
َ‫تُؤْ َم ُرون‬

Artinya : Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar


Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab:
"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua
dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu". (al-Baqarah : 68)

Ayat tersebut yang senada dengan suatu ungkapan “sebaik-baik perkara yang tidak
berlebihan, adil, dan seimbang.” Yaitu seperti firman Allah diatas yang artinya : “Sapi
betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan di antara itu”

4
1. Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafaz tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku
sebagai matsal. Contoh pada al-Qur’an surat al-Mudatstsir ayat 38:

ٌ ‫ت َرهِينَة‬ َ ‫كُ ُّل نَ ْف ٍس بِ َما َك‬


ْ َ‫سب‬

Artinya:”Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”

2.3 Sighat Amtsal Al-Qur’an

Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain :

1. Sighat tasybih ash-sharih (tasybih yang jelas)

Yaitu bentuk perumpamaan yang jelas dimana didalamnya terungkap kata-


kata mastsal (perumpamaan). Contohnya seperti ayat 24 surah Yunus:

‫َم ۤا ِء ََاِنَّ َما َمث َ ُل ْال َح ٰيوةِ الدُّ ْنيَا َك َم ۤاءٍ ا َ ْنزَ ْل ٰنهُ ِمنَ الس‬

Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air


(hujan) yang kami turunkan dari langit.”

Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal al-matsal yang berarti
perumpamaan.

2. Sighat tasybih adh-dhimni (tasybih yang terselubung)

Yaitu bentuk perumpamaan yang tersembunyi, didalam perumpamaan itu


tidak terdapat kata al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya.
Contoh QS. Al Hujarat ayat 12:

ْ‫سسُوا َوال يَ ْغتَب‬ َّ ‫الظ ِن ِإثْ ٌم َوال ت َ َج‬


َّ ‫ض‬ َ ‫الظ ِن إِ َّن بَ ْع‬ َّ َ‫يرا ِمن‬ ً ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث‬
َ َّ ‫ضا أَي ُِحبُّ أ َ َحدُكُ ْم أ َ ْن يَأْكُ َل لَحْ َم أ َ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهت ُ ُموهُ َواتَّقُوا‬
َ َّ ‫َّللا ِإ َّن‬
‫َّللا ت ََّوابٌ َر ِحي ٌم‬ ً ‫ضكُ ْم بَ ْع‬
ُ ‫بَ ْع‬

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-


sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
5
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

Dalam ayat tersebut tidak terdapat kata-kata al-matsal (perumpamaan), tetapi


arti itu jelas menerangkan perumpaman , yaitu mengumpamamakan menggunjing
orang lain yang disamakan dengan makan daging bangkai saudaranya sendiri.

3. Sighat majaz mursal

Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas dan tidak terikat dengan
asal ceritanya. Contohya seperti dalam ayat 73 Surat Al hajj

‫َّللا لَ ْن َي ْخلُقُوا ذ ُ َبابًا َو َل ِو‬


ِ َّ ‫ُون‬ ِ ‫ب َمثَ ٌل فَا ْست َِمعُوا لَهُ ِإ َّن ا َّلذِينَ تَدْعُونَ ِم ْن د‬ َ ‫ض ِر‬ ُ ‫اس‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
ُ ُ‫طل‬
‫وب‬ ْ ‫ب َو ْال َم‬ َّ ‫ف‬
ُ ‫الطا ِل‬ َ ُ ‫ضع‬َ ُ‫ش ْيئًا ال َي ْست َ ْن ِقذُوهُ ِم ْنه‬ ُ ‫اجْ ت َ َمعُوا لَهُ َو ِإ ْن َي ْسلُ ْب ُه ُم الذُّ َب‬
َ ‫اب‬

Artinya: “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah


olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah
sekali – kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
untuk menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”

4. Sighat majaz Murakkab

Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya


diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang
telah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari yang berasal dari isti’arah
tamtsiliyah. Contohnya seperti melihat orang yang ragu-ragu akan pergi atau
tidak, maka diucapkan saya lihat kamu itu maju mundur saja. Dalam al-qur’an
contohnya seperti dalam QS Al – jumu’ah ayat 5:

ً َ‫ار َيحْ ِم ُل أ َ ْسف‬


َ ْ‫ارا ِبئ‬
‫س‬ ِ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ ُح ِملُوا الت َّ ْو َراة َ ث ُ َّم لَ ْم َيحْ ِملُوهَا َك َمث َ ِل ْال ِح َم‬

َّ ‫للاُ ال يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم‬


ََ‫الظا ِل ِمين‬ َّ ‫للا َو‬ ِ ‫َمث َ ُل ْالقَ ْوالَّذِينَ َكذَّبُوا بِآيَا‬
ِ َّ ‫ت‬
6
Artinya: ”Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat,
kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-
kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-
ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."

disini keadaan keledai yang tidak bisa memanfaatkan buku dengan baik,
padahal dia yang membawa buku yang tebal-tebal itu.

5. Sighat isyti’arah

Dengan bentuk perumpamaan sampiran. Bentuk ini hampir sama dengan


majas murokkab, karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum
memanah harus dipenuhi tempat anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an
seperti daam ayat 24 QS Yunus:

ُ ‫ض ِم َّما يَأْكُ ُل ال َّن‬


‫اس‬ ِ ‫األر‬ْ ُ‫ط بِ ِه نَبَات‬ َ َ‫اختَل‬
ْ َ‫اء ف‬ َّ ‫إِنَّ َما َمث َ ُل ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
‫علَ ْي َها أَت َاهَا‬
َ َ‫ظ َّن أ َ ْهلُ َها أَنَّ ُه ْم قَاد ُِرون‬
َ ‫َت َو‬ َّ ‫ض ُز ْخ ُرفَ َها َو‬
ْ ‫ازيَّن‬ ُ ‫األر‬ ْ ‫ت‬ ِ َ‫َواأل ْنعَا ُم َحتَّى إِذَا أ َ َخذ‬
‫ت ِل َق ْو ٍم‬ ْ ِ‫صيدًا َكأ َ ْن لَ ْم ت َ ْغنَ ب‬
ِ َ‫األم ِس كَذَلِكَ نُف‬
ِ ‫ص ُل اآليَا‬ ِ ‫ارا فَ َجعَ ْلنَاهَا َح‬
ً ‫أ َ ْم ُرنَا لَيْال أ َ ْو نَ َه‬
َ‫يَتَفَ َّك ُرون‬

Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti


air yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air
itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
perhiasannya , dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya , tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-
akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan kepada orang-orang berfikir”.

7
2.4 Kegunaan Amtsal Al-Qur’an

1. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit


yang dapat ditangkap dengan indera manusia.

2. Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang


singkat dan padat.

3. Mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yangn menarik dalam Al-


Qur’an.

4. Menghindarkan dari perbuatan tercela.

5. Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para
cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-
nilai universalnya.

8
BAB III

PENUTUP

Amsal adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi
tujuan yang sama. Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an diantaranya adalah musyabbah,
musyabbah bih, wajhul musyabbah, dan alat Tasybih,
Sedangkan Amtsal di dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Amtsal Musarrahah, Amtsal Kaminah, Amtsal Mursalah.
Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, antara lain : Sighat tasybih
ash-sharih, Sighat tasybih adh-dhimni, Sighat majaz mursal, Sighat majaz Murakkab,
Sighat isyti’arah.
Sementara kegunaan amtsal al-qur’an adalah Pengungkapan pengertian yang
abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat ditangkap dengan indera manusia,
Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat dan
padat, mendorong giat beramal, menghindarkan dari perbuatan tercela, Memberikan
kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para cendekiawan untuk
menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyim, Ahmad. 1993. Jawahir al-Adab. Bairut: Dar el-fikri.


Abdul Lathif, Wahab. 1993. Musu’ah Amtsal al-Qur’aniyyah, Kairo.
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. 1977. Ilmu Qur’an, Jakarta : Bulan Bintang.
Hadiri, Chairuddin. 2005. Klasifikasi Kandungan al-Qur’an, Jakarta:Gema Insani.
Anwar, Rosihon. 2000. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia: Bandung.
Djalal, Abdul, 2000.Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu.
Rofi’I, Ahmad. 1997. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.

10

Anda mungkin juga menyukai