Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Tafsir
Kelompok 10:
1. Dila Yolanda
2. Arini Alfa Muwaddah
3. M. Hamdi
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT.Karena dengan rahmat allah
dan karunianya serta taufik dan hidayah-nya yang telah memberikan kesehatan,
kesempatan dan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Segala sanjung dan shalawat yang tidak pernah bosan bosannya kami ucapkan
kepada Rosulullah SAW. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke islamiah
seperti yang kita rasakan sampai saat ini.
Makalah ini kami susun untuk dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata
kuliah “Fiqih Ibadah”. Kami penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang membantu dan berpartisipasi dalam menyusun makalah. atas perhatian dan
segala saran dari pembaca, pemkalah mengucapkan terimakasih semoga makalah ini
berguna bagi kita semua.
(Pemakalah)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 2
BAB I............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 3
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................................ 3
BAB II.............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 4
A. Pengertian Amtsal................................................................................................................ 4
BAB III........................................................................................................................................... 11
PENUTUP...................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana definisi dari amtsal Alquran?
2.Bagaimana macam-macam amtsal dalam Alquran?
3.Bagaimana faedah/manfaat dari amtsal Alquran?
4. Bagaimana aktualisasi amtsal Qur'an dalam pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mendeskripsikan definisi dari amtsal Alquran.
2. Untuk mendeskripsikanmacam-macam amtsal dalam Alquran.
3. Untuk mendeskripsikan faedah/manfaat dari amtsal Alquran.
4.Untuk mendeskripsikan aktuali sasiamtsal Qur'an dalam pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amtsal
Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl dan matsil serupa
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya. Amsal dalam
sastra adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan
yang sama, yaitu menyerupakan sesuatu dengan yang aslinya.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat. Menurut istilah ulama ahli
adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang
diceritakan dengan sesuatu yang dituju1.
1
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. 1977. Ilmu Qur’an, Jakarta : Bulan Bintang.
4
1. Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang didalamnya dijelaskan dengan
lafaz matsal . Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah :17
ْصرُون ٍ ور ِه ْم َوتَ َر َكهُ ْم فِي ظُلُ َما
ِ ت ال يُب ِ َُب هَللا ُ بِن
َ ت َما َحوْ لَهُ َذه َ َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذي ا ْستَوْ قَ َد نَارًا فَلَ َّما َأ
ْ ضا َء
Artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api,
maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”
ِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء َأ ْنز َْلنَاهُ ِمنَ ال َّس َما ِء
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air
(hujan) yang kami turunkan dari langit.”
Dalam ayat tersebut jelas tampak adanya lafal al-matsal yang berarti
perumpamaan.
2
Anwar, Rosihon. 2000. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia: Bandung.
5
2. Sighat tasybih adh-dhimni (tasybih yang terselubung)
Yaitu bentuk perumpamaan yang tersembunyi, didalam perumpamaan itu
tidak terdapat kata al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi
artinya. Contoh QS. Al Hujarat ayat 12
ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا َلهُ ِإ َّن الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو اجْ تَ َمعُوا لَهُ َوِإ ْن ِ يَا َأيُّهَا النَّاسُ ض
َ ُر
ُطلُوبْ ضعُفَ الطَّالِبُ َو ْال َم ُّ يَ ْسلُ ْبهُ ُم
َ ُالذبَابُ َش ْيًئا ال يَ ْستَ ْنقِ ُذوهُ ِم ْنه
Artinya: “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali –
kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”
6
kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-
ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."
disini keadaan keledai yang tidak bisa memanfaatkan buku dengan baik, padahal
dia yang membawa buku yang tebal-tebal itu.
5. Sighat isyti’arah
Dengan bentuk perumpamaan sampiran. Bentuk ini hampir sama dengan majas
murokkab, karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum
memanah harus dipenuhi tempat anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an
seperti daam ayat 24 QS Yunus:
ض ِم َّما يَْأ ُك ُل النَّاسُ َواأل ْن َعا ُم َحتَّى ِإ َذا ِ ْات األر ُ َاختَلَطَ بِ ِه نَبْ َِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء َأ ْنز َْلنَاهُ ِمنَ ال َّس َما ِء ف
َت َوظَ َّن َأ ْهلُهَا َأنَّهُ ْم قَا ِدرُونَ َعلَ ْيهَا َأتَاهَا َأ ْم ُرنَا لَيْال َأوْ نَهَارًا فَ َج َع ْلنَاهَاْ ت األرْ ضُ ُز ْخ ُرفَهَا َوا َّزيَّن ِ َأ َخ َذ
َت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون
ِ ص ُل اآليَا ِّ َك نُفَ ِس َك َذل ِ صيدًا َكَأ ْن لَ ْم تَ ْغنَ بِاأل ْم ِ َح
7
2. Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang
dimaksud dan padannya.
3. Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang
dianologikan.
2. Suatu ajakan agar berfkir logis sehingga sampai pada puncak alasan yang
keyakinan (al-Huijah al-Burhaniyah) yang secara pasti (tidak dapat tidak) harus
demikian.Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami
menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang
nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang,
yang telah hancur luluh?" (Yasin:77-78). Pada mulanya orang yang tidak beriman
tidak mempercayai tentang kekuasaan Allah untuk menghidupkan kemhali tuhuh-
tubuh yang telah menjadi tulang berulang di akhirat kelak, maka ayat yang
3
Rofi’I, Ahmad. 1997. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
8
mengandung matsal di atas mengajak mereka untuk memikirkan kejadian awal
dari setiap makhluk, Allah menciptakan mereka dari tiada4.
3. matsal adalah sebuah dorongan, agar senantiasa berbuat baik dan berusaha
untuk memperindah diri, sebaliknya mendorong untuk menghindarkan hal-hal
yang buruk dan negatif (Ali, 1996:6).
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon
yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak
dapat tetap (tegak) sedikitpun. Ayat di atas memberikan gambaran bahwa
pcrbuatan baik akan menumbuhkan berbagai kebaikan dengan suburya dan akan
memberikan hasil yang memuaskan. Sebaliknya setiap perbuatan jahat akan
membawa akibat yang jahat. Sebagaimana dicontohkan dengan pohon yang
kerdil yang tercabut akarya dari tanah.
4
Abdul Lathif, Wahab. 1993. Musu’ah Amtsal al-Qur’aniyyah, Kairo.
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Amtsal
1. Amtsal Musarrahah
2. Amtsal Kaminah
3. Amtsal Mursalah
11
menurut ulama Ilmu Bayan, Matsal itu adalah majaz murakab, karena hubungan
kesamaan itu adalah sesuatu yang telah umum pemakaiannya dalam masyarakat5.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi Pembaca dan Penulis, serta diharapkan
dengan diselesaikannya makalah ini, baik Pembaca dan Penulis dapat
menerapkan atau mengerti tentang Amtsal dalam Alqur’an. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.
5
Rofi’I, Ahmad. 1997. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
12
DAFTAR PUSTAKA
13