Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epistomolgi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena disinilah dasar-dasar
pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia menjadi bahan pijakan. Dari
epistomologi, juga filsafat dalam hal ini filsafat modren terpecah berbagai aliran yang cukup
banyak, seperti rasionalime, paragmatisme, positivisme, maupun ekssistensialisme dan
sebagainya.
Secara etimologi, merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa
yunani, yaitu episteme dan logos. “episteme” artinya pengetahuan, sedangkan “ logos” lazim
dipakai untuk menunjkkan adanya pengetahuan sistematik.
Senada dengan pendapat diatas Simon Blacburn dalam kamus filsafat menjelaskan bahwa
Epistemologi, (dari bahasa yunani episteme)(pengetahun) dan logos ( kata/ pembicara/ ilmu)
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini
salah satu yang sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya apa itu
pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, srta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Secara umum epistemologi dalah cabang filsafat yang mengkaji sunber-sumber, watak
dan kebenaran pengetahuan. Apakah yang dapat diketahui olehmanusia? Dari manakah manusia
memiliki pengetahuan? Apakah manusia memiliki pengetahuan yang dapat dindalkan atau
hanyaharuspuas dengan pendapat-pendapat dari sangkaan? Apakah kemampuan manusia terbatas
dala mengetahui fakta pengalaman indera, atau manusia dapat mengetahui yang lebih jauh
daripada apa yang di ungkapkan indra.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di peroleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Makna Epistomologi?
2. Apa itu Landasan Epistomologi?
3. Apa itu Cabang Epistomologi?
4. Apa itu kegunaan Epitomologi?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Makna Epistemologi
2. Untuk mengetahui Landasan Epistemologi
3. Untuk Mengetahui Cabang Epistomologi
4. Untuk mengetahui Kegunaan Epistemologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Epistemologi
Epistemologi berasal darikata yunani episteme yang berarti “penetahuan” “pengetahuan
yang benar”, “pengetahuan ilmiah”, dan logos berarti teori (Nadiroh: 147). Dengan demikian,
secara etimologis, epistomologis dapat diartikan sebagai teori ilmu pengetahuan. Sebagai cabang
filsafat, epistemologis menyelidiki asal, sifat, metode, dan bahasan pengetahuan manusia.
Epitemologi sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi sebagai teori
pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalamusaha kita untuk
meperoleh pengetahuan. Sebab pengetahuan didapat melalui proses tertentu yang dinamakan
metode keilmuan (Jujun S. suriasumantri, 1984: 9).
Lebih jauh, epistemologi dapat didefenisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan. Bila dalam filsafat
pertanyaan pokok nya adalah “apakah itu?”, maka dalam epitemolgi pertanyaan pokoknya adalah
“apa yang dapat saya ketahui” (Nadiroh: 147). Selanjutnya dikemukakan oleh Prof.Dr. Nadiroh,
bahwa persoalan-prsoalan epistemologi adalah:

a. Apakah pengetahuan itu?


b. Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
c. Dari mana pengetahuan itu dapat diperoleh ?
d. Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat di nilai?
e. Apa perbedaaan antara pengetahuan a priori (Penegetahuan pra-pengalaman) dengan a
posterori (pengetahuan purna pengalaman)?
f. Apa perbedaaan diantara: kepercayaan, pengetahuan, pendapat, kenyataan, fakta, kesalahan,
bayangan, gagasan, kebenaran, kebolehjadian, dan kepastian?

Semua pengetahuan berusaha menemukan kebenaran.Apa yang dapat diketahui tentang


kebenaran. Epistomologi merupakan suatu bidang filsafa ilmu yang mempersoalkan tentang hakikat
kebenaran, karena semua pengetahuan mempersoalkan tentang kebenaran ( Suparlan Suhartono: 118).

Memang untuk menyatukan kebenaran yang bersumber dari sudut pandang yang berbeda bukan
hal yang mudah. Apalagi dalam filsafat ilmu pengetahuan dikenal berbagai aliran yakni: aliran

3
rasionalisme yang di tokohkan kepada Rene Descartes, aliran empirisme dengan tokohnya Jhon locke,
aliran positisme oleh Immanuel Kant (Nusa Putra 166-174). 1

Setiap aliran ini memiliki konsep masing-masing filsafat ilmu pengetahuan. Walaupun demikian,
dengan terwujudnya pemahaman yang berlandaskan sebuah sistem, barangkali perbedaan yang terjadi,
setidaknya dapat dipersempit atau terjembatani.

B. Landasan Epistomologi.
Landasa epiomogi sebt meode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun
pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu. Jadi ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode
ilmiah. Tidak semua pengetahuan disebut almiah,sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertntu.Syarat-syarat yang harus penuhi agar
suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yakni tercantum dalam metode ilmiah.

C. Cabang Epistomolgi

Adapun cabang/ aliran-aliran epistomologi yaitu sebagai berikut:

1. Aliran Empirisme

Kata emperis ini berasal dari kata yunani ‘emperikos’ yang berarti pengalaman.menurut aliran ini
manusia memproleh pengetahuan melalui pengalaman.Sebagai contoh, manusia tahu garam itu asin
karena ia mencicipinya.

Salah satu tokoh aliran epirisme ini adalah jhon locke (1632-1704), mengemukakan bahwa
manusiaitu pada mulanya kosong dari pengetahuan, namun karena pengalamanlah ia memperoleh
pengetahuan.

2. Aliran Rasionalisme

Aliran rasionalisme mengajarkan kita bahwa melalui akalnya manusia dapat memproleh dan
diukur dengan akal. Tokoh yang paling terkenal dalam aliran ini adalah rene Descartes, yang hidup pada
tahun 1596 sampai 1650.

Aliran rasionalisme menegaskan bahwa untuk sampainya manusia kepada kebenaran adalah
semata-mata dengan akalnya. Namun demikian, aliran rasionalisme juga tidak mengingkari kegunaan
indra dalam memproleh pengetahuan; pengetahuan indera diperlukan untuk merangsang akal dan
memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.

1
A.Susanto,suatukajiandalamdi

4
3. Aliran positivisme

Aliran positivisme ini lahir sebagai penyeimbang pertentangan yang terjadi antara aliran
emperisme dan aliran rasionalisme. Aliran positivisme ini lahir berusaha menyempurnakan aliran
emperisme, dengan cara memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran.

Tokoh yang tergolong aliran positivisme ini adalah agust comte (1798-1857).comtre berpendapat
bahwa inera itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam alat bantu dandi
perkuat dengan eksperimen.

4. Aliran Intuisionisme

Tokoh dari aliran intuisionisme ini adalah Hendri Bergson(1859-1941). Ia berkeyakinan bahwa
akal dan indera memiliki keterbatasan. Karena menurutnya, objek-objek yang kita tangkap itu adlah objek
yang selalu berubah. Jadi, pengetahuan yang telah dimiliki manusia tidak pernah tetap. Demikian halnya
akal, hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengosentrasikan dirinya pada objek itu. Dengan
menyadari keterbatasan indera dan akal seperti tersebut diatas, Bergson mengembangkan satu
kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi.

D. Kegunaan Epistomologi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek disamakan
dengan tujuan, sehingga pengertianyya menjadi rancu bahkan kabur. Objek sama dengan sasaran,
sedangkan tujuan hampir sama dengan harapan. Meskipun berbeda, tetapi objek dan tujuan
memiliki hubungan yang berkesinabungan, sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya
tujuan.
Objek epistomologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap proses yang
terlibat dalam usaha kita untuk

Anda mungkin juga menyukai