Anda di halaman 1dari 38

Nama: Mardiana

Kelas: X7E

NPM: 201743501167

Mata Kuliah: Filsafat Ilmu

1 & 2 FILSAFAT ILMU

ARTI FILSAFAT

 Etimologi
o Bahasa Yunani
o Filsafat = Philosophia, Philosophia = Philos + Sophia, Philos = Berpikir / Cinta,
Sophia = Kebijaksanaan
o Filsafat = Berpikir dengan kebijaksanaan / cinta kepada kebijaksanaan
 Terminologi
o Pendapat para ahli:
o Plato
 “Pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.”
(Surajiyo, 2009: 3)
o Aristoteles
 “Ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
(filsafat keindahan).” (Surajiyo, 2009: 3)
o Al Farabi
 “Ilmu (Pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.”(Surajiyo, 2009: 4)
o Immanuel Kant
 “Ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan,
yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.” (Surajiyo, 2009: 4)

ARTI FILSAFAT

 Hal-hal Kongkrit

o Sesuatu yang nyata (materi)


o Sesuatu yang abstrak (pikiran)
 Manusia berpikir: Kekaguman, Keheranan, Kritis-Dialektis
o Apa itu?
o Bagaimana bisa begitu?
o Mengapa begitu?
o Untuk apa itu?
 Filsafat
o Sebab-akibat
o Bentuk-isi
o Gejala Hakikat

OBJEK FILSAFAT

 Objek Material

o Bahan yang menjadi tinjauan penelitian / yang diselidiki / disorot.

o Mencakup segala sesuatu yang ada.

 Objek Formal
o Dari sudut pandang mana objek material disorot.
o Membahas objek material secara menyeluruh untuk mencapai hakikatnya.

TUJUAN FILSAFAT

• Memperoleh hakikat atau makna yang sebenarnya atau secara mendalam dari suatu objek.

• Mengkaji suatu objek secara objektif.

• Menjelaskan sebab-akibat, bentuk-isi, dan gejala-hakikat.

• Melahirkan ilmu pengetahuan.

KEGUNAAN FILSAFAT

• Pedoman bagi setiap individu untuk berpikir, bersikap, dan bertindak secara sadar.

• Menumbuhkan pondasi yang kuat bagi individu ketika menghadapi berbagai persoalan.

• Meningkatkan kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis.

CIRI-CIRI FILSAFAT
• Menyeluruh / komprehensif

• Mendasar

• Spekulatif

• Universal (umum)

• Koheren (logis)

• Konsisten (tidak ada kontradiksi)

• Sistematik (teratur)

• Bebas (tidak ada batasan)

ASAL FILSAFAT

 Keheranan
 Kesangsian
 Kesadaran akan keterbatasan

PERAN FILSAFAT

 Pendobrak tradisi/kebiasaan kuno yang tidak logis (mitos).


 Pembebas pikiran manusia, dari ketidaktahuan menjadi tahu.
 Pembimbing cara berpikir yang lebih sistematis dan logis.

CABANG-CABANG FILSAFAT

 Keberadaan
o Metafisika
 Pengetahuan
o Epistemologi
o Logika
 Nilai-nilai
o Etika
o Estetika
3. FILSAFAT PENGETAHUAN
(EPISTEMOLOGY)
 Epistemologi

Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti pengetahuan dan
‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata
kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam
kedudukan setepatnya (theory of knowledge).

 Filsafat pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat


pengetahuan.Maksud dari filsafat pengetahuan adalah ilmu pengetahuan kefilsafatan yang
secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.

 Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan,
asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan keshahihan pengetahuan.Jadi objek
material epistemology adalah pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan
itu.Jadi sistematika penulisan epistemologi adalah arti pengetahuan, terjadinya pengetahuan,
jenis-jenis pengetahuan dan asal-usul pengetahuan.

 Ruang Lingkup Epistemologi

M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan.
Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan
sasaran pengetahuan. Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup
pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya,
bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai
ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya.

 Pengaruh Epistemologi

Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial.
Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu
mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari
keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka.
Epistemologi juga membekali daya kritik yang tinggi terhadap konsep-konsep atau teori-teori
yang ada

Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Epistemologi menjadi


modal dasar dan alat strategis dalam merekayasa pegembangan alam menjadi sebuah produk sains
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

 Objek Dan Tujuan EPISTEMOLOGI

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek disamakan dengan tujuan,
sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur. Jika diamati secara cermat, sebenarnya objek
tidak sama dengan tujuan. Objek sama dengan sasaran sedangkan tujuan hampir sama dengan
harapan. Meskipun berbeda, tetapi antara objek dan tujuan memiliki hubungan yang
berkesinambungan, sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya tujuan.

 Landasan Epistemologi

Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun
pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan bisa disebut ilmu yang tercantum dalam metode ilmiah.

Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera mempunyai metode tersendiri dalam
teori pengetahuan,diantaranya adalah:

1. Metode deduktif : Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau
jeneralisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk
menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Misalnya: petani selalu rugu dalam
mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta tentang angka-angka produksi
dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.

Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:


1.Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).

2.Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan


3.Tahapan perumusan hipotesis

2. Metode Induktif

Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-
fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau
jeneralisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di
dalam penelitian linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa
demikian? Karena linguistic termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:

3. Metode Positivisme : Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi pikiran


pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan
relasi antara istilah-istilah.

Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-
positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an.
Positivisme Logis berpendapat bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan
sains. Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah
pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali

4. Metode Kontemplatif : etode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan manusia
untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkanpun akan berbeda-beda
seharusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan
yang lewat ini bisa diperoleh dengan cara seperti yang dilakukan Imam Al-Ghaali.

5. Metode Dialektis : Intuisi, berdasarkan Webster Dictionary, adalah kemampuan manusia


untuk memperoleh pengetahuan langsung atau wawasan langsung tanpa melalui observasi
atau penalaran terlebih dulu.

Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional
dan intelektualitas. Tampaknya memahami tiba-tiba datang dari dunia lain dan keluar dari
kesadaran. Misalnya, seseorang tiba-tiba dipaksa untuk membaca buku. Rupanya, dalam buku
menemukan informasi yang dicarinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa
ia harus pergi ke suatu tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang
mengubah hidupnya. Tapi tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psi. Sebagian intuisi bisa
dijelaskan sebab-akibat.

 Epistemologi mempunyai 3 bagian yaitu :

A. LOGIKA

B. PENGETAHUAN

C. ILMU

 ARTI PENGETAHUAN

o Pengetahuan adalah suatu istilah yg digunakan untuk menuturkan apabila seseorang


mengenal tentang  sesuatu. Sesuatu yang menjadi pengetahuanya adalah yang terdiri
dari unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang
ingin diketahuinya.Maka pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang
mempunyai kesadaran untuk ingin mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal
yang ingin diketahuinya.Jadi pengetahuan adalah hasil usaha manusia untuk
memahami suatu objek tertentu. ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang
mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional
empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan
sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.

o SEMUA PENGETAHUAN HANYA DIKENAL DAN ADA DALAM PIKIRAN


MANUSIA, TANPA PIKIRAN PENGETAHUAN TIDAK BISA EKSIS. JADI
KETERKAITAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PIKIRAN
MERUPAKAN SESUATU YANG KODRATI.

MENURUT BAHM (RIZAL MUSTANSYIR DKK, 2001) ADA 8 HAL PENTING YANG YANG
BERFUNGSI MEMBENTUK STRUKTUR PIKIRAN MANUSIA,

• Mengamati (observes), Pikiran berperan dalam mengamati obyek-obyek.

• Menyelidiki (inquires), Dalam penyelidikan minatlah yang membimbing seseorang secara


alamiah untuk terlibat kedalam pemahaman pada obyek-obyek.
• Percaya (believes), Sikap menerima sesuatu yang menampak sebagai pengertian yang
memadai setelah keraguan, dinamakan keperyaan.

• Hasrat (desires), Hasrat muncul dari kebutuhan jasmani (nahfsu makan, minum, istirahat,
tidur) hasrat diri (keinginan pada obyek, kesenangan).

• Maksud (intends), Kendatipun memiliki maksud ketika akan mengopservasi, menyelidiki,


mempercayai, dan berhasrat.

• Mengatur (organizes), Setiap pikiran adalah suatu organism yang teratur dalam diri
seseorang.

• Menyesuaikan (adaps), Menyesuaikan pikiran sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan


yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan.

• Menikmati (enjoys), pikiran-pikiran mendatangkan keasyikan.

 TERJADINYA PENGETAHUAN

Menurut John Hospers, alat untuk mengetahui pengetahuan ada 6 yaitu:

• Pengalaman indra (sense experience), Pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan


yang berupa alat-alat untuk menangkap obyek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra.

• Nalar (reason), Salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih
dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.

• Otoritas (authority), Kekuasaan yang syah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh
kelompoknya.

• Intuisi (intuition), Kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan
dengan tanpa suatu rangsangan untuk membuat peryataan yang berupa pengetahuan.

• Wahyu (revelation), Wahyu merupakan salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal
sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.

• Keyakinan (faith), Kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui
kepercayaan.

 JENIS-JENIS PENGETAHUAN

Menurut Soejono Soemargono (1983), ada 2 jenis pengetahuan, antara lain:


• pengetahuan non-ilmiah, Segenap hasil pemahaman manusia atas atau mengenai obyek
tertentu yang terdapat pada kehidupan sehari-hari

• pengetahuan ilmiah, Senenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan mengunakan
metode ilmiah.

Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan berdasarkan karakteristik


objeknya, yaitu:

• Pengetahuan khayaan (eikasia), Pengetahuan yang obyeknya berupa bayangan atau


gambaran.

• Pengetahuan pistis (pistis), Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia
kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.

• Pengetahuan matematik (dianoya), Tingkatan yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya
terletak pada fakta atau obyek yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimna cara
berfikirnya.

• Pengetahuan filsafat (noesis), PENGETAHUAN YANG OBJEKNYA “ARCHE” (Prinsip-


prinsip utama yang mencakup epistemologik dan metafisik). Berfikir tanpa mengunakan
pertolongan gambar, diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak.

 ASAL-USUL PENGETAHUAN

Dari mana pengetahuan itu berasal dan apa yg diyakini sebagai kebeneran bisa dilihat dari aliran
dalam pengetahuan.  Dari aliran ini tampak jelas bagaimana pengatahuan itu berasal. Aliran itu yakni:

• Rasionalisme, Sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal).

• Empirisme, Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, baik pengalaman batiniah maupun


yang lahiriah.

• Kritisme, peranan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) sama pentingnya dalam memperoleh
pengetahuan. Hal ini nampak jelas dalam pengetahuan apriori dan aposteriori.

• Positivisme, Segala ilmu pengetahuan adalah mengetahui untuk dapat melihat ke masa depan.

 Metode ilmiah

Dibagi menjadi dua:


• Metode ilmiah yang bersifat umum. dibagi dua, yaitu metode analitiko-sintesis dan metode
non-deduksi.Metode analitiko-sintesis merupakan gabungan dari metode analisis dan metode
sintesis.Metodenon-deduksi merupakan gabungan dari metode deduksi dan induksi.

• Metode penyelidikan ilmiah, Metode ini terbagi menjadi dua, yaitu metode penyelidikan yang
berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertical atau yang berbentuk garis
lurus atau metode linier.

 Sarana berfikir ilmiah

1. Bahasa ilmiah

• Bahasa alami, Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alami
dibedakan atas dua macam, yakni bahasa isyarat dan bahasa biasa.

• Bahasa buatan, Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan 
pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu.

2. Logika dan Matematika

• Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang
keduanya sebagai sarana berfikir deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
artificial, yakni murni bahasa buatan. Matematika dan logika sebagai sarana berfikir
deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalaraanya,
sedangkan matematika sudah jauh lebih terperinci.

3. Logika dan statistika

• Secara etimologi kata statistic berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris), yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan Negara. PADA PERKEMBANGAN SELANJUTNYA ARTI
KATA SATATISTIK HANYA DIBATASI PADA KUMPULAN BAHAN
KETERANGAN YANG BERWUJUD ANGKA.

Ditinjau dari segi terminology, statistic mengandung berbagai macam pengertian (Amsal Bakhtiar,
2004) yaitu sebagai berikut:

• Istilah statistic kadang diberi pengertian sebagai data ststistik.

• Sebagai kegiatan statistic atau kegiatan persstatistikan.


• Dapat juga diartikan sebagai metode statistic.

• Istilah statistic dewasa ini dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan memperkembanngkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan
statistic.

Logika dan statistic mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif untuk mencari konsep yang
berlaku umum. Penalaran induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak pada sejumlah hal khusus
untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah, maka secara berurutan  sebagai
proses penalaran dapatlah disusun sebagai berikut: observasi dan eksperimen, hipotesis ilmiah,
vertifikasi dan pengukuhan,teori dan hukum ilmiah.

peran statistik dalam kegiatan penelitian ilmiah (dalam Hartono Kasmadi,dkk) dapat dikemukakan
sebagai berikut:

• Memungkinkan pencatatan data penelitian dengan eksak.

• Memandu peneliti untuk menganut tata pikir dan tata kerja yang definitif dan eksak.

• Menyajikan cara-cara meringkas data ke dalam bentuk yang bermakna lebih banyak dan lebih
mudah mengerjakannya.

• Memberikan dasar – dasar untuk menarik kesimpulan melalui proses yang mengikuti tata cara
yang diterima oleh ilmu.

• Memberikan landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang bagaimana suatu gejala akan
terjadi dalam kondisi yang telah diketahui.

• Memungkinkan peneliti menganalisis, menguraikan sebab akibat yang kompleks dan rumit,
andai kata tanpa statistic hal itu merupakan peristiwa yang mmbingungkan dan bakal tidak
dapat diuraikan.
4. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
 PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

o Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:

 Tentang seluruh realitas.

 Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.

 Upaya untuk menentukan batas - batas dan jangkauan pengetahuan, sumber,


hakikat, keabsahan dan nilainya.

 Penyelidikan kritis atas pengandaian - pengandaian dan pernyataan -


pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.

 Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
katakan dan mengatakan apa yang Anda lihat

o Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah, yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilahphilosophy, adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia.
Kata philosopia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang
berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang khusus dari seorang filsuf adalah
pecinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh
Pyhthagoras (496-582 SM).

o Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-Farabi
mengartikan filsafat sebagai ilmu tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya. Ibnu Rusyd mengartikan filsafat sebagai ilmu yang perlu
dikaji oleh manusia karena dia dikaruniai akal. Immanuel Kant mengartikan filsafat
sebagai ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya
mencakup masalah epistimologi yang menjawab persoalan apa yang dapat kita
ketahui.

o Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan
karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu,
biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu lalu menyimpulkan sendiri.

Definisi para filosof :

 Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan


kenyataan atau kebenaran absolut (keduanya sama dalam pandangannya),
lewat “dialektika”.
 Aristoteles (384-332 SM), tokoh utama filosof klasik, menyatakan bahwa
filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud. Karena itu ia
menanamkan filsafat dengan “teologi” atau “filsafat pertama”.
 Al-Farabi (W 950 M), seorang filosof Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina
berkata,”Filsafat ialah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.”

 OBYEK FILSAFAT ILMU

 Obyek material filsafat

adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada . Tentang obyek material ini
banyak yang sama dengan obyek material sains

 Sains menyelidiki obyek material yang empiris, filsafat menyelidiki obyek yang itu juga,
tetapi bukan bagian yang empiris, melainkan bagian yang abstraknya.

 Obyek material filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti hari akhir,
yaitu obyek materia yang untuk selama-lamanya tidak empiris. Hal itu berarti bahwa
filsafat mempelajari apa saja yang menjadi isi alam semesta mulai dari mineral (benda
mati), benda hidup (vegetativa, animalia, dan manusia), dan causaprima (sang Pencipta).
Selanjutnya obyek ini sering disebut pula sebagai realitas atau kenyataan (the reality).

 Obyek formal filsafat

adalah sudut pandang atau pendekatan yang digunakan oleh filsafat dalam mengkaji
obyek materia. Obyek formal dari filsafat adalah berpikr radikal, bebas, dan berada dalam
dataran makna untuk mencari hakekat segala sesuatu yang terdapat dalam obyek materia
(yaitu alam, manusia, dan Tuhan).
 Landasan Obyek Formal

1. Ontologi

2. Epistemologi

3. Aksiologi

 Ontologi

Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan
kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau
abstrak.
 Eoistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat
dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta
pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa
dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Mereka
mengandaliakan begitu saja bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun
beberapa di antara mereka menyarankan bahwa pengetahuan mengenai struktur
kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-
sumber lainya.

 Aksiologi

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“.

Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan estetika.

Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek
formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula
bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik
dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.

 LINGKUP FILSAFAT ILMU MENURUT PARA FILSUF


o A, Cornelius Benjamin

 Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah dan struktur logis, dari sistem
perlambang ilmuah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori
pengetahuan, dan teori umum tentang tanda.

 Penjelasan mengenai konsep dasar, peranggapan, dan pangkal pendirian ilmu,


berikut landasan-landasan empiris, rasional, atau pragmatis yang menjadi
tempat tumpuannya. Segi ini dalam banyak hal berkaitan dengan metafisika,
karena mencakup telaah terhadap berbagia keyakinan mengenai dunia
kenyataan, keseragaman alam, dan rasionalitas dari proses alamiah.

 Aneka telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu dan iplikasinya
bagi suatu teori alam semesta seperti misalnya idealisme, materialisme,
monisme atau pluralisme

o Peter Angeles

 Telaah mengenai berbagai konsep, peranggapan, dan metode ilmu, berikut


analisis, perluasan, dan penyusunannnya untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih cermat

 Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur
perlambangnya.

 Telaah menenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.

 Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan


dengan penyerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika
dan matematika dengan realitas, entitas teoretis, sumber dan keabsahan
pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.

o Marx Wartofsky

 Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal, dan metodologi ilmu.

 Persoalan–persoalan ontologi dan epistemologi yang khas bersifat filsafati dengan


pembahasan yang memadukan peralatan analisis dari logika modern dan model
konseptual dari penyelidikan ilmiah.

o Ernest Nagel

 Pola logis yang ditunjukan oleh penjelasan dalam ilmu.

 Pembuktian konsep ilmiah

 Pembuktian keabsahan kesimpilan ilmiah.

 PROBLEMATIKA FILSAFAT ILMU


 B. Van Frassen dan H. Margenau
Menurut kedua ahli ini problem utama dalam filsafat ilmu setelah tahun enam puluhan adalah

 Metodologi

 Hal-hal yang diperbincangkan ialah mengenai sifat dasar dari penjelasan ilmiah,
logika penemuan, teori probabilitas, dan teori pengukuran.

 Landasan ilmu-ilmu

 Ilmu-ilmu empiris hendaknya melakukan penelitian mengenai landasannya dan


mencapai suksesa seperti halnya landasan matematika.

 Ontologi

 Persoalan utama yang diperbincangkan ialah menyangkut konsep substansi, proses,


waktu, ruang, kausalitas, hubungan budi dan materi, serta status dari entitas teoretis.

 Victor Lenzen

 Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.

 Pentingnya ilmu bagi praktik dan pengetahuan tentang realitas.

 The Liang Gie

 Problem epistemologis tentang ilmu

 Problem metafisis tentang ilmu

 Problem metodologis tentang ilmu

 Problem logis tentang ilmu

 Problem etis tentang ilmu

 Prblem estetis tentang ilmu

 MANFAAT FILSAFAT ILMU

Adapun manfaat dari mempelajari filsafat ilmu, yaitu:

 Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”
yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan
yang ada di luar dirinya.

 Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis.


 Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis.

 Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan akiologi.

 Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap
sempit dan tertutup.

 Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
5. ILMU PENGETAHUAN
 Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
o Pengetahuan
Keseluruhan pemikiran, ide, gagasan, dan pemahaman yang dimiliki manusia
tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
o Ilmu Pengetahuan
Jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode serta sistematika
tertentu.
 Pengertian Ilmu Pengetahuan
o The Liang Gie
Rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
 4 Bentuk Pernyataan Mengenai Objek
 The Liang Gie
o Deskripsi; menjelaskan hal-hal terperinci (bentuk,
susunan, jenis, peranan, dll.).
o Preskripsi; menjelaskan tata aturan atau apa yang
seharusnya/sebaiknya dilakukan pada objek yang
dimaksud. Contoh: Ilmu pendidikan terdapat petunjuk
cara mengajar yang baik dalam kelas.
o Eksposisi pola; menjelaskan pola dalam sekumpulan
sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lain dari
fenomena yang ditelaah. Contoh: Antropologi
dipaparkan pola kebudayaan suku; Sosiologi dipaparkan
pola perubahan masyarakat desan menjadi kota.
o Rekonstruksi Historis; menjelaskan pernyataan yang
menggambarkan atau menceritakan dengan pejelasan
tentang suatu hal pada masa lampau baik secara ilmiah
maupun karena campur tangan manusia.
o Bahm
 Ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen,
yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas
(activity), kesimpulan (conclution), dan pengaruh (effects).
 Enam Komponen Ilmu Pengetahuan
o Masalah (Problem)
Masalah yang diteliti bersifat ilmiah; yakni dapat dikomunikasikan, dapat
diuji, dan memiliki sikap ilmiah.

o Sikap (Attitude)

 Curiosity; rasa ingin tahu yang mendalam terhadap objek yang diteliti.

 Speculativeness; ada usaha untuk mencoba memecahkan masalah


melalui hipotesis/dugaan.

 Willingness to be objective; bersikap objektif dalam penelitian.

 Willingness to suspend judgement; bersikap sabar dan bijak dalam


observasi, menentukan, dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti
yang dikumpulkan.

o Metode (Method)
Terdapat metode yang digunakan untuk menguji hipotesis. Esensi ilmu
terletak pada metodenya.
o Aktivitas (Activity)
Ilmu sebagai aktivitas para ilmuwan, kegiatan dan berbagai usahanya tidak
akan pernah berakhir.
o Kesimpulan (Conclusions)
Kesimpulan menunjukkan hasil pemahaman dan pemecahan masalah yang
dikaji dengan adanya pembenaran dari sikap, metode, dan aktivitas.
o Pengaruh (Effects)
Ilmu yang dihasilkan memiliki pengaruh terhadap ekologi (manusia-
lingkungan) dan terhadap masyarakat (menjadikan nilai-nilai yang
membudaya).
 Tujuan Ilmu Pengetahuan
o Menjelaskan kausalitas
 Menjelaskan sebab-akibat; mengapa suatu peristiwa dapat terjadi.
o Mendeskripsikan
 Memaparkan tentang apa, siapa, di mana, kapan, berapa, bentuk,
susunan, peranan, jenis, dan hal-hal detil lainnya.
o Meretrodiksi
 Memaparkan sesuatu yang diorientasikan ke masa lalu, didasarkan
pada fakta yang ditemukan.
o Memprediksi
 Memaparkan sesuatu yang diorentasikan ke masa depan.

o Mengontrol

 Merekayasa peristiwa atau fenomena alam dengan menggunakan data-


data atau pertimbangan ilmiah.

 Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan


o Berrling
 Berlaku umum
 Otonom
 Ada dasar pembenaran
 Sistematis
 Objektif
o Van Melsen
 Metodis
 Sistematis
 Universal
 Objektif
 Progresif
 Dapat digunakan
 Tanpa pamrih
 Kritis
o Robert Merton
 Universalisme
 Komunisme
 Tanpa pamrih
 Skeptisisme
 Terorganisir
o The Liang Gie
 Empiris
 Sistematis
 Objektif
 Analitis
 Verifikatif

 KRITIK TERHADAP BEBERAPA CIRI ILMU PENGETAHUAN


• Universal
Kurang diterima untuk ilmu-ilmu sosial, budaya, dan humaniora, karena fenomena
sosial budaya di setiap wilayah berbeda.
• Objektif
“Intersubjektif” sebagai istilah pengganti “objektif” dalam konteks sosial budaya,
yakni kebenaran teori diakui dan diterima berdasarkan paradigma atau sudut pandang
yang digunakan. Dapat juga disebut sebagai “objektivitas posisional” (Sen, 1992),
yakni kebenaran didasarkan atas posisi peneliti dan konteks sosial budaya yang
diteliti.
• Tanpa pamrih
Ilmu pengetahuan justru perlu untuk meningkatkan harkat dan martabat.
 Klasifikasi Ilmu
The Liang Gie
1. Ilmu-ilmu metafisis
2. Ilmu-ilmu fisis
3. Ilmu-ilmu biologis
4. Ilmu-ilmu psikologis
5. Ilmu-ilmu sosial
6. Ilmu-ilmu linguistik
7. Ilmu-ilmu interdisipliner
6. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
 Zaman pra yunani kuno
o Di dalam zaman purba secara garis besar ada dua masa yang tercatat, masa itu di
antaranya :
 Masa zaman batu
 Masa 15.000 – kurang lebih 600 tahun sebelum masehi
 Masa Zaman Batu
o Mencakup masa antara 4.000.000 tahun sebelum masehi sampai kira-kira
20.000/10.000 tahun sebelum masehi. Adapun bahan-bahan yang ditemukan pada
zaman ini antara lain :
o Alat-alat dari batu dan tulang.
 Tulang-belulang hewan
 Sisa-sisa beberapa tanaman.
 Gambar dalam gua.
 Tempat-tempat penguburan.
 Tulang belulang manusia purba.
Jika dilihat dari sisi psikologis ada kemampuan-kemampuan yang apabila diurutkan sebagai
berikut:
o Kemampuan mencetuskan konsep tentang alat.
o Kemampuan menghayati dan mengalamiri
o Kemampuan membedakan dan memilih.
o Kemampuan untuk bergerak maju (progres).
Setelah beberapa ratus ribu tahun manusia purba menemukan alat-alat batu, maka disusul
menemukan api, dan perunggu dan besi. Dan akhirnya berhasil mendapatkan tanaman dan
ternak.

 Masa 15.000 – kurang lebih 600 tahun SM


Pada abad ke-6 SM di Yunani muncul lahirnya filsafat, diman kemunculannya disebut
sebagai suatu peristiwa ajaib (the greek miracle).
K. Bertens menuebut ada 3 faktor yang mseakan-akan mendahului lahirnya filsafat, yaitu:
Terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas dimana mite-mite tersebut sudah merupakan
percobaan manusia untuk menjawab pertanyaan2 danalm hati manusia tentang alam.
Kesustraan Yunani, dimana karya puisi Homeros mendapatkan kedudukan yang istimewa dan
dijadikan sebagai semacam buku pendidikan.
Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di Timur Kuno.
Warisan pengetahuan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empirik dan
pelaksanaannya, mendasari kehidupan zaman ini secara luas.
Masa ini diitandai oleh 5 kemampun, yaitu:
Know how dalam kehidupan sehari-hari
Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman. Pengalamna itu diterima sebagai fakta oleh
sikap receptive mind, yang kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut, maka keterangan itu
bersikap mistis, magis, dan religius.
Kemampuan menemukan abjad dan natural number system berbagai jenis siklus, yang kesemuanya
berdasarkan proses abstraksi.
Kemampuan menulis, berhitung, dan menyusun kalender, yang kesemuanya berdasarkan proses
sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
Kemampuan meramalkan berdasarkan peristiwa-peristiwa fisis, misalnya seperti gerhana bulan.

 Zaman yunani kuno


Di dalam zaman ini secara garis besar ada dua masa yang tercatat, masa itu di antaranya :
Zaman Kemasan Filsafat Yunani
Masa Helinistis dan Romawi

 Zaman Kemasan Filsafat Yunani


Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah:
Thales (624-546 SM), Thales, yang dijuluki bapak filsafat, berpendapat bahwa asal alam adalah air.
Anaximandros (610-540 SM), Menurut Anaximandros substansi pertama itu bersifat kekal, tidak
terbatas, dan meliputi segalanya yang dinamakan apeiron, bukan air atau tanah.
Heraklitos (540-480 SM), Heraklitos melihat alam semesta selalu dalam keadaan berubah. Baginya
yang mendasar dalam alam semesta adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya yaitu
api.

Parmenides (515-440 SM), Bertolak belakang dengan Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa
realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah.

Phytagoras (580-500), Phytagoras berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama alam dan
sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak
terbatas.

Protagoras (481-411 SM), memberikan reaksi ketidak puasan terhadap jawaban dari para filosof alam
dan mengalihkan penelitian dari alam ke manusia. Ia berpendapat manusia adalah ukuran kebenaran,
ini merupakan cikal bakal humanisme.
Gorgias (483-375 SM), penginderaan tidak dapat dipercaya. Ia adalah sumber ilusi. Akal juga tidak
mampu meyakinkan kita tentang alam semesta karena akal kita telah diperdaya oleh dilema
subyektifitas.

Socrates (470-399 SM), membuktikan adanya kebenaran obyektif itu dengan menggunakan metode
yang bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan. Menurutnya, kebenaran
universal dapat ditemukan.

Plato (429-347 SM), esensi mempunyai realitas yang ada di alam idea. Kebenaran umum ada bukan
dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.

Aristoteles (384-322 SM), filosof yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoritis (logika,
metafisika, dan fisika) dan praktis (etika, ekonomi, dan politik).

 Masa Helinistis dan Romawi


Sudah berkembang sebuah kebudayaan trans nasional. Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu:
Stoisisme
Epikurisme
Skeptisisme
Elektisisme
Neo Platonisme

 Zaman abab pertengahan


Akal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan (ia
mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan
filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah bersatu dengan Tuhan. Jadi, dalam hidup ini, rasa
itulah satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua manusia. Filsafat rasional dan
sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha yang sia-sia, karena Simplicius, salah
seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama sekali ruang gerak rasional, iman telah menang
mutlak. Karena iman harus mutlak, orang-orang yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal)
harus dimusuhi.

Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuannya
hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ”ancilla theologia” atau abdi agama.
Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua (2):
o Golongan yg menolak sama sekali karena menganggap pemikiran kafir yang tidak
menganggap wahyu.
o Golongan yg menerima, karena manusia ciptaan Tuhan. Mungkin akal tidak dapat
mencapai kebenaran yg sejati, maka akal dapat dibantu oleh wahyu.

Filsafat pada abad pertengahan mengalami dua periode, yaitu:


- Periode Petristik
 Permulaan agama Kristen, Agama Kristen memantapkan diri. Keluar memperkuat
gereja dan kedalam menetapkan dogma-dogma.
 Filsafat Agustinus, Agustinus melihat dogma-dogma sebagai suatu kesekuruhan.
- Periode Skolastik
 Skolastik awal, ditandai oleh pembentukan metode-metode yg lahir karena hubungan
yg rapat antara agama dan filsafat.
 Puncak perkembangan skolastik, ditandai oleh keadaan yg dipengaruhi oleh
Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat dari Arab dan Yahudi.
 Skolastik akhir, ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yg berkembang kearah
nominalisme.
7. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
(Lanjutan…)
 Zaman Renaissance
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya
tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma. Era
kebangkitan kembali pemikiran yg bebas dari dogma-dogma agama.

Tokoh-tokoh terkenal zaman ini antara lain :

Roger bacon, Ungkapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is Power (Pengetahuan


adalah kekuasaan). Pengalaman (empiris) menjadi landasan utama awal dan ujian akhir
bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak untuk mengolah
semua pengetahuan.

Copernicus, teori “heliosentrisme” yang mengatakan bumi dan semua planet


mengelilingi matahairi. Teori ini bertentangan dengan teori “geosentrisme” dari
Ptolomeus dan Hipparchus yg mengatakan bumi adalah pusat tata alam semesta.

Johannes Keppler, menemukan 3 buah hukum:

- Orbit semua planet berbentuk elips bukan circle.

- Dalam waktu yg sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu

melintasi bidang yg luasnya sama.

- Dalam perhitungan matematika terbuktu bahwa bila jarak rata2 dua planet A

dan B dengan matahari adlah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit

masing2 adalah P dan Q maka P2 : Q2 = X3 : Y3

Galileo Galilei, membuat teropong bintang yg terbesar pada masa itu dan mengamati
beberapa peristiwa angkasa secara langsung.

Kelahiran kembali sastra di Inggris, Perancis dan Spanyol diwakili Shakespeare,


Spencer, Rabelais, dan Ronsard.

Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang
diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci.

Ditemukannya benua baru (1492 M) oleh Columbus memberikan dorongan lebih keras
untuk meraih kemajuan ilmu.
 Zaman modern

Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata
terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M . Hal ini ditandai dengan
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.

Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan
berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan
Islam di semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya perang salib dari tahun
1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.

Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M.

Zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena
munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.

Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah :

Rene descartes (1596 m-1650 m), ia di kenal sebagai renatus cartesius, adalah seorang
filsuf dan matematikawan perancis. Descartes kadang di panggil “penemu filsafat
modern” dan “bapak matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi
adalah semuanya tida ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.

Isaac newton (1643 m-1727 m ), adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli


astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai “bapak ilmu
fisika klasik”. Karyanya yang berjudul “philosophiae naturalis principia mathematica
“menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi
pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.

Charles Robert Darwin 1809 m-1882 m), adalah seorang naturalis yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “nenek moyang manusia
adalah kera”.

Joseph John Thompson (1856 m-1940 m), seorang ilmuan dengan penelitiannya yang
membuahkan penemuan elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu
mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga
menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang
berbeda dengan menggunakan sinar positif.
 Zaman kontemporer
Ilmuan-ilmuan yang meninjol di zaman ini anatara lain:

Albert Einstein, Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dankosmologi. Dia dianugerahi
penghargaan nobel dalam fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek
fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi fisika teoretis”. Karyanya yang lain berupa gerak
brownian, efek fotolistrik, dan rumus einstein yang paling dikenal adalah e=mc².

Linus Pauling, mengarang sebuah buku yang berjudul the nature of chemical bond
menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya pauling memuncak
dalam pemodelan fisik dna,“rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James dD Watson,
Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar dna, bahan genetik untuk
mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika
yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam human
genome project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat medis yang
besar.

Dr. Gurdon, dari Universitas Cambridge adalah orang pertama yang melakukan
teknologi ini pada tahun 1961. Gurdon berhasil memanipulasi telur-telur katak sehingga
tumbuh menjadi kecebong kloning. Pada tahun 1993, Dr. Jerry Hall berhasil mengkloning
embrio manusia dengan teknik pembelahan. Pada tahun 1997, Dr. Ian Wilmut berhasil
melakukan kloning mamalia pertama dengan kelahiran domba yang diberi nama Dolly.
Pada tahun yang sama lahir lembu kloning pertama yang diberi mana Gene. Pada tahun
1998, para peneliti di Universitas Hawai yang dipimpin oleh Dr. Teruhiko Wakayama
berhasil melakukan kloning terhadap tikus hingga lebih dari lima generasi. Pada tahun
2000, Prof. Gerald Schatten berhasil membuat kera kloning yang diberi nama Tetra.
Setelah berbagai keberhasilan teknik kloning yang pernah dilakukan, para ahli malah
lebih berencana menerapkan teknik kloning pada manusia.

Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada
zaman ini, yaitu:

Listrik, elektronika (transistor dan ic), robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), tv
dan radio, teknologi nuklir, mesin transportasi, komputer, internet, pesawat terbang,
telepon dan seluler, rekayasa pertanian dan dna, perminyakan, teknologi luar angkasa, ac
dan kulkas, rekayasa material, teknologi kesehatan (laser, ir, usg), fiber optic, dan
fotografi (kamera, video).
8. PRINSIP-PRINSIP METODELOGI

 Pengertian Metodologi
Metodelogi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
menggunakan cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang
sedang dikaji.

 UNSUR-UNSUR METODELOGI

1. Interpretasi (menafsirkan)

 Yaitu menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif untuk
mencapai kebenaran yang autentik. Diharapkan manusia dapat memperoleh pengertian
dan pemahaman.

Contoh : Sebagaimana seseorang dalam menafsirkan Al-Qur’an, tentu ada syarat-syarat


yang harus dipenuhi terlebih dahulu seperti harus memahami kaidah bahasa Arab, ilmu
tafsir, dan juga perilaku yang baik akidahnya

2. Deduksi dan Induksi

 Yakni meliputi observasi, induksi, dedukasi, kajian dan evalusasi tahapan. Pada siklus
ini bentuk tersendiri dalam penelitian filsafat, berhubungan dengan sifat-sifat objek
formal yang istimewa, yaitu manusia.

Contoh : Induksi : Teknik sipil belajar ilmu pendidikan pancasila

                      Teknik informatika belajar ilmu pendidikan pancasila

                      Teknik elektro belajar ilmu pendidikan pancasila

      Kesimpulan : setiap teknik belajar ilmu pendidikan Pancasila

Contoh : Deduksi : Semua manusia pasti butuh makanan

Dani adalah manusia

Jadi dani butuh makanan

3. Koherensi intern

 Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan
menunjukkan semua unsur struktural dilihat dalam suatu struktur yang konsisten,
sehingga benar benar merupakan internal struktur.
Contoh :  pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel),
tempat (lokasi), dan waktu (kala)

4.  Holistika

 Yaitu sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan konsep
pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting daripada
bagian yang membentuk nya

Contoh : Ada kasus anak SD yang motivasi belajar nya di sekolah rendah.dengan berfikir
holistik yang dijadikan reasoning kita bukan hanya karena anak itu malas.

5. Kesinambungan Historis

 Yaitu dalam mempelajari sejarah kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa
sejarah sejak adanya manusia samapi sekarang merupakan peristiwa-peristiwa yang
berkelanjutan.

Contoh : Dalam film Waking Ned Devine (1988), ketika dua tokoh film ini, Jackie dan
Michael, sedang berjalan dalam hujan menuju rumah Ned. Ketika disorot dari depan,
payung yang mereka gunakan berwarna hitam. Namun dari sudut kamera lain, payung itu
berwarna beige.

6. Idealisasi

 Yaitu idealisasi merupakan proses untuk membuat proses untuk membuat ideal ,
artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang sempurna.

Contoh : Geometri melibatkan proses idealisasi karena mempelajari entitas, bentuk, dan
angka yang ideal. Lingkaran , bola , garis lurus, dan sudut sempurna adalah abstraksi
yang membantu kita memikirkan dan menyelidiki dunia.

7. Komparasi

 Adalah usaha untuk memperbandingkan sifat hakikat dalam objek penelitian sehingga
dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam.

Contoh : Dimisalkan kita ingin membuktikan adanya Tuhan berdasarkan susunan dunia
tempat kita hidup. Dalam hal ini mengatakan sebagai berikut. Perhatikanlah sebuah jam.
Seperti halnya dunia, jam tersebut juga merupakan mekanisme yang terdiri dari bagian-
bagian yang sangat erat hubungnya satu sama lain. Kiranya tidak seorangpun
beranggapan bahwa sebuah jam dapat membuat dirinya sendiri atau terjadi secara
kebetulan. Dengan demikian secara analogi adanya dunia juga menunjukan ada
pembuatnya. Karena dunia kita sangat rumit susunannya dan bagian-bagianya
berhubungan sangat erat satu sama lain dengan baik.

8. Heuristika

 Heuristik, maksudnya adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan


sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau
kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.

Contoh : Masyarakat akan dengan cepat mengasumsikan seseorang sebagai orang jahat/
preman jika orang tersebut adalah laki-laki gondrong yang memakai baju sobek-sobek
dan tidak rapi dengan tato di mana-mana.

9. Analogikal

 Adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang di ekspresikan dalam fakta dan
data. Dengan demikian akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas
dengan yang lebih luas.

Contoh :

“Berada di dalam kelas ini, seperti berada di dalam pasar tradisional”

Kalimat di atas adalah sebuah pernyataan yang ingin menggambarkan sebuah kelas yang
ramai dan berisik seperti pasar tradisional. Pada kalimat itu, suasana kelas yang ramai
dianalogikan dengan pasar tradisional

10. Deskripsi

 Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan


memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

 Pandangan Tentang Prinsip-Prinsip Metodologi


A. Rene Descartes
o   Membicarakan masalah ilmu-imu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat
yang umumnya dimiliki semua orang.
o   Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yangakan dipergunakan dalam
aktivitas ilmiah.
o   Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan
metode.
o   Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra.
o   Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia.
o   Adanya dua jenis pengetahuan : pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis.
 
B. Alfred Jules Ayer
o   Penganut paham positivisme (verifikasi) : sesuatu yang tidak dapat diukur itu tidak
mempunyai makna.
o   Ayer meperluas prinsip verifikasi tersebut : prinsip verifikasi itu merupakan
pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat
ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak.
o   Suatu cara yang sederhana untuk merumuskan hal itu adalah dengan mengatakan
bahwa suatu kalimat mengandung makna, jika dan hanya jika proposisi yang
diungkapkan itu dapat dianalisis atau dapat diverifikasi secara empiris.
o   Verifable dalam arti lunak : jika suatu proposisi itu mengandung kemungkinan
bagi pengalaman atau merupakan pengalaman yang memungkinkan.
 
C. Karl Raimund Popper
o   prinsip falsifikasi : sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.
o   Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat
dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori ilmiah selalu bersifat hipotesis,
tidak kebenaran terakhir.
o   Popper menolah cara kerja induksi ( Pengamatan -> hipotesis -> bukti empiris ->
jika benar, hipotesis menjadi hukum) , terutama pada asas verifikasi, bahwa sebuah
pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti – bukti pengamatan empiris.
o   Popper mengajukan prinsip FALSIFIABILITAS. Sebuah hipotesis, hukum atau
teori kebenarannya hanya bersifat sementara, sejauh belum ditemukan kesalahan –
kesalahan yang ada.
o   Saat salah satu unsur hipotesis yang dibuktikan salah untuk digantikan dengan
unsur baru yang lain, sehingga hipotesis telah disempurnakan.
o   Menurutnya apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan segala penyangkalan,
maka hipotesis tersebut semakin diperkokoh.
  
D. Michael Polanyi
o   Pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif masyarakat ilmiah
yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan terungkapnya
kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi.
o   Polanyi mengkritik Positivisme : objektifitas sebagai tujuan. Tujuan dapat dicapai
dengan syarat bahwa fakta yang diteliti, metode yang dipakai untuk memahami realitas,
serta pembuktian yang  dipakai untuk menguji kebenaran harus lepas dari personalitas
manusia.
o   Polanyi menekankan betapa pentingnya penemuan (discovery) dalam ilmu
pengetahuan, tidak sekedar verifikasi.
o   Polanyi merintis suatu model perkembangan baru ilmu-ilmu dengan memadukan
secara jernih antara nilai dan fakta, sehingga ilmu-ilmu dkembangkan dapat sejalan
dengan perkembangan masyarakat.
9. TEORI KEBENARAN

 Apakah arti kebenaran?


 Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta):Keadaan yang benar; sesuatu yang
benar; kejujuran; perkenanan; jalan kebetulan.
 Jawaban dari kebenaran tergantung pada kriteria seseorang/kelompok dalam
menentukan kebenaran.

 Jenis-jenis Kebenaran
Jenis-jenis kebenaran menurut A.M.W. Pranarka (1987):
1. Kebenaran Epistemologikal (kebenaran hubungannya dengan pengetahuan
manusia)
2. Kebenaran Ontologikal (kebenaran sebagai sifat dasar yang ada dalam objek
pengetahuan itu sendiri)
3. Kebenaran Semantikal / Kebenaran Moral (Kebenaran berdasarkan kebebasan
manusia dalam menggunakan tutur kata dan bahasanya terlepas dari benar atau tidak
kebenaran tersebut berdasarkan kebenaran epistemologikal maupun ontologikal.

 Sifat Kebenaran
Sifat kebenaran dibedakan menjadi 3, yakni:
1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan.
2. Kebenaran berkaitan dengan cara dan alat yang digunakan dalam membangun
pengetahuan (penginderaan/rasio/intuisi/keyakinan).
3. Kebenaran berkaitan dengan adanya ketergantungan terjadinya pengetahuan.
(hubungan antara subjek dengan objeknya) (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996)

 TEORI KORESPONDENSI
 Suatu pernyataan dianggap benar apabila sesuai dengan fakta yang terjadi pada objek
yang dimaksud.
 Terdapat bukti-bukti empiris yang mendukung.
 5 unsur dalam teori korespondensi:
a. Pernyataan
b. Persesuaian
c. Situasi
d. Kenyataan
e. Putusan
 Tokoh: Bertrand Russell (1872-1970)
 Kebenaran = Fakta

 Teori Koherensi
Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang sama dan dianggap benar.
Jika pernyataan ini bertentangan dengan data terbaru atau teori lama yang benar, maka
pernyataan ini dianggap gugur.
Tokoh: Plato, Aristoteles, Spinoza, Hegel
Kebenaran = Konsistensi

 Teori Pragmatis
o Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut atau konsekuensi
dari pernyataan tersebut memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
o Teori ini menentukan kebenaran ilmiah berdasarkan perspektif waktu.
o Dalam teori pragmatis, suatu pernyataan ilmiah dapat gugur apabila sudah tidak
dapat memiliki kegunaan praktis karena perkembangan ilmu itu sendiri yang
menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
o Tokoh: Charles S. Peirce (1839-1914)
o Dikembangkan oleh William James, John Dewey, George Herbert Mead, C.I.
Lewis.

 Teori Pragmatis
 Unsur-unsur kebenaran dalam teori pragmatis:
a. Kegunaan (utility)
b. Dapat dikerjakan (workability)
c. Akibat atau pengaruh yang memuaskan (satisfactory consequences)
 Kebenaran = Kegunaan Praktis

 Teori Performatif
o Suatu pernyataan dianggap benar apabila diputuskan atau dikemukakan oleh
pemegang otoritas tertentu.
o Kebenarannya terkadang bertentangan dengan bukti empiris dan tidak menggunakan
rasio.
o Kebenarannya dapat gugur apabila ada pergantian pemegang otoritas baru yang
merubah pernyataan sebelumnya.
o Kebenaran = Pemegang Otoritas
 Teori Konsesus
 Suatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari kesepakatan bersama.
 Syarat-syarat mencapai kesepakatan harus dipenuhi.
 Kebenaran = Konsensus / kesepakatan
 Jurgen Habermas mengemukakan syarat-syarat dalam mencapai konsensus.
a. Kesepahaman (apa yang dibicarakan dapat dipahami)
b. Diskursus/wacana (ada dialog antar ide)
c. Ketulusan/Kejujuran (semua kepentingan dikemukakan sehingga ada keterbukaan)
d. Otoritas (orang yang terlibat dalam konsensus memiliki kewenangan untuk itu
sehingga keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai