Kelas: X7E
NPM: 201743501167
ARTI FILSAFAT
Etimologi
o Bahasa Yunani
o Filsafat = Philosophia, Philosophia = Philos + Sophia, Philos = Berpikir / Cinta,
Sophia = Kebijaksanaan
o Filsafat = Berpikir dengan kebijaksanaan / cinta kepada kebijaksanaan
Terminologi
o Pendapat para ahli:
o Plato
“Pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.”
(Surajiyo, 2009: 3)
o Aristoteles
“Ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
(filsafat keindahan).” (Surajiyo, 2009: 3)
o Al Farabi
“Ilmu (Pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.”(Surajiyo, 2009: 4)
o Immanuel Kant
“Ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan,
yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.” (Surajiyo, 2009: 4)
ARTI FILSAFAT
Hal-hal Kongkrit
OBJEK FILSAFAT
Objek Material
Objek Formal
o Dari sudut pandang mana objek material disorot.
o Membahas objek material secara menyeluruh untuk mencapai hakikatnya.
TUJUAN FILSAFAT
• Memperoleh hakikat atau makna yang sebenarnya atau secara mendalam dari suatu objek.
KEGUNAAN FILSAFAT
• Pedoman bagi setiap individu untuk berpikir, bersikap, dan bertindak secara sadar.
• Menumbuhkan pondasi yang kuat bagi individu ketika menghadapi berbagai persoalan.
CIRI-CIRI FILSAFAT
• Menyeluruh / komprehensif
• Mendasar
• Spekulatif
• Universal (umum)
• Koheren (logis)
• Sistematik (teratur)
ASAL FILSAFAT
Keheranan
Kesangsian
Kesadaran akan keterbatasan
PERAN FILSAFAT
CABANG-CABANG FILSAFAT
Keberadaan
o Metafisika
Pengetahuan
o Epistemologi
o Logika
Nilai-nilai
o Etika
o Estetika
3. FILSAFAT PENGETAHUAN
(EPISTEMOLOGY)
Epistemologi
Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti pengetahuan dan
‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata
kerja epistamai, artinya menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam
kedudukan setepatnya (theory of knowledge).
Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan,
asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan keshahihan pengetahuan.Jadi objek
material epistemology adalah pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan
itu.Jadi sistematika penulisan epistemologi adalah arti pengetahuan, terjadinya pengetahuan,
jenis-jenis pengetahuan dan asal-usul pengetahuan.
M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan.
Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan
sasaran pengetahuan. Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup
pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya,
bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai
ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya.
Pengaruh Epistemologi
Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial.
Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu
mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari
keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka.
Epistemologi juga membekali daya kritik yang tinggi terhadap konsep-konsep atau teori-teori
yang ada
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek disamakan dengan tujuan,
sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur. Jika diamati secara cermat, sebenarnya objek
tidak sama dengan tujuan. Objek sama dengan sasaran sedangkan tujuan hampir sama dengan
harapan. Meskipun berbeda, tetapi antara objek dan tujuan memiliki hubungan yang
berkesinambungan, sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya tujuan.
Landasan Epistemologi
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun
pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan bisa disebut ilmu yang tercantum dalam metode ilmiah.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera mempunyai metode tersendiri dalam
teori pengetahuan,diantaranya adalah:
1. Metode deduktif : Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau
jeneralisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk
menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Misalnya: petani selalu rugu dalam
mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta tentang angka-angka produksi
dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.
2. Metode Induktif
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-
fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau
jeneralisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di
dalam penelitian linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa
demikian? Karena linguistic termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:
Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-
positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an.
Positivisme Logis berpendapat bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan
sains. Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah
pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali
4. Metode Kontemplatif : etode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan manusia
untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkanpun akan berbeda-beda
seharusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan
yang lewat ini bisa diperoleh dengan cara seperti yang dilakukan Imam Al-Ghaali.
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional
dan intelektualitas. Tampaknya memahami tiba-tiba datang dari dunia lain dan keluar dari
kesadaran. Misalnya, seseorang tiba-tiba dipaksa untuk membaca buku. Rupanya, dalam buku
menemukan informasi yang dicarinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa
ia harus pergi ke suatu tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang
mengubah hidupnya. Tapi tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psi. Sebagian intuisi bisa
dijelaskan sebab-akibat.
A. LOGIKA
B. PENGETAHUAN
C. ILMU
ARTI PENGETAHUAN
MENURUT BAHM (RIZAL MUSTANSYIR DKK, 2001) ADA 8 HAL PENTING YANG YANG
BERFUNGSI MEMBENTUK STRUKTUR PIKIRAN MANUSIA,
• Hasrat (desires), Hasrat muncul dari kebutuhan jasmani (nahfsu makan, minum, istirahat,
tidur) hasrat diri (keinginan pada obyek, kesenangan).
• Mengatur (organizes), Setiap pikiran adalah suatu organism yang teratur dalam diri
seseorang.
TERJADINYA PENGETAHUAN
• Nalar (reason), Salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih
dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
• Otoritas (authority), Kekuasaan yang syah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh
kelompoknya.
• Intuisi (intuition), Kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan
dengan tanpa suatu rangsangan untuk membuat peryataan yang berupa pengetahuan.
• Wahyu (revelation), Wahyu merupakan salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal
sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.
• Keyakinan (faith), Kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui
kepercayaan.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
• pengetahuan ilmiah, Senenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan mengunakan
metode ilmiah.
• Pengetahuan pistis (pistis), Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia
kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.
• Pengetahuan matematik (dianoya), Tingkatan yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya
terletak pada fakta atau obyek yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimna cara
berfikirnya.
ASAL-USUL PENGETAHUAN
Dari mana pengetahuan itu berasal dan apa yg diyakini sebagai kebeneran bisa dilihat dari aliran
dalam pengetahuan. Dari aliran ini tampak jelas bagaimana pengatahuan itu berasal. Aliran itu yakni:
• Rasionalisme, Sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal).
• Kritisme, peranan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) sama pentingnya dalam memperoleh
pengetahuan. Hal ini nampak jelas dalam pengetahuan apriori dan aposteriori.
• Positivisme, Segala ilmu pengetahuan adalah mengetahui untuk dapat melihat ke masa depan.
Metode ilmiah
• Metode penyelidikan ilmiah, Metode ini terbagi menjadi dua, yaitu metode penyelidikan yang
berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertical atau yang berbentuk garis
lurus atau metode linier.
1. Bahasa ilmiah
• Bahasa alami, Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alami
dibedakan atas dua macam, yakni bahasa isyarat dan bahasa biasa.
• Bahasa buatan, Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu.
• Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang
keduanya sebagai sarana berfikir deduktif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
artificial, yakni murni bahasa buatan. Matematika dan logika sebagai sarana berfikir
deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalaraanya,
sedangkan matematika sudah jauh lebih terperinci.
• Secara etimologi kata statistic berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris), yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan Negara. PADA PERKEMBANGAN SELANJUTNYA ARTI
KATA SATATISTIK HANYA DIBATASI PADA KUMPULAN BAHAN
KETERANGAN YANG BERWUJUD ANGKA.
Ditinjau dari segi terminology, statistic mengandung berbagai macam pengertian (Amsal Bakhtiar,
2004) yaitu sebagai berikut:
• Istilah statistic dewasa ini dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan memperkembanngkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan
statistic.
Logika dan statistic mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif untuk mencari konsep yang
berlaku umum. Penalaran induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak pada sejumlah hal khusus
untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah, maka secara berurutan sebagai
proses penalaran dapatlah disusun sebagai berikut: observasi dan eksperimen, hipotesis ilmiah,
vertifikasi dan pengukuhan,teori dan hukum ilmiah.
peran statistik dalam kegiatan penelitian ilmiah (dalam Hartono Kasmadi,dkk) dapat dikemukakan
sebagai berikut:
• Memandu peneliti untuk menganut tata pikir dan tata kerja yang definitif dan eksak.
• Menyajikan cara-cara meringkas data ke dalam bentuk yang bermakna lebih banyak dan lebih
mudah mengerjakannya.
• Memberikan dasar – dasar untuk menarik kesimpulan melalui proses yang mengikuti tata cara
yang diterima oleh ilmu.
• Memberikan landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang bagaimana suatu gejala akan
terjadi dalam kondisi yang telah diketahui.
• Memungkinkan peneliti menganalisis, menguraikan sebab akibat yang kompleks dan rumit,
andai kata tanpa statistic hal itu merupakan peristiwa yang mmbingungkan dan bakal tidak
dapat diuraikan.
4. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
o Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
katakan dan mengatakan apa yang Anda lihat
o Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah, yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilahphilosophy, adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia.
Kata philosopia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang
berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang khusus dari seorang filsuf adalah
pecinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh
Pyhthagoras (496-582 SM).
o Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-Farabi
mengartikan filsafat sebagai ilmu tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya. Ibnu Rusyd mengartikan filsafat sebagai ilmu yang perlu
dikaji oleh manusia karena dia dikaruniai akal. Immanuel Kant mengartikan filsafat
sebagai ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya
mencakup masalah epistimologi yang menjawab persoalan apa yang dapat kita
ketahui.
o Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan
karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu,
biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu lalu menyimpulkan sendiri.
adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada . Tentang obyek material ini
banyak yang sama dengan obyek material sains
Sains menyelidiki obyek material yang empiris, filsafat menyelidiki obyek yang itu juga,
tetapi bukan bagian yang empiris, melainkan bagian yang abstraknya.
Obyek material filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti hari akhir,
yaitu obyek materia yang untuk selama-lamanya tidak empiris. Hal itu berarti bahwa
filsafat mempelajari apa saja yang menjadi isi alam semesta mulai dari mineral (benda
mati), benda hidup (vegetativa, animalia, dan manusia), dan causaprima (sang Pencipta).
Selanjutnya obyek ini sering disebut pula sebagai realitas atau kenyataan (the reality).
adalah sudut pandang atau pendekatan yang digunakan oleh filsafat dalam mengkaji
obyek materia. Obyek formal dari filsafat adalah berpikr radikal, bebas, dan berada dalam
dataran makna untuk mencari hakekat segala sesuatu yang terdapat dalam obyek materia
(yaitu alam, manusia, dan Tuhan).
Landasan Obyek Formal
1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi
Ontologi
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan
kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau
abstrak.
Eoistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat
dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta
pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa
dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Mereka
mengandaliakan begitu saja bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun
beberapa di antara mereka menyarankan bahwa pengetahuan mengenai struktur
kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-
sumber lainya.
Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“.
Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek
formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula
bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik
dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.
Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah dan struktur logis, dari sistem
perlambang ilmuah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori
pengetahuan, dan teori umum tentang tanda.
Aneka telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu dan iplikasinya
bagi suatu teori alam semesta seperti misalnya idealisme, materialisme,
monisme atau pluralisme
o Peter Angeles
Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur
perlambangnya.
o Marx Wartofsky
o Ernest Nagel
Metodologi
Hal-hal yang diperbincangkan ialah mengenai sifat dasar dari penjelasan ilmiah,
logika penemuan, teori probabilitas, dan teori pengukuran.
Landasan ilmu-ilmu
Ontologi
Victor Lenzen
Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”
yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan
yang ada di luar dirinya.
Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap
sempit dan tertutup.
Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
5. ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
o Pengetahuan
Keseluruhan pemikiran, ide, gagasan, dan pemahaman yang dimiliki manusia
tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
o Ilmu Pengetahuan
Jenis pengetahuan yang memiliki ciri-ciri dan metode serta sistematika
tertentu.
Pengertian Ilmu Pengetahuan
o The Liang Gie
Rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
4 Bentuk Pernyataan Mengenai Objek
The Liang Gie
o Deskripsi; menjelaskan hal-hal terperinci (bentuk,
susunan, jenis, peranan, dll.).
o Preskripsi; menjelaskan tata aturan atau apa yang
seharusnya/sebaiknya dilakukan pada objek yang
dimaksud. Contoh: Ilmu pendidikan terdapat petunjuk
cara mengajar yang baik dalam kelas.
o Eksposisi pola; menjelaskan pola dalam sekumpulan
sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lain dari
fenomena yang ditelaah. Contoh: Antropologi
dipaparkan pola kebudayaan suku; Sosiologi dipaparkan
pola perubahan masyarakat desan menjadi kota.
o Rekonstruksi Historis; menjelaskan pernyataan yang
menggambarkan atau menceritakan dengan pejelasan
tentang suatu hal pada masa lampau baik secara ilmiah
maupun karena campur tangan manusia.
o Bahm
Ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen,
yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas
(activity), kesimpulan (conclution), dan pengaruh (effects).
Enam Komponen Ilmu Pengetahuan
o Masalah (Problem)
Masalah yang diteliti bersifat ilmiah; yakni dapat dikomunikasikan, dapat
diuji, dan memiliki sikap ilmiah.
o Sikap (Attitude)
Curiosity; rasa ingin tahu yang mendalam terhadap objek yang diteliti.
o Metode (Method)
Terdapat metode yang digunakan untuk menguji hipotesis. Esensi ilmu
terletak pada metodenya.
o Aktivitas (Activity)
Ilmu sebagai aktivitas para ilmuwan, kegiatan dan berbagai usahanya tidak
akan pernah berakhir.
o Kesimpulan (Conclusions)
Kesimpulan menunjukkan hasil pemahaman dan pemecahan masalah yang
dikaji dengan adanya pembenaran dari sikap, metode, dan aktivitas.
o Pengaruh (Effects)
Ilmu yang dihasilkan memiliki pengaruh terhadap ekologi (manusia-
lingkungan) dan terhadap masyarakat (menjadikan nilai-nilai yang
membudaya).
Tujuan Ilmu Pengetahuan
o Menjelaskan kausalitas
Menjelaskan sebab-akibat; mengapa suatu peristiwa dapat terjadi.
o Mendeskripsikan
Memaparkan tentang apa, siapa, di mana, kapan, berapa, bentuk,
susunan, peranan, jenis, dan hal-hal detil lainnya.
o Meretrodiksi
Memaparkan sesuatu yang diorientasikan ke masa lalu, didasarkan
pada fakta yang ditemukan.
o Memprediksi
Memaparkan sesuatu yang diorentasikan ke masa depan.
o Mengontrol
Parmenides (515-440 SM), Bertolak belakang dengan Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa
realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah.
Phytagoras (580-500), Phytagoras berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama alam dan
sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak
terbatas.
Protagoras (481-411 SM), memberikan reaksi ketidak puasan terhadap jawaban dari para filosof alam
dan mengalihkan penelitian dari alam ke manusia. Ia berpendapat manusia adalah ukuran kebenaran,
ini merupakan cikal bakal humanisme.
Gorgias (483-375 SM), penginderaan tidak dapat dipercaya. Ia adalah sumber ilusi. Akal juga tidak
mampu meyakinkan kita tentang alam semesta karena akal kita telah diperdaya oleh dilema
subyektifitas.
Socrates (470-399 SM), membuktikan adanya kebenaran obyektif itu dengan menggunakan metode
yang bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan. Menurutnya, kebenaran
universal dapat ditemukan.
Plato (429-347 SM), esensi mempunyai realitas yang ada di alam idea. Kebenaran umum ada bukan
dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.
Aristoteles (384-322 SM), filosof yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoritis (logika,
metafisika, dan fisika) dan praktis (etika, ekonomi, dan politik).
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuannya
hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.
Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ”ancilla theologia” atau abdi agama.
Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua (2):
o Golongan yg menolak sama sekali karena menganggap pemikiran kafir yang tidak
menganggap wahyu.
o Golongan yg menerima, karena manusia ciptaan Tuhan. Mungkin akal tidak dapat
mencapai kebenaran yg sejati, maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
- Dalam waktu yg sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu
- Dalam perhitungan matematika terbuktu bahwa bila jarak rata2 dua planet A
dan B dengan matahari adlah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
Galileo Galilei, membuat teropong bintang yg terbesar pada masa itu dan mengamati
beberapa peristiwa angkasa secara langsung.
Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang
diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci.
Ditemukannya benua baru (1492 M) oleh Columbus memberikan dorongan lebih keras
untuk meraih kemajuan ilmu.
Zaman modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata
terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M . Hal ini ditandai dengan
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.
Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan
berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan
Islam di semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya perang salib dari tahun
1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.
Zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena
munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.
Rene descartes (1596 m-1650 m), ia di kenal sebagai renatus cartesius, adalah seorang
filsuf dan matematikawan perancis. Descartes kadang di panggil “penemu filsafat
modern” dan “bapak matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi
adalah semuanya tida ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.
Charles Robert Darwin 1809 m-1882 m), adalah seorang naturalis yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “nenek moyang manusia
adalah kera”.
Joseph John Thompson (1856 m-1940 m), seorang ilmuan dengan penelitiannya yang
membuahkan penemuan elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu
mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga
menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang
berbeda dengan menggunakan sinar positif.
Zaman kontemporer
Ilmuan-ilmuan yang meninjol di zaman ini anatara lain:
Albert Einstein, Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dankosmologi. Dia dianugerahi
penghargaan nobel dalam fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek
fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi fisika teoretis”. Karyanya yang lain berupa gerak
brownian, efek fotolistrik, dan rumus einstein yang paling dikenal adalah e=mc².
Linus Pauling, mengarang sebuah buku yang berjudul the nature of chemical bond
menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya pauling memuncak
dalam pemodelan fisik dna,“rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James dD Watson,
Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar dna, bahan genetik untuk
mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika
yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam human
genome project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat medis yang
besar.
Dr. Gurdon, dari Universitas Cambridge adalah orang pertama yang melakukan
teknologi ini pada tahun 1961. Gurdon berhasil memanipulasi telur-telur katak sehingga
tumbuh menjadi kecebong kloning. Pada tahun 1993, Dr. Jerry Hall berhasil mengkloning
embrio manusia dengan teknik pembelahan. Pada tahun 1997, Dr. Ian Wilmut berhasil
melakukan kloning mamalia pertama dengan kelahiran domba yang diberi nama Dolly.
Pada tahun yang sama lahir lembu kloning pertama yang diberi mana Gene. Pada tahun
1998, para peneliti di Universitas Hawai yang dipimpin oleh Dr. Teruhiko Wakayama
berhasil melakukan kloning terhadap tikus hingga lebih dari lima generasi. Pada tahun
2000, Prof. Gerald Schatten berhasil membuat kera kloning yang diberi nama Tetra.
Setelah berbagai keberhasilan teknik kloning yang pernah dilakukan, para ahli malah
lebih berencana menerapkan teknik kloning pada manusia.
Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada
zaman ini, yaitu:
Listrik, elektronika (transistor dan ic), robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), tv
dan radio, teknologi nuklir, mesin transportasi, komputer, internet, pesawat terbang,
telepon dan seluler, rekayasa pertanian dan dna, perminyakan, teknologi luar angkasa, ac
dan kulkas, rekayasa material, teknologi kesehatan (laser, ir, usg), fiber optic, dan
fotografi (kamera, video).
8. PRINSIP-PRINSIP METODELOGI
Pengertian Metodologi
Metodelogi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
menggunakan cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang
sedang dikaji.
UNSUR-UNSUR METODELOGI
1. Interpretasi (menafsirkan)
Yaitu menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif untuk
mencapai kebenaran yang autentik. Diharapkan manusia dapat memperoleh pengertian
dan pemahaman.
Yakni meliputi observasi, induksi, dedukasi, kajian dan evalusasi tahapan. Pada siklus
ini bentuk tersendiri dalam penelitian filsafat, berhubungan dengan sifat-sifat objek
formal yang istimewa, yaitu manusia.
3. Koherensi intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan
menunjukkan semua unsur struktural dilihat dalam suatu struktur yang konsisten,
sehingga benar benar merupakan internal struktur.
Contoh : pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel),
tempat (lokasi), dan waktu (kala)
4. Holistika
Yaitu sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan konsep
pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting daripada
bagian yang membentuk nya
Contoh : Ada kasus anak SD yang motivasi belajar nya di sekolah rendah.dengan berfikir
holistik yang dijadikan reasoning kita bukan hanya karena anak itu malas.
5. Kesinambungan Historis
Yaitu dalam mempelajari sejarah kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa
sejarah sejak adanya manusia samapi sekarang merupakan peristiwa-peristiwa yang
berkelanjutan.
Contoh : Dalam film Waking Ned Devine (1988), ketika dua tokoh film ini, Jackie dan
Michael, sedang berjalan dalam hujan menuju rumah Ned. Ketika disorot dari depan,
payung yang mereka gunakan berwarna hitam. Namun dari sudut kamera lain, payung itu
berwarna beige.
6. Idealisasi
Yaitu idealisasi merupakan proses untuk membuat proses untuk membuat ideal ,
artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang sempurna.
Contoh : Geometri melibatkan proses idealisasi karena mempelajari entitas, bentuk, dan
angka yang ideal. Lingkaran , bola , garis lurus, dan sudut sempurna adalah abstraksi
yang membantu kita memikirkan dan menyelidiki dunia.
7. Komparasi
Adalah usaha untuk memperbandingkan sifat hakikat dalam objek penelitian sehingga
dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam.
Contoh : Dimisalkan kita ingin membuktikan adanya Tuhan berdasarkan susunan dunia
tempat kita hidup. Dalam hal ini mengatakan sebagai berikut. Perhatikanlah sebuah jam.
Seperti halnya dunia, jam tersebut juga merupakan mekanisme yang terdiri dari bagian-
bagian yang sangat erat hubungnya satu sama lain. Kiranya tidak seorangpun
beranggapan bahwa sebuah jam dapat membuat dirinya sendiri atau terjadi secara
kebetulan. Dengan demikian secara analogi adanya dunia juga menunjukan ada
pembuatnya. Karena dunia kita sangat rumit susunannya dan bagian-bagianya
berhubungan sangat erat satu sama lain dengan baik.
8. Heuristika
Contoh : Masyarakat akan dengan cepat mengasumsikan seseorang sebagai orang jahat/
preman jika orang tersebut adalah laki-laki gondrong yang memakai baju sobek-sobek
dan tidak rapi dengan tato di mana-mana.
9. Analogikal
Adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang di ekspresikan dalam fakta dan
data. Dengan demikian akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas
dengan yang lebih luas.
Contoh :
Kalimat di atas adalah sebuah pernyataan yang ingin menggambarkan sebuah kelas yang
ramai dan berisik seperti pasar tradisional. Pada kalimat itu, suasana kelas yang ramai
dianalogikan dengan pasar tradisional
10. Deskripsi
Jenis-jenis Kebenaran
Jenis-jenis kebenaran menurut A.M.W. Pranarka (1987):
1. Kebenaran Epistemologikal (kebenaran hubungannya dengan pengetahuan
manusia)
2. Kebenaran Ontologikal (kebenaran sebagai sifat dasar yang ada dalam objek
pengetahuan itu sendiri)
3. Kebenaran Semantikal / Kebenaran Moral (Kebenaran berdasarkan kebebasan
manusia dalam menggunakan tutur kata dan bahasanya terlepas dari benar atau tidak
kebenaran tersebut berdasarkan kebenaran epistemologikal maupun ontologikal.
Sifat Kebenaran
Sifat kebenaran dibedakan menjadi 3, yakni:
1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan.
2. Kebenaran berkaitan dengan cara dan alat yang digunakan dalam membangun
pengetahuan (penginderaan/rasio/intuisi/keyakinan).
3. Kebenaran berkaitan dengan adanya ketergantungan terjadinya pengetahuan.
(hubungan antara subjek dengan objeknya) (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996)
TEORI KORESPONDENSI
Suatu pernyataan dianggap benar apabila sesuai dengan fakta yang terjadi pada objek
yang dimaksud.
Terdapat bukti-bukti empiris yang mendukung.
5 unsur dalam teori korespondensi:
a. Pernyataan
b. Persesuaian
c. Situasi
d. Kenyataan
e. Putusan
Tokoh: Bertrand Russell (1872-1970)
Kebenaran = Fakta
Teori Koherensi
Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang sama dan dianggap benar.
Jika pernyataan ini bertentangan dengan data terbaru atau teori lama yang benar, maka
pernyataan ini dianggap gugur.
Tokoh: Plato, Aristoteles, Spinoza, Hegel
Kebenaran = Konsistensi
Teori Pragmatis
o Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut atau konsekuensi
dari pernyataan tersebut memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
o Teori ini menentukan kebenaran ilmiah berdasarkan perspektif waktu.
o Dalam teori pragmatis, suatu pernyataan ilmiah dapat gugur apabila sudah tidak
dapat memiliki kegunaan praktis karena perkembangan ilmu itu sendiri yang
menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
o Tokoh: Charles S. Peirce (1839-1914)
o Dikembangkan oleh William James, John Dewey, George Herbert Mead, C.I.
Lewis.
Teori Pragmatis
Unsur-unsur kebenaran dalam teori pragmatis:
a. Kegunaan (utility)
b. Dapat dikerjakan (workability)
c. Akibat atau pengaruh yang memuaskan (satisfactory consequences)
Kebenaran = Kegunaan Praktis
Teori Performatif
o Suatu pernyataan dianggap benar apabila diputuskan atau dikemukakan oleh
pemegang otoritas tertentu.
o Kebenarannya terkadang bertentangan dengan bukti empiris dan tidak menggunakan
rasio.
o Kebenarannya dapat gugur apabila ada pergantian pemegang otoritas baru yang
merubah pernyataan sebelumnya.
o Kebenaran = Pemegang Otoritas
Teori Konsesus
Suatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari kesepakatan bersama.
Syarat-syarat mencapai kesepakatan harus dipenuhi.
Kebenaran = Konsensus / kesepakatan
Jurgen Habermas mengemukakan syarat-syarat dalam mencapai konsensus.
a. Kesepahaman (apa yang dibicarakan dapat dipahami)
b. Diskursus/wacana (ada dialog antar ide)
c. Ketulusan/Kejujuran (semua kepentingan dikemukakan sehingga ada keterbukaan)
d. Otoritas (orang yang terlibat dalam konsensus memiliki kewenangan untuk itu
sehingga keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.