Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN BIDANG-BIDANG

FILSAFAT
(EPISTOMOLOGI)

Oleh Kelompok 9
1. LOGA SANJAYA = 2211000420072
3. HARIZA YUNAINI = 2221000420119
4. BULQIS LEYLA = 2221000420118
"EPISTEMOLOGI (FILSAFAT PENGETAHUAN)"
Pengertian Epistemologi
EPISTEMOLOGI Istilah “Epistemologi”
berasal dari bahasa Yunani yaitu
“episteme” yang berarti pengetahuan dan
‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau
ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa
Yunani berasal dari kata kerja epistamai,
artinya menundukkan, menempatkan,
atau meletakkan. Maka, secara harafiah
episteme berarti pengetahuan sebagai
upaya intelektual untuk menempatkan
sesuatu dalam kedudukan setepatnya.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang
menyelidiki asal-muasal, metode-metode
dan sahnya ilmu pengetahuan.
Macam-macam Epistemologi
- Epistemologi metafisis
Suatu paham tertentu tentang
kenyataan,lalu membahas tentang
bagaimana manusia mengetahui
kenyataan tersebut.
- Epistemologi Skeptic
Suatu pembuktianapa yang dapat kita
ketahui sebagai kenyataan atau benar-
benar, serta tak dapat di ragukan lagi.
- Epistimologi Kritis
Tidak mempreoritaskan metafisika atau
epistemologis tertentu,melainkan
berangkat dari asumsi,prosedur,dan
kesimpulan pemikiran akal sehat ,lalu
kita mencoba menanggapi hal tersebut
secara kritis.
SIFAT-SIFAT EPISTEMOLOGI
 Evaluatif : bersifat menilai.apakah suatu
keyakinan,sikap pernyataan pendapat,
teori pengetahuan dapat dibenarkan atau
dipertanggungjawabkan secara nalar.
 Normatif : menemukan norma atau tolak
ukur.epistemologi tidak cukup hanya
memberi deskripsi atau paparan tentang
proses manusia mengetahui itu
terjadi,tetapi membuat penentuan mana
yang betul dan mana yang keliru.
 Kritis : cara kerja atau pendekatan yang
diambil maupun kesimpulan yang ditarik
dalam berbagai kegiatan kognitif
manusia.
Filsafat Ilmu Pengetahuan :
Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang
digunakan dalam ilmu, tentang dasar
kepastian dan jenis keterangan yang
berkaitan dengan kebenaran ilmu
tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut
juga Kritik Ilmu, karena historis
kelahirannya disebabkan oleh
rasionalisasi dan otonomisasi dalam
mengeritik dogma-dogma dan tahayul
Dasar-dasar Pengetahuan
1. Pengalaman
Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa
perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia
dalam interaksinya dengan alam dan lingkungan
sosial sekitarnya.
Ada dua macam pengalaman:
Pengalaman primer : pengalaman langsung akan
persentuhan inderawi dengan benda-benda konkret
di luar manusia dan akan peristiwa yang disaksikan.
Pengalaman sekunder : pengalaman tak langsung
atau pengalaman refleksif mengenai pengalaman
primer.
Tiga ciri pokok pengalaman manusia :
a. Pengalaman manusia itu sangat beragam
b. Pengalaman manusia selalu terkait
dengan objek tertentu di luar diri kita
c. Pengalaman manusia terus bertambah
dan bertumbuh.
2. Ingatan
Tanpa ingatan, pengalaman inderawi tidak
dapat berkembang menjadi pengetahuan. Di
lain pihak, ingatan mengandaikan
pengalaman inderawi sebagai sumber dan
dasar rujukannya.
3. Kesaksian
Penegasan sesuatu sebagai benar oleh
seorang saksi kejadian atau peristiwa, dan
diajukan pada orang lain untuk dipercaya.
4. Minat dan Rasa Ingin Tahu
Tidak semua pengalaman berkembang
menjadi pengetahuan. Untuk dapat
berkembang menjadi pengetahuan, subjek
yang mengalami sesuatu perlu memiliki
minat dan rasa ingin tahu tentang apa yang
dialaminya. Minat mengarahkan perhatian
terhadap hal-hal yang dialami dan yang
diangap penting untuk diperhatikan.
5. Pikiran dan Penalaran
Pengalaman dan rasa ingin tahu manusia
sendiri sebenarnya sudah mengandaikan
pikiran. Terdorong oleh rasa ingin tahu
pikiran mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan dengan persoalan yang
dihadapi
Penalaran bisa berbentuk :
Induksi : proses penalaran untuk
menarik kesimpulan umum (universal)
dari berbagai kejadian atau kasus khusus
(partikular).
Deduksi : bentuk penalaran yang
berangkat dari suatu bentuk pernyataan
atau hukum umum ke kejadian khusus
yang secara niscaya dapat diturunkan
dari pernyataan atau hukum umum
tersebut.
Abduksi : penalaran yang meluruskan
sebuah hipotesis berupa pernyataan
umum yang kemungkinan kebenarannya
masih perlu diuji coba
6. Logika
Kegiatan penalaran tidak dapat dilakukan lepas dari
logika. Penalaran adalah kegiatan berpikir seturut
asas kelurusan berpikir atau sesuai dengan hukum
logika.
7. Bahasa
Pengetahuan manusia diungkapkan dan
dikomunikasikan dalam bentuk bahasa. Berkat
kemampuan berbahasa manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya.
8. Kebutuhan Hidup Manusia
Dalam interaksinya dengan dunia dan lingkungan
sosial sekitarnya manusia membutuhkan
pengetahuan sebagai sarana yang dibutuhkan untuk
hidup, pengetahuan juga merupakan suatu alat,
strategi dan kebijaksanaan manusia dalam
berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
Alasan Epistemologi Harus Dipelajari
Menurut Pranarka (1987) yang dikutip dalam e-book Filsafat Ilmu Rujukan
bagi Para Calon Cendekiawan oleh Fuad Abdul Hamied, dkk, berikut adalah
alasan mengapa epistemologi harus dipelajari:
1. Adanya Pertimbangan Strategis Suatu Ilmu
Alasan mengapa epistemologi harus dipelajari yaitu
adanya pertimbangan strategis. Pasalnya, ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi unsur dominan
dalam era sekarang ini (zaman modern).
2. Berkaitan dengan Ontologis dan Aksiologis
Pentingnya epistemologi adalah karena asumsi ilmu
pengetahuannya berkaitan dengan asumsi ontologis
(hakikat realita) dan aksiologis (nilai dan prinsip
dalam kehidupan) yang biasanya tersembunyi.
Asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi
pandangan manusia tentang realitas yang ada. Mulai
dari pandangan religius atau nilai-nilai yang tidak
dinyatakan secara eksplisit
3. Membantu Manusia Memahami Berbagai Bentuk
Pengetahuan
Alasan lain mengapa epistemologi harus dipelajari adalah
karena epistemologi membantu manusia memahami
berbagai bentuk pengetahuan, kekuatan, serta
keterbatasannya.
Berdasarkan pertimbangan edukatif dan pendidikan,
epistemologi juga berperan dalam membantu membentuk
pemahaman yang lebih holistik, dalam menghadapi
kehidupan dan menyelesaikan berbagai masalah yang
ada.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai