JUJUN SUMANTRI
By martinmanao on Desember 2, 2009
Apakah Filsafat?
Ada tiga karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Yang
kedua adalah sifat mendasar. Yang ketiga adalah sifat spekulatif.
Cabang-Cabang Filsafat
Cabang-cabang filsafat antara lain: Epistemologi ( filsafat pengetahuan ). 2. Etika (
fisalfat moral ). 3. Estetika ( Filsafat seni ). 4. Metafisika. 5.Politik ( filsafat
pemerintahan ). 6 Filsafat Agama. 7. Filsafat ilmu 8. Filsafat pendidikan. 9 Filsafat
Hukum. 10. Filsafat sejarah. 11. Filsafat matematika.
Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology ( filsafat pengetahuan ) yang
secara spesifik mengkaji hakikat ilmu ( pengetahuan ilmiah ). Filsafat ilmu
merupakan telaah scara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu seperti:
Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa dan mengindera yang membuahkan pengetahuan? Pertanyaan-
pertanyaan ini merupakan landasan ontologism
3. Logika
Logika dapat di defenisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Logika
ada dua yaitu: logika induksi dan logika deduksi. Logika Induksi merupakan cara
berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus yang
bersifat individual. Sedangkan logika deduksi merupakan cara berpikir di mana
dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif menggunakan pola berpikir silogisme.
Disusun dari dua buah pertanyaan dan sebuah kesimpulan.
4. Sumber pengetahuan
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan
yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis
mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan rasionalisme sedangkan
mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan paham yang
disebut dengan empirisme.
Kaum rasionalis beranggapan bahwa pengetahuan didapatkan lewat penalaran
rasional yang abstrak sedangkan kaum empirisme pengetahuan manusia
didapatkan lewat bukti konkret. Selain rasionalisme dan empirisme masih terdapat
cara untuk mendapatkan pengetahuan yaitu intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan
pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Suatu
masalah dalam pikiran namun menemui jalan buntu, tiba-tiba saja muncul di benak
kita yang lengkap dengan jawabannya dan kita merasa yakin bahwa itulah
jawabannya namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya kita sampai
kesana. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Wahyu pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada para nabi dan rasul-
rasulnya.
5. Kriteria Kebenaran
Paham Koherensi.
Sesuatu yang dianggap benar apabila pernyataan dan kesimpulan konsisten dengan
pernyataan dan kesimpulan yang terdahulu yang telah dianggap benar. Teori ini
disebut teori koherensi. Atau dapat disimpulkan bahwa teori koherensi adalah
suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar
7. Asumsi
Determinisme, probabilistik dan pilihan bebas merupakan permasalahan filsafati
yang rumit namun menarik. Tanpa mengenal ketiga aspek ini akan sulit bagi kita
untuk mengenal hakikat keilmuan dengan baik.
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton ( 1788-1856 ) dari
doktrin Thomas Hobbes ( 1588-1679 ) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan
adalah bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat
universal. Aliran ini merupakan lawan dari fatalisme yang menyatakn bahwa
segala kejadian ditentukan oleh nasib yang ditetapkan lebih dahulu.
8. Peluang
Berdasarkan teori keilmuan tidak akan pernah mendapatkan hal yang pasti
mengenai suatu kejadian. Yang ada adalah kesimpulan yang probabilistik.
12. Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu obyek tertentu. Termasuk didalamnya adalah ilmu. Setiap jenis pengetahuan
memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa ( ontologi ), bagaimana gaimana
( epistemologi ) dan untuk apa ( aksiologi ). Ilmu mempelajari alam sebagaimana
adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Usaha untuk mengetahui gejala
ualam sudah dimulai sejak dulu kala melalui mitos. Tahap selanjutnya yaitu
dengan mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis dan
berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode
mencoba-coba. Perkembangan ini menyebabkan tumbuhnya pengetahan yang
disebut seni terapan. Akal sehat dan coba-coba mempunyai peranan penting dalam
usaha manusia untuk menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala alam.
Perkembangan selanjutnya adalah tumbuhnya rasionalisme yang secara kritis
mempertanyakan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Lalu berkembang lagi
kearah empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didasarkan
kepada kenyataan pengalaman.
16. Bahasa
Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, lambang dimana rangkaian
bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi ini yang kita kenal
sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu. Bahasa mengalami
perkembangan oleh karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang
juga berkembang. Dengan bahasa manusia dapat berpikir secara teratur namun
juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan kepada orang lain.
Tanpa bahasa maka mustahil bisa berpikir secara teratur dan dengan bahasa kita
bisa melanjutkan nilai-nilai kepada generasi berikutnya. Berbahasa dengan jelas
adalah makna yang terkandung dalam kata-kata harus diungkapkan secara tersurat
untuk mencegah pemberian makna yang lain. Berbahasa dengan jelas artinya juga
mengungkapkan pendapat atau pikiran secara jelas.
Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang
mengemukakan informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam
mendapatkan pengetahuan tersebut
17. Matematika
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu matematika hanya kumpulan rumus-rumus yang mati. Matematika
mempunyai kelebihan dari bahasa verbal karena matematika mengembangkan
bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara
kuantitatif. Dengan bahasa verbal hanya bisa mengemukakan peryataan yang
bersifat kualitatif. Sifat kuantitatif dari matematika meningkatkan daya prediktif
dan kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang
memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat. Matematika
berfungsi sebagai alat berpikir. Matematika secara garis besarnya merupakan
pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.
Ada beberapa aliran dalam Filsafat Matematika antara lain: Aliran Logistik
( Immanuel Kant ) Aliran Intusionis ( Jan Brouwer ) dan Aliran Formalis ( David
Hilbert ).
18. Statistika
Yang menjadi dasar teori statistika adalah peluang. Konsep statistika sering
dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi. Statistika
mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
ditarik. Yang pada pokoknya didasarkan pada asas yang sederhana, yakni semakin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan
tersebut. Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui
apakah suatu hubungan kausalitas antara dua faktor atua lebih bersifat kebetulan
atau benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris. Sebagai
bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika membantu kita untuk
melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara
lebih pasti dan bukan secara kebetulan.
22.Revolusi Genética
Revolusi genética merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuan manusia sebab
sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan itu
sendiri. Memperlakukan manusia sebagai kelinci pencobaan adalah sikap yang
tidak bermoral dan bertentangan dengan hakikat ilmu.
VII. ILMU DAN KEBUDAYAAN
23. Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan didefenisikan pertama kali oleh EB. Taylor pada tahun 1871 dimana
dalam bukunya primitive culture, kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan
dan kebiasaan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Yang
menjadi dasar dari kebudayaan adalah nilai. Disamping nilai ini kebudayaan
diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan manusia yang
mencerminkan nilai budaya yang di kandungnya. Pada dasarnya tata hidup
merupakan pencerminan yang konkret dari nilai budaya yang bersifat abstrak:
kegiatan manusia ini dapat ditangkap oleh pancaindera sedangkan nilai budaya
hanya tertangguk oleh budi manusia. Disamping itu nilai budaya dan tata hidup
manusia ditopang oleh sarana kebudayaan.