Najib
06 September 2020
1
Ontologi; Hakikat apa yang dikaji
1. Metafisika
2. Asumsi
3. Peluang
4. Batas-batas penjelajahan ilmu
5. Beberapa asumsi dalam ilmu
2
Previously on 1st lecture…
3
Ontologi
Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
: On/ Ontos = ada, dan Logos= ilmu.
7
bidang telaah filsafat yang disebut metafisika ini merupakan
tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk
pemikiran ilmiah. Jadi metafisika berasal dari pemikiran
manusia (Suriasumatri, 1984)
9
Lalu apa kaitan ilmu yang kita pelajari dengan metafisika?
10
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan
alam ini sebagaimana adanya.
11
Apakah manusia yang begitu hidup: tertawa, menangis dan
jatuh cinta; semua itu proses kimia-fisika juga? Apakah
pengetahuan yang saya dapatkan ini bersumber pada
kesadaran mental ataukah hanya rangsang penginderaan
belaka?
12
Semua permasalahan ini telah menjadi bahan kajian dari
ahli-ahli filsafat sejak dahulu kala. Tersedia segudang filsafat
dalam menjawabnya. Kita bisa setuju, tidak setuju bahkan
punya jawaban filsafati sendiri.
13
3.2. Asumsi
Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia, asumsi berarti dugaan yang
diterima sebagai dasar, atau landasan berpikir karena dianggap benar.
16
Terdapat beberapa jenis asumsi yang dikenal, antara lain;
a. Aksioma.
Pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian
karena kebenaran sudah membuktikan sendiri.
Contoh : Garis merupakan himpunan titik-titik yang memuat
paling sedikit dua titik.
b. Postulat.
Pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian,
atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya
Premise.
Contoh : mikroba tertentu itu menyebabkan suatu penyakit
tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba).
17
Untuk meyakinkan bahwa asumsi digunakan secara tepat,
perlu adanya tinjauan awal bahwa gejala alam tunduk pada
tiga karakteristik (Junjung, 2005):
Pilihan Deterministik
Pilihan Bebas
Pilihan Probabilistik
18
Deterministik
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788-
1856) dari doktrin Thomas Hobbes (1588-1679) yang
menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris
(observasi atau percobaan) yang dicerminkan oleh zat dan gerak
universal. Determinisme : alam mempengaruhi manusia.
19
Pilihan Bebas
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan
pilihannya, tidak terikat pada hukum alam yang tidak
memberikan alternatif. Karakteristik ini banyak ditemukan
pada bidang ilmu sosial.
Contohnya tidak ada tolak ukur yang tepat dalam
melambangkan arti kebahagiaan.
20
Contoh lain:
Masyarakat materialistik menunjukkan semakin banyak
harta semakin bahagia, tetapi di belahan dunia lain,
kebahagiaan suatu suku primitif bisa jadi diartikan jika
mampu melestarikan budaya animismenya.
22
Probabilistik (lanjutan..)
Dalam ilmu ekonomi misalnya, kebenaran suatu hubungan
variabel diukur dengan metode statistik dengan derajat
kesalahan ukur sebesar 5%.
24
a. Logika induktif yang merupakan penarikan kesimpulan
dari kasus-kasus individu nyata yang bersifat khusus
menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.
25
Asumsi menjadi masalah yang penting dalam setiap bidang
ilmu pengetahuan. Kesalahan menggunakan asumsi akan
berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian
sampai penarikan kesimpulan dari hasil pengujian
hipotesis.
Bahkan asumsi berguna sebagai jembatan untuk
melompati suatu bagian jalur penalaran yang sedikit atau
bahkan hampa fakta atau data.
26
a. Jika kita memilih hukum kejadian yang berlaku bagi seluruh
manusia– paham determinisme
b. Jika kita memilih hukum khas tiap individu ---paham bebas
c. Posisi tengah—paham probabilistic.
Jika a—beberapa pernyataan bersifat universal saja (semua
manusia berkaki dua)
Matahari selalu terbit dari barat dan terbenam di sebelah
timur.
Tanggal 27 agustus 2019, semua warga negara Indonesia
memakai celana dalam.
27
Ada filsuf yang sampai kepada kesimpulan bahwa
pengetahuan yang bersifat umum itu adalah tidak perlu.
31
Peluang (lanjutan..)
Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar bagi kita
untuk mengambil keputusan, dimana keputusan kita harus
didasarkan kepada penafsiran kesimpulan ilmiah yang
bersifat relatif.
Dengan demikian maka kata akhir dari suatu keputusan
terletak ditangan kita bukan di teori-teori keilmuan.
Pengetahuan ilmiah (misal probabilitas 0.8) diletakkan ke
kehidupan kita.
32
========END OF LECTURE=======
33