Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT ILMU

ONTALOGI : HAKEKAT APA YANG DI KAJI

KELOMPOK 4

RAHMA MUFTIA

DOSEN PENGAMPU

Bpk. Armaidi Tanjung,M.Ag

Psikologi islam

INSTITUT AGAMA ISLAM SUMATRA BARAT PARIAMAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Asssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahma dan nikmatnya kepada kita
bersama sehingga kita dapat hidup ,belajar dan melakukan aktifitas hari ini . berkat rahmat
dan nikmat itu jualah makalah filsafat umum tentang ontalogi:hakekat yang di kaji dapat
terselesaikan .

Shalawat dan salam juga tak lupa kita curahkan kepada panutan umat manusia yakninya nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan sampai ke zaman
yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada hari ini.

Adapun makalah ini dibuat dalam rangkah tugas mata kuliah filsafat ilmu ,prodi psikologi
islam IAI SUMBAR pariaman. Adapun dalam hal ini kami menyadari banyak kesalahan
yang ada dalam makalah ini baik itu dalam penyampaian materi oleh karena itu kami
harapkan saran demi kelengkapan dan kesempurnaan makala ini kedepannya

Pariaman ,oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Otalogi

Metafisika

Asumsi

Peluang

Beberapa asumsi dalam ilmu

Batas batas-bats penjelajahn ilmu

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kata ontalogi berasal dari bahasa yunanai yaitu ontos dan logis. Ontos artinya ada dan logos
artinya ilmu. Jadi disimpulkan bahwa ontalogi merupakan ilmu yang membahas tentang
keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakekat dari segala sesuatu
yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik

Tafsiran yang pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat
ujud-ujud yang bersifat gaib (superanatural) dan ujud-ujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih
kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata.

Pengertian asumsi adalah dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti
kebenarannya dan memerlukan pembuktian secara langsung. Memperkirakan keadaan
tertentu yang belum terjadi juga temasuk ke dalam makna asumsi. Paham determinisme
dikembangklan oleh William Hamilton(1788-1856) dari doktrin Thomas hobbes (1588-1679)
yang mentimpukan bahwa pengetahuan adalh bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat dan
gerak yang bersifat universal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. OTALOGI

Kata ontalogi berasal dari bahasa yunanai yaitu ontos dan logis. Ontos artinya ada dan
logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan bahwa ontalogi merupakan ilmu yang membahas
tentang keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakekat dari
segala sesuatu yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik. Dalam antalogi
akan dibahas beberapa hakekat apa yang di kajai.

Dalam antalogi ada beberapa hakaekat yang di kaji :

a. Metafisik

Fariduddin attar bangunlah pada malam hari dan dia memikirkan tentang dunia

Ternyata dunia adalah sebuah peti

Sebuah peti yang besar dan tertutup di atasnya


Dan kita manusia berputar-putar didalamnya
Dunia sebuah peti yang besar
Dan tertutup di atasnya
Dan kita terkurung di dalamnya
Dan kita berjalan-jalan di dalamnya
Dan kita bermenung di dalamnya
Dan kita beranak didalamnya
Dan kita membuat peti di dalamnya
Dan kita membuat peti
Didalam peti.........
Pusi diatas merupakan pikiran dari seseorang yang menyebutkan tentang bagai mana
dunia ini,bidang telaah filsafat yang disebut metafisika ini merupak tempat berpijak dari
setiap pemikiran ilmiah. Diibaratkan pikiran adalah roket yang meluncur ke bintang-
bintang,menembus galaksi dan awan. Maka metafisika adalah landasan peluncuran.
Dunia sempitas lalu keliatan sangatlah nyata,.
 Tafsiran metafisika

Tafsiran yang pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa
terdapat ujud-ujud yang bersifat gaib (superanatural) dan ujud-ujud ini bersifat lebih
tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata.

Sebagai lawan dari supranaturalisme maka terdapat paham naturalisme yang


menolak pendapat bahwa terdapat ujud-ujud yang bersifat supranatural ini,
meterialisme yang merupakan paham berdasarkan naturalisme berpendapat bahwa
gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib,melainkan
oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri. Terminologi yang kita berikan
kepada gejala yang kita tangkap lewat pancaindra.

Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup)hanya merupakan


gejala kimia-fisika.sedangkan bagi kaum vitalistik adalah sesuatu yang unik yang
berbeda secara substantis. Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan
alam ini sebagai mana adanya. Jadi pada dasarnya tiap ilmuan boleh mempunyai
filsafat individual yang berbeda-beda

b. Asumsi
Pengertian asumsi adalah dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti
kebenarannya dan memerlukan pembuktian secara langsung. Memperkirakan keadaan
tertentu yang belum terjadi juga temasuk ke dalam makna asumsi. Paham determinisme
dikembangklan oleh William Hamilton(1788-1856) dari doktrin Thomas hobbes (1588-
1679) yang mentimpukan bahwa pengetahuan adalh bersifat empiris yang dicerminkan
oleh zat dan gerak yang bersifat universal. Aliran filsafat ini lawan dari paham fatalisme
yang berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasip yang telah ditetapkan
lebih dulu.
Manusia juga memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya tidak terkait hukum
alam yang tidak memberikan alternatif.kareketristik ini banyak di temukan pada bidang
ilmu sosial. Pada sifat probabilistik kecenderunagn keumuman dikenal memang ada
namun sifatnya berupa peluang.
Asumsi merupakan perkiran-perkiraan yang muncul dari adanya pengamatan terhadap
hukum,gejala atau kejadian-kejadian yang sudah berlalu, asumsi dapat dikatakan sebagai
latarbelakang intelektual suatu jalur pemikiran.

Terdapat beberapa jenis asumsi

 Aksioma

Pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karena kebenaran


sudah membuktikan sendiri.

 Postulat

Pernytaan yang diminta drai mersetujuan umum tanpa pembuktian atau suatu fakta
yang hendaknya diterima sajasebagai mana adanya premise.

c. Peluang

Menurut Prof. Dr.santosa murwani(2009) peluang merupakan perbandingan antara


banyaknya kejadian yang muncul dengan banyaknya seluruh kejadian yang mungkin
muncul. Sehingga dalam proses pencarian ilmu, peluang merupakan kemungkinan-
kemungkinan yang ada dalam pencarian atau perumusan suatu pengetahuan yang
pasti(kepastian).

Dalam proses pembuktian sebuah ilmu, peluang merupakan kemungkinan-


kemungkinan yang mendasari terbentuknyasebuah hipotesa. Hipotesa menurut
Prof.Ir.podjawijatna,muncul dari adanya problema atau pertanyan-pertanyaan ilmiah.
Hipotesa ilmiah mengutarakan peluang-peluang yang mungkin menjadi jawaban
sementara dari problema yangh di hadapi. Akan tetapi kebenaran dari sebuah hipotesa
harus dibuktikan dengan adanya fenomena atau dengan kejadian nyata.

d. Asumsi dalam ilmu

Ilmu yang paling maju dengan ilmu-ilmu lainnya yakni fisika, fisika murupakan ilmu
teoretis yang dibangun di atas sistem penalaran deduktif yang meyakinkan serta
pembuktianindukatif yangsangat mengesankan. Dalam analisis secara mekanistik
maka terdapat empat komponen analisis utama yakni zat,gerak,ruang, dan waktu.
Newton dalam bukunya Philosophiae Naturalis Psincipia Mathematica (1686)
berasumsi bahwa keempat komponen ini bersifat absolud. Dalam pengembangan
asumsi harus di perhatiakn beberapa hal
1. Asumsi ini harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan.
sumsi harus operasional dan merupakan dasar dari “pengkajian teoretis”.Asumsi
bahwa manusia dalam administrasi kedengarannya meemnag filsafati tetapi tidak
mempunyai arti apa-apa dalam menyusun teori administrasi. Asumsi manusia
dalam admisnistrasi yang bersifat operasional adalah makhluk ekonomis, makhluk
sosial, makhluk aktualisasi diri atau makhluk yang kompleks.
2. Asumsi ini harus disimpulkan dari keadaan sebagaimana adanya bukan
bagaimana keadaan yang seharusnya, asumsi asumsi yang pertama adalah asumsi
yang mendasari telaah ilmiah sedangkan asumsi kedua adalah asumsi yang
mendasari telaah moral. Sekiranya dalam kegiatan ekonomis maka manusia yang
berperan adalah yang mencari keuntungan sebesar- esarnya dengan korban
sekecil-kecilnya. Sekiranya asumsi semacam ini didapat dalam penyusunan
kebijsakan(policy),atau strategi,penjabaran peraturan lainnya,asalkan semua ini
membantu kita dalam menganalisis permasalahan.

e. Batas-bats penjelajahan ilmu


Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga
disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusu yang telah terujji
kebenarannya secara empris. Ilmu tanpa adanya bimbingan moral (agama) adalah
buta,demikiankata Einstein. Ruang keilmuan kemudian jadikan “kaplingan”berbagai
disiplin keilmuan kaplingan ini makinlama makin sempit sesuai dengan dengan
perkembangan kuantitatif disiplin keilmuan.
Demikian makin sempitnya daerah penjelajahan suatu bidang keilmuan maka
seringkali di perlukan pandangan dari disiplin-disiplin lain, saling pandang
memandang ini atau bahasa lainnya pendekatan multi-disipliner membutuhkan
pengetahuan tentang tetangga-tetangga yang berdekatn artinya harus jelas bagi semua
dimana disiplin seseorang berhenti dan diman disiplin orang lain dimulai, tanpa
adanya penjelasn batasan-batasan ini pendekatan multi disipiner tidak akan bersifat
konstruktif melainkan perubah menjadi sengketa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Jadi ontalogi mengkaji tetntang Metafisik, Asumsi,peluang,beberapa asumsi dalam


ilmu, dan batas-batas penjelajahan ilmu. Itu semua bagaiman caranya kita
mempelajarai ilmu yang sesui dengan kaidah dan keadaan, bagaimana kita meliahat
peluang berasumsi dan mengetahui batas-batas asumsi tu samapi mana.
Jika tidak tepat dalam pengambilan peluang dan asumsi maka kita bisa dapat
kesalahan dalam mengambil kesimpulan, jadi maka dari itu kita harus mencari dengan
seksama dalam ber asumsi dan mencari peluang.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun S.. 2010. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

https://www.slideshare.net/GktmG/makalah-ontologi-filsafat-ilmuinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai