PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan yang mencakup semua
ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus itu
satu demi satu memisahkan diri dari induknya, yaitu filsafat. Diawali oleh matematika
dan fisika yang melepaskan diri, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya. Pada akhirakhir ini, psikologi melepaskan diri dari filsafat.
Setelah filsafat dipisahkan oleh ilmu-ilmu khusus, ternyata filsafat tidak mati.
Akan tetapi, hidup dengan corak baru sebagai ilmu istimewa yang memecahkan berbagai
macam masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus.
Jadi, tidak mustahil apabila banyak dari para ilmuan berasal dari para pemikir
filasafat. Tidak hanya para ilmuan yang non muslim, akan tetapi banyak pula yang
berasal dari kalangan muslim. Sehingga menjadikan luasnya pembahasan ilmu filsafat.
Karena sangat luasnya pembahasan dari filsafat, maka banyak sekali dari orang-orang
yang merasa sangat sulit untuk mempelajarinya. Dari mana hendak memulainya,
bagaimana cara membahasnya agar orang-orang yang mempelajarinya segera dapat
mengetahuinya. Dari sinilah makalah ini dibuat untuk mempermudah memulai belajar
filsafat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sistematika berfilsafat ?
Apa sajakah yang masih merupakan bagian dari filsafat dalam coraknya yang baru ini?
1.3 Tujuan
a. Mempelajari bagian-bagian dari sistematika filsafat
b. Menjelaskan model yang ada dalam sistematika filsafat
1.4 Manfaat
a. Mampu memahami model dan bagian sistematika filsafat dengan baik
b. Mampu mengerti peranan sistematika filsafat dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Filsafat
2.1.1
ditulis. Menurut Ahmad Tafsir (2009: 22) Hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada
dan mungkin ada itu taditelah banyak sekali terkumpul, di dalam buku-buku tebal dan
tipis.setelah disusun secar sistematis, ia dinamakan sistematika filsafat.
Karena objek filsafat sangat banyak sekali, hasil penelitian itu bertambah terus
dan tidak dibuang, maka hasil pemikiran yang terkumpul dalam sisitematika filsafat
menjadi
banyak
sekali.
Karena
banyaknya,
jangankan
mmempelajarinya,
membaginyapun repot. Oleh karena itu tidak ada satupun yang berani mengaku akhli
dalam filsafat; paling banter ia akhli dalam logika, atau akhli dalam filsafat hukum, atau
akhli dalam eksisitensialisme saja.
A.
Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu onto yang artinya hakikat atau ada,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, ontologi adalah teori yang membicarakan tentang
hakikat (ada). Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan ontologi yaitu mempertanyakan
tentang objek yang ditelaah oleh ilmu, bagaimana wujud hakikinya, serta bagaimana
hubungannya dengan daya tangkap manusia yang berupa berpikir, merasa, dan mengindera yang membuahkan pengetahuan. Objek telaah ontologi tersebut adalah yang
membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat
setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Adanya segala
sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara
benda-benda dan mahluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu. Diantara cabang
cabang hakikat adalah sebagai berikut :
1. Kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat susunan, hakikat berada, juga hakikat
tujuan kosmos.
2. Antrofologi membicarakan hakikat manusia.
3. Theodicea membahas mengenai hakikat Tuhan.
4. Theologia atau filsafat agama
5.
Filsafat hokum
6.
Filsafat pendidikan
Materialisme
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat dari segala sesuatu yang ada, itu adalah
materi. Suatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.
2.
Idealisme (spiritualisme)
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat pengada (kenyataan) itu justru rohani
(spiritual). Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibanding materi. Aliran ini
menjadi jawaban atas kelemahan dari materialisme.
3.
Dualisme
Aliran ini mempersatukan antara materi dan ide. Aliran ini berpendapat bahwa
hakikat pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber, yaitu
materi dan rohani.
4.
Agnotitisme
Aliran ini adalah pendapat dari filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu sikap
ragu atas setiap jawaban yang mungkin benar dan yang mungkin pula tidak.
B.
Epistemologi
Epistemologi
pengetahuan, sedangkan logos adalah teori. Jadi, epistemologi adalah teori tentang
pengetahuan. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu
datang dan bagaimana mengetahuinya, bagaimana membedakannya dengan yang lain.
Jadi, bisa dibilang, epistemologi adalah yang merumuskan atau membuktikan kebenaran
yang sudah didapat dari kajian ontologi. Sedangkan landasan dari epistemologi adalah
proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika,
bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral, dan
keindahan seni, serta apa definisinya. Pengetahuan manusia dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
1. Pengetahuan sains
2. Pengetahuan filsafat
3. Pengetahuan mistis
Pengetahuan itu diperoleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan
berbagai alat. Ada beberapa aliran atau metode yang berbicara tentang cara memperoleh
pengetahuan.
Dalam epistemologi muncul beberapa aliran berpikir, yaitu :
1.
Indera terbatas
2.
Indera menipu
3.
4.
2.
Jenis perantara khusus yang dengan perantara tersebut dapat dikenal kebenaran.
b.
kebenaran-kebenaran.
3.
4.
Menurut ajaran Tashawwuf atau thariqah pada khususnya, manusia itu ditutupi
oleh hal-hal dan yang material, dipengaruhi oleh nafsunya. Bila nafsu ini dapat
dikendalikan, penghalang material disingkirkan maka kekuatan rasa itu mampu bekerja,
laksana antena. Mampu menangkap objek-objek gaib.
C.
Aksiologi
Aksiologi juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu aksi yang artinya nilai,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Aspek nilai ini ada
kaitannya dengan kategori :
1.
2.
Kategori nilai yang nomor satu dibawah kajian filsafat tingkah laku atau disebut etika.
Sedangkan kategori nilai yang nomor dua merupakan objek kajian filsafat keindahan atau
estetika.
a.
Etika
Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos
(Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores (Latin) yang artinya
kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan kesusilaan. Objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang objek formal etika
adalah kebaikan atau keburukan, bermoral atau tidak bermoral.
Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang telah berusia sangat lama. Sejak
masyarakat manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas telah
menjadi bahasan. Berkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang menjelaskan
bagaimana suatu perilaku itu dapat diukur secara etis. Teori yang dimaksud adalah
deontologis dan teologis.
> Deontologis
Teori Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku,
konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu
perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu perilaku baik
apabila perilaku itu sesuai norma-norma yang ada.
> Teologis
Teori teologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari
perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat dari
indikator kepentingan manusia. Teori ini memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme
dan utilitarianisme (utilisme). Tokoh yang mengajarkan adalah Jeremy Bentham (1742
1832), yang kemudian diperbaiki oleh john Stuart Mill (1806 1873).
b.
Estetika
Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahan (Russel),
C. Dr. Richard H. Popkin dan Dr Avrum Astroll dalam buku mereka, Philosophy Made
Simple, membagi pembahasan mereka ke dalam tujuh bagian, yaitu:
Section I Ethics
Section II Political Philosophy
Section III Metaphysics
Section IV Philosophy of Religion
ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini
b.
c.
ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah yang paling
utama dari filsafat
b.
2.3
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
3.
Ontologi
b.
Epistemologi, dan
c.
Aksiologi.
Filsafat dalam coraknya yang baru ini mempunyai beberapa cabang, yakni :
a.
Metafisika
b.
Logika
c.
Etika
d.
Estetika
e.
Epistemologi,dan
f.
Metafisika: filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, hakikat yang bersifat
transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
4.
5.
6.
7.
8.
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA