Anda di halaman 1dari 105

BAHAN AJAR

PENGANTAR FILSAFAT HUKUM


2 SKS
POKOK BAHASAN PENGANTAR FILSAFAT HUKUM

• Pokok Bahasan
1.Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Hukum
2.Pokok-pokok Bahasan Filsafat Hukum
3.Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum
4.Aliran-aliran Filsafat Hukum
5.Pengertian Dan Tujuan Hukum Secara Filosofis
6.Keadilan Dan Hukum Yang Benar Dan Adil
7.Filsafat Hukum Berdasarkan Pancasila
8.Etika Profesi Hukum
9.Kapita Selekta I
10.Kapita Selekta II
REFERENSI

Darji Darmodiharjo & Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum
Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1988.
I.R. Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Lili Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990.
__________, Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

Buku-buku Penunjang :

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1998.

Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, (Terj.) Muhammad radjab, Jakarta: Bhratara,
1996.
FILSAFAT HUKUM

Oleh:

TEAM FH UTA’45 JAKARTA


FILSAFAT
A. FAKTOR PENDORONG
TIMBULNYA FILSAFAT

1. Keheranan
Banyak filsuf yg menyatakan bahwa rasa heran
manusia (bhs Yunani thaumasia sebagai
pendorong timbulnya filsafat.
Keheranan menyebabkan manusia berpikir
untuk mendapatkan jawaban mengapa
demikian.
2. Kesangsian
Augustinus dan Rene Descartes menya-takan bahwa
kesangsian merupakan sum-ber utama pemikiran.
Manusia merasa heran, kemudian ragu-ragu dengan
kemampuan inderanya. Di mana kepastian dapat ditemukan.
Untuk itulah manusia kemudian berpikir secara mendalam dan
komprehensif.

3. Kesadaran akan keterbatasan


 Manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan
lemah terutama jika dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Manusia merasa dirinya memiliki kemampuan yang sangat
terutama pada saat menghadapi penderitaan.
Dengan kesadaran akan keterbatasannya, manusia mulai
memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tidak terbatas.
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam
semesta dan isinya
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum
pada apa yang diciptakan oleh Sang Pencipta.
Kekaguman tsb. kemudian mendorong manusia untuk
berusaha mengetahui alam semesta itu sebenarnya apa,
bagaimana asal usulnya (masalah kosmologis). Ia juga
berusaha mengetahui dirinya sendiri, mengenai eksistensi,
hakikat, dan tujuan hidupnya.
• 
B. PENGERTIAN FILSAFAT

1. Tinjauan Secara Etimologis

PHILO

PHILOSOPHIA PHILOSOPHY

SOPHIA
Lanjutan ….

• PHILO : love
• PHILEIN : to love
• SOPHIA : wisdom
• PHILOSOPHIA : love of wisdom
• PHILOSOPHY : cinta akan kebijaksaan (love of wisdom)
dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Lanjutan ….
Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy
(bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of )
dan sophia (wisdom). Jadi secara etimologis filsafat artinya
cinta atau gemar akan kebajikan (love of wisdom).
Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar
atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada
mulanya.
2. Definisi Filsafat
Menurut Immanuel Kant
Filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari
segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa
yang dapat kita ketahui.

Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yg sedalam-dalamnya tentang sebab-
sebab “ada” dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yg
sedalam-dalamnya, sampai “mengapa”
yang “penghabisan”.
3. Esensi Pengertian Filsafat

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan
dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahan-nya, dan
nilainya.
4. Pemikiran kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang
pengetahuan.
C. CIRI-CIRI FILSAFAT
1. Komprehensif/Menyeluruh : Pemikiran filsafat
merupakan pemikiran yg luas, tak membatasi diri
dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandang
saja.
2. Mendasar/radikal : Pemikiran filsafat merupakan
pemikiran yg dalam sampai pada hasil yg
fundamental atau esensial.
3. Konseptual: Berpikir filsafat adalah berpikir
melampau batas pengalaman hidup sehari-hari
Lanjutan ….

4. Koheren dan konsisten : Koheren artinya sesuai


dengan kaidah-kaidah berpikir logis dan konsisten
artinya tak mengandung kontradiksi.

5. Bebas : Berpikir filsafat adalah berpikir secara


bebas, bebas dari prasangka sosial, kepentingan
politik, dst.
D. OBJEK FILSAFAT

1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada,


yang meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran,
dan yang ada dalam kemungkinan (Lasiyo dan Yuwono,
1994 : 6).
2. Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu
yang ada (Lasiyo dan Yuwono, 1994 : 6).
E. PERANAN FILSAFAT

SEBAGAI
PENDOBRAK

SEBAGAI
FILSAFAT PEMBEBAS

SEBAGAI
PEMBIMBING
1. FILSAFAT SBG.
PENDOBRAK
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia
tertawan dalam penjera tradisi dan kebiasaan.
Dalam penjara tersebut, manusia terlena dalam
alam mistik (gaib) yang penuh sesak dgn hal-hal yang
serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos.
Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok tradisi. Meski pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. FILSAFAT SBG. PEMBEBAS
Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi yang penuh dgn mitos, tetapi juga membawa
manusia keluar dari kekangan tsb.
Filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara
berpikir mistis . Filsafat membebaskan manusia dari
ketidak tahuan dan kebodohannya.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang
tidak kritis, yang membuat manusia mudah menerima
kebenaran semu yang menyesatkan.
3. FILSAFAT SBG. PEMBIMBING
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
mistis dengan membimbing manusia untuk berpikir
secara rasional.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
yang picik dan dangkal dan membimbing manusia
untuk berpikir secara luas dan mendalam.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
yang tak teratur dan tak jernih dan membimbing
manusia untuk berpikir secara sistematis dan logis.
F. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

1. IDEALISME
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap
bahwa
realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran
atau yang
sejenis dengan itu.
Lanjutan ….
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting
dalam perkembangan sejarah pikiran manusia.
Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam
bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang
merupakan kenyataan sebenarnya.
Adapun alam nyata yang menempati ruang ini
hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Lanjutan ….
2. MATERIALISME
Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi
atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak
mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad
pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham
Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung
(pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan
penganut yang penting di Eropah Barat.
Lanjutan ….
3. DUALISME
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat
yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas
berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu mencipta-kan
kehidupan dalam alam. Contoh yang paling jelas
tentang adanya kerja sama kedua hakek at ini adalah
terdapat dalam diri manusia.
Lanjutan ….
4. EMPIRISME
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu
"empiris" yang berarti pengalaman inderawi. Oleh
karena itu empirisme dipahami sbg pandangan yg
memandang pengalaman sebagai sumber utama
pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya
adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut
dunia maupun pengalaman batiniah yang
menyangkut pribadi manusia.
Lanjutan ….
5. RASIONALISME
Rasionalisme adalah merupakan faham atau
aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide
yang masuk akal.Selain rasio, tidak ada sumber
kebenaran yang hakiki.
Zaman Rasionalisme berlangsung dari
pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad ke
XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu
pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif
daya akal budi (ratio) untuk menemukan
kebenaran.
Lanjutan ….
6. FENOMENALISME
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham
yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah
sumber pengetahuan dan kebenaran.
Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang
menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan
bidang evidensi yang langsung.
Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of
looking at things".
G. CABANG-CABANG FILSAFAT
1. METAFISIKA (filsafat tentang hal ada)
2. LOGIKA (filsafat tentang berpikir)
3. ETIKA (filsafat tentang pertimbangan moral)
4. ESTETIKA (filsafat tentang keindahan)
5. EPISTEMOLOGI (filsafat tentang pengetahuan):
1) FILSAFAT ILMU
2) FILSAFAT PENDIDIKAN
3) FILSAFAT SEJARAH
4) FILSAFAT MATEMATIKA
5) FILSAFAT POLITIK
PERTEMUAN II
PENGERTIAN FILSAFAT dan SEJARAH
FILSAFAT
Arti secara Etimologis
• Berdasar asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani
PHILOSOPHYA. Kata ini merupakan gabungan dari dua kelompok
akar kata.
• Kelompok akar kata pertama adalah kata Philein dan
sophos. Philein berarti cinta dan sophos berarti
kebijaksanaan.
• Cinta bukan sbg noun, bukan sbg adjective, tetapi cinta = verb
• Verb ?  kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur
dlm jiwanya  bijaksana
• Kelompok akar kata kedua adalah kata phylo dan sophya. Phylo =
sahabat, dan sophya = kebijaksanaan. Maksud : Manusia harus
dapat berperan sbg sahabat kebijaksanaan dalam kondisi apapun
juga.
Arti filsafat secara historis

• Filsafat sebagai mother of scientiaum

- perlu diingat sejarah awal lahirnya filsafat sampai berkembangnya


faham Positivisme

• Filsafat sebagai interdisipliner ilmu

-perlu diingat berbagai fenomena dalam perkembangan ilmu (arogansi


ilmiah,vak idiot,persoalan humanistik)
Arti secara terminologis

• Filsafat sebagai PANDANGAN HIDUP (FALSAFAH), merupakan hasil


pensikapan manusia thd alam sekitarnya, kebenarannya masih
bersifat subjektif, baik individual maupun kolektif.
• Filsafat sbg ILMU (FILSAFAT), yang memenuhi syarat ilmu :
1. Berobjek;
2. Bermetode;
3. Bersistem; dan
4. universal
FILSAFAT SEBAGAI ILMU

• Berobjek Objek material = segala sst yang ada , Objek


Formal = dari segi hakikat
• Bermetode  Analisis Abstraksi
• Bersistem  adanya kesatuan dari unsur ontologi,
epistemologi, dan aksiologi
• Universal  kebenaran hasil pemikirannya dpt diterima
dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, minimal bagi
kelompok ilmuwan yg sama.
CIRI DAN PRINSIP BERFILSAFAT

• CIRI-CIRI BERFIKIR FILOSOFIS


• Radikal  mendasar, mendalam
• Integral  kesatuan unsur-unsur intrinsic
• Komphrehensif  kesatuan dg unsur-unsur lain yg relevan 
menyeluruh
• Sistematik bertahap & bertanggungjawab
• PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS
• Principium Identitatis  A = A
• Principium Contradictionis  A >< B
• Principium Exclusi tertii  A=A / A=B
• Principium Sufficient Reason  If A=B harus ada alasan cukup
• Principium Exemplaris  Ada example, contoh/bukti nyata.
PENGERTIAN HUKUM
Menurut Von Savigny
= Hukum tidak dibuat, tetapi hukum ada / lahir dan lenyap bersama-sama
masyarakat. Pengertian ini hanya dapat diberlakukan untuk hukum
kebiasaan / hukum tidak tertulis  lahir pengertian hukum tidak tertulis
Menurut Roscoe Pound
= hukum is a tool for sosial engineering  hukum hanya dapat diaplikasikan /
berfungsi apabila masyarakat tidak berlangsung seperti yang
diidealkan pengertian ini biasanya berupa hukum tertulis / hukum
formal
Pengertian hukum secara umum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yg mengatur keseluruhan
kegiatan manusia yang disertai dengan sanksi dan bersifat imperatif.
Imperatif : Imp.hipotetis dan imp.kategoris
PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

• ARTI FILSAFAT HUKUM


a. Menurut Van Apeldoorn
Fil.Hukum adl ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu ? Ilmu
hukum tidak dapat memberi jawaban yg memuaskan, krn
jawabannya sebatas ada fenomenanya, gejala. melahirkan hukum
yg bersifat formalistic belaka
b. Menurut Utrecht
Filsafat hukum merupakan ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum
itu, apa sebab orang mentaati hukum, keadilan manakah yg dpt
dijadikan sbg ukuran baik-buruknya hukum.
c. Secara Umum
Filsafat Hukum is ilmu yg mempelajari asas / pendirian yg paling mendasar
tentang hukum  ilmu yg mempelajari hakikat terdalam dari
hukum  ilmu yang mencari / menemukan “ruh”-nya hukum .
PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ADANYA FILSAFAT HUKUM


• Adanya kebimbangan tentang kebenaran dan keadilan
dr hukum yg berlaku, dan adanya ketidakpuasan
terhadap aturan hukum yg berlaku, krn tidak sesuai dg
keadaan masy. Yg diatur hukum tsb.
• Adanya kesangsian terhadap nilai peraturan hukum yg
berlaku
• Adanya aliran yg berpendapat bahwa satu-satunya
sumber hukum adalah hukum positif (hukum yg berlaku
saat itu)
• Adanya pendirian bahwa hukum adalah suatu gejala
masyarakat yang harus meladeni kepentingan
masyarakat, shg landasan hukum adalah penghidupan
sendiri.
lanjutan

3. TUJUAN FILSAFAT HUKUM


• Menjelaskan nilai-nilai dan dasar-dasar hukum sampai
pada dasar filosofisnya  ditemukan hakikat, esensi,
substansi, ruh-nya hukum  shg hukum mampu hidup
dalam masyarakat, (kejujuran, kemanusiaan, keadilan,
equity)
lanjutan

4. FUNGSI DAN PERAN FILSAFAT HUKUM


• Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hukum
dalam hidup bersama
• Menumbuhkan ketaatan pada hukum
• Menemukan ruhnya hukum
• Menghidupkan hukum dalam masyarakat
• Memacu penemuan hukum baru
lanjutan

8. KAJIAN FILOSOFIS TERHADAP HUKUM


• Agar ruh-nya hukum dapat ditemukan maka hukum
harus dikaji dengan menerapkan ciri-ciri berfikir filosofis,
dan dalam menyelesaikan setiap persoalan hukum
dengan menggunakan prinsip-prinsip berfikir filosofis.
• MAHASISWA LATIHAN !
- diskusi kelompok penerapan ciri berfikir filosofis dlm
penyelesaian masalah hukum
- mencari dua masalah hukum yang sejenis dari surat
kabar (media masa), kemudian dianalisis dengan
menerapkan prinsip berfikir filosofis.
lanjutan

5. TERBENTUKNYA HUKUM
Menurut Glastra van Loon, terbentuknya hukum dikelompokkan dalam
tiga kategori :
a. Menurut Aliran Legisme (abad 15-19)
• Terbentuknya hukum melalui pembuatan undang-undang, shg hukum
identik dg undang-undang.
• Undang-undang merupakan satu-satunya sumber hukum, shg
kebiasaan dan hukum adat bukan peraturan hukum, kecuali apabila
undang-undang menentukannya.
• Pembentukan hukum di luar uu dianggap tidak dapat menjamin
kepastian hukum, shg dianggap bukan sbg hukum.
• Tokoh ; Paul Laband, Jellinek, Hans Nawiasky, Hans Kelsen, John Austin
lanjutan

b. Menurut Freirechtslehre (abad 19-20)

• Terbentuknya hukum hanya di dalam lingkungan peradilan, dan


dilakukan di peradilan  peranan hakim sangat dominan, hakim
sbg pembentuk hukum.

• Undang-undang dan kebiasaan bukan sumber hukum, tetapi


hanya sbg sarana pembantu hakim dalam upaya untuk
menemukan hukum pada kasus yg konkrit.
lanjutan

c. Menurut Heersende Leer (abad 20)


• Hukum terbentuk melalui berbagai cara:
• Lewat pembentukan UU
• Dengan interpretasi UU
• Penjabaran dan penyempurnaan UU oleh hakim
• Melalui pergaulan hidup
• Lewat kasasi.
lanjutan

6. Sumber Hukum : sesuatu yg dapat menimbulkan hukum

• Sumber Hukum :

• SH Ideal, yg meliputi Common Law dan Authoritarian Law

• SH Faktual, meliputi; Authoritarian law, common law,


Jurisprudenci, traktat, doktrin.
lanjutan

• Pendapat lain ttg sumber hukum:


• Sumber Hukum Material, sumber hukum yg menentukan
isi kaidah hukum
• Sumber Hukum Formal,sumber hukum yg menentukan
bentuk kaidah hukum. Materi hukum butuh suatu form
agar menjadi kaidah hukum yg berlaku secara umum,
mengikat dan ditaati. Bentuknya antara lain; UU,
kebiasaan, adat, traktat
lanjutan

7. BENTUK HUKUM :
• Menurut J.F Glastra van Loon, ada 4 bentuk hukum :
• hukum tak tertulis
• hukum tercatat
• hukum tertulis
• hukum yg terkodifikasi
SISTEM FILSAFAT HUKUM

1. 0ntologi hukum
Sebagai hasil penerapan ciri berfikir filosofis radikal.
Hal yang dibahas didalamnya adalah :
- Objek kajian ilmu hukum, termasuk objek kajian
sesungguhnya
- Asumsi dasar ilmu hukum
Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk
hukum, asas hukum, sumber hukum, sistem
hukum, subjek hukum.
lanjutan

• Dalam objek hukum tersebut tidak akan ada berbagai


masalah apabila di dlmnya sudah ada kesadaran hukum. Jadi
objek sesungguhnya ilmu hukum adalah kesadaran hukum
masyarakat.
• Berbagai objek ilmu hukum tersebut agar berkembang perlu
kajian, kajian tersebut biasanya diawali dengan meragukan
kebenaran asumsi dasarnya . Asumsi dasar dapat dipahami
sebagai asas-asas hukum. Misal : Asas praduga tak bersalah.
Pengertian dr asas ini adl jika seseorang belum terbukti
bersalah tidak dapat diperlakukan sbg tersangka. Tingkat
pemahaman dan perwujudan asas ini masih membutuhkan
kajian, tidak boleh diterima begitu saja. Kajian yg dilakukan
akan mengembangkan ilmu kita.
2. Dimensi Epistemologi

• Dimensi epistemologi ada sebagai konsekuensi penerapan


ciri berfikir filosofis ,integral.Setelah ditemukan berbagai
faktor / sebab dr suatu persoalan, maka kemudian dpt
ditentukan sumber persoalan,metode mengatasinya, ukuran
kebenaran hasil pemikirannya / solusinya.
• Jd dimensi epistemologi ilmu hukum membahas ttg sumber
hukum, metodenya ilmu hukum, baik metode menemukan
maupun metode analisisnya,dan ukuran kebenaran produk-
produk hukum.
1. Sumber hukum ad/ sst yg dpt menimbulkan hukum.
Terdapat bbrp pendapat ttg sumber hukum, sbb:
- Glastra Van Loon : s.h ad/ keputusan-keputusan
pemerintah, jurisprudensi, kebiasaan.
Lanjutan

- Utrecht, s.h ditentukan dr aspek sejarah, sosiologi,


antropologi, dan filsafat.
- Muchsan : s.h material dan s.h formal, yg pertama
menentukan isi kaidah hukum,yg kedua menentukan bentuk
kaidah hukum
- scr substansial : s.h ideal dan s.h faktual.yg pertama berupa
cita-cita,nilai, yang dpt berasal dr masyarakat dan penguasa.
Yg kedua berupa ketentuan-ketentuan konkrit untuk
mewujudkan cita-cita tadi.
2. Metode perumusan hukum
Metode yang diambil biasanya disesuaikan dg sumber
kajian / objeknya. Sumber materi hukum yang ideal adl hasil
konfirmasi/ dialog antara rakyat dengan penguasa.
Lanjutan

Metode yang sesuai dengan sumber / objek kajian spt tsb


menurut Mudzakkir adalah metode interpretasi. Dalam
pelaksanaannya metode ini akan mempertimbangkan empat
aspek, yaitu aspek ideal (ke atas), aspek kontekstual (ke
bawah), aspek historis ( ke belakang), dan aspek teleologis
(ke depan). Konsekuensinya setiap produk apapun pada saat
perumusannya harus dipertimbangkan dengan cita-cita
negara, cita-cita rakyat, latar belakang sejarah, dan tujuan
bersama yg bersifat progresif. Proses perumusan hukum
tidak boleh tergesa-gesa, gegabah.
Lanjutan

• Metode Pengumpulan data : Studi


pustaka,wawancara,angket,observasi,angket,studi
dokumen,interview
• Metode Analisis data :Analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Yang banyak dipakai adalah analisis kualitatif.
Jenis analisis kualitatif, a.l : deskriptif yuridis,
sosiologis,filosofis,historis, dan kualitatif komparatif
• Metode penemuan hukum : Interpretasi (interpretasi
gramatikal, sistematis,historis, teleologis / sosiologis,
komparatif, futuristis), Analogi, a contrario, penyempitan
hukum, eksposisi.
lanjutan

3. Ukuran kebenaran produk hukum


Ada empat teori kebenaran (dlm filsafat) :
a. Teori kebenaran koherensi  tdk boleh ada
contradictio interminis
b. Teori kebenaran korespondensi  sesuai fakta
dlm masy.
c. Teori kebenaran pragmatis  manfaat bg masy
d. Teori kebenaran perfomatis  merubah masy
(cara berfikir, sikap, perilaku, motivasi)
3. Dimensi Aksiologi

Dimensi aksiologi diakibatkan dr penerapan ciri berfikir


komprehensif dan sistematik.
Apabila telah dihasilkan produk-produk hukum yang sudah
terukur tingkat kebenarannya, maka dapat diterapkan dan
dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan berbagai
nilai yg melingkupinya, yaitu nilai yuridis,etis,estetis, religius.
Konsekuensinya, setiap produk hukum akan dapat
mengangkat harkat martabat manusia dan bermanfaat bagi
kemaslahatan umat (sesuai dengan visi dan misi diciptakan
dan dikembangkannya ilmu)
PERTEMUAN KE 3
SEJARAH PEMIKIRAN TTG HUKUM

I. Masa Yunani - Romawi


• Filsof-filsof I (Anaximander,Heraklitos,Permenides) ; Hukum tidak terbatas pada
masyarakat manusia, tetapi juga untuk semesta alam, shg antara hukum alam
dan hukum positif menjadi satu, sbg bagian dari hukum Ilahi
• Kaum Sofis
• Negara disebut dengan Polis, dan pada abad V SM polis sudah demokratis; sudah
bukan polis yg res patricia, ttp polis yang res publica.
Saat itu sudah ada aturan hukum yg jelas (UU), dan warga ikut aktif dlm
pembuatan UU, shg baik dan adil hukum berdasar pada keputusan manusia,
bukan pada aturan alam, shg tidak ada kebenaran objektif, yg berakibat pada
suatu anggapan manusia sbg ukuran segala-galanya  kesewenang-wenangan
 anarkhi nihilisme.
• Keadaan tersebut melahirkan pemikiran bagi para filsof, antara lain:
lanjutan

1. Socrates
• Kebenaran objektif  dilakukan dg peningkatan
pengetahuan  mll pendidikan, shg tugas utama
negara adalah mendidik warga negara dlm
keutamaan (arête). Arete is taat pada hukum
negara, yg didasarkan pd pengetahuan intuitif ttg
yang baik dan benar (ada dlm setiap manusia),
disebut theoria. Cara : Refleksi atas diri sendiri,
Gnooti Seauton.
lanjutan
2. Plato
- Karya (ttg negara) : Politeia dan Nomoi
- Ajaran :
A. Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga ada
negara ideal, dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya sangat
teratur secara adil.
Bagaimana dapat teratur? dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga
unsur jiwa (akal,rasa,karsa) akan memiliki keteraturan apabila ada
kesatuan harmonis apabila perasaan dan nafsu dikendalikan dan
ditundukkan oleh akal  Keadilan : terletak pada batas seimbang antara
ketiga bagian jiwa  aplikasi: negara harus diatur scr seimbang sesuai dg
bagian-bagiannya  keadilan.
Bagian-bagian negara menurut Plato:
a.kelas orang-orang yg memiliki kebijaksanaan
b.kelas orang yg memiliki keberanian  kelas tentara
c.kelas orang yg memiliki pengendalian diri
• Adil, if setiap golongan berbuat sesuai dg tempat dan fungsinya
(tugasnya).
Lanjutan Plato

B.Kitab UU  didahului dg preambul (motif dan


tujuan metaati UU)  w n taat tidak karena
takut, tetapi karena insaf akan kegunaan UU
tsb. Menurut Plato if ada pelanggaran
disebabkan karena kekurangtahuan tentang
keutamaan hidup, shg diperlukan pendidikan,
pendidikan ini antara lain berupa hukuman, shg
hukuman bertujuan untuk memperbaiki sikap
moral si pelanggar, jika tidak dpt diperbaiki
moralnya, lebih baik dibunuh.
lanjutan

3. Aristoteles
Karya : Politika (8 jilid)
Pemikiran : pemisahan antara hukum alam dan hukum positif  muncul masalah
ketaatan. Ketaatan cenderung imp. Hipotetis bukan imp.kategoris.
JAMAN ROMAWI

• Ajaran Stoa sangat berpengaruh .


• Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dg logos. Hubungan dg
logos ini melalui hukum universal (lex universalis), terdapat pd segala
yg ada, shg disebut pula lex aeterna (hukum abadi) menjelma ke
alam Lex naturalis, sbg dasar bagi hukum positif.
• Keutamaan seseorang adalah taatnya pada hukum alam bukan pada
hukum positif, UU ditaati if sesuai dg hukum alam.
• Yg penting dlm perkembangan hukum jaman ini adalah timbulnya ius
gentium. Alur piker ; Budi ilahi hukum alam berlaku di mana-
mana bagi semua orang  bersifat abadi berlaku bagi semua bangsa
 ditampung dlm hukum positif negara mjd hukum bangsa-bangsa.
Jadi hukum bangsa-bangsa adalah hukum alam yg menjelma mjd
hukum positif semua bangsa, jadi bukan hukum bangsa-bangsa dlm
arti modern yg mengatur hubungan antar bangsa.
MASA ABAD PERTENGAHAN
• Filsafat hukum tidak mengalami perkembangan, agama Kristen maju pesat
• Terjadi peralihan Pemikiran-pemikiran filsafat ( termasuk fil.hukum) dipengaruhi agama
Kristen, shg bercorak religius  zaman Skolastik
• pemikiran, dari Yunani ke Kristiani
• Tokoh :
1.Augustinus : Allah pencipta segalanya  hukum abadi (lex
aeterna)  dlm jiwa manusia disebut hukum alam (lex naturalis)
LANJUTAN

2. Thomas Aquinas
• Kebenaran wahyu mjd pedoman bagi kebenaran dari akal budi 
keduanya diakui ada
• Hukum :
a.dari wahyu : hukum ilahi positif (ius divinum positivum )
b.dari akal budi manusia
- ius naturale (primer dan sekunder)
- ius gentium
- ius positivum humanus
c. keadilan: sesuatu yg sepatutnya bagi orang lain menurut kesamaan
proporsional
- iustitia distributive
- iustitia commutative
- iustitia legalis
MASA RENAISSANCE DAN MODERN

• Terjadi perubahan pola dasar pemikiran manusia, dr terbelenggu mjd bebas berfikir 
segala aspek kehidupan manusia mengalami perkembangan pesat (adanya ilmu-ilmu
cabang, penemuan daerah baru negara baru)
• Hal tsb juga berpengaruh pd pemikiran hukum : rasio manusia yg berdiri sendiri sbg satu-
satunya sumber hukum. Dalam konstruksi hukum ,logika manusia merupakan unsur
penting.
• Tokoh-tokoh yang berpengaruh diantaranya adalah :;
Lanjutan abad modern

1. Machiavelli  Il-Principle (Sang Raja)


Naturalisme belaka : raja mempertahankan kekuasaan
dg kekerasan, moral dan hukum hrs sesuai dg tuntutan
politik  absolut.
2. Locke
• ada tiga kekuasaan : legislative, eksekutif, federatif
• Negara hukum, negara mjd neg. hukum if prinsip-prinsip dari hukum privat dan
hukumpublik diwujudkan  utk mengatasi kesewenang-wenangan.
lanjutan
3. Voltaire
• Feodalisme : bangsawan dan rakyat kedudukannya
dibedakan sekali  ketidakadilan muncul slogan :Liberte,
egalite, fraternite
4. Montesquieu, antara hukum alam dan situasi konkrit bangsa
erat hubungannya.
• Hukum alam , berlaku utk manusia sbg manusia
perealisasian dlm bentuk hukum dan negara tergantung dr
situasi, histories, psikis, cultural suatu bangsa  shg UU
berbeda-beda
• Tiga bentuk negara: monarchi, republik, despotisme
• Trias politica : legislative, eksekutif, federatif, yudikatif
….lanjutan
• Rousseau
• Contract Social: kebebasan asli dpt dipertahankan if setiap orang dan
harta bendanya menyerahkan diri pada masyarakat. Sesudah kontrak,
manusia bebas lagi, sebab apa yg telah diserahkan tadi akan
dikembalikan kpd orang-orang utk perkembangan masing-masing.
Dengan kontrak sosial manusia mendapat pengesahan dari hak-
haknya sbg manusia, baik scr moral, yuridis. Kolektivitas akan
menjamin kesatuan yg sempurna antar orang  sederajat
• Perbedaan sebelum dan sesudah kontrak
• banyak jadi satu
• individu-individu  badan politik
• kebebasan dan kekuasan asli kebebasan sipil
• penyitaan barang dg kekerasan milik menurut hukum
• kehendak semua orang kehendak umum
• kepentingan individu  kep.umum
• nafsu  kebebasan moral
• ketidaksamaan  kesamaan
MASA MODERN

• Fil.Hukum bukan lagi produk filsof, tetapi sbg produk para ahli
hukum, sebab pada saat ahli hukum sampai pada dasar-dasar
persoalan, spekulasi terdalam pasti akan kembali ke filsafat
(hukum).
PERTEMUAN KE 4 dan 5
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM

1.ALIRAN HUKUM ALAM


Prinsip : Hukum itu berlaku scr universal dan bersifat pribadi
Jenis:
a.Hukum alam yg bersumber dr tuhan
b.Hukum alam yg bersumber dr rasio manusia
Tokoh : Thomas Aquinas, menurutnya hukum ada 4, yaitu :
b.1. Lex aeterna: ratio tuhan, bukan indra manusia
b.2. Lex divina: bagian ratio tuhan = indra manusia
b.3. Lex naturalis; penjelmaan lex aeterna dlm ratio manusia
b.4. Lex positivis: hukum yg berlaku, yg merupakan
pelaksanaan hukum alam,disesuaikan dengan keadaan dunia
lanjutan
2. ALIRAN HUKUM POSITIF
• Didasari oleh pemikiran hukum legisme
• Tokoh :
a. John Austin , hukum adalah perintah dr penguasa untuk mengatur
makhluk berfikir hukum merupakan system yg logis, tetap,
tertutup. Hukum terpisah dari keadaan dan pertimbangan nilai-nilai
moral.
Menurutnya hukum dibagi mjd :
1. Hukum yg dicipta tuhan
2. Hukum dr manusia : hukum yg sesungguhnya dan hukum yg semu
• Hukum yg sesungguhnya terdiri dr hukum yg dibuat penguasa
(UU, dan hukum yg dibuat pribadi w.n utk mengatur hak-haknya.
Sedangkan hukum yg semu hanya mengikat bagi yg
berkepentingan.
• Hukum yg sesungguhnya terdr dr 4 unsur : adanya perintah,
adanya sanksi, adanya kewajiban, adanya kedaulatan.
lanjutan

b. Hans Kelsen
• Ajaran Hukum Murni, hukum harus dibersihkan
dari unsur-unsur yg tdk yuridis (etis, sosiologis,
politis) .
• Jadi menolak berlakunya huku alam dan
eksistensi hukum kebiasaan.
• Ajaran Stufen-theorie, system hukum
merupakan suatu hierarkhi hukum, suatu
ketentuan hukum bersumber dr ketentuan
hukum lain yg lebih tinggi.
lanjutan

3. ALIRAN MAZHAB SEJARAH


• Tokoh : Von Savigny , Hukum itu tidak dibuat,
tetapi tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat.
• Dasar pemikiran : bangsa  jiwa rakyat
perbedaan kebudayaan dan hukum yg berlaku,
shg tidak ada hukum yg universal. Isi hukum
ditentukan oleh pergaulan bangsa yg
bersangkutan dari masa ke masa, shg hukum
merupakan hasil perjalanan sejarah suatu
bangsa.
lanjutan

4. ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE


• Sintesa dr aliran hukum positif dan mazhab sejarah.
• Hanya hukum yg sanggup menghadapi ujian akal akan
bertahan hidup. Unsur kekal dr hukum adalah
pernyataan akal yg berdasar pengalaman dan diuji oleh
pengalaman juga. Pengalaman dikembangkan oleh
akal, akal diuji oleh pengalaman. Shg hukum is
pengalaman yg diatur dan dikembangkan oleh akal,
kemudian diumumkan dg wibawa oleh badan pebentuk
UU dlm masy.yg berorganisasi politik dan dibantu oleh
kekuasaan masy.
• Inti ajarannya : Living law in live.
lanjutan

• ALIRAN PRAGMATIC LEGAL REALISM


• Tokoh :John Chipman Gray, Karl Leewelly

• Inti ajaran ; Agar hukum (UU) bermanfaat betul bagi masyarakat,


maka dalam pembuatannya harus memperhatikan logika,
kepribadian, politik, prasangka, dan ekonomi.
 Sepanjang sejarah hukum mulai dari zaman yunani atau romawi hingga dewasa ini kita dihadapkan
dengan berbagai teori hukum. Dari hasil kajian antropologi sendiri telah terbuktibahwa hukum
berkembang dalam masyarakat, ³Ibi ius ibi societas´ dimana ada masyarakatdisitu ada hukum. Para
pakar telah mengklasifikasikan aliran-aliran filsafat hukum adalahsebagai berikut:

 a.Soerjono Soekanto membagi aliran filsafat hukum, adalah sebagai berikut: Mazhab formalitas,
Mazhab sejaran dan kebudayaan, Aliran utilitarianisme, Aliran sociological yurisprudence dan
Aliran realism hukum.

 b.Satjipto Rahardjo, mengemukakan berbagai aliran filsafat hukum adalah sebagai berikut;Teori
Yunani dan Romawi, Hukum alam, Positivisme dan utilitarianisme, Teori hukummurni, Pendekatan
sejarah dan antropologis, dan Pendekatan sosiologis.

 c.Lili Rasdji, mengemukakan aliran-aliran yang paling berpengarus saja adalah sebagaiberikut;
Aliran hukum alam, Aliran hukum positif, Mazhab sejarah, Sociologicaljurisprudence, Pragmatic
legal realism.
Aliran hukum alam
Adapun berbagai teori tentang hukum adalah sebagai berikut:

1. Aliran Hukum Alam

Aliran hukum alam adalah hukum yang berlaku universal dan abadi yang bersumber dari Tuhan,
filsafat keadilan sebagaimana dikembangkan oleh teori plato/ aristoteles dan Thomas Aquino.

a.Plato mengutarakan pandangan tentang harmoni suasana yang alami tentram

b.Aristoteles mengutarakan (membagi dua adalah hukum alam dan hukum positif) teoridualisme, sebagai kontribusi (manusia
bagian dari alam, manusia adalah majikan dari alam)

c.Thomas Aquino : ³Summa Theologica´ dan ³De Regimene Principum´. Membagi asas hukum alam menjadi dua adalah sebagai
berikut:

i.Principia Prima adalah merupakan asas yang dimiliki oleh manusia semenjak lahir dan bersifat mutlak.

ii.Principia Secundaria adalah merupakan asas yang tidak mutlak dan dapat berubah menurut tempat dan waktu

d.Immanuel Kant mengutarakan pandangan tentang hukum kodrat metafisis yaitu tentangkodrat dan kebebasan. Kodrat adalah
merupakan lapangan dari akal budi, yang tersusunatas kategori kategori pikiran, yang terdiri atas empat komponen dasar,
yaitu kualitet,kuantitet, relasi dan modalitet, tetapi dibatasi ruang dan waktu. Kebebasan adalahlapangan dari dan bagi akal
budi praktis, wilayah moralitas, yaitu kebebasan normativeetis dari manusia, yang menampilkan ideal kepribadian manusia.
Hukum Alam Irasional

 Hukum Alam Irasional

 Filsafat Thomas Aquinas mengakui bahwa disamping kebenaran wahyu juga terdapat
kebenaran
akal. Adanya pengetahuan yang tidak ditembus aleh akal dan untuk itulah diperlukan iman.
Dengan demikian, menurut Aquinas, ada dua pengetahuan yang berjalan bersama-sama,
yaitupengetahuan alamiah dan pengetahuan iman. Mengenai pembagian hukum,Friedmann
menggambarkan pemikiran Aquinas denganmenyatakan ada empat macam hukum yang
diberikan Aquinas, yaitu lex aeterna (hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera manusia), lex divina (hukum rasio Tuhan yang bisa ditangkap oleh pancaindera
manusia), lex naturalis (hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio manusia)
dan lex positivis (penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia).
Hukum alam merupakan sebagai metode tertua yang dapat dikenali sejak zaman sampai abad
pertengahan (abad 7 dan ke-18). Hukum alam adalah merupakan sebagai substansi (isi) yaitu
berisikan norma-norma, peraturan-peraturan dapat diciptakan dari asas-asas hak sasasi
manusia.Hukum alam menganggap pentingnya hubungan antara hukum dan moral.
Aliran Hukum Positifisme

Aliran Hukum Positifisme

Aliran Positifisme menganggap bahwa keduanya hukum dan moral dua hal yang harus dipisahkan. Dan aliran
ini dikenal sadnya dua subaliran yang terkenal yaitu;

a. Aliran hukum positif yang analitis, pendasarnya adalah John Austin. Ada empat unsure penting menurut
Austin dinamakan sebagai hukum;

 Ajarannya tidak berkaitan dengan penelitian baik-buruk, sebab penelitian ini berada di luar bidang hukum.

 Kaidah moral secara yuridis tidak penting bagi hukum walaupun diakui ada pengaruhnya pada masyarakat.

 Pandangannya bertentangan baik dengan ajaran hukum alam maupun dengan mazhab
sejarah.

 Masalah kedaulatan tak perlu dipersoalkan, sebab dalam ruang lingkup hubungan politik sosiologi yang
dianggap suatu yang hendak ada dalam kenyataan. Akan tetapi aliran hukum positif pada umumnya
kurang atau tidak memberikan tempat bagi hukum yang hidup dalam masyarakat.
Aliran Hukum Positifisme…lanjutan
 Austin mengemukakan ciri-ciri positivism, adalah sebagai berikut yaitu :

 Hukum adalah perintah manusia (command of human being).

 Tidak ada hubungan mutlak antar hukum moral dan yang lainnya.

 Analitis konsepsi hukum dinilai dari studi historis dan sosiologis.

b. System hukum adalah merupakan system yang logis, tetap, dan bersifat tertutup dan di dalamnya terhadap
putusan-putusan yang tetap.

 Aliran hukum positif murni, dipelopori oleh Hans Kelsen. Latar belakan ajaran hukum murni merupakan
suatu pemberontakan terhadap ilmu idiologis, yaitu mengembangkanhukum sebagai alat pemerintah dalam
negara totaliter. Dan dikatakan murni karenahukum harus bersih dari anasir-anasir yang tidak yuridis yaitu
anasir etis, sosiologis,politis, dan sejarah. Maka menurut Hans Kelsen hukum itu berada dalam dunia ³sollen
´dan bukan dalam dunia ³sain´. Sifatnya adalah hipotesis, lahir karena kemauan dan akalmanusia. Ajaran
Hans Kelsen mengemukakan Stufenbau des Recht (hukum itu tidak boleh bertentangandengan ketentuan
yang lebih atas derajatnya). Dan John Austin mengemukakan ada dua bentukhukum, adalah sebagai berikut;
Positif law dan Positif morality.
Aliran Mahzab Sejarah dan Aliran Sociological Yurisprudence
 Aliran Mazhab Sejarah

 Aliran Mazhab sejarah dipelopori Friedrich Carl von Savigny (Volk geist) hukum kebiasaan sumber hukum
formal. Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama samadengan masyarakat.
Pandangannya bertitik tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa da ntiap-tiap bangsa memiliki
volksgeist´ jiwa rakyat. Dia berpendapat hukum semua hukumberasal dari adat-istiadat dan kepercayaan dan
bukan berasal dari pembentukan undang undang.

 Aliran Sociological Yurisprudence

 Sociological Yurisprudence (living law) dipelopori Eugen Ehrlich (german) tapi berkembang diAmerika Serikat
(Roscoe) konsep hukum, hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yanghidup dalam masyarakat baik
tertulis maupun tidak tertulis. Mengakui sumber hukum formalbaik undang undang maupun bukan undang
undang asal. Dipengaruhi oleh aliran positifsosiologis dan August Comte yang orientasinya sosiologis. Inti
pemikiran Roscoe Pound hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yanghidup di dalam
masyarakat. Berpegang kepada pendapat pentingnya, baik akal maupun pengalaman.
Aliran Pragmatic Legal Realism dan Aliran Antropolitica
Yurisprudence

Aliran Pragmatic Legal Realism

Aliran Pragmatic Legal Realism dipelopori oleh Roscoe Pound konsep hukumnya ( Law as
a tool of social engineering ) sub aliran positivisme hukum Wiliam James dan Dewey
mempengaruhi lahirnya aliran ini. Titik tolaknya pada pentingnya rasio atau akal sebagai
sumberhukum. Menurut Liewellyn, aliran realism adalah merupakan bukan aliran dalam
filsafat hukum,tetapi merupakan suatu gerakan movement´ dalam cara berfikir tentang
hukum.

Aliran Antropolitica Yurisprudence

-Northrop dan Mac Dougall. Northrop mengutarakan pendapatnya bahwa hukum


mencerminkan nilai sosial budaya. -Mac dougall dan Values system mengutarakan
pendapatnya bahwa hukum mengandung sistem nilai. Mempengaruhi pendapat
Mochtar Kusumaatmadja.
Aliran Utilitarianisme

Aliran Utilitarianisme

Aliran Utilitarianisme dikemukakan tokoh aliran ini dalah Jeremy Bentham dan
mengutarakanpendapatnya memegang prinsip manusia akan melakukan
tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan
mengurangi penderitaan (hukum itu harus bermanfaatbagi masyarakat,
guna mencapai hidup bahagia). Merupakan aliran yang meletakkan dasar
dasarekonomi bagi pemikiran hukum, prinsip utamanya adalah tujuan dan
evaluasi hukum.Bentham dan Jhon Stuart Mill memiliki pendapat yang
sejalan yaitu pembentukan undang-undang hendaknya dapat melahirkan
undang-undang yang dapat mencerminkan keadilan bagisemua individu.
PERTEMUAN KE 6

PENGERTIAN DAN TUJUAN HUKUM SECARA FILOSOFIS


Pengertian Filsafat Hukum.
Filsafat hukum memiliki ruang lingkup lebih luas karena di dalam filsafat hukum
memuat teori hukum, metode penelitian huku, tujuan hukum, dan manfaat
hukum. Filsafat hukum memberikan penjelasan tentang hukum yang sangat
mendasar dan holistik.
Teori hukum hanya bersifat memberikan penjelasan tentang sebuah fenomena
hukum atau fakta hukum, ruang lingkupnya lebih sempit dan tidak terlalu
mendasar.
Meuwissen berpendapat bahwa filsafat hukum merefleksi semua masalah
fundamental yang berkaitan dengan hukum, dan tidak hanya merefleksi hakekat
hukum atau metode dari ilmu hukum atau ajaran metode saja.
Filsafat hukum adalah filsafat, karena itu ia merenungkan semua masalah
fundamental dan masalah marginal yang berkaitan dengan gejala hukum.
Menurut Apeldorn, filsafat adalah kegiatan berpikir secara sistematis yang
hanya dapat merasa puas menerima hasil-hasil yang timbul dari kegiatan
berpikir itu sendiri.

Menurut Mahadi : filsafat hukum adalah falsafah tentang hukum, falsafah


tentang segala sesuatu di bidang hukum secara mendalam sampai ke akar-
akarnya secara sistematis.
Purnadi Purbacaraka menyatakan bahwa filsafat hukum adalah perenungan
dan perumusan nilai-nilai, penyelarasan nilai-nilai, seperti anatara ketertiban
dan ketentraman, kebendaan dan keakhlakan, dan antara kelanggengan atau
konservatisme dengan pembaharuan atau perubahan.

E. utrecht memberikan rumusan bahwa filsafat hukum memberikan jawaban


atas pertanyaan-pertanyaan seperti : apakah hukum itu sebebnarnya?
(persoalannya adanya dan tujuan hukum). Apakah sebabnya kita menaati
hukum? (persoalan : berlakunya hukum). Apakah yang menjadi ukuran baik
dan buruknya hukum itu? (persoalan : keadilan hukum). Pertanyaan-
pertanyaan diatas membawa orang memahami hukum sebagai kaedah dalam
kata ethisch wardeordeel.
Soerjono Soekanto mengatakan filsafat hukum itu mencakup kegiatan
perenungan nilai-nilai dan penyerasian nilai-nilai yang berpasangan tetapi
kadangkala bersitegang.

Satjipto Raharjo mengemukakan bahwa filsafat hukum itu mempersoalkan


pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat hukum, ttg dasar-dasar bagi kekuatan
mengikat dari hukum, merupakan contoh-contoh pertanyaan yang mendasar
itu.

Gustav Radburch merumuskan dengan sederhana yaitu bahwa filsafat hukum


itu adalah cababng filsafat yang memperlajari hukum yang benar, sedangkan
Langemeyer mengatakan bahwa pembahasan secara filosofis tentang hukum.
Lili Rasjidi dalam bukunya Pengatar Filsafat Hukum,
menyatakan bahwa beliau menyimpulkan dari berbagai macam
pendapat bahwa filsafat hukum itu adalah :
1. Sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat etika dan moral;
2. Bahwa yang menjadi objek pembahasannya adalah hakikat
hukum, yakni inti dari dasar yang sedalam-dalamnya dari
hukum;
3. Mempelajari atau menyelidiki lebih lanjut hal-hal yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu-ilmu hukum.
Tujuan Hukum

Gustav Radburch membagi menadi 3 bidang kajian yang menjadi tujuan


filsafat hukum untuk mencari, menemukan dan menganalisisnya, yaitu :

1.Aspek keadilan aitu menyangkut keselarasan, keseimbangan, dan keserasian


antara hak dan kewajiban subjek hukum;

2.Aspek tujuan keadilan atau finalitas yaitu menentukan isi hukum agar
sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan hukum sebagai
instrumentalnya.

3.Aspek kepastian hukum atau legalitas yaitu menjamin bahwa hukum mampu
memberikan dan menetapkan hak atas sesuatu dari seseorang sebagai subjek
hukum.
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik

1. Melakukan kajian hukum substantif secara holistik, menyeluruh, dengan


demikian dapat ditemukan hukum yang seharusnya sesuai dengan
harapan masyarakat, walaupun disana tidak mungkin ditemukan
kesepahaman, sebab setiap pemikir hukum tentu memiliki pemahaman
sendiri, pemikiran yang subyektif yang diselaraskan dengan paradigma
yang dianutnya. Untuk menemukan hukum yang demikian, kita
melakukan pertanyaan : apakah hukum itu?
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik..lanjutan

2. Melakukan kajian hukum secara metodelogis, metode pendekatan untuk


melakukan pengembangan terhadap hukum substantif, walaupun disini
tidak mungkin ditemukan satu metode untuk semua pendekatan hukum.
Sebab masing-masing pendekatan secara paradigmatik tentu mwmilki
metode berpikirnya masing-masing. Untuk menemukan metode hukum
yang tepat, kita mengajukan pertanyaan : bagaimana cara yang digunakan
untuk menemukan hukum substantif itu,
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik..lanjutan

3. Melakukan kajian terhadap hukum scara alikatif yaitu melakukan evaluasi


terhadap hukum yang sedang berlaku disni saat ini, hukum positif. Untuk
menemukan hal yang dicari dalam konteks yang demikian, pertanyaan
yang diajukan : untuk apa hukum ini dibuat?, apakah hukum posistif itu
telah sesuai dengan tujuan yang telah diletakan oleh hukum itu sendiri?
Dan apakah hukum positif telah sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh masyarakat pendukungnya?.
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik…lanjutan

4. Untuk menemukan hukum yang lebih sesuai dengan kebutuhan


masyrakat. Pertanyaan yang diajukan ialah ; mengapa hukum ini yang
diberlakukan, bukan hukum yang lain? Apakah hukum ini benar-benar
sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat?.

5. Untuk menemukan hukum sebagai pedoman yang tepat bagi para


pelaksana hukum, para birokrat, para penegak hukum, para yurist, dan
sebagainya. Pertanyaan yang selalu diajukan : bagaimana hukum yang
baik dan fungsional itu digunakan untuk kepentingan masyarakat?
Hukum itu alat ataukan tujuan? Apa tugas hukum sebenar-benarnya?.
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik…lanjutan

Secara umum, filsafat hukum dapat digunakan untuk memahami masing-


masing aliran, mahzab, atau paradigma yang berada di balik benak manusia
pemikir hukum. Dengan memahami perbedaan yang dianut, maka akan
ditemukan kekayaan dari masing-masing pemikir itu dan dengan demikian
hakekat hukum dapat pula ditemukan. Dari sekian paradigma hukum itu,
dapat dipilih, digabungkan, disari dan diracik menjadi sesuatu yang khas,
hukum yang khas, hukum positif yang sosiologis, kultural dan filosofis.
Pertemuan 7
Keadilan hukum yang benar dan adil

Arti keadilan.

Terdapat dua fiksi yang sama namun berbeda dalam penerapannya, yaitu
adil dan ketidakadilan.

Adil menurut hukum disamakan bahwa orang tidak menghiraukan hukum


itu adalah orang yang tidak adil dan orang yang menaati hukum itu adil,
maka semua hal yang didasarkan kepada hukum dapat dianggap sebagai
adil, dalam hal mana istilah “menurut hukum” itu kita artikan apa yang
secara tegas diharuskan oleh pembentuk undang-undang.
Arti keadilan adalah kebajikan yang sempurna, oleh karena ia
melaksanakan kebajikan yang sempurna. Akan tetapi ia bersifat sempurna
dengan cara yang khusus, oleh karena orang yang memiliki keadilan itu
mampu untuk menerapkannya terhadap pihak yang memiliki keadilan itu
mampu untuk menerapkannya terhadap pihak yang lain dan bukan hanya
dalam keadaan yang mengenai dirinya sendiri.

Menurut Apeldoorn, keadilan niscaya juga mengimplikasikan tertib hukum.


Jadi keadilan adalah substansi dari tertib hukum maupun ketertiban umum,
sehingga tidak berlebihan jika kita tegaskan bahwa fungsi utama dari hukum
pada akhirnya adalah untuk menegakan keadilan.
ARISTOTELES
• AJARAN KEADILAN ARISTOTELES = MISOTES (FILSAFAT MORAL. Hukum = Moral) yaitu
bahwa keadilan adalah titik tengah di antara berbuat tidak adil dan menderita
ketidakadilan

• FIAT JUSTITIA BEREAT MUNDUS = memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi
haknya
• justitia correctiva (keadilan korektif) = keadilan yang didasarkan atas transaksi
(sunallagamata) baik dilakukan secara sukarela maupun dengan paksaan.
Keadilan ini pada umumnya terjadi dalam lapangan hukum privat seperti jual-beli,
tukar-menukar, atau sewa-menyewa.
• justitia distributiva (keadilan distributif/membagi) = keadilan membagi yang
membutuhkan distribusi atas pe97nghargaan. Keadilan ini berkenaan dengan
hukum public.
THOMAS AQUINAS = FILSAFAT SCOLASTIKA
• THOMAS AQUINAS :
• KEADILAN KHUSUS = IUSTITIA SPESIFICA
• KEADILAN UMUM = IUSTITIA GENERALE/UNIVERSALITA
• KEADILAN KHUSUS:keadilan atas dasar kesamaan atau proporsionalitas.
• keadilan yang membagi (justitia distributiva): keadilan ini menuntut
keadilan dalam membagikan serta membutuhkan pengorbanan. Mis,
hakim harus memiliki kompetensi sebagai hakim
• keadilan karena kebersamaan (justitia commutativa): adalah keadilan
berkenaan dengan kehidupan bersama dalam masyarakat yaitu dalam
transaksi seperti tukar-menukar, sewa-menyewa, jual-beli.
• keadilan yang memberi (justitia vindikativa): yaitu keadilan berkenaan
dengan pemberian sanksi jika kewajiban yang wajib dikerjakannya
tidak dikerjakan atau perintah yang wajib dihindari tetapi tidak
dihiraukannya.
• KEADILAN UMUM (IUSTITITA LEGALIS): keadilan menurut hukum =
keadilan normatif
Terdapat beberapa pengertian tentang keadilan dan keadilan. Konsep ini
disesuaikan dengan konsep-konsep dari sudut pandang para filsuf (jaman
dahulu) yang memberikan pandangan yang berkaitan dengan adil dan enar,
diantaranya adalah :

Adapun ciri-ciri atau sifat adil sebagai berikut :


1) Tidak memihak (impartial)
2) Sama hak (equal)
3) Bersifat hukum (legal)
4) Sah menurut hukum (law ful)
5) Layak ( fair)
6) Wajar secara moral (equitable)
7) Benar secara moral (righteous)
Teori-Teori Keadilan

Teori  Keadilan bertugas untuk menerangkan sifat-sifat dasar dan asal mula
dari keadilan. Teori Keadilan sangat penting untuk diketahui dan dipahami,
sebab suatu perbuatan akandikatakan adil kalau kita tahu tentang keadilan.
Dalam pembahasan ini, tidak akan dibahas teori-teori berdasarkan kurun
waktu, tetapi pembahasan ini akan mengungkapkan pendapat beberapa
tokoh keadilan, yang akan kita sebut teori keadilan.

Tokoh-tokoh yang pernah mengungkapkan teorinya tentang keadilan


sebagai berikut :
Teori Keadilan Aristoteles
  Teori-teori keadilan menurut Aristoteles yaitu sebagai berikut:
a. Keadilan Komutatif (Comutative Justice)
Keadilan komutatif adalah keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang
diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa-jasanya.Yang ditekankan dalam
keadilan ini adalah asas persamaandari setiap orang, tanpa membedakan dan
melihat tenaga yang telah dikeluarkan, kemampuan atau jasa-jasa yang telah
disumbangkannya.
b. Keadilan Distributif (Distributive Justice)
Keadilan Distributif yaitu keadilan yang diterima seseorang berdasarkan jasa atau
kemampuan yang telah disumbangkannya (P dan K, 1980:9).  Keadilan ini
menekankan pada studi keseimbangan antara bagian yang di terima seseorang
dengan jasa yang telah diberikannya. Orang yang mempunyai persamaan dalam
ukuran yang ditetapkan, maka kedua orang itu harus memperoleh benda yang sama.
Bila kedua orang itu tidak mempunyai persamaan dalam ukuran yang telah
ditetapkan, maka masing-masing orang itu akan memperoleh bagian (benda) yang
tak sama. Dengan kata lain bila kedua orang itu mempunyai persamaan haruslah
diperlakukan sama, bila berbeda harus pula diperlakukan beda dalam proposi yang
sama. Agar pembagian itu merupakan keadilan, maka distribusi tersebut harus
berwujud suatu perimbangan (propotion).
Teori Keadilan Aristoteles…lanjutan
c. Keadilan Kodrat Alam ( natural justice)
Keadilan alamiah (kodrat alam), yaitu keadilan yang bersumber pada hukum
alamiah/hukum kodrat (jus Naturale).Menurut para ahli hukum Romawi, hukum
alamiah ditentukan oleh akal manusia yang dapat merenungkan sifat dasarnya
sebagai makhluk berakal dan bagaimana seharusnya kelakuannya yang patut
diantara sesama manusia.
d.  Keadilan Konvensional
Keadilan Konvensional yaitu keadilan yang mengikat warga negara, karena keadilan
itu didekritkan melalui suatu kekuasaan khusus.Keadilan Konvensional menekankan
pada keputusan/aturan kebiasaan yang harus dilakukan warga negara yang
dikeluarkan oleh suatu kekuasaan.Jadi suatu tindakan yang dilakukan warga negara
dianggap adil karena memang berdasarkan suatu aturan/keputusan, kebiasaan-
kebiasaan yang dianggap lazim dalam suatu wilayah kekuasaan tertentu.
e. Keadilan Perbaikan (Remedial Justice)
Keadilan Perbaikan yaitu untuk mengembalikan persamaan dengan menjatuhkan
hukuman kepada pihak yang bersangkutan. Keadilan ini khusus ditujukan terhadap
seseorang atau orang lain yang dirugikan atau beruntung karena dalam proses
pengadilan.
Teori Keadilan Menurut Plato
Menurut Plato sebaiknya yang memerintah suatu negara adalah seorang
yang arif dan bukannya hokum, karena hokum tidak memahami secara
sempurna apa yang paling adil untuk semua orang, dan karenanya tidak
dapat melaksanakan yang terbaik.
Dari ungkapan tersebut, berarti seorang raja harus mempunyai jiwa filsafat,
supaya mengetahui apa itu keadilan dan bagaimana keadilan itu harus
dicapai oleh negara.
Plato mengungkapkan dua teori keadilan, yaitu:
a. Keadilan Moral, yaitu keadilan yang dasarnya keselarasan (harmoni). Oleh
karena itu dia berpendapat bahwa keadilan itu timbul karena adanya
pengaturan atau penyesuaian yang member tempat yang selaras kepada
bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
 b. Keadilan Prosedural atau Keadilan Hukum merupakan sarana untuk
melaksanakan keadilan moral yang berkedudukan lebih tinggi daripada
hokum positif dan adat kebiasaan.
Teori Keadilan Menurut Thomas Hobbes

Thomas Hobbes adalah salah seorang tokoh teori perjanjian masyarakat, oleh
karena itu konsepsi mereka tentang keadilan didasarkan pada teori
perjanjian masyarakat.Menurut kontruksi dia dalam perjanjian masyarakat,
bahwa manusia pada dasarnya jelek, suka cakar menyakar. Jadi manusia
harus dikendalikan, harus ada kekuatan yang mengendalikan manusia.

Menurutnya suatu tindakan dikatakan adil kalau suatu perjanjian yang telah
dibuat ditaati, dan ketidakadilan adalah tidak lain daripada ketiadaan
pelaksanaan (pelanggaran) dari perjanjian yang telah dibuat.
Pentingya membiasakan berbuat dan berlaku adil
terhadap sesama
Franz Magnis Suseno mengemukakan bahwa orang yang sama sekali tidak
dapat memahami apa yang dimaksud keadilan, percuma kita dekati agar ia
bertindak dengan lebih adil.
Perlakuan dan perbuatan yang adil harus diterapkan dan dibiasakan dalam
berbagai bidang kehidupan, yaitu diantaranya:
a. Berlaku dan berbuat adil dalam bidang ekonomi
1) Memberikan upah yang sama kepada setiap orang yang sama, dan
memberikan upah yang berbeda kepada setiap orang yang berbeda.
2) Pembagian-pembagian yang wajar yang bertalian dengan kesejahteraan
3) Memberikan hak dan kebebasan kepada orang lain untuk memiliki
sesuatu, dan untuk menjual serta membeli sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai