• Pokok Bahasan
1.Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Hukum
2.Pokok-pokok Bahasan Filsafat Hukum
3.Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum
4.Aliran-aliran Filsafat Hukum
5.Pengertian Dan Tujuan Hukum Secara Filosofis
6.Keadilan Dan Hukum Yang Benar Dan Adil
7.Filsafat Hukum Berdasarkan Pancasila
8.Etika Profesi Hukum
9.Kapita Selekta I
10.Kapita Selekta II
REFERENSI
Darji Darmodiharjo & Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum
Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1988.
I.R. Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Lili Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990.
__________, Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.
Buku-buku Penunjang :
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1998.
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, (Terj.) Muhammad radjab, Jakarta: Bhratara,
1996.
FILSAFAT HUKUM
Oleh:
1. Keheranan
Banyak filsuf yg menyatakan bahwa rasa heran
manusia (bhs Yunani thaumasia sebagai
pendorong timbulnya filsafat.
Keheranan menyebabkan manusia berpikir
untuk mendapatkan jawaban mengapa
demikian.
2. Kesangsian
Augustinus dan Rene Descartes menya-takan bahwa
kesangsian merupakan sum-ber utama pemikiran.
Manusia merasa heran, kemudian ragu-ragu dengan
kemampuan inderanya. Di mana kepastian dapat ditemukan.
Untuk itulah manusia kemudian berpikir secara mendalam dan
komprehensif.
PHILO
PHILOSOPHIA PHILOSOPHY
SOPHIA
Lanjutan ….
• PHILO : love
• PHILEIN : to love
• SOPHIA : wisdom
• PHILOSOPHIA : love of wisdom
• PHILOSOPHY : cinta akan kebijaksaan (love of wisdom)
dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Lanjutan ….
Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy
(bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of )
dan sophia (wisdom). Jadi secara etimologis filsafat artinya
cinta atau gemar akan kebajikan (love of wisdom).
Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar
atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada
mulanya.
2. Definisi Filsafat
Menurut Immanuel Kant
Filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari
segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa
yang dapat kita ketahui.
Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yg sedalam-dalamnya tentang sebab-
sebab “ada” dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yg
sedalam-dalamnya, sampai “mengapa”
yang “penghabisan”.
3. Esensi Pengertian Filsafat
SEBAGAI
PENDOBRAK
SEBAGAI
FILSAFAT PEMBEBAS
SEBAGAI
PEMBIMBING
1. FILSAFAT SBG.
PENDOBRAK
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia
tertawan dalam penjera tradisi dan kebiasaan.
Dalam penjara tersebut, manusia terlena dalam
alam mistik (gaib) yang penuh sesak dgn hal-hal yang
serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos.
Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok tradisi. Meski pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. FILSAFAT SBG. PEMBEBAS
Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi yang penuh dgn mitos, tetapi juga membawa
manusia keluar dari kekangan tsb.
Filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara
berpikir mistis . Filsafat membebaskan manusia dari
ketidak tahuan dan kebodohannya.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang
tidak kritis, yang membuat manusia mudah menerima
kebenaran semu yang menyesatkan.
3. FILSAFAT SBG. PEMBIMBING
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
mistis dengan membimbing manusia untuk berpikir
secara rasional.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
yang picik dan dangkal dan membimbing manusia
untuk berpikir secara luas dan mendalam.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
yang tak teratur dan tak jernih dan membimbing
manusia untuk berpikir secara sistematis dan logis.
F. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
1. IDEALISME
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap
bahwa
realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran
atau yang
sejenis dengan itu.
Lanjutan ….
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting
dalam perkembangan sejarah pikiran manusia.
Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam
bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang
merupakan kenyataan sebenarnya.
Adapun alam nyata yang menempati ruang ini
hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Lanjutan ….
2. MATERIALISME
Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi
atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak
mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad
pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham
Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung
(pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan
penganut yang penting di Eropah Barat.
Lanjutan ….
3. DUALISME
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat
yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas
berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu mencipta-kan
kehidupan dalam alam. Contoh yang paling jelas
tentang adanya kerja sama kedua hakek at ini adalah
terdapat dalam diri manusia.
Lanjutan ….
4. EMPIRISME
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu
"empiris" yang berarti pengalaman inderawi. Oleh
karena itu empirisme dipahami sbg pandangan yg
memandang pengalaman sebagai sumber utama
pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya
adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut
dunia maupun pengalaman batiniah yang
menyangkut pribadi manusia.
Lanjutan ….
5. RASIONALISME
Rasionalisme adalah merupakan faham atau
aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide
yang masuk akal.Selain rasio, tidak ada sumber
kebenaran yang hakiki.
Zaman Rasionalisme berlangsung dari
pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad ke
XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu
pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif
daya akal budi (ratio) untuk menemukan
kebenaran.
Lanjutan ….
6. FENOMENALISME
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham
yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah
sumber pengetahuan dan kebenaran.
Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang
menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan
bidang evidensi yang langsung.
Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of
looking at things".
G. CABANG-CABANG FILSAFAT
1. METAFISIKA (filsafat tentang hal ada)
2. LOGIKA (filsafat tentang berpikir)
3. ETIKA (filsafat tentang pertimbangan moral)
4. ESTETIKA (filsafat tentang keindahan)
5. EPISTEMOLOGI (filsafat tentang pengetahuan):
1) FILSAFAT ILMU
2) FILSAFAT PENDIDIKAN
3) FILSAFAT SEJARAH
4) FILSAFAT MATEMATIKA
5) FILSAFAT POLITIK
PERTEMUAN II
PENGERTIAN FILSAFAT dan SEJARAH
FILSAFAT
Arti secara Etimologis
• Berdasar asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani
PHILOSOPHYA. Kata ini merupakan gabungan dari dua kelompok
akar kata.
• Kelompok akar kata pertama adalah kata Philein dan
sophos. Philein berarti cinta dan sophos berarti
kebijaksanaan.
• Cinta bukan sbg noun, bukan sbg adjective, tetapi cinta = verb
• Verb ? kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur
dlm jiwanya bijaksana
• Kelompok akar kata kedua adalah kata phylo dan sophya. Phylo =
sahabat, dan sophya = kebijaksanaan. Maksud : Manusia harus
dapat berperan sbg sahabat kebijaksanaan dalam kondisi apapun
juga.
Arti filsafat secara historis
5. TERBENTUKNYA HUKUM
Menurut Glastra van Loon, terbentuknya hukum dikelompokkan dalam
tiga kategori :
a. Menurut Aliran Legisme (abad 15-19)
• Terbentuknya hukum melalui pembuatan undang-undang, shg hukum
identik dg undang-undang.
• Undang-undang merupakan satu-satunya sumber hukum, shg
kebiasaan dan hukum adat bukan peraturan hukum, kecuali apabila
undang-undang menentukannya.
• Pembentukan hukum di luar uu dianggap tidak dapat menjamin
kepastian hukum, shg dianggap bukan sbg hukum.
• Tokoh ; Paul Laband, Jellinek, Hans Nawiasky, Hans Kelsen, John Austin
lanjutan
• Sumber Hukum :
7. BENTUK HUKUM :
• Menurut J.F Glastra van Loon, ada 4 bentuk hukum :
• hukum tak tertulis
• hukum tercatat
• hukum tertulis
• hukum yg terkodifikasi
SISTEM FILSAFAT HUKUM
1. 0ntologi hukum
Sebagai hasil penerapan ciri berfikir filosofis radikal.
Hal yang dibahas didalamnya adalah :
- Objek kajian ilmu hukum, termasuk objek kajian
sesungguhnya
- Asumsi dasar ilmu hukum
Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk
hukum, asas hukum, sumber hukum, sistem
hukum, subjek hukum.
lanjutan
1. Socrates
• Kebenaran objektif dilakukan dg peningkatan
pengetahuan mll pendidikan, shg tugas utama
negara adalah mendidik warga negara dlm
keutamaan (arête). Arete is taat pada hukum
negara, yg didasarkan pd pengetahuan intuitif ttg
yang baik dan benar (ada dlm setiap manusia),
disebut theoria. Cara : Refleksi atas diri sendiri,
Gnooti Seauton.
lanjutan
2. Plato
- Karya (ttg negara) : Politeia dan Nomoi
- Ajaran :
A. Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga ada
negara ideal, dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya sangat
teratur secara adil.
Bagaimana dapat teratur? dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga
unsur jiwa (akal,rasa,karsa) akan memiliki keteraturan apabila ada
kesatuan harmonis apabila perasaan dan nafsu dikendalikan dan
ditundukkan oleh akal Keadilan : terletak pada batas seimbang antara
ketiga bagian jiwa aplikasi: negara harus diatur scr seimbang sesuai dg
bagian-bagiannya keadilan.
Bagian-bagian negara menurut Plato:
a.kelas orang-orang yg memiliki kebijaksanaan
b.kelas orang yg memiliki keberanian kelas tentara
c.kelas orang yg memiliki pengendalian diri
• Adil, if setiap golongan berbuat sesuai dg tempat dan fungsinya
(tugasnya).
Lanjutan Plato
3. Aristoteles
Karya : Politika (8 jilid)
Pemikiran : pemisahan antara hukum alam dan hukum positif muncul masalah
ketaatan. Ketaatan cenderung imp. Hipotetis bukan imp.kategoris.
JAMAN ROMAWI
2. Thomas Aquinas
• Kebenaran wahyu mjd pedoman bagi kebenaran dari akal budi
keduanya diakui ada
• Hukum :
a.dari wahyu : hukum ilahi positif (ius divinum positivum )
b.dari akal budi manusia
- ius naturale (primer dan sekunder)
- ius gentium
- ius positivum humanus
c. keadilan: sesuatu yg sepatutnya bagi orang lain menurut kesamaan
proporsional
- iustitia distributive
- iustitia commutative
- iustitia legalis
MASA RENAISSANCE DAN MODERN
• Terjadi perubahan pola dasar pemikiran manusia, dr terbelenggu mjd bebas berfikir
segala aspek kehidupan manusia mengalami perkembangan pesat (adanya ilmu-ilmu
cabang, penemuan daerah baru negara baru)
• Hal tsb juga berpengaruh pd pemikiran hukum : rasio manusia yg berdiri sendiri sbg satu-
satunya sumber hukum. Dalam konstruksi hukum ,logika manusia merupakan unsur
penting.
• Tokoh-tokoh yang berpengaruh diantaranya adalah :;
Lanjutan abad modern
• Fil.Hukum bukan lagi produk filsof, tetapi sbg produk para ahli
hukum, sebab pada saat ahli hukum sampai pada dasar-dasar
persoalan, spekulasi terdalam pasti akan kembali ke filsafat
(hukum).
PERTEMUAN KE 4 dan 5
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM
b. Hans Kelsen
• Ajaran Hukum Murni, hukum harus dibersihkan
dari unsur-unsur yg tdk yuridis (etis, sosiologis,
politis) .
• Jadi menolak berlakunya huku alam dan
eksistensi hukum kebiasaan.
• Ajaran Stufen-theorie, system hukum
merupakan suatu hierarkhi hukum, suatu
ketentuan hukum bersumber dr ketentuan
hukum lain yg lebih tinggi.
lanjutan
a.Soerjono Soekanto membagi aliran filsafat hukum, adalah sebagai berikut: Mazhab formalitas,
Mazhab sejaran dan kebudayaan, Aliran utilitarianisme, Aliran sociological yurisprudence dan
Aliran realism hukum.
b.Satjipto Rahardjo, mengemukakan berbagai aliran filsafat hukum adalah sebagai berikut;Teori
Yunani dan Romawi, Hukum alam, Positivisme dan utilitarianisme, Teori hukummurni, Pendekatan
sejarah dan antropologis, dan Pendekatan sosiologis.
c.Lili Rasdji, mengemukakan aliran-aliran yang paling berpengarus saja adalah sebagaiberikut;
Aliran hukum alam, Aliran hukum positif, Mazhab sejarah, Sociologicaljurisprudence, Pragmatic
legal realism.
Aliran hukum alam
Adapun berbagai teori tentang hukum adalah sebagai berikut:
Aliran hukum alam adalah hukum yang berlaku universal dan abadi yang bersumber dari Tuhan,
filsafat keadilan sebagaimana dikembangkan oleh teori plato/ aristoteles dan Thomas Aquino.
b.Aristoteles mengutarakan (membagi dua adalah hukum alam dan hukum positif) teoridualisme, sebagai kontribusi (manusia
bagian dari alam, manusia adalah majikan dari alam)
c.Thomas Aquino : ³Summa Theologica´ dan ³De Regimene Principum´. Membagi asas hukum alam menjadi dua adalah sebagai
berikut:
i.Principia Prima adalah merupakan asas yang dimiliki oleh manusia semenjak lahir dan bersifat mutlak.
ii.Principia Secundaria adalah merupakan asas yang tidak mutlak dan dapat berubah menurut tempat dan waktu
d.Immanuel Kant mengutarakan pandangan tentang hukum kodrat metafisis yaitu tentangkodrat dan kebebasan. Kodrat adalah
merupakan lapangan dari akal budi, yang tersusunatas kategori kategori pikiran, yang terdiri atas empat komponen dasar,
yaitu kualitet,kuantitet, relasi dan modalitet, tetapi dibatasi ruang dan waktu. Kebebasan adalahlapangan dari dan bagi akal
budi praktis, wilayah moralitas, yaitu kebebasan normativeetis dari manusia, yang menampilkan ideal kepribadian manusia.
Hukum Alam Irasional
Filsafat Thomas Aquinas mengakui bahwa disamping kebenaran wahyu juga terdapat
kebenaran
akal. Adanya pengetahuan yang tidak ditembus aleh akal dan untuk itulah diperlukan iman.
Dengan demikian, menurut Aquinas, ada dua pengetahuan yang berjalan bersama-sama,
yaitupengetahuan alamiah dan pengetahuan iman. Mengenai pembagian hukum,Friedmann
menggambarkan pemikiran Aquinas denganmenyatakan ada empat macam hukum yang
diberikan Aquinas, yaitu lex aeterna (hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera manusia), lex divina (hukum rasio Tuhan yang bisa ditangkap oleh pancaindera
manusia), lex naturalis (hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio manusia)
dan lex positivis (penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia).
Hukum alam merupakan sebagai metode tertua yang dapat dikenali sejak zaman sampai abad
pertengahan (abad 7 dan ke-18). Hukum alam adalah merupakan sebagai substansi (isi) yaitu
berisikan norma-norma, peraturan-peraturan dapat diciptakan dari asas-asas hak sasasi
manusia.Hukum alam menganggap pentingnya hubungan antara hukum dan moral.
Aliran Hukum Positifisme
Aliran Positifisme menganggap bahwa keduanya hukum dan moral dua hal yang harus dipisahkan. Dan aliran
ini dikenal sadnya dua subaliran yang terkenal yaitu;
a. Aliran hukum positif yang analitis, pendasarnya adalah John Austin. Ada empat unsure penting menurut
Austin dinamakan sebagai hukum;
Ajarannya tidak berkaitan dengan penelitian baik-buruk, sebab penelitian ini berada di luar bidang hukum.
Kaidah moral secara yuridis tidak penting bagi hukum walaupun diakui ada pengaruhnya pada masyarakat.
Pandangannya bertentangan baik dengan ajaran hukum alam maupun dengan mazhab
sejarah.
Masalah kedaulatan tak perlu dipersoalkan, sebab dalam ruang lingkup hubungan politik sosiologi yang
dianggap suatu yang hendak ada dalam kenyataan. Akan tetapi aliran hukum positif pada umumnya
kurang atau tidak memberikan tempat bagi hukum yang hidup dalam masyarakat.
Aliran Hukum Positifisme…lanjutan
Austin mengemukakan ciri-ciri positivism, adalah sebagai berikut yaitu :
Tidak ada hubungan mutlak antar hukum moral dan yang lainnya.
b. System hukum adalah merupakan system yang logis, tetap, dan bersifat tertutup dan di dalamnya terhadap
putusan-putusan yang tetap.
Aliran hukum positif murni, dipelopori oleh Hans Kelsen. Latar belakan ajaran hukum murni merupakan
suatu pemberontakan terhadap ilmu idiologis, yaitu mengembangkanhukum sebagai alat pemerintah dalam
negara totaliter. Dan dikatakan murni karenahukum harus bersih dari anasir-anasir yang tidak yuridis yaitu
anasir etis, sosiologis,politis, dan sejarah. Maka menurut Hans Kelsen hukum itu berada dalam dunia ³sollen
´dan bukan dalam dunia ³sain´. Sifatnya adalah hipotesis, lahir karena kemauan dan akalmanusia. Ajaran
Hans Kelsen mengemukakan Stufenbau des Recht (hukum itu tidak boleh bertentangandengan ketentuan
yang lebih atas derajatnya). Dan John Austin mengemukakan ada dua bentukhukum, adalah sebagai berikut;
Positif law dan Positif morality.
Aliran Mahzab Sejarah dan Aliran Sociological Yurisprudence
Aliran Mazhab Sejarah
Aliran Mazhab sejarah dipelopori Friedrich Carl von Savigny (Volk geist) hukum kebiasaan sumber hukum
formal. Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama samadengan masyarakat.
Pandangannya bertitik tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa da ntiap-tiap bangsa memiliki
volksgeist´ jiwa rakyat. Dia berpendapat hukum semua hukumberasal dari adat-istiadat dan kepercayaan dan
bukan berasal dari pembentukan undang undang.
Sociological Yurisprudence (living law) dipelopori Eugen Ehrlich (german) tapi berkembang diAmerika Serikat
(Roscoe) konsep hukum, hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yanghidup dalam masyarakat baik
tertulis maupun tidak tertulis. Mengakui sumber hukum formalbaik undang undang maupun bukan undang
undang asal. Dipengaruhi oleh aliran positifsosiologis dan August Comte yang orientasinya sosiologis. Inti
pemikiran Roscoe Pound hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yanghidup di dalam
masyarakat. Berpegang kepada pendapat pentingnya, baik akal maupun pengalaman.
Aliran Pragmatic Legal Realism dan Aliran Antropolitica
Yurisprudence
Aliran Pragmatic Legal Realism dipelopori oleh Roscoe Pound konsep hukumnya ( Law as
a tool of social engineering ) sub aliran positivisme hukum Wiliam James dan Dewey
mempengaruhi lahirnya aliran ini. Titik tolaknya pada pentingnya rasio atau akal sebagai
sumberhukum. Menurut Liewellyn, aliran realism adalah merupakan bukan aliran dalam
filsafat hukum,tetapi merupakan suatu gerakan movement´ dalam cara berfikir tentang
hukum.
Aliran Utilitarianisme
Aliran Utilitarianisme dikemukakan tokoh aliran ini dalah Jeremy Bentham dan
mengutarakanpendapatnya memegang prinsip manusia akan melakukan
tindakan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan
mengurangi penderitaan (hukum itu harus bermanfaatbagi masyarakat,
guna mencapai hidup bahagia). Merupakan aliran yang meletakkan dasar
dasarekonomi bagi pemikiran hukum, prinsip utamanya adalah tujuan dan
evaluasi hukum.Bentham dan Jhon Stuart Mill memiliki pendapat yang
sejalan yaitu pembentukan undang-undang hendaknya dapat melahirkan
undang-undang yang dapat mencerminkan keadilan bagisemua individu.
PERTEMUAN KE 6
2.Aspek tujuan keadilan atau finalitas yaitu menentukan isi hukum agar
sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan hukum sebagai
instrumentalnya.
3.Aspek kepastian hukum atau legalitas yaitu menjamin bahwa hukum mampu
memberikan dan menetapkan hak atas sesuatu dari seseorang sebagai subjek
hukum.
Tujuan Filsafat Hukum secara Spesifik
Arti keadilan.
Terdapat dua fiksi yang sama namun berbeda dalam penerapannya, yaitu
adil dan ketidakadilan.
• FIAT JUSTITIA BEREAT MUNDUS = memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi
haknya
• justitia correctiva (keadilan korektif) = keadilan yang didasarkan atas transaksi
(sunallagamata) baik dilakukan secara sukarela maupun dengan paksaan.
Keadilan ini pada umumnya terjadi dalam lapangan hukum privat seperti jual-beli,
tukar-menukar, atau sewa-menyewa.
• justitia distributiva (keadilan distributif/membagi) = keadilan membagi yang
membutuhkan distribusi atas pe97nghargaan. Keadilan ini berkenaan dengan
hukum public.
THOMAS AQUINAS = FILSAFAT SCOLASTIKA
• THOMAS AQUINAS :
• KEADILAN KHUSUS = IUSTITIA SPESIFICA
• KEADILAN UMUM = IUSTITIA GENERALE/UNIVERSALITA
• KEADILAN KHUSUS:keadilan atas dasar kesamaan atau proporsionalitas.
• keadilan yang membagi (justitia distributiva): keadilan ini menuntut
keadilan dalam membagikan serta membutuhkan pengorbanan. Mis,
hakim harus memiliki kompetensi sebagai hakim
• keadilan karena kebersamaan (justitia commutativa): adalah keadilan
berkenaan dengan kehidupan bersama dalam masyarakat yaitu dalam
transaksi seperti tukar-menukar, sewa-menyewa, jual-beli.
• keadilan yang memberi (justitia vindikativa): yaitu keadilan berkenaan
dengan pemberian sanksi jika kewajiban yang wajib dikerjakannya
tidak dikerjakan atau perintah yang wajib dihindari tetapi tidak
dihiraukannya.
• KEADILAN UMUM (IUSTITITA LEGALIS): keadilan menurut hukum =
keadilan normatif
Terdapat beberapa pengertian tentang keadilan dan keadilan. Konsep ini
disesuaikan dengan konsep-konsep dari sudut pandang para filsuf (jaman
dahulu) yang memberikan pandangan yang berkaitan dengan adil dan enar,
diantaranya adalah :
Teori Keadilan bertugas untuk menerangkan sifat-sifat dasar dan asal mula
dari keadilan. Teori Keadilan sangat penting untuk diketahui dan dipahami,
sebab suatu perbuatan akandikatakan adil kalau kita tahu tentang keadilan.
Dalam pembahasan ini, tidak akan dibahas teori-teori berdasarkan kurun
waktu, tetapi pembahasan ini akan mengungkapkan pendapat beberapa
tokoh keadilan, yang akan kita sebut teori keadilan.
Thomas Hobbes adalah salah seorang tokoh teori perjanjian masyarakat, oleh
karena itu konsepsi mereka tentang keadilan didasarkan pada teori
perjanjian masyarakat.Menurut kontruksi dia dalam perjanjian masyarakat,
bahwa manusia pada dasarnya jelek, suka cakar menyakar. Jadi manusia
harus dikendalikan, harus ada kekuatan yang mengendalikan manusia.
Menurutnya suatu tindakan dikatakan adil kalau suatu perjanjian yang telah
dibuat ditaati, dan ketidakadilan adalah tidak lain daripada ketiadaan
pelaksanaan (pelanggaran) dari perjanjian yang telah dibuat.
Pentingya membiasakan berbuat dan berlaku adil
terhadap sesama
Franz Magnis Suseno mengemukakan bahwa orang yang sama sekali tidak
dapat memahami apa yang dimaksud keadilan, percuma kita dekati agar ia
bertindak dengan lebih adil.
Perlakuan dan perbuatan yang adil harus diterapkan dan dibiasakan dalam
berbagai bidang kehidupan, yaitu diantaranya:
a. Berlaku dan berbuat adil dalam bidang ekonomi
1) Memberikan upah yang sama kepada setiap orang yang sama, dan
memberikan upah yang berbeda kepada setiap orang yang berbeda.
2) Pembagian-pembagian yang wajar yang bertalian dengan kesejahteraan
3) Memberikan hak dan kebebasan kepada orang lain untuk memiliki
sesuatu, dan untuk menjual serta membeli sesuatu.