Anda di halaman 1dari 14

HUKUM PERIKATAN

(ASAS-ASAS PERJANJIAN)
Team Teaching Bagian Keperdataan
BUKU
• C. Asser’s, 1991. Pengajian Hukum Perikatan Belanda. Jakarta :
Dian Rakyat
• Salim HS, 2002. Pengantar Hukum Perikatan Tertulis (BW).
Jakarta : Sinar Grafika.
• Subekti, 2003. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Jakarta : PT.
Intermasa.
• Djaja S. Meliala, 2006, Perkembangan Hukum Perikatan Tentang
Orang dan Hukum Keluarga, Bandung, Nuansa Aulia.
• apa itu asas-asas hukum perjanjian?
• Asas hukum dikemukakan oleh Paul Scholten merupakan pikiran-
pikiran dasar yang terdapat didalam serta dibelakang sistem hukum,
dan masing-masing dirumuskan dalam Peraturan Perundang-
Undangan maupun Putusan-putusan Hakim, dimana terdapat
ketentuan-ketentuan dan Putusan-putusan individu dipandang sebagai
penjabarannya.
• Satjipto Rahardjo mengatakan asas hukum dapat diartikan sebagai
sesuatu hal yang dianggap oleh masyarakat umum sebagai Kebenaran
Asasi (Basic Truth), sebab melalui asas-asas hukum itulah
pertimbangan etis dan sosial dari masyarakat menyatu dalam hukum.
• Asas-asas fundamental yang mengusai hukum kontrak adalah
prinsip atau asas konsensulitas adalah persetujuan terjadi karena
adanya persesuaian kehendak (Konsensus) dari para pihak.
• Pada umumnya, persetujuan-persetujuan dapat dibuat secara bebas
bentuk serta dibuat secara tidak formal melainkan berdasarkan kata
sepakat (Konsensual) .
• Pada dasarnya prinsip-prinsip atau asas kekuatan mengikat suatu
persetujuan menegaskan para pihak harus memenuhi ikatan dalam
Persetujuan (Agreement) yang dibuat mengacu pada Asas Kebebasan
Berkontrak.
• Dalam hukum perjanjian terdapat beberapa asas penting meliputi asas
Kebebasan Berkontrak, Asas Kekuatan Mengikat, Asas
Konsensualitas, dan Asas Obligator. Untuk itu, kita dapat
menguraikan asas-asas hukum perjanjian sebagai berikut:
1. ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
• Asas kebebasan berkontrak adalah salah satu asa yang sangat
penting peranannya dalam hukum perjanjian.
• Maksud dari kebebasan adalah bentuk perwujudan dari kehendak
bebas dari pancaran hak asasi manusia
• Pada dasarnya asas kebebasan berkontrak yang dilatarbelakangi oleh
paham individualisme secara Embrional Radikal yang lahir pada
zaman Yunani, serta dikembangkan oleh kaum Epicuristen dan
berkembang pesat di zaman Renaisance.
• Asas Kebebasan Berkontrak merupakan sesuatu yang Essensial,
baik dari segi individu untuk dapat menjaga kepentingan-kepentingan
keluarga maupun melindungi harta kekayaannya, dan juga dari segi
masyarakat sebagai satu kesatuan. Asas Kebebasan Berkontrak dapat
dikategorikan sebagai hak dasar.
• Maine - asas kebebasan berkontrak merupakan suatu aspek hukum
yang sangat Essensial dari sifat kebebasan individu.
• Hugo Grotius - perjanjian adalah salah satu dari hak asasi manusia.
• Thomas Hobbes - pendekatan hukum alam serta menyatakan bahwa
kebebasan berkontrak merupakan bagian dari kebebasan manusia.
• Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 - manusia diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajat, hak dan kewajiban
asasinya tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, dan
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
• Falsafah Negara Pancasila - ada keselarasan, keserasian dan
keseimbangan antara penggunaan hak-hak asasi manusia dan
kewajiban asasi manusia.
2. ASAS KEKUATAN
MENGIKAT
• Sistem terbuka yang terkandung dalam Asas kebebasan berkontrak
pun menganut prinsip kekuatan mengikat, sebagaimana diatur
dalam rumusan Pasal 1374 ayat (1) Burgelijke Wetboek tahun 1838
juncto Pasal 1338 BW
• Pada prinsipnya bahwa suatu persetujuan atau kesepakatan dari
seseorang akan menciptakan suatu kewajiban hukum dan akan
terikat dengan janji-janji kontraktualnya.
• Charles Fried - Janji pada keterikatan modal terletak pada
kewajiban individu dan/atau masyarakat dalam mengimplentasikan
suatu perjanjian atau kontrak.
• adagium Pacta Sunt Servanda yang diakui sebagai peraturan yang
dibuat oleh para pihak secara timbal balik pada hakikatnya
merupakan sesuatu yang harus dipenuhi serta mempunyai sanksi
secara mengikat para pihak dalam perjanjian.
3. ASAS
KONSENSUALITAS
• Asas Konsensualitas merupakan salah satu asas yang terdapat
dalam suatu perjanjian.
• . Istilah Konsensual diartikan sebagai kata sepakat atau
kesepakatan (deal).
• Asas konsensualitas mengandung arti bahwa perjanjian terjadi
sejak adanya kata sepakat antara pihak-pihak mengenai pokok
perjanjian.
• Sejak saat itu, perjanjian tersebut mempunyai kekuatan mengikat.
• Eggens, Asas Konsensualitas merupakan puncak peningkatan
manusia yang tersirat dalam pepatah “Dengan meletakan
kepercayaan, maka dialah yang menempatkan martabat setinggi
manusia“, artinya orang dapat memegang perkataan atau mulutnya
sebagai salah satu tuntutan kesusilaan.
• Abdulkadir Muhammad menegaskan asas konsensulitas
mengandung arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat tercapainya
kata sepakat (Konsensus) antara pihak-pihak mengenai pokok
perjanjian.
4. ASAS OBLIGATOIR
• Asas Obligator mengandung makna bahwa perjanjian yang dibuat
oleh para pihak baru dalam taraf menimbulkan hak dan kewajiban
saja, tetapi belum memindahkan hak milik.
• Hak milik akan berpindah apabila dilakukan dengan perjanjian
yang bersifat Kebendaan (Zakelijke Overeenkomst) adalah melalui
penyerahan atau Levering.
• Dalam Hukum Perdata Perancis (Code Civil Perancis) hanya
mengenal perjanjian yang dibuat sekaligus bersifat kebendaan
artinya ada pemindahan hak milik, tetapi tidak mengenal perjanjian
obligator.
• Contohnya, apabila dalam Jual Beli, sejak adanya Perjanjian Jual
Beli, maka secara otomatis hak milik berpindah kepada pembeli
tanpa melalui Penyerahan (Levering).
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai