Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR ILMU HUKUM

Nama : Gunawan
Nim : 2023060017

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS HANDAYANI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat Hidayah dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Pengantar ilmu Hukum”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan
ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan
tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

A. Tujuan dan Fungsi Hukum................................................................................................... 2

B. Sumber-Sumber Hukum ...................................................................................................... 7

C. Pembidangan Hukum. .......................................................................................................... 9

D. Mampu memberikan perbedaan Subyek Hukum, Obyek Hukum, Peristiwa Hukum,


Perbuatan Hukum dan Akibat Hukum. ..................................................................................... 14

E. Hubungan Hukum dan Kekuasaan..................................................................................... 15

F. Faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum dalam masyarakat .................................. 16

G. Pengertian Penafsiran Hukum/Interpretasi hukum dan contohnya .................................... 16

H. Pengertian Konstruksi Hukum Dan Contohnya .................................................................. 17

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum merupakan keseluruhan aturan maupun kaidah yang berlaku dalam suatu
kehidupan bersama yang mengatur mengenai tingkah laku dimana dalam pelaksanaannya
dapat dipaksakan dengan hadirnya suatu sanksi. Hukum mengatur hubungan hukum yang
terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan masyarakat dan antara individu itu sendiri
yang mana tercermin dalam hak dan kewajiban. Dalam usahanya mengatur, hukum
menyesuaikan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat dengan sebaik-
baiknya. Mengingat bahwa masyarakat itu sendiri dari individu-individu yang
menyebabkan terjadinya interaksi, maka akan selalu terjadi konflik atau ketegangan antara
kepentingan perorangan dan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat.

Hukum berusaha menampung ketegangan atau konflik itu sebaik-baiknya. Hukum


yang dituangkan dalam bentuk norma dibuat untuk dipatuhi, sehingga jika suatu norma
dilanggar maka akan dikenakan sanksi. Konsekuensi yang timbul dari pemberlakuan
sanksi ini ialah jaminan dari pemerintah ataupun pihak yang berwajib untuk memberikan
rasa aman bagi warga negara sehingga jika terdapat warga negara yang merasa dirinya
berada dalam keadaan yang tidak aman maka pemerintah ataupun pihak yang berwajib
harus memberikan perlindungan hukum yang adil bagi warga negara tersebut. John Rawls
menyatakan bahwa hukum menjadi adil bila benar-benar dalam penerapannya sesuai
dengan jiwa dari tata hukum positif. Sebab yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dari
hukum ialah keadilan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Fungsi Hukum.
Berikut ini beberapa tujuan hukum menurut para ahli:
1. Tujuan hukum menurut Roscoe Pound
Roscoe Pound terkenal sebagai pencetus teori hukum sebagai alat untuk
merekayasa masyarakat (law as a tool of social engineering). Tujuan hukum menurut
Pound adalah untuk melindungi keentingan manusia. Kepentingan manusia adalah
suatu tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi manusia dalam bidang hukum, meliuti:
a. Kepentingan umum (public interest), meliputi:
• Kepentingan negara sebagai badan hukum
• Kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan masyarakat
b. Kepentingan masyarakat (social interest), yaitu:
• Kepentingan akan kedamaian dan ketertiban
• Perlindungan lembaga-lembaga sosial
• Pencegahan kemerosotan akhlak
• Pencegahan pelanggaran hak
• Kesejahteraan sosial
c. Kepentingan pribadi (private interest), terdiri dari:
• Kepentingan individu
• Kepentingan keluarga
• Kepentingan hak milik

2. Tujuan hukum menurut L.J. van Apeldoorn


Apeldoorn berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup
secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. Perdamaian tersebut dipertahankan
dengan cara melindungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu,
kehormatan, kemerdekaan, jiwa, dan harta benda dari pihak yang merugikannya.
Hukum mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil. Untuk mencapai
tujuannya tersebut harus diciptakan masyarakat yang adil dengan mewujudkan
keseimbangan antara kepentingan yang bertentangan antara orang yang satu dengan
yang lainnya.
2
Kepentingan individu seringkali bertentangan dengan kepentingan golongan.
Pertentangan kepentingan ini dapat menjadi pertikaian, bahkan menjelma menjadi
peperangan. Hukum harus bertindak sebagai perantara untuk mempertahankan
perdamaian dengan cara menimbang kepentingan yang saling bertentangan tersebut
secara teliti dan mengadakan keseimbangan di antaranya.
3. Tujuan hukum menurut Sudikno Mertokusumo
Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa tujuan pokok hukum adalah untuk
menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, yaitu adanya ketertiban dan
keseimbangan di dalam kehidupan masyarakat sehingga kepentingan manusia akan
terlindungi. Untuk mencapai tujuannya tersebut hukum bertugas membagi hak dan
kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur
cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.
4. Tujuan hukum menurut Geny
Tujuan hukum menurut Geny adalah untuk keadilan semata-mata. Isi hukum
ditentukan oleh unsur keyakinan seseorang mengenai apa yang dinilai etis, yaitu
apakah sesuatu adil atau tidak, benar atau tidak bergantung pada sisi batin seseorang.
Kesadaran etis yang ada pada batin tiap orang menjadi ukuran yang menentukan warna
keadilan dan kebenaran.
5. Tujuan hukum menurut Thomas Hobbes
Thomas Hobbes memandang hukum sebagai kebutuhan dasar bagi keamanan
individu. Hukum menjadi alat yang penting bagi terciptanya masyarakat yang aman dan
damai di tengah orang-orang liar yang suka saling memangsa.
6. Tujuan hukum menurut Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan penganut Aliran Hukum Alam yang berpendapat
bahwa tujuan hukum adalah sebagai pelindung hak-hak asasi dan kebebasan warganya.
Lebih lanjut Kant mengemukakan bahwa manusia merupakan makhluk yang berakal
dan berkehendak bebas, sehingga negara bertugas untuk menegakkan hak-hak dan
kebebasan warganya tersebut. Kemakmuran dan kebahagiaan rakyat menjadi tujuan
negara dan hukum.

3
7. Tujuan hukum menurut Jerome Frank
Tujuan hukum menurut Jerome Frank adalah untuk membuat hukum menjadi lebih
responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial.
8. Tujuan hukum menurut Jeremy Bentham
Sebagai penganut Aliran Utilitarianisme, Bentham memiliki pandangan bahwa
hukum bertujuan semata-mata apa yang berfaedah bagi banyak orang. Seringkali apa
yang bermanfaat bagi seseorang bisa jadi merugikan orang lain, sehingga menurut
Aliran Utilitarianisme tujuan hukum adalah untuk menjamin adanya kebahagiaan yang
sebanyak-banyaknya bagi orang sebanyak-banyaknya (the greatest happiness of the
greatest number). Pendapat Bentham tersebut dititikberatkan pada hal-hal yang
bermanfaat bagi banyak orang, namun tidak memperhatikan soal keadilan.
9. Tujuan hukum menurut Subekti
Pendapat Subekti sejalan dengan pandangan Jeremy Bentham. Tujuan hukum
menurut Subekti adalah untuk mengabdi pada tujuan negara yang pada pokoknya adalah
untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan kepada rakyatnya. Untuk mencapai
tujuannya tersebut hukum harus menyelenggarakan keadilan dan ketertiban.
Keadilan dapat digambarkan sebagai suatu keseimbangan yang membawa ketentraman
di dalam hati orang dan jika diusik atau dilanggar akan menimbulkan kegelisahan dan
kegoncangan.
Keadilan menuntut agar tiap orang dalam keadaan yang sama harus menerima
bagian yang sama pula. Untuk mendapatkan keadilan hukum harus mampu menemukan
keseimbangan antara berbagai kepentingan yang bertentangan. Hukum juga harus
mendapatkan keseimbangan antara tuntutan keadilan tersebut dengan tuntutan
ketertiban atau kepastian hukum.
10. Tujuan hukum menurut van Kan
Menurut van Kan hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-tiap manusia
supaya kepentingan-kepentingan tersebut tidak dapat diganggu. van Kan berendapat
bahwa norma-norma atau kaedah-kaedah yang ada seperti norma agama, kesusilaan dan
kesopanan belum mampu melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam
masyarakat, dalam hal inilah hukum menjalankan perannya.

4
Tujuan hukum secara umum
Berdasarkan uraian mengenai tujuan hukum menurut para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan tujuan hukum adalah sebagai berikut:
1. Melindungi kepentingan masyarakat.
2. Mengatur dan menciptakan tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil.
3. Mencapai keadilan bagi masyarakat.
4. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Untuk mencapai berbagai tujuan tersebut, maka hukum harus berkompeten dan adil,
bukan hanya sekadar keadilan prosedural, sehingga hukum mampu mengenali apa yang
diinginkan oleh masyarakat dan memiliki komitmen untuk mencapai keadilan
substantif.

Berikut ini Fungsi Hukum Menurut Para Ahli :


1. Fungsi hukum menurut Rudolf van Lhering
Fungsi hukum pada dasarnya adalah untuk menjaga stabilitas dan kepastian. Menurut
Rudolf van Lhering hukum hanya merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan
masyarakat, yaitu untuk melakukan pengendalian sosial. Hukum merupakan suatu
instrumen untuk melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat di tempat terjadinya
konflik yang tidak dapat dihindarkan antara kebutuhan sosial tiap-tiap manusia dengan
kepentingan pribadinya masing-masing.
Dua jenis fungsi hukum menurut Rudolf van Lhering adalah:
a. Untuk mencapai tujuan masyarakat yaitu pengendali sosial.
b. Untuk melayani kepentingan masyarakat dalam penyelesaian konflik.
2. Fungsi hukum menurut Satjipto Rahardjo
Satjipto Rahardjo berpendapat bahwa hukum bekerja dengan cara memancangi
perbuatan seseorang atau hubungan antara orang-orang dalam masyarakat. Untuk
keperluan pemancangan tersebut hukum menjabarkan pekerjaannya dalam berbagai
fungsi, yaitu:
a. Pembuatan norma-norma, baik yang memberikan peruntukan maupun yang
menentukan hubungan antara orang dengan orang.
b. Penyelesaian sengketa-sengketa.

5
c. Menjamin kelangsungan kehiduan masyarakat, terutama apabila terjadi perubahan-
perubahan dalam masyarakat.
3. Fungsi hukum menurut Darji Darmodihardjo dan Sidharta
Menurut Darji Darmodihardjo dan Sidharta hukum mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Ssbagai sistem kontrol sosial. Hukum memuat norma-norma yang mengontrol
perilaku individu dalam berhadapan dengan kepentingan dari individu-individu
yang lain dalam kehidupan sosial.
b. Sebagai sarana penyelesaian konflik (dispute setlement).
c. Untuk memperbarui masyarakat (social engineering).
4. Fungsi hukum menurut Michael Hager
Hukum berfungsi sebagai sarana pembangunan. Menurut Michael Hager dalam
fungsinya tersebut hukum dapat mengabdi ke dalam tiga sektor, yaitu:
a. Hukum sebagai alat penertib (ordering). Hukum dapat menciptakan suatu kerangka
bagi pengambilan keutusan politik dan pemecahan sengketa yang mungkin timbul
melalui hukum acara, juga dapat meletakkan dasar-dasar hukum bagi penggunaan
kekuasaan.
b. Hukum sebagai penjaga keseimbangan (balancing). Hukum dapat menjaga
keseimbangan dan keharmonisan antara kepentingan umum dan kepentingan
perorangan.
c. Hukum sebagai katalisator. Hukum dapat membantu untuk memudahkan proses
perubahan melalui pembangunan hukum (law reform) dengan bantuan tenaga
kreatif.
5. Fungsi hukum menurut Sunaryati Hartono
Sebagai penunjang proses pembangunan, hukum memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Hukum sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan.
b. Hukum sebagai sarana pembangunan.
c. Hukum sebagai sarana penegak keadilan.
d. Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat.

6
Fungsi Hukum secara Umum
Fungsi hukum dapat diringkas menjadi 7 poin penting, yaitu:
a. Sebagai sarana sosial kontrol.
b. Sebagai sarana perekayasa sosial.
c. Sebagai simbol.
d. Sebagai alat politik.
e. Sebagai sarana penyelesaian sengketa.
f.Sebagai sarana pengendalian sosial.
g. Sebagai sarana pengintegrasian sosial.

B. Sumber-Sumber Hukum

sumber hukum secara singkat adalah sebagai segala hal yang bisa melahirkan atau
menciptakan adanya hukum. Hal-hal yang menjadi sumber bisa berasal dari beberapa hal, mulai
dari perjanjian, kesepakatan, hingga teori-teori lainnya.
Adanya sumber hukum kemudian melahirkan aturan hukum yang harus ditaati oleh semua
lapisan masyarakat. Maka bisa diartikan bahwa definisi sumber hukum merupakan segala hal
yang bisa menimbulkan atau melahirkan aturan-aturan yang bersifat memaksa.

Macam-Macam Sumber Hukum


Secara umum terdapat dua macam sumber hukum, yaitu sumber hukum material dan sumber
hukum formal. Berikut ialah penjabarannya :
1. Sumber Hukum Material
Sumber hukum material merupakan semua norma, kaidah, atau aturan yang menjadi
pedoman manusia dalam bertindak. Lebih jelasnya, sumber hukum material ditentukan
berdasaarkan perasaan ataupun keyakinan dari seorang individu atau kelompok masyarakat.
Hukum material bersumber dari pendapat dari masyarakat sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku. Hal ini kemudian memberikan pengaruh pada proses pembentukan hukum
yang disahkan dan diterapkan dalam sebuah lingkungan masyarakat.

7
2. Sumber Hukum Formal
Selain itu juga ada sumber hukum formal. Sumber hukum formal merupakan hasil
penerapan dari sumber hukum material. Penerapan ini dilaksanakan supaya seluruh objek
hukum dapat menaatinya serta hukum dapat berjalan secara baik.
Sumber hukum formal juga dibagi menjadi beberapa jenis sumber hukum di antaranya yaitu
undang-undang, kebiasaan, keputusan hakim, traktat dan pendapat sarjana hukum.

a. Undang-Undang
Undang-undang atau statue, adalah sumber hukum berupa semua aturan yang mempunyai
kekuatan hukum dan mengikat dan dijaga oleh pemerintah dari suatu negara dimana undang-
undang itu dibuat. Undang-undang harus dipatuhi oleh warga negara yang bersangkutan.

b. Kebiasaan
Kebiasaan atau custom, adalah sumber hukum yang didapat dari satu perilaku sama yang
dilakukan secara kontinyu atau terus menerus hingga kemudian menjadi suatu hal yang
umum untuk dilakukan. Contoh sumber hukum kebiasaan adalah hukum adat dan tradisi.

c. Keputusan Hakim
Keputusan hakim maupun jurisprudentie merupakan suatu jenis sumber hukum, dimana
didapatkan atas keputusan yang diambil oleh hakim di masa lalu terhadap sebuah perkara.
Dengan begitu keputusan tersebut bisa dijadikan sumber untuk hakim di masa sekarang agar
dapat mengambil keputusan.

d. Traktat
Traktat adalah jenis sumber hukum yang berbentuk perjanjian yang dilakukan oleh dua
negara atau lebih yang bersifat mengikat negara-negara yang terkait dengan perjanjian.
Traktat dibedakan menjadi traktat bilateral untuk perjanjian 2 negara, serta traktat
multilateral untuk perjanjian lebih dari 2 negara.

8
e. Pendapat Sarjana Hukum
Pendapata sarjana hukum atau disebut doktrin juga bisa menjadi sumber hukum. Sumber
hukum ini berupa pendapat dari para ahli dan pakar, khususnya ahli hukum, yang kemudian
dijadikan pedoman terhadap asas-asas penting dalam hukum beserta penerapannya.

Contoh Sumber Hukum


Pasal 199 KUH Perdata tentang putusnya perkawinan
Pasal UUP jo. Pasal 20 ayat (1) PP 9/1975 tentang cerai gugat
Pasal 209 KUH Perdata tentang alasan perceraian
Pasal 234 KUH Perdata tentang pihak yang berwenang memproses gugatan cerai

C. Pembidangan Hukum.
Pembidangan menurut bahasa adalah pengelompokan berdasarkan lapangan (lingkungan,
pekerjaan, pengetahuan, dsb) yg sama, dan pemisahan atas bidang-bidang lain.

Istilah lain dari pembidangan hukum adalah klasifikasi hukum, lapangan hukum,
penggolongan hukum, Jadi, Pembidangan hukum adalah pengelompokan/pembukuan jenis-
jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.

Pembidangan hukum terbagi atas 8 diantaranya:

1. Berdasarkan Sifatnya

a. Hukum bersifat Memaksa adalah hukum yang dalamkeadaan bagaimanapun juga


harus dan mempunyai kekuasaan mutlak.
b. Hukum bersifat Mengatur adalah hukum yang keberadaannya dikesampingkan apabila
pihak pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam bentuk
perjanjia.

2. Berdasarkan Fungsinya

Adapun berdasarkan fungsinya, maka hukum terdiri dari:

a. Untuk menyelesaikan pertikaian


b. Memberikan jaminan dan kepastian Hukum

9
c. Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan hidup
d. Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam msyarakat
e. Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan
penguasa

3. Berdasarkan Isinya

Pembidangan hukum berikutnya adalah berdasarkan isi.

a. Hukum Publik adalah hukum negara artinya hukum yang mengatur hubungan
semua warga negara atau hubungan antara negera dengan perseorangan warga
negara). Hukum ini biasanya hukum pidana,hukum yang mengatur semua warga
Negara.
b. Hukum Privat adalah hukum Sipil artinya hukum yang mengatur hubungan antara
orang yang satu dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentinagn pihak
tertentu.hukum ini biasanya hukum perdata,hukum yang mengatur hubungan pihak
tertentu misalya perjanjian dalam problem jual beli.

4. Berdasarkan Waktu Berlakunya

a. Ius Contitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yang berlaku bagi seluruh warga
negara dalam suatu waktu tertentu dan di dalam suatu tempat tertentu.hukum ini
diterapan pada system hukum di Indonesia.
b. Ius Constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku di masa yang akan
datang.
c. Hukum Asasi (Hukum), yaitu hukum yang berlaku di dalam segala waktu dan
tempat di dalam belahan dunia. Hukum tersebut berlaku untuk masa yang tidak
dapat ditentukan dan tidak mengenal batas waktu terhadap siapapun juga di seluruh
dunia.

10
5. Berdasarkan Wujudnya

a. Hukum Objektif adalah hukum dalam suatu Negara yang berlaku umum dan tidak
mengenai orang atau golongan tertentu.Hukum ini hanya menyebut mengenai
peraturan hukum saja yang mengatur hubungan dua orang atau lebih.
b. Hukum Subyekyif adalah hukum yang timbul dari hukum odyektif dan berlaku
terhadap seorang tertentu atau lebih.hukum subyektif disebut “hak”.

6. Berdasarkan Bentuknya

a. Hukum Tertulis adalah hukum yang dibuat oleh badan resmi atau oleh penguasa dan
melaliu prosedur yang jelas.Hukum ini biasanya di cantumkan dalam berbagai
peraturan per-UU.
b. Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat,tatapi tidak tertulis namun berlaku ditaati seperti per-UU

7. Berdasarkan Sumber

a. Jika berdasarkan sumber maka hukum terdiri dari:

b. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan


yang ditujukan bagi warga di dalam suatu negara dan bentuknya tertulis..
c. Hukum kebiasaan(Adat), yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan
kebiasaan(adat) yang terdapat pada daerah-daerah tertentu dan bentuknya tidak
tertulis.
d. Hukum Traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu
perjanjian yang telah disetujui oleh negara-negara yang mengikuti perjanjian(traktat).
e. Hukum Jurispudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
f. Berdasarkan Ruang
g. Hukum Lokal.Yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukumadat
Manggarai-Flores, hukum adat Batak, Jawa, Minangkabau, dan sebagainya).
h. Hukum Nasional. Yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia,
Malaysia, Mesir ,dan sebagainya).

11
i. Hukum Internasional. Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau
lebih (hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya)

8. Berdasarkan Isi Yang Diaturnya

Berdasarkan isi masalah yang diaturnya,hukum dapat dibedakan menjadihukum publik


dan hukum privat.

Hukum Publik

Hukum Publik Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dan negara
yang menyangkut kepentingan umum. Dalam arti formal, hukum publik mencakup
Hukum Tata Negara,Hukum Administrasi Negara,Hukum Pidana,dan Hukum Acara.

a. Hukum Tata Negara, mempelajari negara tertent,seperti bentuk negara, bentuk


pemerintahan, hak-hak asasi warga negara, alat-alat perlengkapan negara. Singkatnya
mempelajari hal-hal yang bersifat mendasar dari negara.
b. Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang mengatur cara bekerja alat
perlengkapan negara, termasuk cara melaksanakan kekuasaan dan wewenang yang
dimiliki oleh setiap organ negara. Singkatnya, mempelajari hal-hal yang bersifat teknis
dari negara.
c. Hukum Pidana adalah hukum yang megatur pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap
kepentingan umumyang diancam dengar. sanksi pidana tertentu. Dalam KUHP (Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana pelanggaran (overtredingen) adalah perbuatan yang
melanggar (ringan dengan ancaman denda.Sedangkan kejahatan (misdrijven) adalah
perbuatan. yang melanggar (berat) seperti pencurian, penganiayaan, pembunuhan, dan
sebagainya.

Sedangkan menurut Sudarsono, pada prinsipnya Hukum Pidana adalah yang mengatur
tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut
diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana antara lain :

12
1. Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103).
2. Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488).
3. Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569).

Dan juga ada beberapa Undang-undang yang mengatur tindak pidana khusus yang
dibuat setelah kemerdekaan antara lain :
UU No. 8 Drt Tahun 1955 Tentang tindak Pidana Imigrasi
UU No. 9 Tahun 1967 Tentang Norkoba
UU No. 16 Tahun Tahun 2003 Tentang Anti Terorisme, dan lain sebagainya

d. Hukum Acara, disebut juga hukum formal (Pidana dan Perdata), adalah seperangkat aturan
yang berisi tata cara menyelesaikan,melaksanakan atau mempertahankan hukum
material.Di dalam Kitab Undang-Undang Hukur.- Acara Pidana (KUHAP) No. 8/1981
diatur tata cara penangkapan, penahanan, penyitaan, dan penuntutan. Selain itu juga diatur
siapa-siapa yang berhak melakukan penyitaan,penyelidikan, pengadilan yang berwenang,
dan sebagainya.

Hukum Privat

Hukum Privat (hukum perdata), Adalah hukum yang mengatur kepentingan perorangan.
Negara, pribadi, atau sipil. Sumber pokok hukum perdata adalah Buergelijik Wetboek
(BW). Dalam arti luas hukum privat (perdata) mencakup juga Hukum Dagang dan
Hukum Adat.

Hukum Perdata dapat dibagi sebagai berikut:

1. Hukum Perorangan, adalah himpunan peraturan yang mengatur manusia sebagai subjek
hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam
melaksanakan hak-haknya itu. Manusia dan BadanHukum (PT, CV, Firma, dan sebagainya)
merupakan “pembawa hak” atau sebagai “subjek hukum”.
2. Hukum keluarga, adalah hukum yang memuat serangkaian peraturanyang timbul dari
pergaulan hidup dan keluarga (terjadi karena perkawinan yang melahirkan anak).
3. Hukum Kekayaan. Adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
manusia yang dapat dinilai dengan uang. Hukum kekayaan mengatur benda (segala barang
13
dan hak yang dapat menjadi milik orang atau objek hak milik) dan hak-hak yang dapat
dimiliki atas benda
4. Hukum Waris. Hukum yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan seseorangsetelah
ia meninggal,terutama berpindahnya harta kekayaan itu kepadaorang lain. Hukum waris
mengatur pembagian harta peninggalan, ahliwaris, urutan penerima warisan,hibah serta
wasiat.

KUHPerdata terdiri dari 4 bagian yaitu :

1. Buku 1 tentang Orang / Van Personnenrecht


2. Buku 2 tentang Benda / Zaakenrecht
3. Buku 3 tentang Perikatan / Verbintenessenrecht
4. Buku 4 tentang Daluwarsa dan Pembuktian / Verjaring en Bewijs

D. Mampu memberikan perbedaan Subyek Hukum, Obyek Hukum, Peristiwa Hukum,


Perbuatan Hukum dan Akibat Hukum.

1. Subyek Hukum
Subyek hukum (rechtssubjeck) adalah sesuatu yang menurut hukum berhak/berwenang
untuk melakukan perbuatan hukum, atau segala sesuatu yang dapat menyandang hak dan
kewajiban menurut hukum.
2. Obyek hukum
adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek
dalam suatu hubungan hukum. Obyek hukum dapat berupa benda atau barang ataupun
hak yang dapat dimiliki serta bernilai ekonomis.
3. Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum Adalah Segala Perbuatan Manusia Yang Secara Sengaja Dilakukan
Oleh Seseorang Untuk Menimbulkan Hak-Hak Dan Kewajiban
4. Peristiwa hukum
Peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit adalah segala perbuatan yang
secara sengaja dilakukan orang yang mengakibatkan timbulnya hak dan kewajiban.

14
5. Akibat hukum
sebagai akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang
dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan ini dinamakan tindakan
hukum. Jadi dengan kata lain, akibat hukum adalah akibat dari suatu tindakan hukum.

E. Hubungan Hukum dan Kekuasaan.

Pola hubungan hukum dan kekuasaan ada dua macam. Pertama, hukum adalah
kekuasaan itu sendiri. Menurut Lassalle dalam pidatonya yang termashur Uber
Verfassungswessen, “konstitusi sesuatu negara bukanlah undang-undang dasar tertulis yang
hanya merupakan “secarik kertas”, melainkan hubungan-hubungan kekuasaan yang nyata
dalam suatu negara”. Pendapat Lassalle ini memandang konstitusi dari sudut kekuasaan.Dari
sudut kekuasaan, aturan-aturan hukum yang tertuang dalam konstitusi suatu negara
merupakan deskripsi struktur kekuasaan yang terdapat dalam negara tersebut dan hubungan-
hubungan kekuasaan di antara lembaga-lembaga negara.

Dengan demikian, aturan-aturan hukum yang termuat dalam Undang-Undang Dasar


(UUD) 1945 merupakan deskripsi struktur kekuasaan ketatanegaraan Indonesia dan
hubungan-hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara. Struktur kekuasaan menurut
UUD 1945 menempatkan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dalam hierarki kekuasaan
tertinggi. Hierarki kekuasaan di bawah MPR adalah kekuasaan lembaga-lembaga tinggi
negara, yaitu presiden, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPA (Dewan Pertimbangan
Agung), MA (Mahkamah Agung) dan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

UUD 1945 juga mendeskripsikan struktur kekuasan pusat dan daerah. Di samping itu, juga
dideskripsikan hubungan antara kekuasaan lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan
lembaga-lembaga tinggi negara, hubungan kekuasaan di antara lembaga-lembaga tinggi
negara, dan hubungan kekuasaan antara pusat dan daerah. Hakekat hukum dalam konteks
kekuasaan menurut Karl Olivecrona tak lain daripada “kekuatan yang terorgansasi”, dimana
hukum adalah “seperangkat aturan mengenai penggunaan kekuatan”, kekerasan fisik atau
pemaksaan yang dilakukan oleh penguasa, tidak berbeda dari kekerasan yang dilakukan
pencuri-pencuri dan pembunuh-pembunuh.

15
Walaupun kekuasaan itu adalah hukum, namun kekuasaan tidak identik dengan hukum.
Mengenai hal ini Van Apeldorn mengemukakan bahwa hukum adalah kekuasaan, akan tetapi
ini tidak berarti bahwa hukum tidak lain daripada kekuasaan belaka. Hukum adalah
kekuasaan, akan tetapi kekuasaan tidak selamanya hukum. “Might is not right,” pencuri
berkuasa atas barang yang dicurinya, akan tetapi tidak berarti bahwa ia berhak atas barang itu.

F. Faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum dalam masyarakat

1. Faktor hukum
Adalah faktor penegakan hukum yang berkaitan dengan aturan hukum. Aturan ini
merupakan titik awal dalam proses penegakan hukum. Bisa dikatakan aturan inilah yang
menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum dan juga masyarakat.
2. Faktor penegak hukum
Adalah peran aparat penegak hukum dalam menegakkan aturan hukum yang berlaku.
Faktor ini juga meliputi bagaimana para aparat bisa menegakkan aturan hukum sesuai
dengan tugas dan penggunaan wewenang yang tepat.
3. Faktor sarana dan prasarana
Adalah ketersediaan sumber daya pendukung dalam proses penegakan hukum. Sarana dan
prasarana ini harus dikaji lebih jauh, khususnya tentang kualitas dan kuantitas atau
jumlahnya.
4. Faktor masyarakat
Adalah faktor yang berkaitan dengan masyarakat, khususnya mengenai pemahaman dan
pengetahuan soal aturan atau norma hukum. Faktor ini juga meliputi kepercayaan dan
pemikiran masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Faktor kebudayaan Adalah
ketetapan tentang apa yang boleh atau harus dilakukan, dan mana yang dilarang. Dalam
kaitannya dengan penegakan hukum,
5. faktor kebudayaan
memengaruhi bagaimana perilaku masyarakat sebelum dan setelah mengetahui norma
hukum yang ada.

G. Pengertian Penafsiran Hukum/Interpretasi hukum dan contohnya


Interpretasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang
memberikan penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup

16
kaedah dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Penafsiran oleh hakim
merupakan penjelasan yang harus menuju kepada pelaksanaan yanng dapat diterima
masyarakat mengenai peraturan hukum terhadap peristiwa yang konkrit.

Contoh Penafsiran Hukum yang Sering Ditemukan

Berikut adalah beberapa contoh penafsiran hukum yang sering ditemukan:

1. Penafsiran Literal

Penafsiran hukum ini dilakukan dengan mengacu pada kata-kata dalam undang-undang
secara tekstual dan mengartikan hukum secara harfiah. Ini merupakan penafsiran hukum
yang paling umum digunakan. Contohnya bisa dilihat dari Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
yang menyatakan bahwa “segala jenis kelamin memiliki hak yang sama di depan hukum”.

2. Penafsiran Pasal

Penafsiran pasal dilakukan dengan mengartikan kata-kata dalam undang-undang dengan


mengacu pada pasal tertentu dari undang-undang tersebut. Contohnya, Pasal 24 UUD 1945
yang mencantumkan hak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

3. Penafsiran Makna Sebenarnya

Penafsiran hukum ini dilakukan dengan mengacu pada maksud dan tujuan dari undang-
undang. Penafsiran ini seringkali digunakan pada kasus-kasus yang kata-katanya tidak
cukup jelas atau ambigu. Misalnya, jika terdapat aturan yang bertentangan dengan
semangat UUD 1945, maka penafsiran makna sebenarnya dijadikan sebagai landasan
pengambilan keputusan.

4. Penafsiran Historis

Penafsiran hukum historis dilakukan dengan mengaitkan undang-undang dengan latar


belakang sejarahnya. Ini dilakukan dengan memahami asal mula undang-undang tersebut
dibuat, termasuk keadaan politik, sosial, dan budaya saat itu. Ini memungkinkan untuk
mengetahui niat dan tujuan dari undang-undang tersebut.

H. Pengertian Konstruksi Hukum Dan Contohnya


Konstruksi hukum adalah cara kerja atau proses berfikir Hakim dalam menentukan hukum
atau menerapkan suatu ketentuan perundang-undangan.

17
Contoh Kontruksi Hukum

Konstruksi Hukum, dapat digunakan hakim sebagai metode penemuan hukum apabila
dalam mengadili perkara tidak ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai peristiwa
yang terjadi.Ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perjanjian jual-beli berlaku
juga untuk perjanjian tukar-menukar seperti yang ditegaskan oleh pasal 1546 KUH
Perdata.“untuk selainnya aturan tentang perjanjian jual-beli berlaku terhadap perjanjian tukar-
menukar,” Bunyi pasal 1546 KUH Perdata.Maksud dari pasal tersebut adalah kalau 2 orang
melakukan perjanjian jual-beli yang diatur dalam pasal 1457 sampai pasal 1540 KU Perdata
dapat dipergunakan dalam perjanjian itu.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai tujuan hukum menurut para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan tujuan hukum adalah sebagai berikut:
Melindungi kepentingan masyarakat,Mengatur dan menciptakan tata tertib dalam
masyarakat secara damai dan adil,Mencapai keadilan bagi masyarakat,Memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Fungsi hukum dapat diringkas menjadi 7 poin penting, yaitu:
Sebagai sarana sosial kontrol,Sebagai sarana perekayasa sosial,Sebagai simbol,Sebagai alat
politik,Sebagai sarana penyelesaian sengketa,Sebagai sarana pengendalian sosial,Sebagai
sarana pengintegrasian sosial.
sumber hukum secara singkat adalah sebagai segala hal yang bisa melahirkan atau
menciptakan adanya hukum.Pembidangan hukum adalah pengelompokan/pembukuan jenis-
jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.
Faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum dalam masyarakat
1. Faktor hukum
2. Faktor penegak hukum
3. Faktor sarana dan prasarana
4. Faktor masyarakat
5. faktor kebudayaan

Konstruksi hukum adalah cara kerja atau proses berfikir Hakim dalam menentukan
hukum atau menerapkan suatu ketentuan perundang-undangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalhukum.com/fungsi-dan-tujuan-hukum/
https://rumusrumus.com/sumber-sumber-hukum/
https://www.academia.edu/9573672/PEMBIDANGAN_HUKUM
https://organisasi.co.id/pembidangan-hukum-dengan-8-jenis-di-indonesia/
https://makalahainipunya.blogspot.com/2015/04/subyek-hukum-obyek-hukum-perbuatan.html
https://www.hukumonline.com/klinik/a/arti-perbuatan-hukum--bukan-perbuatan-hukum-dan-
akibat-hukum-lt5ceb4f8ac3137
https://detail.id/2021/11/hubungan-hukum-dengan-kekuasaan/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/11/170000469/faktor-faktor-yang-memengaruhi-
penegakan-hukum
https://logikahukum.com/penafsiran-interpretasi-hukum/
https://www.gonel.id/contoh-penafsiran-hukum/
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-konstruksi-hukum

20

Anda mungkin juga menyukai