KEWARGANEGARAAN
Makalah diajukan untuk melengkapi persyaratan mata kuliah Kewarganegaraan
Nama Kelompok 4 :
1.
JURUSAN MANAJEMEN
STIE MBI
Jalan Komjen Pol. M. Jasin ( Akses UI ) No. 89, Kelapa Dua, Cimanggis
Depok 16951
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami aaapanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Negara Hukum Dan Hak Asasi
Manusia”.
S.E., S.H., M.M., M.H. dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta
pembaca.
masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Penulis mengharapkan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Hukum Kepailitan di Indonesia.................Error!
Bookmark not defined.
2.2. Hakikat Kepailitan...................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Kepailitan....................................................................................3
2.3. Hukum Kepailitan di Indonesia.................................................................5
2.4. Pernyataan Kepailitan................................................................................6
2.5. Pemberesan Harta Pailit..........................................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Negara Hukum?
2. Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
3. Bagaimana Hak Asasi Manusia di Indonesia?
4. Bagaimana hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Negara Hukum Indonesia
Negara Hukum merupakan negara yang penyelenggaraan
pemerintahannya bertumpu pada dasar hukum yang berlaku di negara
tersebut. Dalam negara hukum terdapat dua elemen penting, pertama
hubungan antara set dan diatur tidak dengan kekerasan, tetapi dengan norma-
norma objektivitas, yang juga mengikat partai yang berkuasa, sementara yang
kedua yaitu norma objektif harus memenuhi syarat tidak hanya secara formal,
tetapi dapat dipertahankan untuk menangani gagasan hukum.
Negara hukum merupakan konsep gagasan, cita, ayau ide negara hukum
berkaitan dengan ‘rechtsstaat’ dan ‘the rule of law’. Ia juga berkaitan dengan
konsep nomocracy yang berasal dari nomos dan cratos. Nomos berarti
norma, sedangkan cratos berarti kekuasaan.
Secara historis, istilah negara hukum telah lama dikenal dan dianut oleh
berbagai negara sejak abad ke XVIII. Istilah tersebut populer digunakan pada
sekitar abad XIX sampai dengan abad XX.
Aristoteles
3
Sementara menurut mereka berdua, Negara Hukum diartikan sebagai
negara yang diperintah oleh negara adil, dan disebutkan bahwa konsep
hukum negara memiliki aspirasi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Hugo Krabbe
Prof. R. Djokosutomo, SH
4
Adanya ciri-ciri negara hukum tersebut, akan diikuti oleh sejumlah
konsekuensi. Penggunaan asas hukum akan membuat negara
melaksanakan sejumlah hal sebagai berikut:
1. Menyelesaikan segala perselisihan melalui jalan damai serta secara
melembaga
2. Menjamin berlangsungnya perubahan secara damai di masyarakat yang
sedang berubah
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
4. Membatasi pemakaian kekerasan hingga batas paling minimum
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
berbagai hal Menjamin tegaknya keadilan dalam pemerintahan dan
negara.
Sementara ciri-ciri negara hukum menurut Prof. Kaelan dalam buku
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2016), ada 3,
yakni:
1. Adanya pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
2. Adanya peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau
kekuatan lain, dan tidak memihak.
3. Ada jaminan kepastian hukum, yaitu bahwa ketentuan hukum bisa
dipahami, dilaksanakan, dan aman dalam pelaksanaannya.
4. Negara dengan asas hukum terbilang menarik, karena kehendak dari
kekuasaan pemerintahannya ditunjukkan sesuai tujuan hukum.
5
4. Ada kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Ada kebebasan untuk berserikat (berorganisasi) dan beroposisi
6. Ada Pendidikan kewarganegaraan.
6
menjadi warganegara yang baik. Menurut Aristoteles yang memerintah
Negara bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa
hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja.
7
tentang Hak Asasi Manusia yang mempertegas penjaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.
8
sesuatu yang mampu mendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum
dipahami terbagi atas dua yaitu orang dan badan hukum. Orang sebagai
subjek hukum ada kemungkinan terlalu berlebihan menggunakan haknya
sehingga melanggar hak orang lain. Disamping itu ada kemungkinan juga
tidak melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan sehingga
mengakibatkan haknya terpangkaskan. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara diharapkan antara hak dan kewajiban itu seimbang, seperti
halnya dua sisi mata uang yang saling memberi bentuk. Hak akan dihargai,
jika kewajiban dilaksanakan begitu juga sebaliknya. Subjek hukum
selanjutnya adalah badan hukum secara hakikat komposisinya terdiri dari
kumpulan orang yang menghimpun diri dalam sutu wadah untuk
melakukan suatu tujuan bersama. Dewasa ini peran badan hukum dan
keterlibatannya dalam proses penegakan HAM di Indonesia sudah sangat
banyak.
Kedua ; Aparat penegak hukum, dalam praktek penegakan hukum
seringkali yang melakukan pelanggaran terhadap hukum itu adalah pihak
yang mengerti hukum. Keadaan seperti ini membuat jelek wajah hukum
Indonesia. tidak jarang menimbulkan sikap apatis dari masyarakat terkait
apa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Upaya penegakan hukum
tidak terlepas dari menghormati HAM. Setiap aparat penegak hukum
hendaknya memahami dan mengerti tugas dan fungsinya masing-masing.
Kondisi ideal seperti itulah yang diharapkan mampu memperbaiki hukum
di Indonesia. Salah satu penyebab bobroknya aparat penegak hukum di
Indonesia mungkin karena sistem pendidikan yang tidak mendukung.
Sejak sekolah ditingkat dasar sampai perguruan tinggi iklim yang
terbentuk adalah budaya korup. Jika hukum itu ingin diterapkan secara
baik, maka untuk kedepannya harus dibentuk aparat penegak hukum yang
berkarakter. Berkarakter dari segi ucapan,pikiran dan perbuatan sehinggga
memberikan angin segar dan perubahan hukum Indonesia yang lebih baik.
Ketiga Peraturan perundang-undangan, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
9
Undangan. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Proses
penegakan HAM tidak bisa dilihat secara parsial tetapi harus secara
universal. Keuniversalan penegakan HAM tersebut mencakup terkait
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dalam hal pembentukan peraturan perundang-undangan mengenai HAM
ini harus menjadi perhatian yang serius. Kita mengakui peraturan
perundang-undangan di Indonesia masih banyak kekurangan, perlu
perbaikan. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses penegakan HAM di
Indonesia harus di dukung oleh banyak perangkat yang tersusun dalam
sebuah sistem yang rapi.
HAM itu sendiri tersusun dalam sebuah sistem maka kemudian harus
didukung oleh sistem hukum yang baik. Berbicara penegakan HAM,
berarti berbicara tentang harkat dan martabat orang Indonesia, berbicara
tentang cita-cita bangsa Indonesia yang diikrarkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-
4 yang berbunyi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di ambil keismpulan bahwa Negara pada
hakikatnya adalah kumpulan masyarakat sempurna yang para anggotanya
mentaati aturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna
jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal.
Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai
kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Gagasan negara hukum di
Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara
Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak
hampir satu abad yang lalu. Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih
dalam konteks hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland.
Jadi, cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan
berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa
Indonesia. Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan
negara hukum. Arah tujuan Negara hukum adalah memperluas peran
pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau
Rechtsstaat. Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis,
esensinya adalah hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif
dan progresif. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi
manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap
orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai
pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi
manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.
12
3.2 Saran
Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan , namun dengan adanya
makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia
DAFTAR PUSTAKA
Yuhelson. 2019. Hukum Kepailitan di Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing.
Pendidikan Nasional.
https://ppkn.co.id/negara-hukum/
https://tirto.id/ciri-ciri-negara-hukum-secara-umum-ada-4-berikut-penjelasannya-gjFH
https://www.ilmuips.my.id/2020/07/penjelasan-pengertian-negara-hukum.html
https://www.unja.ac.id/reformasi-penegakan-ham-di-indonesia/
13