Anda di halaman 1dari 16

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEWARGANEGARAAN
Makalah diajukan untuk melengkapi persyaratan mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Anugerah Dachi S.Sos., S.E., S.H., M.M., M.H.

Nama Kelompok 4 :

1.

2. Loja Lestari Putri 22010049

JURUSAN MANAJEMEN

STIE MBI

Jalan Komjen Pol. M. Jasin ( Akses UI ) No. 89, Kelapa Dua, Cimanggis

Depok 16951

Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami aaapanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Negara Hukum Dan Hak Asasi

Manusia”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi persyaratan pembelajaran

mata kuliah Kewarganegaraan dengan dosen pengampu Anugerah Dachi S.Sos.,

S.E., S.H., M.M., M.H. dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta

pembaca.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini

masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca.

Depok, 7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Hukum Kepailitan di Indonesia.................Error!
Bookmark not defined.
2.2. Hakikat Kepailitan...................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Kepailitan....................................................................................3
2.3. Hukum Kepailitan di Indonesia.................................................................5
2.4. Pernyataan Kepailitan................................................................................6
2.5. Pemberesan Harta Pailit..........................................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara hukum yang segala bentuk pemerintahan negara
ini telah diatur dalam undang-undang dasar 1945, UUD’45 menjadi tolak
ukur segala hal mengenai harapan dan tujuan dari bangsa Indonesia. Pada
undang-undang ’45 alinea ke-4 menyatakan tujuan nasional negara Indonesia
ialah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dapat dijelaskan bahwa
negara Indonesia ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan ini harus terwujud dalam kehidupan masyarakat. Penerapan
tujuan nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menuju
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD’45,
dengan adanya pembangunan nasional. Salah satunya adalah pembangunan
manusia dalam bidang hukum, terutama hukum pidana. Pada pembangunan
hukum pidana terdapat lembagalembaga yang menaungi yakni, kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan.
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua
orang, tanpa memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau
etnis, ras, agama, bahasa atau status lainnya. Hak asasi manusia mencakup
hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup, kebebasan dan kebebasan
berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan ekonomi, termasuk
hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak untuk
bekerja dan hak atas pendidikan. Hak asasi manusia dilindungi dan didukung
oleh hukum dan perjanjian internasional dan nasional.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Negara Hukum?
2. Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
3. Bagaimana Hak Asasi Manusia di Indonesia?
4. Bagaimana hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengatahui Negara Hukum Indonesia.
2. Mengetahui Indonesia sebagai Negara Hukum.
3. Mengetahui Hak Asasi Manusia di Indonesia.
4. Mengetahui Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Negara Hukum Indonesia
Negara Hukum merupakan negara yang penyelenggaraan
pemerintahannya bertumpu pada dasar hukum yang berlaku di negara
tersebut. Dalam negara hukum terdapat dua elemen penting, pertama
hubungan antara set dan diatur tidak dengan kekerasan, tetapi dengan norma-
norma objektivitas, yang juga mengikat partai yang berkuasa, sementara yang
kedua yaitu norma objektif harus memenuhi syarat tidak hanya secara formal,
tetapi dapat dipertahankan untuk menangani gagasan hukum.
Negara hukum merupakan konsep gagasan, cita, ayau ide negara hukum
berkaitan dengan ‘rechtsstaat’ dan ‘the rule of law’. Ia juga berkaitan dengan
konsep nomocracy yang berasal dari nomos dan cratos. Nomos berarti
norma, sedangkan cratos berarti kekuasaan.
Secara historis, istilah negara hukum telah lama dikenal dan dianut oleh
berbagai negara sejak abad ke XVIII. Istilah tersebut populer digunakan pada
sekitar abad XIX sampai dengan abad XX.

2.2. Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli


 Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL
Menurut beliau negara hukum merupakan negara yang didalam
mencakup unsur-unsur seperti; Menegakkan hukum, Pembagian
kekuasaan, Perlindungan keberadaan hak asasi manusia.

 Aristoteles

Menurut Aristoteles negara hukum adalah negara yang berdiri di atas


hukum yang menjamin keadilan bagi warganya. Hukum dapat dibagi
menjadi dua menurut bentuknya, yaitu hukum tertulis dan hukum tak
tertulis.

 Plato dan Aristoteles

3
Sementara menurut mereka berdua, Negara Hukum diartikan sebagai
negara yang diperintah oleh negara adil, dan disebutkan bahwa konsep
hukum negara memiliki aspirasi yang dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Cita-cita untuk mengejar kebenaran


2. Angan-angan untuk mengejar kesusilaan
3. Cita-cita manusia untuk mengejar keindahan
4. Cita-cita untuk mengejar keadilan

 Hugo Krabbe

Sementara menurut Krabbe Negara Hukum adalah negara yang


didasarkan pada hukum dan harus bertanggung jawab kepada hukum.

 Prof. R. Djokosutomo, SH

Menurut beliau negara hukum merupakan negara yang didasarkan pada


aturan hukum sesuai dengan UUD 1945. Karena negara dipandang sebagai
subyek hukum, maka apabila seseorang dinyatakan bersalah, ia harus
mendapat tuntutan yang setimpal di depan pengadilan.

2.3. Ciri - Ciri, Tujuan, dan Hakikat Negara Hukum


A. Ciri - Ciri Negara Hukum
Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terbitan
dari Kemdikbud (2020:58), Friedrich Julius Stahl mengungkapkan ciri-ciri
negara hukum (Rechtsstaat) secara umum ada 4, yakni sebagai berikut:
1. Terdapat jaminan atas Hak Asasi Manusia
2. Terdapat pemisah (pembagi) kekuasaan untuk menjamin
terlaksanannya hak asasi manusia
3. Pelaksanaan Pemerintahan berdasarkan kepada peraturan-peraturan
yang berlaku
4. Diselenggarakannya peradilan administrasi, bila terjadi suatu
perselisihan.

4
Adanya ciri-ciri negara hukum tersebut, akan diikuti oleh sejumlah
konsekuensi. Penggunaan asas hukum akan membuat negara
melaksanakan sejumlah hal sebagai berikut:
1. Menyelesaikan segala perselisihan melalui jalan damai serta secara
melembaga
2. Menjamin berlangsungnya perubahan secara damai di masyarakat yang
sedang berubah
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
4. Membatasi pemakaian kekerasan hingga batas paling minimum
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
berbagai hal Menjamin tegaknya keadilan dalam pemerintahan dan
negara.
Sementara ciri-ciri negara hukum menurut Prof. Kaelan dalam buku
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2016), ada 3,
yakni:
1. Adanya pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
2. Adanya peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau
kekuatan lain, dan tidak memihak.
3. Ada jaminan kepastian hukum, yaitu bahwa ketentuan hukum bisa
dipahami, dilaksanakan, dan aman dalam pelaksanaannya.
4. Negara dengan asas hukum terbilang menarik, karena kehendak dari
kekuasaan pemerintahannya ditunjukkan sesuai tujuan hukum.

Mengutip dari buku Pendidikan dan Kewarganegaraan oleh


Kemendikbud (2018:28), syarat dasar terciptanya pemerintahan secara
demokratis dengan asas hukum adalah sebagai berikut:
1. Ada perlindungan konstitusional
2. Ada badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Ada pemilihan umum yang bebas

5
4. Ada kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Ada kebebasan untuk berserikat (berorganisasi) dan beroposisi
6. Ada Pendidikan kewarganegaraan.

ciri-ciri dari negara hukum secara umum antara lain :

1. Kekuasaan dalam pemerintahan dijalankan sesuai dengan hukum yang


berlaku.
2. Kekuasaan kehakiman yang efektif mengontrol pekerjaan negara.
3. Berdasarkan sebuah undang-undang yang menjamin HAM.
4. Menuntut pembagian kekuasaan.
5. Terdapat supremasi hukum, artinya yaitu untuk tidak sewenang-
wenang, sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar
hukum.
6. Kedudukan sama di depan hukum. Baik rakyat biasa ataupun pejabat.
7. Terjaminnya HAM dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

B. Tujuan Negara Hukum


Setiap tindakan dari negara haruslah bertujuan untuk menegakkan
kepastian hukum yang setara tanpa memandang ke salah satu pihak demi
menegakkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, serta melindungi hak
asasi manusia. Tujuan suatu perkara dalam negara hukum yaitu agar
dijatuhi putusan yang sesuai dengan kebenaran. Dan untuk memastikan
kebenaran tersebut, maka semua pihak berhak atas pembelaan atau
bantuan hukum.
C. Hakikat Negara Hukum
Negara yang berdiri di atas hukum dan menjamin keadilan bagi warga
negaranya dapat disebut sebagai negara hukum. Sebab keadilan menjadi
syarat mutlak tercapainya kebahagiaan hidup setiap warga Negaranya.
Oleh karena itu keadilan perlu diajarkan kepada setiap manusia agar ia

6
menjadi warganegara yang baik. Menurut Aristoteles yang memerintah
Negara bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa
hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja.

2.4. Hak Asasi Manusia di Indonesia


A. Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perbincangan mengenai HAM pada tataran kenegaraan dimulai pada
saat pembasahan mengenai rancangan Undang-Undang Dasar dalam
sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Para pendiri negara saling berbeda pendapat. Soepomo dan
Soekarno menolak dicantumkannya HAM warga negara. Namun
demikian, Hatta dan Yamin bersikukuh agar ada pencatuman hak dalam
UUD. Perdebatan berakhir dengan diterimanya HAM untuk dicantumkan
di dalam UUD secara terbatas.
Perdebatan mengenai HAM muncul kembali sebagai upaya untuk
mengoreksi kelemahan dalam UUD 1945 pada sidang Konstituante.
Namun kemudian, Konstituante dibubarkan oleh Presiden Soekarno
dengan Dekrit 5 Juli 1959 dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945.
Pada periode reformasi muncul kembali perdebatan mengenai
konstitusionalitas perlindungan HAM. Begitu pula gagasan untuk
mencatumkan HAM ke dalam pasal-pasal UUD. Maka perdebatan
bermuara pada lahirnya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang
HAM. Isinya bukan hanya memuat Piagam Hak Asasi Manusia, tetapi
juga memuat amanat kepada Presiden dan lembaga-lembaga tinggi negara
untuk memajukan perlindungan HAM, termasuk mengamanatkan untuk
meratifikasi instrumen-instrumen internasional HAM.
Pencantuman HAM di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, dipertegas dengan diubahnya Undang-Undang Dasar pada
Bulan Agustus Tahun 2000. Dalam Bab XA dimasukkan tentang HAM
yang berisi 10 Pasal dari Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J. Indonesia
kemudian juga melahirkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

7
tentang Hak Asasi Manusia yang mempertegas penjaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.

B. Reformasi HAM di Indonesia


Terkait dengan hukum tentu saja berhubungan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. HAM hari ini menjadi salah satu objek
kajian yang menarik untuk diperhatikan. Mengapa demikain hal ini
disebabkan bahwa hampir semua kehidupan berbangsa dan bernegara ini
adalah untuk memenuhi HAM. HAM ini menjadi sebuah pekerjaan rumah
yang besar bagi bangsa dan negara, karena berhasil atau tidaknya suatu
negara terlihat sejauh mana penghormatan dan pemenuhan HAM di negara
tersebut.
Indonesia sebagai negara yang berkembang tidak dapat dipungkiri
akan rawan terhadap pelanggaran HAM. Hal ini disebabkan oleh banyak
hal, seperti masalah sosial, politik maupun ekonomi. Antara masalah diatas
saling mempengaruhi satu sama lainnya pelanggaran HAM karena
masalah sosial tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh masalah
politik dan ekonomi. Kita memang perlu menyadari bahwa masalah
penegakan hukum dindonesia masih dalam tahap pembelajaran apalagi
masalah penegakan HAM.
Dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara kita
seringkali menemukan ketimpangan dalam proses penegakan hukum dan
HAM. Kadang kala hukum yang ditegakkan, namun disatu sisi
mengabaikan HAM, begitu juga sebaliknya, HAM yng ditegakkan namun
mengabaikan hukum yang berlaku. Ketika terjadi hal demikian tidak hanya
aparat penegak hukum yang kesulitan, tetapi masyarakat lebih kesulitan
lagi, karena berada dalam sistem tersebut. Masalah hukum dan HAM ini
memang menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan kajian, baik secara
normatif apalagi empirisnya.
Hal - hal mendasar dalam reformasi penegakan HAM di Indonesia,
Pertama ; Subjek hukum, Dalam hal ini subjek hukum adalah segala

8
sesuatu yang mampu mendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum
dipahami terbagi atas dua yaitu orang dan badan hukum. Orang sebagai
subjek hukum ada kemungkinan terlalu berlebihan menggunakan haknya
sehingga melanggar hak orang lain. Disamping itu ada kemungkinan juga
tidak melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan sehingga
mengakibatkan haknya terpangkaskan. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara diharapkan antara hak dan kewajiban itu seimbang, seperti
halnya dua sisi mata uang yang saling memberi bentuk. Hak akan dihargai,
jika kewajiban dilaksanakan begitu juga sebaliknya. Subjek hukum
selanjutnya adalah badan hukum secara hakikat komposisinya terdiri dari
kumpulan orang yang menghimpun diri dalam sutu wadah untuk
melakukan suatu tujuan bersama. Dewasa ini peran badan hukum dan
keterlibatannya dalam proses penegakan HAM di Indonesia sudah sangat
banyak.
Kedua ; Aparat penegak hukum, dalam praktek penegakan hukum
seringkali yang melakukan pelanggaran terhadap hukum itu adalah pihak
yang mengerti hukum. Keadaan seperti ini membuat jelek wajah hukum
Indonesia. tidak jarang menimbulkan sikap apatis dari masyarakat terkait
apa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Upaya penegakan hukum
tidak terlepas dari menghormati HAM. Setiap aparat penegak hukum
hendaknya memahami dan mengerti tugas dan fungsinya masing-masing.
Kondisi ideal seperti itulah yang diharapkan mampu memperbaiki hukum
di Indonesia. Salah satu penyebab bobroknya aparat penegak hukum di
Indonesia mungkin karena sistem pendidikan yang tidak mendukung.
Sejak sekolah ditingkat dasar sampai perguruan tinggi iklim yang
terbentuk adalah budaya korup. Jika hukum itu ingin diterapkan secara
baik, maka untuk kedepannya harus dibentuk aparat penegak hukum yang
berkarakter. Berkarakter dari segi ucapan,pikiran dan perbuatan sehinggga
memberikan angin segar dan perubahan hukum Indonesia yang lebih baik.
Ketiga Peraturan perundang-undangan, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

9
Undangan. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Proses
penegakan HAM tidak bisa dilihat secara parsial tetapi harus secara
universal. Keuniversalan penegakan HAM tersebut mencakup terkait
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Dalam hal pembentukan peraturan perundang-undangan mengenai HAM
ini harus menjadi perhatian yang serius. Kita mengakui peraturan
perundang-undangan di Indonesia masih banyak kekurangan, perlu
perbaikan. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses penegakan HAM di
Indonesia harus di dukung oleh banyak perangkat yang tersusun dalam
sebuah sistem yang rapi.
HAM itu sendiri tersusun dalam sebuah sistem maka kemudian harus
didukung oleh sistem hukum yang baik. Berbicara penegakan HAM,
berarti berbicara tentang harkat dan martabat orang Indonesia, berbicara
tentang cita-cita bangsa Indonesia yang diikrarkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-
4 yang berbunyi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

C. Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di ambil keismpulan bahwa Negara pada
hakikatnya adalah kumpulan masyarakat sempurna yang para anggotanya
mentaati aturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna
jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal.
Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai
kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Gagasan negara hukum di
Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara
Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak
hampir satu abad yang lalu. Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih
dalam konteks hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland.
Jadi, cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan
berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa
Indonesia. Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan
negara hukum. Arah tujuan Negara hukum adalah memperluas peran
pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau
Rechtsstaat. Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis,
esensinya adalah hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif
dan progresif. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi
manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap
orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai
pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi
manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

12
3.2 Saran
Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan , namun dengan adanya
makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

DAFTAR PUSTAKA
Yuhelson. 2019. Hukum Kepailitan di Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing.

Hartini Rahayu. 2002. Hukum Kepailitan, Jakarta: Dirjen DIKTI Departemen

Pendidikan Nasional.

https://ppkn.co.id/negara-hukum/
https://tirto.id/ciri-ciri-negara-hukum-secara-umum-ada-4-berikut-penjelasannya-gjFH

https://www.ilmuips.my.id/2020/07/penjelasan-pengertian-negara-hukum.html

https://www.unja.ac.id/reformasi-penegakan-ham-di-indonesia/

13

Anda mungkin juga menyukai