BAHASA INDONESIA
KELAS 1-R0 SELASA, JAM 16.30 – 18.10
“EBI, TANDA BACA & PENGGUNAAN KATA DENGAN
BAIK DAN BENAR DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH”
DISUSUN OLEH :
AGATHA PRATIWI (19021019)
ALEXANDRA AMADEA CHRISTIE (19021062)
JULIA NATHASIA (19022001P)
KADEK FITRIANI (19021051)
LAURENSIA (20021038)
NI MADE MELANIA (19021073)
NI PUTU CRISTINA A. P. (20021057)
SAYU MADE RATNA SARI (20021050)
DISUSUN OLEH :
AGATHA PRATIWI (19021019)
ALEXANDRA AMADEA CHRISTIE (19021062)
JULIA NATHASIA (19022001P)
KADEK FITRIANI (19021051)
LAURENSIA (20021038)
NI MADE MELANIA (19021073)
NI PUTU CRISTINA A. P. (20021057)
SAYU MADE RATNA SARI (20021050)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
petunjuk dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia sesuai dengan waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan berwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang membantu penulis dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan Terima Kasih kepada yang terhormat Ibu Lisa Damayanti,
S.Pd, M.Pd. sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sebagai penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan yang ada dalam
makalah ini. Dan karya ini sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan agar dapat membuat karya ilmiah ini lebih
baik dari sebelumnya.
Demikian kata pengantar ini penulis buat, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah pengetahuan, khususnya bagi diri pribadi penulis sendiri dan pembaca
pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar
Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................2
BAB II ISI.
2.1 Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
2.1.1 Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) .................................................................3
2.1.2 Perbedaan EBI dengan
EYD ......................................................................................3
2.1.3 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) ......................................................................5
2.1.4 Pemakaian
Huruf .......................................................................................................5
2.1.5 Penulisan
Kata ...........................................................................................................7
2.2 Tanda Baca
2.2.1 Pengertian Tanda
Baca ............................................................................................16
2.2.2 Jenis-jenis dan Aturan Penggunaan Tanda
Baca ......................................................16
2.3 Bentuk Kata Baku dan Tidak Baku
2.3.1 Pengertian Kata Baku dan Tidak
Baku .....................................................................22
2.3.2 Ciri-ciri Kata Baku dan Tidak
Baku .........................................................................23
2.3.3 Fungsi Kata
Baku .....................................................................................................23
2.3.4 Penggunaan Kata
Baku ............................................................................................24
2.3.5 Contoh Kata Baku dan Tidak
Baku ..........................................................................24
2.4 Ketetapan Kesesuaian Kata
2.4.1 Pengertian ................................................................................................................2
5
2.4.2 Ketepatan Kata ........................................................................................................25
2.4.3 Kesesuaian Kata ......................................................................................................26
2.4.4 Bahasa Standard dan
Substandar .............................................................................27
iii
2.4.5 Kata Ilmiah dan Kata
Populer ..................................................................................27
2.4.6 Jargon ......................................................................................................................28
2.4.7 Kata
Percakapan ......................................................................................................28
2.4.8 Kata Slang ...............................................................................................................28
2.4.9 Idiom .......................................................................................................................28
2.4.10 Kata
Artifisial ........................................................................................................29
DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1) Menjelaskan pengertian Ejaan Bahasa Indonesia
2) Menjelaskan jenis-jenis tanda baca
3) Mengetahui penggunaan kata dalam penulisan karya ilmiah
2
BAB II
ISI
4
2.1.3 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang pernah
berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
2) Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ejaan Van Ophuijsen mengalami
beberapa perubahan.Keinginan untuk menyempurnakan ejaan Van Ophuijsen
terdengar dalam Kongres Bahasa Indonesia I, tahun 1938 di Solo.
3) Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Usaha penyempurnaan ejaan terus dilakukan, termasuk bekerja sama dengan
Malaysia dengan rumpun bahasa Melayunya pada Desember 1959. Dari kerjasama
ini, terbentuklah Ejaan Melindo yang diharapkan pemakaiannya berlaku di kedua
negara paling lambat bulan Januari 1962. Namun, perkembangan hubungan politik
yang kurang baik antar dua negara pada saat itu, ejaan ini kembali gagal
diberlakukan.
5
EYD menggunakan 26 huruf dan setiap huruf melambangkan fonem tertentu ke 26 huruf
ini dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu vocal dan konsonan.
b) Vokal
b) Konsonan
B. Kata Berimbuhan
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran)
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
2) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya :
antarkota infrastruktur transmigrasi
antibiotik mancanegara swadaya
biokimia multilateral tritunggal
ekstrakurikuler prasejarah tunakarya
7
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau
sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-
unsurnya.
Misalnya :
Anak-anak Cumi-cumi
Mondar-mandir Kupu-kupu
Lauk-pauk Kura-kura
Sayur-mayur Hati-hati
Ramah-tamah Terus-menerus
8
D. Gabungan Kata
1) Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.
Misalnya :
duta besar
kambing hitam
orang tua
meja tulis
cendera mata
2) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya :
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
bertepuk tangan
garis bawahi
sebar luaskan
4) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
9
5) Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:
apalagi
bagaimana
barangkali
beasiswa
belasungkawa
E) Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
F) Pemenggalan Kata
1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya :
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
10
b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya :
pan-dai
au-la
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya :
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
11
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.
Misalnya :
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
4) Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal
di antara unsur-unsurnya.
Misalnya :
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
5) Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya :
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga
Warsita.
G) Partikel
1) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apakah gunanya bersedih hati?
13
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih
tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung
ke rumahku.
3) Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
14
2) a) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
b) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :
PT Perseroan Terbatas
SD Sekolah Dasar
KTP Kartu Tanda Penduduk
SIM Surat Izin Mengemudi
NIP Nomor Induk Pegawai
c) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
d) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
s.d. sampai dengan
e) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Misalnya :
cm sentimeter
kg kilogram
Rp rupiah
15
2.2 Tanda Baca
2.2.1 Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar
kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita
maksudkan (Chaer, 2006: 71-72).
Menurut Wijayanti (2015: 30) tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem
ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat membantu
pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa
tanda baca. Pasti tulisan tersebut membingungkan pembaca.
Tanda baca sangat penting dalam penulisan. Tidak seperti ketika berbicara, lawan
bicara dapat memahami maksud pembicara karena pembicara dapat menggunakan
intonasi, gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan lawan bicara dapar
bertanya langsung kepada pembicara jika kurang memahami tuturannya. Hal ini tidak
terjadi dalam interaksi penulis-pembaca. Oleh karena itulah, penulis perlu menguasai
tanda baca sebagai peranti yang dapat mewakili maksud dan pemikirannya (Wijayanti,
2015: 30).
Sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Telah Disempurnakan (EYD), ada
lima belas tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan, antara lain tanda titik,
tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,
tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung
siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof.
16
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
e) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.
f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
g) Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.
h) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
i) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah dianggap
umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, hanya dipakai satu tanda
titik.
j) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
2) Tanda Koma ( , )
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
d) Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat
yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
e) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti, oh, ya, wah, aduh, dan
kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan seperti, Bu, Dik, atau Mas
dari kata lain yang terdapat di dalam sapaan.
f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
h) Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat
dan tinggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
17
i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
j) Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
penerbitan.
k) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
l) Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
m) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
n) Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
18
5) Tanda Hubung ( - )
a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau
akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergatian baris.
c) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
d) Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf
dalam kata yang dieja satu-satu.
e) Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan
huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
6) Tanda Pisah ( ‒ )
a) Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
b) Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
7) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
8) Tanda Seru ( ! )
a) Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun emosi yang kuat.
19
9) Tanda Elipsis (...)
a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b) Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan.
20
13) Tanda Kurung Siku ( [...] )
a) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat, atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
b) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
21
2.3 Bentuk Kata Baku dan Tidak Baku
2.3.1 Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
• Pengertian Kata Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan dan telah sesuai dengan kaidah atau
pedoman bahasa yang sudah ditentukan. Pengertian kata baku ini merupakan
suatu kata yang aturan dan ejaan kaidah bahasa Indonesianya sudah benar serta
bersumber dari bahasa baku yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Biasanya, kata baku digunakan untuk penulisan ataupun pengungkapan kata-
kata yang bersifat resmi baik dalam suatu tulisan atau dalam pengungkapan
kata. Umumnya, kata baku digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang telah ditentukan sebelumnya.
22
2.3.2 Ciri-ciri Kata Baku dan Tidak Baku
Ciri-Ciri Kata Baku Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
- Kata baku tidak dipengaruhi oleh - Biasanya digunakan dalam
bahasa daerah, bahasa sehari-hari,
23
2) Sebagai Pemberi Kekhasan
Indonesia mengharuskan setiap wilayah daerahnya menggunakan bahasa
baku, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Melalui fungsi itu,
maka bahasa baku dapat memperkuat rasa nasionalisme masyarakat daerah
yang bersangkutan.
3) Pembawa Kewibawaan
Bahasa baku juga ikut serta membawa wibawa atau prestise seseorang.
Fungsi pembawa kewibawaan bersangkutan dengan usaha seseorang dalam
mencapai kesederajatan dengan peradaban yang dikagumi melalui
pemerolehan bahasa baku sendiri. Bagi seorang penutur atau pembicara yang
mahir berbahasa Indonesia yang baik dan benar di suatu masyarakat akan
memperoleh wibawa di mata masyarakat tersebut.
24
2.4 Ketetapan Kesesuaian Tanda Baca
2.4.1 Pengertian
Kerap kali saat berkomunikasi terjadi beda pendapat yang disebabkan
kesalahpahaman. Salah satu faktornya adalah penggunaan dan kesesuaian pilihan
kata/diksi yang tidak tepat.
Lebih dalam lagi, masalah ini dipengaruhi 3 hal yaitu:
1) Pokok persoalan yang dibawakan,
2) Para hadirin yang terlibat dalam komunikasi, dan
3) Diri kita sendiri.
Maka perbedaan ketepatan, dan kesesuaian kata adalah persoalan ketepatan kita
bertanya apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya sehingga tidak akan
menimbulkan interpretasi yang berbeda antara pembicara dan pendengar; sedangkan
kesesuaian kita mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang
dipergunakan tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir.
25
Syarat-syarat ketetapan pilihan kata:
1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang
bermakna lugas dan tidak bermakna ganda, sedangkan konotasi dapat menumbulkan
makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan
estetika, dan kesopanan.
2) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah,
ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3) Membedakan makna kata secara cermat, kata yang mirip ejaannya, misalnya:
inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi).
4) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri
5) Menggunakan makna idiomatic berdasarkan susunan yang benar.
6) Menggunakan kata abstrak dan kata kontret secara cermat.
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Alasan Argumen
Dengan membedakan kata-kata ilmiah dan kata-kata populer, maka setiap pengarang
yang ingin menulis satu topik tertentu harus menetapkan dengan jitu siapakah yang
menjadi sasaran tulisannya.
27
2.4.6 Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Pertama jargon bermakna satu
bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan. Kedua bermakna dialek
hybrid dan lingua franca. Makna ketiga mempunyai ketumpang-tindihan dengan
bahasa ilmiah.
2.4.9 Idiom
Yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-
kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa
diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-
kata yang membentuknya.
Karena idiom-idiom itu bersifat tradisional dan bukan bersifat logis, maka
bentuk-bentuk itu hanya bisa dipelajari dari pengalaman-pengalaman, bukan melalui
peraturan-peraturan umum bahasa.
Contohnya: pahit lidah, panjang lidah, panjang tangan.
28
2.4.10 Kata Artifisial
Yang dimaksud dengan bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Bahasa yang artifisial tidak terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam
pemakaiannya untuk menyatakan satu maksud.
Contoh:
Artifisial Biasa/nonartifisial
Dalam bahasa umum atau bahasa ilmiah, bahasa artifisial itu tidak perlu dihindari.
Tetapi penulis harus memperhatikan bagaimana dan apa yang ditulis.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan
dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini
penyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata
daerah. Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke
dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu
juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca,
maka akan menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.
3.2 Saran.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengucapkan Terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan
laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sekian dan
Terima kasih.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia
https://www.academia.edu/22884743/MAKALH_BAHASA_INDONESIA_TANDA_BACA
https://m.liputan6.com/hot/read/4061383/pengertian-kata-baku-dan-tidak-baku-dilengkapi-
ciri-ciri-dan-contohnya?
utm_source=Mobile&utm_medium=whatsapp&utm_campaign=Share_Hanging
https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/pendayagunaan-kata-dan-kesesuaian-
memilih-kata-dalam-menulis-karya-sastra/
31