Makalah
Dosen Pengampu :
Masykur, S. Pd.,M.Pd
Oleh :
1
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS DR
SOEPRAOEN
MALANG
2020/2021
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Bahasa Indonesia yang berjudul "Teknik Penulisan Ilmiah
Dan Tulisan Popular Bahasa Media Atau Bahasa Jurnalistik Dan Bahasa Dalam Sastra”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Ika Nuraini
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................8
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................11
2.1.5 Bentuk
Kalimat................................................................................13
2.1.7 Penulisan
Abstrak............................................................................14
4
2.1.8 Penulisan Daftar Isi.........................................................................15
2.1.11 Penulisan
Paragraf.........................................................................16
2.1.14 Penulisan
Bilangan........................................................................16
2.3.4 Bahasa
Jurnalistik............................................................................31
BA III
PENUTUP........................................................................................................36
A. SIMPULAN.............................................................................................36
B. SARAN....................................................................................................36
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................37
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, masyarakat di Indonesia semakin pintar. Untuk itu, ketika
kita membuat suatu produk harus ada makalah karya ilmiah yang disajikan dan disetujui
oleh pihak terkait. Makalah adalah karya imiah yang disajikan dalam pertemuan ilmiah.
Untuk memdapatkan persetujuan dari pihak terkait tentu tidaklah mudah. Karena harus
sesuai prosedur pembuatan makalah atau karya ilmiah.
Untuk itu, dengan dibuatnya makalah ini. Kelompok kami menyajikan teknik – teknik
penulisan makalah atau karya tulis ilmiah. Agar mempermudah para masyarakat terutama
mahasiswa untuk membuat makalah. Selain makalah karya tulis ilmiah, kelompok kami
juga menyajikan teknik penulisan ilmiah dan tulisan popular bahasa media atau bahasa
jurnalistik dan bahasa dalam sastra. Dari makalah ini, para mahasiswa juga bisa
membedakan penulisan ilmiah dan penulisan bahasa media atau bahasa jurnalistik. Karena
sebagian mahasiswa sering ikut tampil ke siaran radio, sebelum melakukan siaran radio
tentu harus ada tulisan agar mempermudah kita untuk melakukan siaran dan bahasanya
pun harus sesuai dengan bahasa jurnalistik pada umumnya.
Dikarenakan sekarang banyak para remaja yang membeli buku novel untuk dibaca
diwaktu luang. Kami mempunyai saran daripada membeli, lebih baik membuat novel dari
pengalaman pribadi kita masing – masing. Selain itu, dengan membuat lalu menjual novel,
kita akan mempunyai pemasukan untuk menambah uang jajan. Akan tetapi, agar novel
menarik, kita harus memperhatikan cara – cara penulisannya. Tentu tidaklah mudah, tidak
hanya menulis saja, agar menarik kita harus menambahkan gaya bahasa atau majas.
Dalam makalah ini juga berisi tentang teknik penulisan cerita pendek. Karena setiap orang
tentu mempunyai pengalaman untuk diceritakan agar para pembaca termotivasi dengan
cerita yang kita sajikan. Misalnya saja dalam meraih cita – cita tentu tidaklah mudah,
setiap orang pasti mempunyai jalannya masing – masing. Utuk itu, kita perlu bersyukur
atas nikmat yang Allah berikan. Menulis cerita pendek akan lebih mudah dan menarik jika
kita memperhatikan teknik – teknik dalam penulisan cerita pendek. Jika saja dilihat dari
7
judulnya tidak menarik para masyarakat atau remaja tentu akan malas untuk membaca.
Akan tetapi, jika panulisan judul menarik para masyarakat akan membaca dan penasaran
dengan cerita pendek yang kita sajikan. Untuk itu, kita akan mempelajari tentang teknik
penulisan cerita pendek.
Rumusan masalah dari makalah yang berjudul Teknik Penulisan Ilmiah Dan Tulisan
Popular Bahasa Media Atau Bahasa Jurnalistik Dan Bahasa Dalam Sastra sebagai
berikut:
8
3. Bagi pembaca, makalah yang berjudul Teknik Penulisan Ilmiah Dan Tulisan Popular
Bahasa Media Atau Bahasa Jurnalistik Dan Bahasa Dalam Sastra menambah
pengetahuan tentang teknik penulisan ilmiah dan tulisan popular yang benar. Serta
mengetahui teknik penulisan bahasa media atau bahasa jurnalistik dan bahasa dalam
sastra yang benar. Serta termotivasi untuk membuat karya tulisa ilmiah, novel, dan
cerita pendek.
9
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ambar Februari 2018. Sebagai mahasiswa, guru, atau dosen tentu tidak dapat
dilepaskan dari kegiatan penulisan karya ilmiah. Sejatinya, penulisan karya ilmiah telah
dilakukan sebelum memasuki bangku perkuliahan. Pada masa sekolah, ketika kita telah
menyelesaikan proyek penelitian ilmu pengetahuan alam atau proyek lainnya, kita pasti
dituntut untuk membuat laporan penelitian. Begitu pun ketika menjelang kelulusan,
beberapa sekolah mensyaratkan penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat
kelulusan.
Kemampuan menulis karya ilmiah menjadi sangat penting sebagai wujud pemahaman
kita tentang permasalahan atau kajian ilmu yang kita pelajari. Melalui penulisan karya
ilmiah, berbagai konsep, teori atau gagasan baru lahir dan dapat dikaji kembali secara
ilmiah. Hal ini sekaligus sebagai penanda semakin berkembangnya ilmu yang dipelajari.
Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata
cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan karya ilmiah yang perlu dipahami dan
diterapkan dalam menulis karya ilmiah. Sebelum mengetahui lebih lanjut beberapa teknik
penulisan ilmiah, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
karya ilmiah.
Pengertian
Pengertian karya ilmiah telah banyak dirumuskan oleh para ahli. Menurut Brotowidjoyo
(1985) dalam Arifin (2008 : 2) yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar. Karya ilmiah memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya adalah :
10
Penyimpulan karya ilmiah dilakukan berdasarkan fakta-fakta.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah tidaklah sembarangan. Pada
umumnya, karya ilmiah ditulis dengan menggunakan jenis dan ukuran kertas tertentu.
Adapun jenis dan ukuran kertas yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah
adalah kertas HVS berukuran A4 80 gram. Pengetikan karya ilmiah hanya pada satu sisi
kertas atau tidak diketik bolak balik. Sementara itu, jenis dan ukuran huruf yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12.
Dalam menulis karya ilmiah terdapat beberapa teknik penulisan yang perlu dipahami dan
diterapkan yaitu :
Dalam menulis karya ilmiah, terdapat beberapa ketentuan mengenai spasi atau jarak
baris penulisan, diantaranya adalah :
Spasi atau jarak baris penulisan karya ilmiah adalah 2 spasi. Beberapa perguruan
tinggi menentukan jarak baris penulisan atau spasi adalah 1,5 spasi.
Spasi atau jarak baris penulisan untuk kutipan langsung, judul gambar, judul tabel,
daftar pustaka adalah berjarak 1 spasi ke bawah.
Spasi atau jarak baris penulisan untuk daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, serta daftar istilah adalah berjarak 1 spasi dengan jeda satu baris untuk
setiap bagiannya.
11
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait
dengan ketentuan penomoran halaman dan tata letaknya.
Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) digunakan untuk penomoran halaman pada
bagian awal karya ilmiah seperti halaman judul hingga abstaksi.
Angka Arab (1, 2, 3, dst) digunakan untuk penomoran halaman setiap halaman.
Pada halaman yang memuat judul bab, penomoran halaman ditulis pada bagian
kanan bawah. Sedangkan, pada setiap halaman di setiap bab, penomoran halaman
ditulis pada bagian kanan atas.
Penomoran halaman berjarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau
tepi bawah.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia mengacu pada Permendikbud No. 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini
mencakup pedoman dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca,
dan penulisan unsur serapan.
Sementara itu, Istilah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah istilah
dalam bahasa Indonesia atau istilah serapan bahasa asing yang sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika istilah asing yang digunakan dalam penulisan
karya tulis tidak memiliki padanan kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, maka istilah asing tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf
miring atau italic dan dijelaskan makna dari istilah yang dimaksud.
Kalimat dalam penulisan karya ilmiah hendaknya disajikan dalam bentuk pasif
dalam artian kalimat dalam karya ilmiah tidak boleh disajikan dalam perspektif
orang pertama seperti saya, aku, dan lain-lain. Pada bagian ucapan terima kasih
atau kata pengantar atau prakata, kata saya diganti dengan kata penulis.
12
2.1.6 Penulisan Kata Pengantar
Setiap karya ilmiah selalu didahului dengan Kata Pengantar atau Prakata atau Ucapan
Terima Kasih. Dalam penulisan karya ilmiah,
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah sangat penting karena merupakan intisari
dari karya ilmiah yang dibuat. Beberapa ketentuan terkait dengan penulisan Abstrak
adalah sebagai berikut :
Judul Abstrak ditulis dengan menggunakan huruf besar atau kapital, ditebalkan,
dan ditempatkan di tengah.
Isi Abstrak pada umumnya ditulis dengan spasi tunggal dengan jumlah kata
minimal 75 kata dan maksimal 100 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
dengan ketentuan penulisan yang sama.
Jika memungkinkan, penulisan abstrak bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris
diletakkan dalam satu halaman.
Pada bagian bawah abstrak ditulis beberapa kata kunci yang penulisannya
disesuaikan dengan bahasa yang digunakan. Dalam artian, pada Abstrak dalam
bahasa Indonesia maka kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia. Begitu pula
dengan Abstrak dalam bahasa Inggris maka kata kunci ditulis dalam bahasa
Inggris.
Istilah asing yang digunakan dalam Abstrak harus ditulis dengan huruf miring
atau dicetak miring.
Sebagaimana Daftar Isi, penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar
Lampiran ditulis dengan spasi tunggal. Adapun judul Daftar Gambar ditulis dengan
menggunakan huruf besar atau huruf kapital dan ditebalkan.
2.1.10 Penulisan Judul Bab, Judul Subbab, dan Judul Anak Subbab
Suatu karya ilmiah umumnya terdiri dari beberapa bab, subbab, dan anak subbab.
Berikut beberapa ketentuan dalam penulisan judul bab, judul subbab, dan judul
anak subbab.
Judul bab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar, diletakkan
di tengah-tengah kertas, dan ditebalkan atau di-bold. Adapun jarak penulisan
judul bab disesuaikan dengan formasi ukuran margin atau batas tepi penulisan
yang dianut yakni 4 cm atau 3 cm dari tepi atas kertas tanpa tanda titik.
Judul subbab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar kecuali
kata penghubung dan kata depan, ditebalkan atau di-bold, dimulai dari tepi kiri
dan tanpa tanda titik.
Judul anak subbab ditulis dengan menggunakan gaya kalimat yakni pada awal
kata pertama menggunakan huruf kapital atau huruf besar dan awal kata kedua
dan seterusnya menggunakan huruf kecil dan diikuti dengan tanda titik (.) dan
ditebalkan atau di-bold. Penulisan judul anak kalimat dimulai 1 tab atau 5
ketikan dari kiri.
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf baru yang letaknya tepat dibawah judul
bab, judul subbab, atau judul anak subbab ditulis rata kiri. Sedangkan paragraf
baru berikutnya ditulis menjorok ke dalam berjarak 1 tab atau 5 ketikan dari batas
tepi kiri. Jika menggunakan aplikasi, paragraf dapat diatur secara otomatis.
14
2.1.12 Penulisan Naskah atau Teks
Penulisan posisi naskah atau teks karya ilmiah diatur dengan ketentuan rata kiri
kanan. Dalam artian, pengetikan naskah atau teks karya ilmiah dimulai dari sisi
kiri hingga sisi kanan. Pengecualian ketika memulai paragraf baru, memasukkan
gambar, memasukkan tabel, memasukkan persamaan, atau hal-hal khusus
lainnya. Jika menggunakan aplikasi, penulisan naskah atau teks karya ilmiah
dapat diatur dengan memilih posisi rata kiri kanan atau justified.
2.1.13 Penulisan Permulaan Kalimat
Ketentuan lain dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan penulisan
bilangan. Ketentuan tersebut adalah :
Bilangan dalam karya ilmiah ditulis dengan angka kecuali jika bilangan tersebut
terdapat pada awal kalimat maka bilangan ditulis dengan huruf.
Penulisan bilangan desimal merujuk pada ketentuan bahasa Indonesia yakni
ditulis dengan koma (,) dan bukan dengan titik (.).
Sementara itu, penulisan satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa
disertai dengan tanda titik (.) di belakangnya.
Penggunaan gambar (grafik, bagan, dan lain-lain) dan tabel dalam penulisan karya
ilmiah bertujuan untuk menampilkan data atau informasi tertentu. Setiap gambar
dan tabel yang disajikan dalam karya ilmiah harus diberi nomor dan judul. Sistem
penomoran gambar sama dengan sistem penomoran tabel yakni dengan
15
menggunakan angka Arab. Judul gambar dan judul tabel ditulis tanpa
menggunakan tanda baca titik (.) dan tidak ditebalkan.
Umumnya judul gambar dan judul tabel ditulis ditengah sebagaimana gambar dan
tabel. Perbedaannya adalah judul gambar ditempatkan di bawah gambar
sedangkan judul tabel ditempatkan di atas tabel.
Penulisan kutipan dan sumber kutipan menjadi salah satu aspek terpenting dalam
penulisan karya ilmiah. Terdapat beberapa ketentuan dalam menulis kutipan dan
sumber kutipan, yaitu :
Kutipan langsung atau kutipan yang berasal dari penulisnya yang berjumlah
kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan dua tanda petik.
Kutipan langsung yang diambil dari kutipan maka penulisannya menggunakan
satu tanda petik.
Kutipan langsung yang diambil dari bahasa asing maka harus ditulis dengan
menggunakan huruf miring atau italic.
Kutipan langsung yang mengandung jumlah kata 40 kata atau lebih maka
kutipan tersebut harus ditulis tanpa menggunakan tanda petik dan diketik dengan
jarak 1 spasi. Adapun proporsi kutipan langsung dalam satu halaman adalah
maksimal ¼ halaman.
Apabila dalam kutipan langsung ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan menggunakan tiga buah titik.
Apabila sumber kutipan merujuk sumber lain, maka yang ditulis adalah sumber
kutipan yang digunakan oleh pengutip dengan menyebut nama yang
mengemukakan pendapat tersebut.
Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan langsung, maka penulisannya
adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang
dikutip. Tahun dan nomor halaman ditulis dalam tanda kurung.
Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan langsung maka penulisan nama,
tahun penerbitan, dan nomor halaman diletakkan di dalam kurung.
16
Jika kutipan berasal dua orang penulis, maka kedua nama penulis harus
disebutkan.
Jika kutipan berasal lebih dari dua orang maka nama belakang atau nama
keluarga dari semua penulis harus ditulis dengan lengkap. Untuk penyebutan
kedua dan seterusnya yang ditulis hanyalah nama keluarga penulis pertama dan
diikuti oleh dkk disertai titik (.).
Jika kutipan berasal dari penulis yang berbeda dan sumber berbeda, maka
penulisannya adalah diurutkan berdasarkan alphabet dan bukan berdasarkan
tahun terbit.
Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan karya yang berbeda, maka
cara penulisannya dengan menambahkan huruf a, b, c, dan seterusnya pada
tahun penerbitan.
Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan sumber yang berbeda maka
penulisannya adalah tahun penerbitan ditulis satu kali dan menambahkan huruf
a, b, c.
Jika kutipan berasal dari tulisan tanpa diketahui nama penulisnya, maka
penulisannya adalah (Tanpa nama, 2017, hlm. 10).
Jika kutipan berasal dari penulis tanpa diketahui tahun penerbitan maka
penulisannya adalah (Littlejohn, Tanpa Tahun, hlm. 8).
Jika yang dikutip adalah pokok pikiran penulis, maka penulisannya tidak
menggunakan tanda petik dan cukup dengan menyebutkan sumbernya.
Penulisan daftar pustaka juga merupakan hal terpenting dari penulisan karya
ilmiah dan dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir plagiarisme. Daftar
pustaka pada dasarnya mengandung tiga unsur penting yaitu penulis, judul, dan
fakta-fakta penerbitan yang meliputi tempat atau kota pustaka tersebut diterbitkan,
nama penerbit, dan tahun penerbitan. Terdapat beberapa sistem penulisan daftar
pustaka, namun yang umum digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia adalah
APA style atau American Psychological Association.
Adapun beberapa ketentuan umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai
berikut:
17
Sumber kutipan yang terdapat dalam naskah atau teks karya ilmiah harus ditulis
secara lengkap dalam daftar pustaka dan begitu pun sebaliknya.
Nama penulis yang ditulis terlebih dahulu dalam daftar pustaka adalah nama
belakang atau nama keluarga. Pengecualian pada penulisan nama Cina, Jepang,
atau Korea karena nama belakang atau nama keluarga berada di awal.
Dalam penulisan daftar pustaka, gelar akademik atau gelar keagamaan atau gelar
kebangsawanan penulis tidak perlu ditulis.
Jika nama penulis tidak diketahui, maka judul karya dari penulis yang tidak
bernama tersebut dituliskan sebagai tema utama.
Huruf kapital digunakan untuk menulis huruf pertama dari judul karya atau judul
tambahan.
Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan abjad nama belakang atau
nama keluarga penulis dengan jarak 1,5 spasi.
Dalam penulisan daftar pustaka, baris kedua setiap sumber pustaka ditulis
dengan jarak 5 ketikan dari batas tepi kiri baris pertama dengan jarak antar baris
1,5 spasi.
Menurut Dosen Sosiologi 8 Juni 2020. Karya populer berbeda dengan karya lainnya yang
bersifat ilmiah. Perbedaan terletak pada bahasa dalam penyampaiannya. Seperti yang
sudah disebutkan teks populer menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca.
18
Berbeda dengan karya ilmiah yang menggunakan bahasa akademis dan bersifat resmi
serta terikat oleh kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara karya populer
lebih menggunakan bahasa yang luwes dan komunikatif.
Dilihat dari segi pembahasan karya populer banyak membahas hal-hal mengenai
permasalahan yang beredar di masyarakat. Berbeda dengan karya ilmiah yang membahas
bidang keilmuan yang jauh dari jangkauan masyarakat.
Teks populer pada umunya digunakan sebagai media persuasi yang mamu
mempengaruhi lingkungan sosial seseorang melalui tulisan. Apalagi dengan gaya
bahasa yang mudah dipahami masyarakat inilah karya ilmiah populer biasanya
banyak dibuat dengan cara menyadur dari tulisan orang lain.
Adapun ciri yang melekat dalam teks karya populer ini antara lain sebagai berikut:
1. Judul teks harus informatif dengan bahasa sederhana sehingga maknanya mudah
ditangkap oleh pembaca. Sehingga tidak menimbulkan imaji atau pembaca tidak
eprlu berpikir dua kali saat melihat judulnya.
2. Teks populer disajikan secara argumentatif dan deskriptif. Dengan bahasa yang
santai teks populer biasanya berisi deskripsi mengenai gagasan-gagasan yang
ingin disampaikan penulis dengan tampilan yang sederhana namun menarik.
3. Teks populer disajikan dengan bahasa yang populer ada di masyarakat. Artinya
bahasa yang dipakai tidak perlu dengan hasa keilmiahan cukup bahasa yang
sederhana dan komunikatif yang bisa dipahami oleh pembaca.
4. Gagasan yang dituliskan dalam teks populer tidka memancing pernyatan-
pernyataan yang memancing pembaca bertanya-tanya atau berpikir dua kali.
19
5. Penjelasan yang terkandung dalam teks populer dibuat dengan metode bercerita
bukan dengan cara langsung pada inti permasalhannya. Terutama untuk tema-
tema yang bukan mengenai pengetahuan alam.
6. Teks populer juga didesain agar pembaca ikut merasakan secara langsung dan
ikut melihat serta mengalami permasalahan yang sedang dibahas.
Tahapan dalam kepenulisan karya populer ini bisa dilakukan dengan memahami
beberapa bagian. Antara lain;
Sehingga pembaca yang baru saja melihat judul sudah bertanya-tanay apa
informais dari teks populer yang sedang dibahas.
20
2. Menuliskan pembukaan
3. Haruslah teks populer berisi tulisan yang menambah wawasan pembaca. Berisi
informasi-informasi yang aktual dan sedang menjadi trend di masyarakat.
4. Disarankan dalam membuat teks populer agar tidak terlalu panjang. Meskipun
menuliskannya menggunakan metode bercerita namun lebih baik tetap
memperhatikan keefektifan bahasa.
Dalam menetapkan tema untuk menulis teks populer terdapat dua kata kunci yaitu
ketertarikan dan keahlian. Penulis harus memiliki pemahaman pada topik yang
diangkat sebagai tema sebuah tulisan. Kemudian tema juga harus mengandung
unsur ketertarikan bagi pembaca.
Pengembangan Tema
Tema yang sudah ditentukan dari tahap bertama selnajutnya dapat dikebanhkan
sesuai wawasan keilmuan penulis. Meskipun bersifat argumentatif tetapi setiap
ide yang dikemukakan dalam tulisan teks populer tetap harus memiliki sumber
yang terpercaya dan tidak asal-asalan.
Melaui sumber yang dipercaya data dapat dibahas pada teks populer dengan
menggunakan metode yang sederhana dan bahasa yang komunikatif yang sudah
diketahui oleh masyarakat.
Kerangka Karangan
1. Pendahuluan
Pada bagian ini berisi mengenai hal yang dapat menarik pembaca untuk
membaca teks secara keseluruhan.
21
2. Inti atau isi
Bagian ini berisi analisis serta argumentasi penulis terhadap suatu fenomena
yang sedang dibahas di teks populer. Analisis dan argumen yang dituliskan
dalam teks populer harus tetap bersifat logis dan runtut. Selain menggunakan
bahasa yag sederhana keruntutan dalam teks populer juga perlu diperhatikan
untuk memudahkan pembaca memahami isi dari teks populer.
3. Penutup
Editing
Tidak jarang tulisan yang sudah menjadi bentuk teks masih terdapat kesalahan.
Baik kesalahan ejaan ataupun penulisan.
Oleh karena itu perlu untuk diteliti kembali apakah tulisan sudah benar-benar
betul dan rapi. Meskipun tidak dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang
baku. Namun, sangat perlu apabila setiap kata diteliti agar tidak salah dan
memberikan pengertian yang berbeda apabila dibaca.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, berikut ini adalah contoh
kepenulisan karya populer yang bisa dilakukan. Misalnya saja :
Karya Populer
Pentingnya Pendidikan pada Keluarga
22
Tidak dipungkiri lembaga keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Orang tua adalah guru pertama yang mengajarkan pendidikan moral bagi anaknya.
Norma-norma kesopanan diajakan oleh orang tua di lingkungan rumah. Misalnya
jika menerima pemberian orang harus mengucapkan terima kasih. Jika makan harus
duduk dan menggunakan tangan kanan dan lain sebagainya.
Namun pada era sekarang ini tidak jarang orang tua yang disibukan oleh
permasalahan pekerjaan. Dari pagi hari sampai sore mencari nafkah sehingga
banyak anak yang disekolahkan di sekolah yang full day. Oleh karen itu, waktu
kebersamaan serta komuniaksi antara orang tua dan anak semakin minim.
Anak akan lebih sering bersama gurunya di sekolah. Atau melakukan kegiatan
akademis di lembaga kursus. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa
kebutuhan anak hanya berupa kebutuhan finansial. Namun lebih dari itu anak
membutuhkan kasih sayang yang utuh dari orang tua.
Tak jarang orang tua yang sibuk bekerja menitipkan anak kepada pengasuh anak
maupun mertua. Sehingga banyak pula anak yang lebih dekat kepada pengasuh
ataupun neneknya. Dengan begitu risikonya adalah saat besar anak akan tidak
terbuka dengan orang tuanya.
Selain itu risikonya adalah anak akan cenderung lebih bebas. Karena pada masa
pertumbuhnnya tidak diawasi secara maksimal oleh orang tua. Anak akan bingung
sebenarnay mana tindakan yang benar, mana tindakan yang tidak melanggar norma
sosial.
Bahkan lebih parahnya lagi anak akan berani membangkang kepada orang tua
karena kurangnya komunikasi yang dijalin sejal dini. Oleh karena itu, sangat
penting orang tua juga memperhatikan pendidikan anak sejak dini.
Karena sudah menjadi hak bagi orang tua untuk memberikan kasih sayang dan
nafkah lahir batin kepada anak. Salah satunya adalah dengan mengajarkan
pendidikan sejak dini kepada anak. Meskipun pada era sekarang sudah banyak
dijumpai lembaga untuk anak usia dini.
Namun, karena orang tua merupakan guru yang pertama bagi anaknya dan juga
sebagai orang yang paling dekat dengan anak. Maka sangat wajar serta dapat
23
menghasilkan sesuatu yang maksimal apabila memberikan pendidikan moral
khususnya bagi anak-anak.
Memberikan tindakan bagi anak tindak hanya dilakukan melalui verbal akan lebih
efektif apabila orangtua memberikan contoh secara langsung. Sehingga sebelum
mengajarkan sesuatu kepada anak orang tua sudah harus melakuaknnya terlebih
dahulu.
Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “The collection and editing of news for
presentation through the media; writing designed for publication in a newspaper or
magazine” (Merriam Webster).
24
umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada suratkabar, majalah,
dan disiarkan.
Ahli atau akademisi lainnya membuat definisi jurnalistik antara lain sebagai berikut:
– Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk
memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar
seluas mungkin (Adinegoro, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1984).
– Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on
the news reach the public. Jurnalistik mencakup semua bentuk cara/ kegiatan yang
dilakukan hingga sebuah ulasan/ berita dapat disampaikan kepada publik (Fraser Bond,
An introduction to Journalism, 1961).
– Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan bahan hingga
menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. (Onong U. Effendi, Ilmu, Teoiri dan
Filsafat Komunikasi,1993).
2.3.1 Pengartikan Jurnalistik Sebagai Proses, Teknik, Dan Ilmu Peliputan, Penulisan, Dan
Penyebarluasan Informasi Aktual (Berita) Melalui Media Massa :
25
Ilmu – “bidang kajian”, ilmu komunikasi massa. Jurnalistik adalah kajian tentang
komunikasi melalui media massa.
Berdasarkan gaya dan topik pemberitaannya, jurnalistik dibagi menjadi banyak jenis:
26
KBBI menyebutkan, wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan
menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Wartawan disebut juga juru warta atau jurnalis.
Wartawan adalah orang yang bekerja di sebuah media massa dengan melakukan
aktivitas jurnalistik (peliputan dan penulisan berita) secara rutin, menaati kode etik,
menguasai tema liputannya, dan menguasai teknik jurnalistik terutama menulis
berita dan wawancara.
Kode etik jurnalistik adalah etika profesi wartawan. Ciri utama wartawan profesional
yaitu menaati kode etik, sebagaimana halnya dokter, pengacara, dan kaum profesional
lain yang memiliki dan menaati kode etik.
27
6. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui
identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record”.
7. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi
SARA.
8. Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.
9. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru/tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
10. Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.
3. Elemen Jurnalisme
Kode etik jurnalistik secara secara universal tercantum dalam 9 Elemen Jurnalisme
yang dikemukakan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001) dalam The Elements of
Journalism, What Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New
York: Crown Publishers, 2001) sebagai berikut:
4. Teknik Jurnalistik
Teknik Jurnalistik (Journalism Skills) adalah keahlian atau keterampilan khusus dalam
hal reportase, penulisan dan penyuntingan berita, serta wawasan dan penggunaan
bahasa jurnalistik atau bahasa media.
28
Teknik Reportase: Observasi, Wawancara, Studi Literatur. Wartawan harus piawai
wawancara dan mengamati peristiwa. Wartawan juga harus andal dalam riset data
atau studi literatur.
News Writing. Penulisan berita adalah keterampilan utama wartawan.
News Reporting (for Radio/TV): News Reading, Spoken Reading, News Script
Writing). Khusus wartawan media elektronik (TV/Radio) harus piawai menyajikan
berita (news presenting) secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter
berita di studio.
Editing. Wartawan harus piawai menyunting naskah sebelum dipublikasikan.
Bahasa Jurnalistik. Wartawan harus menguasai kaidah bahasa jurnalistik, yakni
bahasa pers atau bahasa media, dengan ciri khas ringkas, lugas, dan mudah
dipahami.
Secara praktis, dasar jurnalistik yang wajib dimiliki wartawan adalah keahlian
meliput perisiwa, menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati kode etik.
Bahasa Jurnalistik –disebut juga bahasa media, bahasa pers, bahasa koran, atau
bahasa wartawan– adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis
berita dengan karakteristik singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik.
Ringkas: Bahasa jurnalistik itu hemat kata (economy of words), memilih kata dan
kalimat ringkas, karena keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari Kata
Jenuh dan Kata Mubazir.
1. Berita (News)
2. Opini (Views)
29
3. Feature
Berita adalah laporan peristiwa. Opini adalah tulisan berisi pendapat, penilaian,
pemikiran, atau analisis tentang suatu masalah atau peristiwa.
Feature adalah tulisan yang menggabungkan fakta dan opini atau tulisan khas
bergaya penulisan karya sastra seperti cerpen atau novel.
Foto dan Video masuk dalam produk jurnalistik jika berupa foto jurnalistik dan
video jurnalistik.
Jenis-jenis berita antara lain Hard News, Opinion News, Interpretative News, Etc.
Jenis-jenis Opini antara lain Artikel, Editorial/Tajuk, Kolom, Karikatur, Pojok,
Esai, Ilmiah Populer)
Jenis-jenis Feature antara lain Tips, Laporan Perjalanan, Biografi, Profil, Resensi,
etc.
News Planning
News Hunting/News Gathering
News Writing
News Editing
Publishing
30
Kontributor (incl. penulis & kolomnis).
Wartawan ada yang menjabat –secara hierarkis– pemimpin redaksi, wakil pemred,
redaktur, koordinator liputan, reporter, fotografer (wartawan foto), koresponden
(wartawan daerah), dan kontributor, yaitu wartawan lepas yang dibayar per tulisan
alias tidak digaji bulanan seperti koresponden s.d. pemred.
Hasil proses jurnalistik atau karya jurnalistik dipublikasikan melalui media massa
yang terbagi dalam tiga jenis.
Media cetak terdiri dari suratkabar (koran, terbit harian), majalah, dan tabloid.
Media Siber yaitu media massa di internet –dikenal dengan sebutan media online,
situs berita, portal berita (news portal), website berita, atau media dalam jaringan
(media daring).
Menurut Buku Bahasa Dan Sastra Inonesia. Bahasa sastra adalah penghubung antara
sesama anggota masyarakat dalam kegiatan sosial dan kebudayaan, tetapi gaya bahasa
dalam kesusastraan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-
hari. Bahasa sastra berbeda dengan bahasa pidato politik, bahasa surat kabar, atau bahasa
buku teks.
Kesusastraan merupakan pengucapan atau tulisan yang tergolong ke dalam jenis kreatif-
imajinatif. Kelebihan sastra sebagai karya kreatif terletak pada unsur-unsur bahasa serta
interaksi antara unsur-unsur tersebut dengan dunia nyata yang berada di luar dirinya.
31
Bahasa yang dipakai dalam kesusastraan bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi,
tetapi lebih dari itu bahasa sastra memberi makna yang lebih luas terhadap komunikasi
dan hubungan antar manusia.
Bahasa sebagai media pengucapan yang mampu menimbulkan kesan, keindahan amat
dipentingkan dalam suatu karya sastra. Kemampuan mengeksploitasi bahasa dalam
segala dimensilah yang membedakan karya sastra dengan karya-karya yang lain.
1. Bersifat konotatif
Konotatif adalah kata yang memiliki pengertian tambahan atau arti sekunder di
samping arti primernya. Nilai konotasi yang lebih luas dari pengertian denotasi amat
penting dalam karya sastra. Setiap kata yang dipilih boleh diasosiasikan kepada
berbagai pengertian. Oleh sebab itu di dalam sastra tidak ada pengertian yang sama
bila ditinjau dari sudut kesan sensitivitas, dari sudut bunyi, dan dari sudut lambang.
Setiap pilihan kata mempunyai pengertian tersendiri, misalnya kata cantik, molek,
bagus, baik, anggun, indah, dari sudut denotasi mungkin artinya sama, tetapi kesan
kata-kata ini memiliki sensitivitas berbeda.
2. Bersifat simbolis
Bahasa kesusastraan lebih bersifat simbolis, artinya bahasa sastra bukan saja
mengungkapkan yang tersurat, tapi juga mengungkapkan makna yang tersirat. Hal ini
berbeda dengan bahasa kewartawanan yang lebih bersifat literal.
3. Bersifat multitafsir
Multitafsir artinya berpenafsiran ganda. Bahasa dalam sastra cenderung mengundang
penafsiran ganda dari pembacanya. Hal itu terjadi karena sifat konotatif bahasa sastra
serta pengalaman masing-masing pembaca berbeda dan beragam. Bahkan secara
ekstrem sering dikatakan bahwa keberhasilan suatu karya sastra dapat dilihat dari ada
tidaknya sifat penafsiran ganda.
4. Memperhatikan efek musikalitas
Efek musikalitas adalah efek suara atau bunyi yang mampu membangkitkan rasa
merdu. Kemerduan bunyi bahasa dalam karya sastra pada umumnya dapat
dimunculkan lewat pola persajakan atau rima atau kadang dibentuk lewat perulangan
bunyi yang sama dalam setiap bait atau kalimat.
32
33
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari makalah yang berjudul “Teknik Penulisan Ilmiah Dan Tulisan Popular Bahasa
Media Atau Bahasa Jurnalistik Dan Bahasa Dalam Sastra”. Dalam teknik penulisan
ilmiah ada beberapa teknik yang harus diperhatikan secara umum penulisan judul pada
cover menggunakan font ukuran 14 dan bold, spasi 1,5, gambar atau logo instansi
ukuran 5,99 cm, dan lainnya. Dengan adanya tulisan populer disarankan agar bacaan
tidak terlalu panjang, sehingga membuat para pembaca tidak bosan. Secara umum
bahasa jurnalistik diambil dari berita yang terbaru dengan memilih kata dan kalimat
ringkas, karena keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari Kata Jenuh dan
Kata Mubazir. Selain itu, dalam bahasa sastra penggunakan majasa sangat penting.
Karena, dengan majas maka karya sastra akan berkualitas.
B. SARAN
Untuk saran kami serahkan kepada Bapak Dosen. Selebihnya, kami sebagai
mahasiswa bila ada kekurangan dalam penulisan makalah, mohon bimbingannya.
Karena kami manusia biasa tidak luput dari kesalahan, dengan kesalahan tersebut
dapat kami jadikan pedoman atau pembelajaran untuk kedepannya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ambar. (2018, Februari 12). 17 Teknik Penulisan Karya Ilmiah Lengkap. Retriefed
from https://pakarkomunikasi.com/teknik-penulisan-karya-ilmiah
Dosen Sosiologi. (2020, Juni 8). Pengertian Karya Populer, Teknik, Ciri, Penulisan,
dan Contohnya. Retriefed from https://dosensosiologi.com/karya-populer
35