Anda di halaman 1dari 3

Tugas Review Masyarakat Transnasional

Nama : Hasya Hanifan


NPM : 1806164842
Bahan Utama 1 : Risse-Kappen, Thomas (ed). Bringing Transnational Relations Back In:
Non-State Actors, Domestic Structure and International Institutions. 1995
Bahan Utama 2 : Olesen, Thomas. Power and Transnational Activism. 2011

Review ini akan membahas mengenai hubungan transnasional yang dijelaskan dalam tulisan dari
Risse-Kappen. Dalam tulisannya, Risse-Kappen akan menjelaskan lebih jauh apa itu hubungan
transnasional dan jenis-jenis dari transnasional tersebut, serta seberapa pentingnya peran aktor
non-negara dalam hubungan internasional. Selanjutnya penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai gerakan transnasionalism yang akan diambil dari artikel Olesen yang berjudul Power
and Transnational Activism.
Dalam artikelnya, Risse-Kappen menjelaskan terlebih dahulu apakah hubungan transnasional itu.
Dia mengatakan bahwa hubungan transnasional merupakan interaksi umum yang melewati batas
wilayah nasional dimana setidaknya saalah satu aktor yang terlibat merupakan aktor non-negara
atau aktor yang tidak memihak pemerintah. Lalu ia menjelaskan lebih lanjut bahwa aktor non-
negara seperti INGO (International Non-Governmental Organisation) dan MNC (Multi-National
Corporations) dapat memberikan dampak terhadap pembentukan kebijakan-kebijakan di beberapa
Negara. NGO ini bekerja demi tujuannnya masing-masing yang memihak kepada kaum minoritas
ataupun kepentingan publik, dan terkadang bertentangan dengan kebijakan yang dijalankan oleh
negaranya tersebut. Namun dampak yang diberikan oleh INGO ini tidak sama rata di semua
Negara, sebagai contoh bagaimana NGO dapat mempengaruhi EU (European Union) dan jepang
mengenai masalah perubahan iklim, namun tidak dapat mempengaruhi Amerika mengenai hal
yang sama. Pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar pengaruh aktor transnasional dalam
mempengaruhi kebijakan politik sebuah Negara khususnya dalam beberapa isu seperti, ekonomi
internasional, lingkungan hidup, keamanan internasional, dan hak asasi manusia.
Muncul banyak perdebatan mengenai hubungan transnasional dalam hubungan internasional,
salah satu argumen adalah mengenai pandangan state-centric versus society-dominated dalam
pandangan politik dunia. Negara tentunya menjadi aktor utama dalam pandangan tradisional,
namun dalam hubungan transnasional, aktor utama dari interaksi internasional merupakan aktor
non-negara seperti INGO, MNC, dan aktor transnasional dalam institusi internasional.
Selanjutnya, Risse-Kappen mengemukakan dua pendekatan yang menjelaskan pengaruh aktor
transnasional dalam kebijakan luar negeri yaitu, struktur domestik dan institusi internasional. Ia
mengatakan dampak yang dihasilkan oleh aktor transnasional dan juga koalisinya bergantung pada
perbedaan sturktur domestik yaitu, norma dan pengaturan organisasional yang membentuk
“negara”, struktur social, dan menghubungkan keduanya dalam pemerintahan. Serta tingkat
institusi internasional yaitu sejauh mana isu spesifik tertentu diatur dalam perjanjian bilateral,
rezim multilateral, dan organisasi internasional.Struktur domestik cenderung memberikan ruang
pada aktor transnasional untuk masuk kedalam sistem politik dan mengubah kebijakan. Di satu
sisi, semakin negara mendominasi struktur domestik, semakin sulit bagi aktor transnasional untuk
menembus sistem sosial dan politik negara "target"(Risse-Kappen: 1995).
Aktor transnasional akan lebih mudah masuk kedalam sistem politik sebuah Negara yang terpecah
dan memiliki masyarakat sipil yang lebih baik, karena keberpihakan mereka terhadap kaum yang
termarginalkan dan menentang keputusan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat
transnasional. Struktur domestik dan institusi internalisasi cenderung berinteraksi dalam
menentukan kemampuan aktor transnasional untuk membawa perubahan terhadap kebijakan.
Semakin banyak isu yang diatur dalam kerja sama internasional, semakin kabur pula batgas Negara
dengan aktivitas transnasional. Struktur tatakelola internasional yang sangat teregulasi dan
kooperatif cenderung memberikan akses lebih terhadap aktivitas transnasional serta memudahkan
aktor transnaional untuk mengubah kebijakan.

Selanjutnya bahan kedua review ini mengambil artikel dari Thomas Olesen yang berjudul Power
and Transnational Activism. Dalam bukunya ia menjelaskan bagaimana aktivis transnasional
dapat memberikan dampak pada dunia serta pengaruhnya terhadap pemerintahan. Sebagai contoh,
gerakan yang dilakukan para aktivis di Copenhagen yang menuntut pemimpinnya untuk
mengambil tindakan terhadap isu perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia. Olesen
menambahkan bahwa gerakan transnasional ini dapat mempengaruhi suatu pemerintahan dengan
cara manipulasi dan peluang politik. Manipulasi dalam hal ini adalah komunikasi dan strategi
persuasi. Jika gerakan ini berhasil maka aktivis bisa merubah opini publik, norma, nilai, pendapat,
dan agenda. Gerakan transnasional ini terjadi bukan karena kondisi yang mereka pilih, namun
karena terdapat sejumlah faktor eksternal yang memicu munculnya gerakan transnasional seperti
konflik dalam elit penguasa, perubahan dalam pemerintahan, perubahan rezim, dan sejarah tradisi
hubungan antara pemerintah dan aktor transnasional.
Dalam artikel ini Olesen mencoba menjawab pertanyaan mengenai bagaimana menyusun struktur
peluang diskursif gerakan transnasional serta darimana munculnya kekuatan gerakan
transnasional. Muncul argumen yang mengatakan bahwa kekuatan gerakan transnasional datang
dari kemampuan untuk memulai dan membentuk opini public dalam moral dan isu politik. Dan
untuk mendalami mengenai bagaimana manipulasi transnasional selalu terbuka dalam struktur
peluang diskursif internasional, argumen utamanya adalah bahwa negara memainkan peran
penting dalam mendefinisikan struktur ini, terutama melalui sekuritisasi isu dan peristiwa. Dalam
hal ini muncul argumen lain yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat dan kompleks
antara dimensi politik dan diskursif struktur peluang transnasional, yang pada akhirnya
mempengaruhi usaha manipulasi atau pembingkaian dari aktivis transnasional dengan cara yang
signifikan.

Dari kedua artikel yang telah dijelaskan dapat dilihat bahwa hubungan transnasional memiliki
peran yang penting dalam hubungan internasional. Dengan berkembangnya isu dalam hubungan
internasional membuat interaksi yang terjadi tidak lagi berada pada dimensi aktor negara dengan
aktor negara, namun juga aktor negara dengan aktor non-negara seperti NGO dan institusi
internasional lainnya. Seiring dengan bertambah besarnya institusi internasional, termasuk
institusi transnasional didalamnya membuat perubahan terhadap pihak-pihak yang dapat memberi
dampak pada pembentukan kebijakan suatu negara. Munculnya isu internasional yang tidak bisa
diselesaikan oleh negara saja membuat aktor transnasional mengambil alih dalam proses
penyelesaian tersebut.
Aktor transnasional terbentuk karena adanya kepentingan lain selain kepentingan politik dan
ekonomi yang kurang diprioritaskan oleh pemerintah seperti masalah lingkungan hidup, hak asasi
manusia, imigran, dan lain-lain. Contohnya seperti Greenpeace yang berusaha mengatasi masalah
perubahan iklim dengan berusaha mengajak negara-negara untuk ikut mengkhawatirkan keadaan
bumi saat ini dan menyertakan dirinya kedalam pembentukan kebijakan pemerintah yang
membahas mengenai lingkungan. Dari hal tersebut dapat terlihat betapa pentingnya peran aktor
transnasional dalam hubungan internasional dan juga pengaruhnya terhadap pembentukan
kebijakan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai