Disusun Oleh:
2015012019
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmat dan
hidayahnya saya masih diberikan kesehatan sehingga makalah dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini, khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul.........................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………....…………..19
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini kasus korupsi sering terjadi di kehidupan kita. Tanpa kita
sadari yang dilakukan oleh orang – orang yang melakukan korupsi adalah
tindakan yang tidak bermoral dan beretika. Rapuhnya moralitas dan rendahnya
tingkat kejujuran orang – orang yang berbuat korupsi. Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Korupsi di indonesia dewasa
ini sudah merupakan penyakit sosial yang sangat berbahaya dan merugikan
semua aspek kehidupan masyarakat. Dan sekarang ini korupsi seolah olah
sudah menjadi budaya dalam masyarakat. Tindakan ini bertentangan dengan
arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Selain itu juga menciderai nilai-nilai luhur Pancasila.
Seperti halnya yang terjadi pada kasus Menteri Kelautan dan Perikanan,
Edhy Prabowo. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi
tangkap tangan (OTT) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy
Prabowo di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Penangkapan ini terjadi pada
Rabu November 2020 dini hari, sekira pukul 01.23 WIB. Menteri KKP
tersebut resmi menjadi tersangka kasus korupsi terkait dengan ekspor BBL
(Benih Bening Lobster).
2
Cantika Adinda Putri, Modus dan Kronologi Lengkap Dugaan Korupsi Edhy Prabowo Dkk, CNBC
Indonesia: 2020.
Kemudian pemberian izin ekspor BBL kepada pengekspor dan terlibatnya
sejumlah politisi merupakan indikasi adanya praktik kolusi yang kental.
Indikasi itu muncul, karena perizinan yang sudah diterbitkan, ada yang
ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang baru memulai usaha budi daya
lobster dan ada keterlibatan politisi di dalamnya. Dengan kata lain, perizinan
yang sudah diterbitkan itu bisa juga disebut dengan perizinan instan.3
Indonesia dewasa ini kasus korupsi semakin bertambah dan sudah menjadi
hal biasa bagi para koruptor – koruptor yang gila harta. Maka kejujuran itu
adalah hal yang sangat penting dan moralitas juga sangat diperlukan dalam
suatu pemerintahan. Pendidikan pancasila dan penerapan nilai-nilainya sangat
berperan besar dalam kasus korupsi.
Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
UU No. 24 tahun 1960
“Perbuatan seseorang, yang dengan atau karena melakukan suatu
kehajatan atau dilakukan dengan menyalah gunakan jabatan atau
kedudukan.”4
Korupsi Menurut Ilmu Politik
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan
dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri
3
Jay Fajar, Kolusi Ekspor Benih Lobster yang Membuat Menteri Kp ditangkap KPK, Mongabay:
2020
4
DR. M. Syamsa Ardisasmita, Definisi Korupsi Menurut Perspektif Hukum Dan E-Announcement
Untuk Tata Kelola Pemerintahan Yang Lebih Terbuka, Transparan Dan Akuntabel, Seminar PBJ:
2006
maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi,
sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau
pribadi lainnya.
Korupsi Menurut Ahli Ekonomi
Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi
didefinisikan sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam
dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya
merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu
pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.5
Dalam kasus yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy
Prabowo dan enam orang terkait lainnya sudah jelas merupakan kasus korupsi.
Korupsi sendiri adalah perbuatan yang sangat tidak baik dan tidak di
perbolehkan dalam agama. Dalam kasus tersebut, para nelayan dari berbagai
daerah di Indonesia menjadi korban atas kebijakan Menteri KKP yang baru.
Para nelayan menjadi kesulitan dalam mendapatkan benih bening lobster. Hal
tersebut dapat merugikan negara atau perekonomian negara. Korupsi dalam
kasus tersebut merupakan tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan secara
perseorangan atau kelompok dari sumber pendapatan yang ilegal. Tindakan
korupsi dalam kasus tersebut sangat bertentangan dengan arti dan fungsi
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Korupsi juga
menciderai nilai – nilai luhur Pancasila sebagai Dasar Negara kita. Tindakan
ini seolah olah sudah menjadi budaya dalam masyarakat.
Dalam Pancasila terdapat lima sila yang dimana setiap sila-sila itu
memiliki arti yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, tetapi
memiliki tujuan yang satu yaitu menciptakan dan mewujudkan cita-cita negara
Indonesia. Tindakan korupsi seperti yang terjadi pada kasus menteri KKP
merupakan salah satu penyelewengan terhadap nilai-nilai pancasila. Tindakan
tersebut bukan hanya melanggar aturan negara tetapi hal itu juga telah
melanggar ideologi dan prinsip terhadap Pancasila. Dengan menyelewengnya
5
Irham Ma’ruf, Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang dan Para Ahli,
(http://irham93.blogspot.com/2013/11/pengertian-korupsi-menurut-undang.html) diakses pada
04 Desember 2020.
tindakan terhadap Pancasila hal tersebut akan membuat cita-cita yang
didambakan oleh negara dan bangsa lama kelamaan akan menjadi hancur.
Cita-cita untuk mewujudkan Negara Indonesia seperti pada pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 akan sulit terwujud. Maka dari itu terdapat hal
penting dalam tindakan korupsi terhadap Pancasila yaitu dengan kita
melakukan tindakan korupsi kita sama saja telah menghancurkan Pancasila
yang seharusnya menjadi pedoman bangsa.
Sila pertama yang berbunyi “KeTuhanan Yang Masa Esa”. Berdasarkan
sila pertama, kasus tersebut jelas tidak sesuai karena melakukan tindakan
korupsi berarti sama saja kita telah membohongi Tuhan. Manusia Indonesia
percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, perilaku tindak pidana
korupsi adalah perilaku yang tidak percaya dan taqwa kepada Tuhan. Dia
menafikan bahwa Tuhan itu Maha Melihat lagi Maha Mendengar.
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” sila ini
memiliki makna untuk memperlakukan sesama manusia sebagai mana
mestinya dan melakukan tindakan yang benar, bermartabat, adil terhadap
sesama manusia sebagaimana mestinya. Dalam kasus menteri Edhy Prabowo,
para pelaku melangggar sila kedua ini karena telah melakukan tindakan yang
memperlakukan kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk mendapatkan
hal yang diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat orang
lain menjadi rugi karena tindakan korupsi tersebut. Para nelayan dirugikan,
tetapi para pelaku diuntungkan dan jelas tidak memikirkan nasib nelayan yang
kesulitan akibat adanya kebijakan ekspor tersebut.
Dari sudut pandang pancasila kita dapat mengetahui bahwa pada kasus
menteri KKP telah melanggar dan menyeleweng dari nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila. Dengan menyelewengnya tindakan korupsi
terhadap nilai-nilai luhur Pancasila itu menyebabkan kondisi negara kita
semakin bertambah buruk dan banyaknya terjadi kegaduhan-kegaduhan yang
sangat parah. Maka dari itu, kita haruslah melakukan segala sesuatu sesuai
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila, terutama bagi para pejabat
agar ketika melakukan sesuatu tidak menimbulkan penyelewengan-
penyelewengan yang berdampak buruk bagi negara.
.3. Dampak yang Ditimbulkan dari Tindak Korupsi
Praktik korupsi yang dilakukan oleh menteri KKP dan sejumlah rekan
lainnya dapat berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia, baik aspek
kehidupan sosial, politik, birokrasi, ekonomi, dan individu. Beberapa dampak
yang ditimbulkan dari dilakukannya tindak korupsi dapat dijelaskan seperti
berikut:
1. Dampak korupsi terhadap masyarakat dan individu.
Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi
makanan masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan masyarakat
tersebut sebagai masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat
berlaku dengan baik. Setiap individu dalam masyarakat hanya akan
mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan selfishness. Tidak akan ada
kerjasama dan persaudaraan yang tulus.
Fakta empirik dari hasil penelitian di banyak negara dan dukungan teoritik
oleh para ilmuwan sosial menunjukkan bahwa korupsi berpengaruh negatif
terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi menyebabkan
perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan individu baik dalam hal
pendapatan, prestise, kekuasaan dan lain-lain. Korupsi juga membahayakan
terhadap standar moral dan intelektual masyarakat. Ketika korupsi merajalela,
maka tidak ada nilai utama atau kemuliaan dalam masyarakat.
2. Dampak korupsi terhadap generasi muda.
Salah satu efek negatif yang paling berbahaya dari korupsi pada jangka
panjang adalah rusaknya generasi muda. Dalam masyarakat yang korupsi telah
menjadi makanan sehari-harinya, anak tumbuh dengan pribadi antisosial,
selanjutnya generasi muda akan menganggap bahwa korupsi sebagai hal biasa
(atau bahkan budayanya), sehingga perkembangan pribadinya menjadi
terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggungjawab. Jika generasi
muda suatu bangsa keadaannya seperti itu, bisa dibayangkan betapa suramnya
masa depan bangsa tersebut.
3. Dampak korupsi terhadap politik.
Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik.
Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya terhadap
pemerintah dan pemimipin tersebut, akibatnya mereka tidak akan akan patuh
dan tunduk pada otoritas mereka. Praktik korupsi yang meluas dalam politik
seperti pemilu yang curang, kekerasan dalam pemilu, money politics dan lain-
lain juga dapat menyebabkan rusaknya demokrasi, karena untuk
mempertahankan kekuasaan, penguasa korup itu akan menggunakan
kekerasan (otoriter) atau menyebarkan korupsi lebih luas lagi di masyarakat.
Di samping itu, keadaan yang demikian itu akan memicu terjadinya
instabilitas sosial politik dan integrasi sosial, karena terjadi pertentangan
antara penguasa dan rakyat. Bahkan dalam banyak kasus, hal ini menyebabkan
jatuhnya kekuasaan pemerintahan secara tidak terhormat, seperti yang terjadi
di Indonesia.
4. Bahaya korupsi terhadap ekonomi
Korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu bangsa. Jika suatu projek
ekonomi dijalankan sarat dengan unsur-unsur korupsi (penyuapan untuk
kelulusan projek, nepotisme dalam penunjukan pelaksana projek, penggelepan
dalam pelaksanaannya dan lain-lain bentuk korupsi dalam projek), maka
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari projek tersebut tidak akan
tercapai.
Penelitian empirik oleh Transparency International menunjukkan bahwa
korupsi juga mengakibatkan berkurangnya investasi dari modal dalam negeri
maupun luar negeri, karena para investor akan berfikir dua kali ganda untuk
membayar biaya yang lebih tinggi dari semestinya dalam berinvestasi (seperti
untuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya keamanan kepada pihak
keamaanan agar investasinya aman dan lain-lain biaya yang tidak perlu). Sejak
tahun 1997, investor dari negara-negera maju (Amerika, Inggris dan lain-lain)
cenderung lebih suka menginvestasikan dananya dalam bentuk Foreign Direct
Investment (FDI) kepada negara yang tingkat korupsinya kecil.
5. Bahaya korupsi terhadap birokrasi
Korupsi juga menyebabkan tidak efisiennya birokrasi dan meningkatnya
biaya administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi telah dikungkungi oleh
korupsi dengan berbagai bentuknya, maka prinsip dasar birokrasi yang
rasional, efisien, dan kualifikasi akan tidak pernah terlaksana. Kualitas
layanan pasti sangat jelek dan mengecewakan publik. Hanya orang yang
berpunya saja yang akan dapat layanan baik karena mampu menyuap.
Keadaan ini dapat menyebabkan meluasnya keresahan sosial, ketidaksetaraan
sosial dan selanjutnya mungkin kemarahan sosial yang menyebabkan jatuhnya
para birokrat.
.4. Upaya Pencegahan Kasus Serupa
Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa upaya-upaya yang dapat
dilakukan sebagai pencegahan dari kasus korupsi:
1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi
Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan
membentuk lembaga yang independen yang khusus menangani
korupsi. Sebagai contoh di beberapa negara didirikan lembaga yang
dinamakan Ombudsman. Lembaga ini pertama kali didirikan oleh
Parlemen Swedia dengan nama Justitieombudsmannen pada tahun
1809. Peran lembaga ombudsman --yang kemudian berkembang pula
di negara lain--antara lain menyediakan sarana bagi masyarakat yang
hendak mengkomplain apa yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah
dan pegawainya. Selain itu lembaga ini juga memberikan edukasi
pada pemerintah dan masyarakat serta mengembangkan standar
perilaku serta code of conduct bagi lembaga pemerintah maupun
lembaga hukum yang membutuhkan. Di Indonesia sendiri, sudah
memiliki lembaga yang secara khusus dibentuk untuk memberantas
tindak pidana korupsi. Lembaga tersebut adalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).6
2. Memperbaiki Kinerja Lembaga Peradilan
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki kinerja
lembaga peradilan baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan
6
Upaya Pemberantasan Korupsi, Buku Pendidikan Anti-Korupsi
dan Lembaga Pemasyarakatan. Pengadilan adalah jantungnya
penegakan hukum yang harus bersikap tidak memihak, jujur dan adil.
Banyak kasus korupsi yang tidak terjerat oleh hukum karena kinerja
lembaga peradilan yang sangat buruk. Bila kinerjanya buruk karena
tidak mampu mungkin masih dapat dimaklumi. Ini berarti
pengetahuan serta ketrampilan aparat penegak hukum harus
ditingkatkan. Yang menjadi masalah adalah bila mereka tidak mau
atau tidak memiliki keinginan yang kuat untuk memberantas korupsi,
atau justru terlibat dalam berbagai perkara korupsi.
3. Pencegahan Sosial melalui Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak pada
masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi (access to
information). Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada
masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi
yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
hajat hidup orang banyak. Hak ini dapat meningkatkan keinginan
pemerintah untuk membuat kebijakan dan menjalankannya secara
transparan. Pemerintah memiliki kewajiban melakukan sosialisasi
atau diseminasi berbagai kebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.
Salah satu cara untuk ikut memberdayakan masyarakat dalam
mencegah dan memberantas korupsi adalah dengan menyediakan
sarana bagi masyarakat untuk melaporkan kasus korupsi. Sebuah
mekanisme harus dikembangkan di mana masyarakat dapat dengan
mudah dan bertanggung-jawab melaporkan kasus korupsi yang
diketahuinya. Mekanisme tersebut harus dipermudah atau
disederhanakan misalnya via telepon, surat atau telex. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, media internet adalah salah satu
mekanisme yang murah dan mudah untuk melaporkan kasus-kasus
korupsi.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingat
lokal atau internasional juga memiliki peranan penting untuk
mencegah dan memberantas korupsi. Mereka adalah bagian dari
masyarakat sipil (civil society) yang keberadaannya tidak dapat
diremehkan begitu saja. Sejak era reformasi, LSM baru yang bergerak
di bidang Anti-Korupsi banyak bermunculan. Sama seperti pers yang
bebas, LSM memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan atas
perilaku pejabat publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dan melanggar
kaidah/norma umum yang berlaku di masyarakat. Praktek korupsi
yang meluas di suatu negara akan merusak dan menghancurkan sendi-
sendi kehidupan bernegara. Indonesia termasuk Negara yang tingkat
korupsinya tinggi di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan
tingginya kejahatan korupsi di Indonesia bisa faktor internal juga
faktor eksternal. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya
pemberantasan, pencegahan kejahatan korupsi. Upaya pencegahan
korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi
pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi untuk menumbuhkan
karakter kejujuran, dan sikap anti korupsi.