TENTANG
OLEH
KELOMPOK 3
ROBERTUS JOHAN
NATALINA ERWINA E. GOMES
CARMELA OLO BORUK
ANSGARIUS SEMRY SERAN
HENNY MALINDA TALLO
MARKUS GRENDA A. AWA
NOVRIN E. LOASANA
JULIO A. HAUMETAN
FAKULTAS PETERNAKAN
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. karena atas rahmatNya
yang besar kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas salah satu mata kuliah " Anti
Korupsi " pada Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar
dapat bermanfaat bagi kami kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui kasus korupsi yang terjadi di Manggarai
2) Untuk mengetahui kasus korupsi yang ada di Bajawa
3) Untuk mengetahui kasus korupsi ditingkat Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
Kejari Manggarai Tetapkan Tiga Tersangka Baru Dalam Kasus Alkes Matim.
Ruteng, NTT – Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Senin 14 Agustus 2017 kembali menetapkan dan menahan 3 tersangka baru dalam kasus
dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai Timur (Matim) tahun 2013 lalu yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp.
150 juta dari pagu anggaran senilai Rp. 900 juta.
Ketiga tersangka baru itu, Pranata Kristiani Agas, Siprianos Pelang dan Dominikus
Don, kata kepala kejaksaan (Kajari) Manggarai, Agus Priyanto, SH, selasa 15 Agustus 2017
siang dikantor kejari Manggarai Ruteng. Ketiga tersangka kini sudah ditahan. Siprianus
Pelang dan Dominikus Don ditahan di Rutan Careb, sedangkan Pranata Kristiani Agas jadi
tahanan kota karena alasan keluarga.
Tertsangka terjerat dengan perkara tindak pidana korupsi proyek pengadaan bahan
habis pakai dan reagentia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Tahun
anggaran 2013 silam dengan sangkaan pasal primair pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 (UU)
Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana dirubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo, pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP subsidair pasal 3 jo, pasal
18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana
dirubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo, Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Kupang –sidang kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial (Bensos). Kabupaten
Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditaksirkan merugikan negara hampir Rp 5 miliar
mencapai fase tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Bajawa.
Amar tuntutan dibacakan oleh Jaksa DWI Novantoro, SH yang didampingi Jaksa Bilin
Sinaga, SH.
Isi tuntutan JPU terhadap kedua terdakwa dengan nomor perkara 65 dan 66 untuk
terdakwa Johanes Fua Radja dan Maria Aleksandra Siwe Mole yaitu masing-masing pidana
penjara 8 tahun dan membayar denda Rp 200 juta subsider empat bulan kurungan dan
membayar uang pengganti Rp 2.499.270.208. dan, bilamana putusan pengadilan telah
berketetapan hukum tetap terdakwa tidak membayar uang pengganti maka diganti dengan
pidana penjara selama 4 tahun terbukti pasal 2 ayat 1 UU no 31 Tahun 1999. Demikian isi
tuntunan yang dibacakan Bilin Sinaga.
Kepada suara pembaruan di Kupang, kamis (20/3), Billin Sinaga mengaku optimistis
tuntutannya akan dikabulkan karena menurutnya JPU sudah berupaya keras membuktikan
dakwaan di depan majelis hakim. Dan dirinya berjanji bila kasus korupsi dana Bansos itu
sudah tuntas ia akan membongkar dan mengusut berbagai kasus korupsi di wilayah
Kejaksaan Negeri Bajawa.
Ahmad Yani dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau Pasal huruf b kecil atau Pasal 11
UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sementara
Elvin disangkakan melanggar pasal 12 huruf a kecil atau Pasal 12 huruf b kecil atau Pasal 11
UU Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juntco pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.