Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

TENTANG

KASUS KORUPSI DI MANGGARAI, BAJAWA DAN NASIONAL

OLEH

KELOMPOK 3

ROBERTUS JOHAN
NATALINA ERWINA E. GOMES
CARMELA OLO BORUK
ANSGARIUS SEMRY SERAN
HENNY MALINDA TALLO
MARKUS GRENDA A. AWA
NOVRIN E. LOASANA
JULIO A. HAUMETAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. karena atas rahmatNya
yang besar kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas salah satu mata kuliah " Anti
Korupsi " pada Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar
dapat bermanfaat bagi kami kedepannya.

Atas perhatiannya kami ucapkan limpa terima kasih.

Kupang, Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Korupsi masih menjadi permasalahan yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan Indeks
persepsi korupsi (IPK) tahun 2018 Indonesia menempati posisi ke-89 dari 180 Negara.
Nilai yang didapatkan oleh Indonesia yakni 38 dengan skala 0-100, semakin rendah
nilainya maka korup negaranya, begitupun sebaliknya. Apabila dibandingkan dengan
tahun 2017, Indonesia menempati urutan ke-96 dengan nilai 37. Peningkatan 1 (satu) poin
dalam IPK tidak menjadikan penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi maksimal
meskipun dari segi posisi meningkat. Kondisi ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi
aparat penegak hukum dalam menyusun strategi pemberantasan korupsi.
Dengan fasilitas yang diberikan oleh negara dalam upaya pemberantasan korupsi,
masyarakat memiliki peran dalam mengawasi kinerja penegak hukum, mulai dari kasus
yang ditangani, tersangka yang ditetapkan hingga kerugian negara yang ditemukan. Sebab
pengawasan masyarakat diperlukan sejalan dengan peraturan Presiden Nomor. 43 tahun
2018 tentang tata pelaksanaan peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Kapasitas masyarakat dalam kontes pemberantasan korupsi perlu diletakan sebagai
upaya mengawal proses penanganan kasus dugaan korupsi sehingga berjalan tuntas.
Artinya penegak hukum wajib menyediakan saluran informasi untuk memfasilitasi
masyarakat mengetahui perkembangan kasus. Berdasarkan laporan hasil pemeringkatan
yang dikeluarkan oleh komisi informasi pada tahun 2016, kepolisian dan kejaksaan tidak
masuk dalam peringkat 10 besar yang pengelolaan informasinya terbuka. Sedangkan
KPK masuk dalam peringkat 10 besar yaitu kategori menuju informatif.
Untuk mendorong agar informasi penanganan kasus korupsi yang dilakukan oleh
penegak hukum tersedia bagi masyarakat, Indonesia corruption watch (ICW) melakukan
penelusuran informasi sebagai upaya memberikan gambaran kepada masyarakat
mengenai kanal bagi masyarakat agar dapat secara aktif melakukan pengawasan hingga
pengawalan kasus korupsi di penegak hukum apabila ada indikasi kasus yang ditangani
tidak berjalan lancar,

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa saja kasus korupsi yang terjadi di Manggarai?
2) Apa saja kasus korupsi yang ada di Bajawa?
3) Apa saja kasus korupsi ditingkat Nasional?

1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui kasus korupsi yang terjadi di Manggarai
2) Untuk mengetahui kasus korupsi yang ada di Bajawa
3) Untuk mengetahui kasus korupsi ditingkat Nasional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Korupsi di Manggarai

Kejari Manggarai Tetapkan Tiga Tersangka Baru Dalam Kasus Alkes Matim.

Ruteng, NTT – Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Senin 14 Agustus 2017 kembali menetapkan dan menahan 3 tersangka baru dalam kasus
dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Manggarai Timur (Matim) tahun 2013 lalu yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp.
150 juta dari pagu anggaran senilai Rp. 900 juta.

Ketiga tersangka baru itu, Pranata Kristiani Agas, Siprianos Pelang dan Dominikus
Don, kata kepala kejaksaan (Kajari) Manggarai, Agus Priyanto, SH, selasa 15 Agustus 2017
siang dikantor kejari Manggarai Ruteng. Ketiga tersangka kini sudah ditahan. Siprianus
Pelang dan Dominikus Don ditahan di Rutan Careb, sedangkan Pranata Kristiani Agas jadi
tahanan kota karena alasan keluarga.

Tertsangka terjerat dengan perkara tindak pidana korupsi proyek pengadaan bahan
habis pakai dan reagentia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Tahun
anggaran 2013 silam dengan sangkaan pasal primair pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 (UU)
Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana dirubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo, pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP subsidair pasal 3 jo, pasal
18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana
dirubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo, Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

2.2 Kasus Korupsi di Bajawa

Terdakwa Kasus Bansos Ngada Dituntut 8 Tahun Penjara.

Kupang –sidang kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial (Bensos). Kabupaten
Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditaksirkan merugikan negara hampir Rp 5 miliar
mencapai fase tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Bajawa.
Amar tuntutan dibacakan oleh Jaksa DWI Novantoro, SH yang didampingi Jaksa Bilin
Sinaga, SH.
Isi tuntutan JPU terhadap kedua terdakwa dengan nomor perkara 65 dan 66 untuk
terdakwa Johanes Fua Radja dan Maria Aleksandra Siwe Mole yaitu masing-masing pidana
penjara 8 tahun dan membayar denda Rp 200 juta subsider empat bulan kurungan dan
membayar uang pengganti Rp 2.499.270.208. dan, bilamana putusan pengadilan telah
berketetapan hukum tetap terdakwa tidak membayar uang pengganti maka diganti dengan
pidana penjara selama 4 tahun terbukti pasal 2 ayat 1 UU no 31 Tahun 1999. Demikian isi
tuntunan yang dibacakan Bilin Sinaga.
Kepada suara pembaruan di Kupang, kamis (20/3), Billin Sinaga mengaku optimistis
tuntutannya akan dikabulkan karena menurutnya JPU sudah berupaya keras membuktikan
dakwaan di depan majelis hakim. Dan dirinya berjanji bila kasus korupsi dana Bansos itu
sudah tuntas ia akan membongkar dan mengusut berbagai kasus korupsi di wilayah
Kejaksaan Negeri Bajawa.

2.3 Kasus Korupsi Nasional

KPK Seret 3 Tersangka dari 2 Kasus Korupsi ke Persidangan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyelesaikan penyidikan dua perkara


korupsi dan segera melimpahkannya ke tahap II atau penuntutan. Dengan begitu, tiga
resangka dari dua perkara itu segera diseret kepersidangan. Dua tersangka pertama yang
bakal disidang, yakni mantan Bupati Muara Enim non aktif, Ahmad Yani, Dan Kepala
Bidang Pembangunan Jalan dan PPK di Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim, Elvin
Muchtar. Keduanya merupakan tersangka kasus dugaan suap 16 peningkatan proyek
pembangunan jalan di Kabupaten Muara Enim.

Ahmad Yani dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau Pasal huruf b kecil atau Pasal 11
UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sementara
Elvin disangkakan melanggar pasal 12 huruf a kecil atau Pasal 12 huruf b kecil atau Pasal 11
UU Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juntco pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai