Dosen Pengampu:
Sulaiman
Disusun Oleh:
(191910101066)
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari korupsi?
2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi?
3. Apa dampak korupsi?
4. Bagaimana peran, upaya, dan hambatan mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari korupsi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi.
3. Mengetahu dampak yang terjadi dengan adanya tindakan korupsi
4. Mengetahui peran, upaya, dan hambatan mahasiswa untuk
pemberantasan korupsi.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan
tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan1, memutarbalik, menyogok. Menurut para ahli
bahasa, corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, suatu kata dari Bahasa Latin
yang lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah corruption, corrups
(Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi
(Indonesia).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini
rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang
paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi
dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan. Titik
ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para
pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
1
https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/
3
Dari sudut pandang ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih
konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara
prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara
diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan
setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah
satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. Atau tindakan
penyelewengan atau penggelapan uang baik itu uang Negara atau uang lainnya yang
dilakukan untuk keuntungan pribai atau orang lain.
2
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-korupsi-secara-umum-menurut-para-ahli
3
https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/
4
Alatas (1987)
Pengertian korupsi menurut Alatas adalah pencurian yang melalui penipuan dalam
situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi merupakan wujud perbuatan
immoral dari dorongan untuk mendapatkan sesuatu menggunakan metode penipuan
dan pencurian. Poin penting yang harus anda tahu bahwa nepotisme dan korupsi
otogenik itu merupakan bentuk korupsi.
Kusuma (2003)
Asyumardi Mazhar
Pengertian korupsi adalah berbagai tindakan gelap dan tidak sah (illicit or illegal
activities) untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
4
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-korupsi-secara-umum-menurut-para-ahli
5
https://www.kompasiana.com/zurul_98/57ee2a6ab37e61951464bfe4/faktorfaktor-penyebab-
korupsi?page=1
5
1. Faktor Internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari
dalam diri setiap individu. Faktor internal dapat diperinci menjadi:
Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu. Hal itu
terjadi ketika seseorang mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan tidak
pernah merasa puas terhadap apa yang telah dimiliki
Pada era-modern ini, terutama kehidupan dikota- kota besar merupakan hal yang
sering mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Oleh karena itu, apabila
Perilaku konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal
tersebut akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan
demi memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan
korupsi.
FAKTOR POLITIK 7
6
https://www.kompasiana.com/zurul_98/57ee2a6ab37e61951464bfe4/faktorfaktor-penyebab-
korupsi?page=1
7
https://www.researchgate.net/publication/324247868_FAKTOR-FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI
6
1. Adanya Money Politic merupakan tingkah laku negatif karena uang digunakan
untuk membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota partai
politik supaya memenangkan si pemberi uang.
2. Praktik politik uang pada saat ini masih sering kali terjadi hal ini disebabkan
karena belum adanya undang-undang yang mengatur secara tegas dalam
pelaksanaan kampanye.
3. Pada dasarnya ketika terjadi adanya indikasi politik uang, pihak penegak hukum
tampaknya ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Hal tersebut menandakan
bahwa hukum yang berlaku di Indonesia masih lemah.
4. Korupsi yang berkaitan dengan politik sering disebut dengan korupsi politik.
Dalam pandangan De Asis (2000), korupsi politik misalnya money politik dalam
pemilihan anggota legislatif dan pejabat eksekutif, dan illegal untuk pembiayaan
kampanye, penyelesaian konflik permanen melalui cara-cara illegal dan teknik lobi
yang menyimpang.
FAKTOR HUKUM
1. Faktor hukum menjadi penyebab korupsi, dikarenakan banyak produk hukum
yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada kecenderungan
aturan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu meskipun orang
awam tidak bias merlihatnya.
2. Selain itu, sanksi yang tidak ekuivalen dengan perbuatan yang dilarang, sehingga
tidak tepat sasaran dan dirasa terlalu ringan atau terlalu berat. Susila (dalam
Hamzah, 2004), tindakan korupsi itu mudah timbul karena ada kelemahan dalam
perundang-undangan yang mencakupi :
1). Adanya peraturan perundang-undangan yang bermuatan kepentingan
pihak-pihak tertentu.
2). Kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai.
3). Peraturan kurang disosialisasikan
4). Sanksi terlalu ringan
5). Penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu.
7
6). Lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan.
4. Dalam aspek hukum, pnelitian Ezung (2012) juga memberikan kesimpulan yang
tidak jah berbeda, bahwa terjadinya korupsi disebabkan oleh lemahnya penegakan
hukum.
FAKTOR EKONOMI8
1. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan factor birokrasi yang diterapkan di
Indoensia. Dimana dalam suasana demikian kebijakan ekonomi pemerintah
diimplementasikan, dikembangkan dan dimonitor dengan cara yang tidak
partisipatif, tidak transparan dan tidak akuntabel.
2. Dalam realitanya juga menunjukan bhwa korupsi tidak hanya dilakukan oleh
orang yang ekonominya pas-pasan untuk bertahan hidup, tetapi saat ini korupsi juga
dilakukan oleh orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi.
3. Rendahnya pendapatan dan gaji teidak serta merta mendorong orang untuk
melakukan korupsi. Banyaknya pemimpin nasional dan daerah, serta para anggota
legislatif di tingkat nasional dan di level daerah yang dipidana, karena telah terbukti
secara sah melakukan tindak pidana korupsi. Mereka korupsi tidak karena
kekurangan atau untuk mmenuhi kebutuhan yang kurang. Mereka melakukan
korupsi karena mental buruk, tidak bermoral sehingga berjiwa serakah untuk
mengambil harta Negara guna menambah pundi-pundi kekayaan.
8
https://www.researchgate.net/publication/324247868_FAKTOR-FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI
8
FAKTOR TRANSNASIONAL9
1. Faktor transasional amat terkait dengan perkembangan hubungan ekonomi lintas
negara yang tidak jarang menambah lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi
dikalangan birokrasi pemerintahan.
2. Korupsi mudah terjadi, karena perusahaan-perusahaan asing dapat beroperasi di
suatu negara tanpa harus masuk ke dini birokrasi pusat. Mereka bisa masuk ke lini
birokrasi pemerintah daerah dengan cara memberi uang pelican agra dapat
berinvestasi di daerah.
3. Korupsi berlangsung bagai simbiosis mutualisme, di mana pengusaha asing
memiliki uang yang dapat digunakan untuk menyogok pejabat agar memperoleh
izin untuk melakukan usaha di daerah, sedangkan elit daerah mempunyai otoritas
untuk memutuskan.
4. Dalam sebuah organisasi, korupsi biasa terjadi, akan memberi andil terjadinya
korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan untuk berlangsungnya korupsi
(Tunggal, 2000).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi dari
sudut pandang organisasi, yaitu:
a. Kurangnya ketauladanan dari pemimpin
b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
c.Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya
9
https://www.researchgate.net/publication/324247868_FAKTOR-FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI
9
2.3 Dampak korupsi
10
https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/58213625d99373230cff92ea/damp
ak-dampak-korupsi?page=all
10
dengan menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan
legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan.
korupsi di sistem pengadilan menghentikan supremasi hukum. dan korupsi dalam
administrasi publik mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pelayanan sipil.11
Korupsi politik di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga.
Korupsi politik berarti kebijakan pemerintah yang menguntungkan sering menyuap
11
https://www.dosenpendidikan.co.id/korupsi-adalah/
12
https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/58213625d99373230cff92ea/da
mpak-dampak-korupsi?page=all
11
pemberi, daripada orang-orang pada umumnya. Contoh lain adalah bagaimana
politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan
perusahaan-perusahaan kecil (SME). Politisi “pro-bisnis” ini hanya
mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan kontribusi
besar untuk kampanye pemilu mereka.13
13
https://www.dosenpendidikan.co.id/korupsi-adalah/
14
https://www.academia.edu/34098232/Peran_Mahasiswa_dalam_Mencegah_Tindak_Korupsi
12
2. Hak untuk memperoleh layanan dalam mencari, memperoleh, dan
memberikan informasi adanya dugaan telah tindak pidana korupsi
kepada penegak hukum
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab
kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana
korupsi
4. Hak memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang di
berikan kepada penegak hukum waktu paling lama 30 hari
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
6. Penghargaan pemerintah kepada masyarakat
Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing masing mahasiswa yaitu
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh
melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana,
misalnya terlambat dating ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika
tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus
beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya.
Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai
pihak pengontrol kebijakan internal kampus maka bisa enekan jumlah
perilaku korupsi. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari
korupsi di ligkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau
15
https://www.academia.edu/34098232/Peran_Mahasiswa_dalam_Mencegah_Tindak_Korupsi
13
16
kantin jujur. Keterlibatan kita sebagai mahasiswa dalam upaya
pemberantasan korupsi pada dasarnya dapat di bedakan menjadi empat
wilayah besar yaitu, di lingkungan kampus, di lingkungan masyarakat
sekitar, dan di tingkat local serta di tingkat nasioanal. Kita dalam gerakan
memberantas korupsi di lingkungan kampus tidak bisa di lepaskan dari
status mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban ikut
menjalankan visi dan misi kampus. Sedangkan keterlibatan kita dalam
lingkungan masyarakat terkait dengan status kita sebagai mahasiswa yaitu
kita sebagai seorang warga Negara yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dengan masyarakat yang lain.
16
https://www.kompasiana.com/mahabillaismi/5caa003ccc528322686a97d2/kpk-dan-peran-
mahasiswa-dalam-upaya-pemberantasan-korupsi?page=all
17
https://www.academia.edu/34098232/Peran_Mahasiswa_dalam_Mencegah_Tindak_Korupsi
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Zakky. 2019. “Pengertian Korupsi Secara Umum, Menurut Para Ahli & Undang
Undang”. https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/ (diakses tanggal 26
November 2019)
16
Nafi, Hayyu. 2017. “Peran Mahasiswa dalam Mencegah Tindak Korupsi”.
https://www.academia.edu/34098232/Peran_Mahasiswa_dalam_Mencegah_Tinda
k_Korupsi (diakses tanggal 28 November 2019)
17