PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR KELILING
DI KELURAHAN TEGALLEGA KOTA BOGOR
O l e h
HEMNUR ZUHRISKI
A14105552
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2 0 0 8
RINGKASAN
O l e h
HEMNUR ZUHRISKI
A14105552
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2 0 0 8
P E R N Y A T A A N
BERJUDUL “ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR KELILING DI
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI
MANAPUN.
Bogor, 23 Juli 2008
HEMNUR ZUHRISKI
A 14105552
Judul : Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Keliling di
Kelurahan Tegallega Kota Bogor
Nama Mahasiswa : Hemnur Zuhriski
N R P : A 14105552
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Ratna Winandi, MS
N I P. 130687506
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
N I P. 131124019
Tanggal Kelulusan :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Solok, Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 22 Maret
1984 dari Bapak Hermulis Lyra (Alm) dan Ibu Nurmaini. Penulis merupakan anak
pertama dari empat bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 02
Kubang Nan Raok Kanagarian Supayang dari tahun 1990 sampai 1996. Pada
tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
(SLTP) Negeri 2 Kota Solok. Kemudian pada tahun 1999 penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Padang dan lulus
pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di
Diploma 3 Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Tahun 2005 penulis melanjutkan studi di Program
Bogor.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan ridhoNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
diperoleh pedagang sayur keliling.
skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar
skripsi ini dapat menjadi sebuah karya yang lebih baik dan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, 23 Juli 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Papa (Alm) Hermulis Lyra dan Mama Nurmaini dan Adikadikku Herdian
Zuhfitriadi, Herdiani Suspita Sari dan Hermi Qorbainati atas kasih sayang,
dukungan dan doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan ini.
2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Heny K. Daryanto, MEc selaku dosen penguji yang telah memberi
kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Tintin Sarianti, SP selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan
saran demi perbaikan skripsi ini.
5. Ir. Popong Nurhayati, MM yang telah bersedia menjadi dosen evaluator
pada waktu kolokium.
6. Seluruh pengajar dan staf sekretariat ekstensi MAB yang telah membantu
penulis selama ini.
7. Keluarga besar pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk diskusi.
8. Octhri Zelvina atas kesetiaan selama ini sehingga skripsi ini selesai.
9. Uda Insyaf Malik dan Uni Dewi Irawati atas biaya siswa, semoga Allah
membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
10. Anakanak Bafak 007 yang telah memberi canda dan tawa selama ini ; Ari,
Aroel, Pajri, Indra, Okwan, Harli, Andi, Raja, Handika, Yo, Erfan, Rhena
dan Putra.
11. Temanteman Tekben 39 atas persahabatannya selama ini.
12. Rekanrekan ekstensi MAB yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas
kenangannya.
Akhirnya, semoga amal baik Bapak, Ibu, dan rekanrekan mendapat berkat
dari Allah SWT.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Informal .................................................................. 6
2.2 Pedagang Sayur Keliling.................................................... 7
2.3 Pendapatan......................................................................... 8
2.4 Tinjauan Studi Terdahulu................................................... 9
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.............................................. 12
3.1.1 Pendapatan Usaha ..................................................... 12
3.1.2 Biaya Usaha .............................................................. 13
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ....................................... 13
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Peneletian ............................................. 16
4.2 Jenis dan Sumber Data....................................................... 16
4.3 Metode Pengumpulan Data ................................................ 16
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 17
4.5 Analisis Pendapatan Usaha ............................................... 17
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian..................................... 20
5.2 Keadaan Lokasi Pedagang Syur Keliling............................ 21
5.3 Karakteristik Pedagang Sayur Keliling............................... 22
5.3.1 Umur......................................................................... 22
5.3.2 Tingkat Pendidikan ................................................... 23
5.3.3 Pengalaman Berdagang ............................................. 23
5.3.4 Modal........................................................................ 24
5.3.5 Banyaknya Jenis Sayuran yang Dijual ....................... 25
BAB VI ANALISIS PENDAPATAN
6.1 Analisis Usaha Pedagang Sayur Keliling............................ 26
6.2 Analisis Biaya Pedagang Sayur Keliling ............................ 27
6.3 Analisis Total Penjualan Pedagang Sayur Keliling ............. 28
6.4 Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Keliling.................... 30
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan........................................................................ 33
7.2 Saran.................................................................................. 34
Nomor Halaman
1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Perusahaan Perdagangan Kota
Bogor Tahun 20002004 ....................................................................... 2
2. Sebaran Umur Responden Pedagang Sayur Keliling Tahun 2008.......... 22
3. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Pedagang Sayur Keliling
Tahun 2008........................................................................................... 22
4. Sebaran Pengalaman Berdagang Responden Pedagang Sayur
Keliling Tahun 2008............................................................................. 23
5. Sebaran Modal Responden Pedagang Sayur Keliling Tahun 2008......... 23
6. Sebaran Banyaknya Jenis Sayuran yang Dijual Responden
Pedagang Sayur Keliling Tahun 2008 ................................................... 24
7. Biaya Variabel, Biaya Tetap, Biaya Diperhitungkan, Total Biaya
dan Total Biaya Tunai (Rp/minggu) ..................................................... 27
8. Biaya Variabel, Biaya Tetap, Biaya Diperhitungkan, Total Biaya
dan Total Biaya Tunai (Rp/minggu) ..................................................... 28
9. Pendapatan Tunai, Pendapatan Total, R/C Rasio Atas Biaya
Tunai, dan R/C Rasio Atas Biaya Total (Rp/minggu)............................ 31
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ........................................... 15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Jenis Biaya Pedagang Sayur Keliling di Kelurahan Tegallega
Kota Bogor (Rp/minggu) ................................................................. 37
2. Kuesioner Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Keliling
Kelurahan Tegallega Kota Bogor.......................................................... 39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi bayangan digambarkan sebagai kegiatan ekonomi yang tidak mengikuti
sehingga bisa dipandang efisien dalam memberikan pelayanan. Dilihat dari sisi
sifat produksinya, kegiatan ini bersifat subsistem yang bernilai ekonomis dalam
dilingkungan sektor informal (Rachbini dan Hamid, 1994).
Menurut Saragih (2001), wilayah Jawa Barat merupakan salah satu wilayah
Domestik Bruto (PDB) nasional meningkat dari 14.6 persen pada tahun 1983
ekonomi Jawa Barat lebih tinggi (ratarata 8.7 persen per tahun) daripada laju
pertumbuhan ekonomi nasional (ratarata 7.2 persen per tahun).
pertumbuhannya dapat dilihat pada Tabel 1. Ratarata pertumbuhan perdagangan
kecil menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar yaitu 6.20 persen bila
dibandingkan dengan jumlah perdagangan besar dan perdagangan menengah yang
hanya 3.62 persen dan 2.72 persen. Hal ini membuktikan bahwa jumlah pedagang
kecil di kota Bogor terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu mencapai angka
permintaan akan menyebabkan tingkat persaingan perdagangan yang tinggi.
Tabel 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Perusahaan Perdagangan Kota Bogor
Tahun 20002004
Tahun
Keterangan
2000 2001 2002 2003 2004 Ratarata
Perdagangan besar (Unit) 162 175 178 188 195
Laju pertumbuhan (%) 7.4 1.7 5.3 3.7 3.62
Perdagangan menengah (Unit) 863 885 912 951 993
Laju pertumbuhan (%) 2.4 2.9 4.1 4.1 2.72
Perdagangan kecil (Unit) 4243 4766 5114 5435 5882
Laju pertumbuhan (%) 11.0 6.6 5.9 7.5 6.20
Sumber : Dinas Perindagkop Kota Bogor, Tahun 2004
Ritel moderen seperti pasar swalayan umumnya menunggu konsumen untuk
manusia yang berkualitas dan memiliki sumber dana yang kuat dalam melakukan
pemasaran sayuran. Hal ini bertolak belakang dengan pemasaran sayuran secara
tradisional dimana para pedagang kecil mengunjungi konsumen ke rumahrumah
terbatasnya modal yang dimiliki.
Pedagang kecil secara substansial diartikan sebagai usaha kecil masyarakat
yang bergerak di bidang perdagangan dengan lingkungan usaha yang relatif kecil,
terbatas dan tidak bersifat tetap. Dalam pengertian ini pedagang kaki lima sering
dilekati ciriciri perputaran uang lambat, tempat usaha yang tidak tetap, modal
terbatas, segmen pasar pada masyarakat kelas menengah ke bawah dan jangkauan
usaha yang tidak terlalu luas (RAMLI, 2003). Pedagang kecil sudah ada dan
tumbuh bersamaan dengan perkembangan suatu kota terutama pada negaranegara
yang sedang berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesempatan kerja yang tidak
seimbang dengan tuntutan masyarakat untuk memperoleh pekerjaan.
Sebagian dari pedagang kecil yang bergerak di sektor informal adalah
untuk tertampung bekerja di sektor formal. Orangorang yang tidak tertampung di
sektor formal tersebut membuat kegiatan ekonomi di sektor informal menjadi
dalam kegiatan bisnis, transportasi dan penyediaan jasa (Sumarti, Syaukat dan
Nuryana, 2003)
sederhana yang didatangi oleh konsumen atau pedagang keliling yang mendatangi
konsumennya. Salah satu dari pedagang keliling yaitu pedagang sayur keliling.
Pedagang sayur keliling adalah pedagang yang produknya berupa berbagai jenis
sayuran yang dibawa kerumahrumah guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Kecamatan Bogor Tengah merupakan salah satu kawasan dengan penduduk
terpadat di Kota Bogor. Hal ini menjadikan Kecamatan Bogor Tengah sebagai
salah satu sentra pedagang sayur keliling di Kota Bogor. Ada beberapa daerah
yang menjadi sentra pedagang sayur keliling di kecamatan Bogor Tengah yaitu
sayur keliling di Kelurahan Tegallega memiliki keunikan yaitu tinggal di daerah
yang sama yaitu di daerah Ciwaluya dan berasal dari daerah yang sama yaitu
Cilacap.
pada pagi sampai siang hari. Tidak jarang beberapa pedagang datang pada waktu
yang sama dengan pedagang lainnya sehingga konsumen bebas memilih produk
ditawarkan oleh pedagang sayur keliling sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
harga yang dibeli juga tidak jauh berbeda dengan di pasar.
1.2 Perumusan Masalah
Jumlah pedagang sayur keliling di kelurahan Tegallega terus bertambah dan
bisa menjadi ancaman bagi pedagang sayur yang sudah ada sebelumnya
mengingat pasar yang akan mereka perebutkan tidak bertambah. Hal ini akan
berakibat pada perubahan pendapatan yang akan diterima oleh para pedagang
sayur keliling.
Pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega merupakan pedagang yang
menjadi empat wilayah. Pembagian ini dimaksudkan agar tidak terjadi perpecahan
didalam mengunjungi pelanggan. Pendapatan yang diperoleh oleh masingmasing
pedagang ditiaptiap wilayah juga tidak akan berbeda jauh.
Berdasarkan dari uraian di atas maka perlu dilakukan kajiankajian yang
akan ditelaah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pedagang sayur keliling
ditiaptiap wilayah?
2. Apakah usaha pedagang sayur keliling ini menguntungkan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis tingkat pendapatan usaha pedagang sayur keliling.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi
pedagang sayur keliling. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pedagang sayur keliling maupun pedagang sayur keliling sendiri dalam upaya
meningkatkan pendapatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Informal
usaha kecil menyatakan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan atau hasil penjualan per
Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2) memiliki
Indonesia, (4) berdiri sendiri, dan (5) bentuk usaha perorangan.
tenaga kerja sendiri untuk produksi barang, serta berkecimpung dalam kegiatan
bisnis, transportasi dan penyedia jasa (Sumarti, Syaukat, dan Nuryana, 2003).
pendapatan tersebut relatif tinggi (Syaukat dan Sutara, 2004).
Sektor informal bukan hanya menjadi pilihan bagi pencari kerja yang
kurang terdidik atau terlatih dari kalangan miskin, tetapi juga menjadi pilihan
beberapa pencari kerja terdidik atau terlatih dari kalangan menengah yang sulit
menembus kesempatan kerja pada sektor formal. Sektor informal dapat secara
langsung berkontribusi terhadap penurunan dan pengentasan kemiskinan (Syaukat
dan Sutara, 2004). Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sektor informal
dan miskin seperti pada kelompok pedagang sayur keliling di lokasi pengkajian.
2.2 Pedagang Sayur Keliling
Menurut Peraturan Daerah Kota Bogor nomor 13 tahun 2005 tentang
penataan pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah penjual barang atau jasa
yang secara perorangan dan atau kelompok berusaha dalam kegiatan ekonomi
yang tergolong dalam skala usaha kecil yang menggunakan fasilitas umum dan
maupun tidak bergerak dan atau menggunakan sarana berdagang yang mudah
dipindahkan dan dibongkar pasang.
Menurut Ramli (2003), pedagang kaki lima diartikan sebagai usaha kecil
masyarakat yang bergerak di bidang perdagangan dengan lingkungan usaha yang
relatif kecil, terbatas dan tidak bersifat tetap. Dalam pengertian ini, pedagang kaki
lima sering dilekati oleh ciriciri perputaran uang kecil, tempat usaha yang tidak
tetap, modal terbatas, segmen pasar pada masyarakat kelas menengah ke bawah
dan jangkauan usaha yang tidak terlalu luas.
Karakter utama dari pedagang sayuran adalah:
1. Mengusahakan agar barang dagangannya habis terjual pada hari itu juga. Hal
ini karena dagangannya bersifat tidak tahan lama atau jumlahnya sedikit
berusaha sedekat mungkin dengan calon pembelinya.
2. Bekerja setiap hari selama kondisinya memungkinkan.
3. Cara penyajian dan pengemasan barang sangat sederhana. Pengemasan
secara fisik maupun estetika.
4. Biasanya jenis sayuran yang dijajakan berubahubah sesuai dengan musim
tanam sayuran.
komoditi, dagangan dan waktu berdagang serta kelangkaan barang serta daya
tawar menawar (Muhtar, 1999).
2.3 Pendapatan
atau penjualan hasil usaha sedangkan pengeluaran merupakan biaya total yang
maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode seperti
pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain pendapatan
merupakan jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
antara hasil yang diterima dari penjualan dengan biaya sumberdaya yang telah
dipergunakan untuk membuatnya, jika biaya lebih besar dari pendapatan maka
pendapatan negatif atau biasa disebut kerugian.
perusahaan.
tinggi penjualan akan semakin besar pula pendapatan yang mereka terima. Selain
besarnya modal yang mereka miliki. Semakin besar modal yang dimiliki akan
semakin besar pula pendapatan yang akan mereka terima.
2.4 Tinjauan Studi Terdahulu
penelitian yang dilakukan oleh Nauly (1999) tentang analisis mengenai faktor
pemasarannya dan eksternal langsung dari usaha pedagang sayur keliling serta
usaha pedagang sayur keliling adalah pemasok, pesaing dan pelanggan. Besarnya
modal, pengalaman, pemasok dan pendidikan merupakan faktorfaktor yang
statistik tidak berpengaruh nyata, sedangkan pengalaman berkorelasi nyata dengan
strategis lokasi tempat berjualan.
Lubis (2000) meneliti tentang strategi hidup pedagang sayur yang bekerja di
sektor informal, kasus pada pedagang sayur di kelurahan Tegallega. Peneltian ini
bertujuan untuk mempelajari strategi hidup pedagang sayur yang bekerja di sektor
informal, menelaah berbagai faktor yang menyebabkan pedagang sayur bekerja di
sektor informal dan mempelajari adaptasi sosial dan ekonomi dalam strategi
pedagang sayur. Hasil penelitian ini adalah para penduduk pendatang asal
pedesaan ke perkotaan yaitu kondisi fisik alam daerah asal yang kurang
dan tadah hujan. Melakukan gerak penduduk bagi pedagang sayur yang
bekeluarga merupakan upaya untuk memperbaiki taraf hidup keluarga.
pedagang sayur berlangsung dengan pola sirkuler. Pola menetap yang tidak
permanen dan berulang, dimana pada waktuwaktu tertentu secara berkala mereka
pulang ke daerah asal dengan membawa hasil usahanya. Kepemimpinan yang
Pemimpin yang berasal dari dalam kelompok memiliki pola hubungan yang
bersifat ekonomis dan kultural. Sedangkan pemimpin yang berasal dari luar
perintis kegiatan usaha dan suatu peran untuk meningkatkan kehidupan migran
dengan mengajak mereka berdagang sayur. Selain itu pemimpin berfungsi sebagai
pendorong dan pemersatu. Hal ini berhubungan dengan motif ekonomi yang
atau ekonomi dengan pedagang sayur sebagai penyewa atau pemakai sarana
ekonomi tersebut.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Pendapatan Usaha
Menurut Hernanto (1993), usahatani didefinisikan sebagai orang dari alam,
kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
manusia petani (bersama keluarganya), tanah (bersama fasilitas yang ada di
ternak.
Pendapatan usaha ada dua yaitu pendapatan total dan pendapatan tunai.
Pendapatan total merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total.
Pendapatan tunai dihitung dari selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai.
Analisis pendapatan usaha memerlukan dua keterangan pokok, yaitu : penerimaan
usaha yang didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua
produk (Soekartawi, et, al. 1984). Penerimaan usaha meliputi jumlah penambahan
invetaris, nilai penjualan hasil, nilai pengguna rumah dan yang dikonsumsi
(Hernanto, 1993). Penerimaan usaha ada dua yaitu : penerimaan total usaha adalah
nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha ditambah nilai penggunaan
untuk konsumsi keluarga. Penerimaan tunai didefinisikan sebagai nilai uang yang
diterima dari penjualan produk
3.1.2 Biaya Usaha
Biaya usaha terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai usaha
didefinisikan sebagi jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pembelian barang dan
jasa. Biaya tunai usaha merupakan biaya yang dipakai untuk membeli sayuran.
Biaya tidak tunai usaha adalah biaya yang diperhitungkan yaitu sumberdaya milik
pedagang misalnya biaya untuk penyusutan alat, tenaga kerja dan sewa gerobak
serta makan.
Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah R/C atau perbandingan antara
penerimaan dan biaya. Nilai R/C menunjukkan besarnya pendapatan kotor yang
diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Jika nilai R/C lebih besar dari satu
berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar daripada tiap unit biaya yang
kecil dari satu maka tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar daripada
usaha adalah R/C atas biaya total dan R/C atas biaya tunai.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Pengaruh mobilitas penduduk dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu
daerah bisa secara positif atau negatif. Dari sisi positifnya, penduduk yang
kerja yang menjanjikan. Pedagang sayur keliling adalah salah satu usaha yang
usaha ini dan modal yang kecil sekalipun dapat masuk dalam usaha ini.
Pendapatan pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega dilihat dari
wilayah berjualan. Pedagang sayur keliling dibagi kedalam empat wilayah yaitu
wilayah satu yang memulai aktivitasnya dari Jalan Rumah Sakit sampai Jalan
Malabar, wilayah dua mereka berjualan di Babakan Fakultas sampai Tegal
Siang III, dan wilayah empat disekitar perbatasan Tegallega dan Cimahpar.
pedagang sayur disatu wilayah saja. Pembagian wilayah juga dapat memberikan
berdagang sehingga pendapatan dari berjualan dapat ditingkatlkan. Disamping itu
tingkat keuntungan yang diperoleh pedagang sayur keliling juga tidak berbeda
dapat dilihat pada Gambar 1.
Tingkat persaingan semakin meningkat
§ Berapa pendapatan pedagang sayur
keliling ditiaptiap wilayah
§ Apakah usaha pedagang sayur keliling
ini menguntungkan
Analisis Pendapatan
Π = TR – TC R/C Ratio
Kesimpulan dan Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah,
sentra pedagang sayur keliling di Kota Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pedagang sayur keliling
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan LSI
IPB, perpustakaan Faperta IPB dan lembagalembaga lain yang terkait.
4.3 Metode Pengumpulan Data
pedagang sayur keliling di kelurahan Tegallega sebanyak 14 orang.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usaha dan R/C rasio.
4.5 Analisis Pendapatan Usaha
ini berhasil atau tidak. Informasi yang dibutuhkan dalam analisis pendapatan
adalah total penerimaan dan total pengeluaran usaha dalam jangka waktu yang
ditetapkan.
Total penerimaan diperoleh dari total produk yang dijual dikali dengan
harga jual masingmasing produk. Total pengeluaran adalah nilai semua input
yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha. Total pendapatan adalah total penerimaan
dikurangi dengan total biaya dalam suatu kegiatan usaha. Rumus penerimaan,
total biaya dan pendapatan adalah sebagai berikut :
TR = Px X Qx
TC = Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan
Π = TR – TC
Keterangan :
TR = Total penerimaan usaha
TC = Total biaya usaha
Π = Total pendapatan
Px = Harga produk
Qx = Jumlah produk
Biaya tunai = Biaya tetap + Biaya variabel (dikeluarkan langsung)
Biaya diperhitungkan = Biaya tetap + Biaya variabel (tidak dikeluarkan langsung)
Total pengeluaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya
diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya variabel (variabel cost) dan biaya
tetap (fixed cost). Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya mempunyai
pengaruh langsung terhadap jumlah produk yang dijual. Apabila biaya variabel
ditambah maka produk yang dijual juga bertambah, begitu juga sebaliknya. Jika
biaya variabel dikurangi maka jumlah produk yang dijual berkurang. Biaya
variabel meliputi biaya pembelian sayuran dan biaya pengemasan. Biaya tetap
adalah biaya yang besar kecilnya tidak mempengaruhi jumlah produk yang dijual
yang meliputi sewa gerobak.
tidak dikeluarkan oleh pedagang sayur keliling namun tetap harus diperhitungkan.
peralatan dan biaya tenaga kerja yang tidak dikeluarkan. Biaya penyusutan
rumus berikut ini :
Keterangan :
Nb = Nilai pembelian (Rp)
Ns = Nilai sisa (Rp)
n = Jangka usia ekonomis (Tahun)
imbangan penerimaan dan biaya. Analisis tersebut dikenal dengan nama Revenue
dengan total biaya. Makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan yang
diperoleh semakin besar. Nilai R/C ratio yang lebih besar dari satu (R/C > 1)
pengeluaran. Nilai R/C ratio yang lebih kecil dari satu (R/C < 1) menunjukkan
kegiatan usaha tidak efisien karena penerimaan lebih kecil dari pengeluaran.
Rumus R/C ratio adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TR = Total penerimaan usaha (Rp)
TC = Total pengeluaran usaha (Rp)
BAB V
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
5.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kota Bogor terletak antara 106 0 43’30’’ sampai dengan 106 0 30’30’’ Lintang
Selatan, dengan ketinggian tempat antara 190330 meter dari permukaan laut.
Suhu udara ratarata berkisar antara 26 0 C dengan suhu suhu udara terendah
21,8 0 C dan tertinggi 30,4 0 C serta kelembaban udara kurang lebih 70 persen.
Curah hujan Kota Bogor terbesar mencapai 3.500 sampai 4.000 mm pertahun
yang puncaknya terjadi pada bulan Desember dan Januari. Secara geografis Kota
Kecamatan Ciawi (Kabupaten Bogor) sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga (Kabupaten Bogor).
meliputi 68 kelurahan, 210 dusun, 623 RW, dan 2.712 RT.
Kabupaten Bogor sehingga sangat strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan,
transportasi, komunikasi dan pariwisata. Hal ini yang dijadikan bagi para pebisnis
untuk mejadikan Kota Bogor sebagai tempat untuk melakukan transaksi bisnis.
Kelurahan Tegallega terdiri dari 9 RW dan 51 RT. Adapun batasbatas
wilayahnya sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Tegal Gundil
Sebelah Selatan : Kelurahan Paledang dan Kelurahan Babakan
Sebelah Timur : Kelurahan Baranang Siang
Sebelah Barat : Kelurahan Tanah Baru.
Pasar Bogor pada pukul 04.30 WIB. Setelah selesai berbelanja para pedagang
sayur keliling melakukan proses pengemasan di sepanjang jalan Rumah Sakit II
pukul 07.00 WIB, kemudian sebagian pedagang sayur keliling mulai mendatangi
konsumen dari Babakan Fakultas sampai Tegal Mangga dan sebagian lainnya
mulai berjualan dari jalan Malabar sampai ke Cilebende.
Lokasi yang dilalui oleh pedagang sayur keliling melewati ganggang rumah
yang kecil dengan kontur tanah yang tidak beraturan. Ratarata pedagang sayur
keliling menempuh perjalanan sejauh 10 sampai 15 kilometer melalui rute pulang
yang sama atau jalan pintas menuju jalan Ciwaluya.
5.3 Karakteristik Pedagang Sayur Keliling
Cugenang Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang
diperoleh pedagang sayur keliling merantau karena penghidupan di pedesaan yang
sangat sulit disamping itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga di kampung.
bekerja di tempat asalnya. Atas ajakan dari saudara atau teman yang lebih dahulu
menggantung hidup dari berjualan sayuran maka semakin lama penjual sayur
keliling dari waktu ke waktu semakin banyak. Pekerjaan berdagang sayur keliling
dilakukan karena perkembangan perumahan dan pertumbuhan penduduk di sekitar
kebutuhan dapur semakin meningkat.
diketahui bahwa karakteristik dapat dilihat dari segi kelompok umur, tingkat
pendidikan dan lama mengeluti usaha, modal dan banyaknya jenis sayuran yang
dijual.
5.3.1 Umur
Kinerja seseorang dipengaruhi oleh faktor umur. Umur yang produktif tentu
sayur keliling yang semakin tua tentu akan berdampak terhadap berapa banyak
jumlah yang mampu dibawa untuk berjualan. Dari hasil wawancara terhadap 14
orang pedagang sayur keliling, pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pedagang sayur
umur 30 – 35 tahun berjumlah sebesar 2 orang (14,3 %) dan umur 46 – 50 tahun
sebanyak 2 orang (14,3 %). Fakta ini menunjukkan bahwa pedagang sayur
keliling bekerja pada umur produktif.
Tabel 2. Sebaran Umur Responden Pedagang Sayur Keliling Tahun 2008
Umur Jumlah pedagang Persentase (%)
a. 30 – 35 tahun 2 14,3
b. 36 – 40 tahun 3 21,4
c. 41 – 45 tahun 4 28,6
d. 46 – 50 tahun 2 14,3
5.3.2 Tingkat Pendidikan
melakukan transaksi berbelanja di pasar atau menjual produk langsung ke
pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pedagang sayur keliling
terbesar tidak tamat SD sebanyak 6 orang (42,9 %) dan terendah sebanyak 3 orang
(21,4 %). Responden tidak tamat SD karena kemampuan ekonomi yang kurang
mendukung sehingga tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Tabel 3. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Pedagang Sayur Keliling Tahun
2008
Tingkat Pendidikan Jumlah pedagang Persentase (%)
a. Tidak tamat SD 6 42,9
b. Tamat SD 5 35,7
c. Tamat SLTP/Sederajat 3 21,4
5.3.3 Pengalaman Berdagang
Pengalaman berdagang dapat mempengaruhi cara dan keahlian berdagang
misalnya menentukan volume penjualan, kerjasama dengan pedagang pengumpul
tentunya telah banyak pelanggan yang berlangganan di pedagang sayur tersebut.
Kemudahan dalam mendapatkan kualitas sayuran yang dijual juga akan semakin
mudah karena para pedagang sayur telah memiliki pedagang pengumpul di pasar
Bogor. Keakraban ini yang dimanfaatkan oleh pedagang sayur yang telah lama
mempunyai pengalaman berdagang antara 21 – 25 tahun (64,9 %). Pengalaman
berdagang 10 – 15 tahun (Tabel 4) berjumlah 2 orang (14,3 %).
5.3.4 Modal
yang akan dijual. Berdasarkan Tabel 5, pedagang sayur keliling di Kelurahan
peminjaman modal melalui bank karena akses peminjaman yang terlalu rumit
memiliki modal antara Rp 446.652 Rp 560.777 sebanyak 8 orang (57,1 %) dan
modal terendah berkisar antara Rp 560.778 – Rp 674.904 hanya 1 orang atau 7,1
persen. Umumnya pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega ini hanya
mengandalkan modal yang dibawa dari kampung dan ada juga yang meminjam
kepada teman atau saudara yang lebih dahulu berjualan. Biasanya dicicil setiap
hari dari keuntungan yang mereka peroleh setelah dikeluarkan untuk biaya
membeli sayuran dan biaya yang dibutuhkan setiap harinya.
Tabel 5. Sebaran Modal Responden Pedagang Sayur Keliling Tahun 2008
Modal Jumlah pedagang Persentase (%)
a. Rp 218.400, Rp 332.525, 2 14,3
b. Rp 332.526, Rp 446.651, 3 21,4
c. Rp 446.652, Rp 560.777, 8 57,1
d. Rp 560.778, Rp 674.904, 1 7,1
5.3.5 Banyaknya Jenis Sayuran yang dijual
Semakin banyak jenis sayuran yang dijual maka akan membuat pelanggan
semakin banyak karena produk yang dijual lebih beragam. Salah satu yang
menjadikan banyaknya jumlah sayuran yang dijual oleh pedagang sayur keliling
IV merupakan salah satu perumahan elit yang terletak di Kelurahan Tegallega.
Sehingga pedagang sayur keliling yang berjualan di wilayah tiga memanfaatkan
kondisi ini untuk menjual lebih banyak sayuran. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa
pedagang sayur keliling yang menjual jenis sayuran sebanyak 46 – 56 jenis
sebanyak 8 orang atau 57,1 persen. Banyaknya jenis sayuran yang dijual juga
berjualan.
Tabel 6. Sebaran Banyaknya Jenis Sayuran yang dijual Responden Pedagang
Sayur Keliling Tahun 2008
Banyaknya jenis sayuran yang dijual Jumlah pedagang Persentase (%)
a. 35 – 45 jenis 3 21,4
b. 46 – 56 jenis 8 57,1
c. 57 – 67 jenis 2 14,3
d. 68 – 78 jenis 1 7,1
BAB VI
ANALISIS PENDAPATAN
6.1 Analisis Usaha Pedagang Sayur Keliling
Analisis yang dilaksanakan pada pedagang sayur keliling ini dilakukan pada
14 orang pedagang berdasarkan wilayah penjualan. Pada penelitian ini, analisis
usaha pedagang dibagi menjadi empat wilayah yaitu wilayah satu ada 4 orang
pedagang yang memulai aktivitasnya dari Jalan Rumah Sakit sampai Jalan
Malabar, wilayah dua ada 4 orang pedagang, mereka berjualan di Babakan
Fakultas sampai Tegal Mangga, wilayah tiga terdapat 3 orang pedagang yang
menjajakan dagangannya di perumahan Baranang Siang III, dan wilayah empat
disekitar perbatasan Tegallega dan Cimahpar ada 3 orang pedagang sayur keliling.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak sayuran yang terjual terhadap
pendapatan pedagang sayur keliling, biaya yang dikeluarkan dan R/C rasio.
yang dikeluarkan. Pendapatan pedagang sayur keliling dapat dilihat dari dua hal
yaitu : (1) pendapatan atas biaya yang tidak dikeluarkan namun diperhitungkan
sebagai biaya (biaya diperhitungkan), (2) pendapatan atas biaya total yaitu
penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan sayuran yang laku
terjual dan resiko yang tidak terjual pada saat hari berjualan. Setelah itu dikurangi
dengan semua pengeluaran, baik yang tunai maupun yang diperhitungkan.
6.2 Analisis Biaya Pedagang Sayur Keliling
Pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega mengeluarkan biaya untuk
penyusutan alat dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui
bahwa biaya variabel terbesar dikeluarkan oleh pedagang sayur di wilayah 3 yaitu
sebesar Rp 530.150,00 dengan biaya pembelian sayuran senillai Rp 521.150,00
dan biaya pengemasan Rp 9.000,00. Sedangkan biaya terendah terdapat pada
wilayah empat yaitu sebesar Rp 397.983,33 dengan biaya pembelian sayuran
sebesar Rp 389.483,33 dan biaya untuk pengemasan sebesar Rp 8.500,00. Hal
yang menyebabkan terjadi perbedaan biaya variabel terletak pada jumlah sayuran
yang dibeli oleh masingmasing pedagang di wilayah tempat mereka berjualan.
Wilayah tiga merupakan salah satu perumahan elit di Kelurahan Tegallega
dengan jenis yang lebih banyak bila dibandingkan dengan wilayah empat.
Pedagang sayur di wilayah empat menjual jenis sayurannya lebih sedikit karena
pemukiman peduduk yang kurang padat sehingga daya beli konsumen yang
sangat rendah. Biaya pembelian sayuaran dapat dilihat pada Lampiran 1.
Wilayah dua merupakan wilayah dengan kontur tanah yang tidak rata
sehingga biaya konsumsi yang dikeluarkan lebih besar daripada ketiga wilayah
yang lain karena permukaan jalan yang dilalui lebih rata. Dari Tabel 7 dapat
dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pedagang sayur diwilayah tiga sebesar
Rp 7.000,00. Untuk biaya sewa gerobak yang dikeluarkan oleh pedagang sayur di
Kelurahan Tegallega sama, hal ini disebabkan karena pedagang sayur menyewa
gerobak pada satu orang, yaitu sebesar Rp 1.500,00. Sewa gerobak langsung
dibayar setalah para pedagang sayur selesai berjualan.
Tabel 7. Biaya Variabel, Biaya tetap, Biaya Diperhitungkan, Total Biaya dan
Total Biaya Tunai (Rp/minggu)
No BiayaBiaya W1 W2 W3 W4
1 Biaya Variabel
Biaya Pembelian Sayuran 454.925,00 443.962,50 521.150,00 389.483,33
Biaya Pengemasan 12.000,00 10.500,00 9.000,00 8.500,00
Total Biaya Variabel 466.925,00 454.462,50 530.150,00 397.983,33
2 Biaya Tetap
Sewa Gerobak 1.500,00 1.500,00 1.500,00 1.500,00
Konsumsi 6.000,00 7.000,00 6.000,00 6.500,00
Total Biaya Tetap 7.500,00 8.500,00 7.500,00 8.000,00
3 Biaya Diperhitungkan
Biaya Resiko Tidak Laku 9.662,50 9.525,00 12.416,67 8.533,33
Biaya Penyusutan Alat 62,06 67,82 72,15 75,60
Biaya Tenaga Kerja 29.108,00 29.108,00 29.108,00 29.108,00
Total Biaya Diperhitungkan 38.832,56 38.700,82 41.596,82 37.716,93
4 Total Biaya 513.257,56 501.663,32 579.246,82 443.700,26
5 Total Biaya Tunai 474.425,00 462.962,50 537.650,00 405.983,33
dikeluarkan oleh para pedagang sayur di wilayah tiga dengan rincian biaya : biaya
resiko sayuran yang tidak laku sebesar Rp 12.416,67, biaya penyusutan alat
Rp 72,15 dan biaya tenaga kerja Rp 29.108,00. Biaya resiko sayuran tidak laku
lebih besar bila dibandingkan dengan tiga wilayah yang lain disebabkan karena
jumlah sayuran yang dijual lebih beragam sehingga tingkat resiko untuk tidak
terjual juga lebih tinggi. Sedangkan biaya tenaga kerja di Kelurahan Tegallega
sama karena dihitung berdasarkan Upah Minimum Kota Bogor sebesar Rp
873.240,00 per bulan sehingga upah ratarata sebesar Rp 29.108,00.
Total biaya yang paling tinggi dikeluarkan oleh pedagang sayur keliling di
Kelurahan Tegallega terdapat pada wilayah tiga yaitu sebesar Rp 579.246,82 dan
total biaya tunai sebesar Rp 537.650,00. Sedangkan total biaya paling rendah
dikleuarkan oleh pedagang sayur di wilayah empat yaitu sebesar Rp 443.700,26
dan total biay tunai sebesar Rp 405.983,33.
6.3 Analisis Total Penjualan Pedagang Sayur Keliling
Informasi yang diperoleh dari para pedagang sayur keliling di Kelurahan
Hal ini yang disenangi oleh ibuibu rumah tangga berbelanja dari pedagang sayur
keliling karena jumlah yang dibeli telah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
sehingga tidak perlu menyimpan sayuran bila bersisa atau dibuang begitu saja.
Total penjualan yang diterima oleh pedagang merupakan hasil dari jumlah
sayuran yang dijual dikalikan dengan harga jual.
penjualan sayuran terbesar terdapat pada wilayah tiga dengan nilai penjualan
sebesar Rp 620.716,67. Para pedagang sayur di wilayah tiga menjual sayuran
antara 48 sampai 74 jenis sayuran. Sedangkan total penjualan terendah terdapat
pada wilayah empat dengan total penjualan sebesar Rp 464.083,33 dengan 42
sampai 52 jenis sayuran. Pedagang sayur keliling di wilayah satu menjual jenis
sayuran antara 40 sampai 60 jenis sayuran sehingga total penjualan yang diperoleh
pedagang di wilayah tersebut Rp 549.560,00 (Tabel 8).
Wilayah tiga merupakan wilayah perumahan elit di Kelurahan Tegallega
sehingga harga jual yang ditawarkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
wilayah yang lain. Konsumen diwilayah tiga adalah masyarakat yang memiliki
keharusan karena kesehatan bagi penghuni perumahan elit adalah barang mahal.
Wilayah empat merupakan wilayah yang sedikit tingkat penjualan sayuran karena
kepadatan penduduk yang sedikit. Disamping itu daya beli masyarakat yang
rendah sehingga tingkat penjualan pedagang sayur keliling yang berjualan di
wilayah ini juga rendah. Penjabaran secara rinci tentang unsurunsur dalam
komponen total penjualan dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 8. Wilayah dan Total Penjualan Pedagang Sayur Keliling di Kelurahan
Tegallega (Rp/minggu)
No Wilayah Total Penjualan
1 W1 549.560,00
2 W2 535.275,00
3 W3 620.716,67
4 W4 464.083,33
6.3 Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Keliling
tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran tunai, sedangkan
pendapatan ini disajikan pada Tabel 9. Pendapatan atas biaya tunai merupakan
pendapatan kotor usaha yaitu setelah penerimaan dikurangi dengan biaya tunai.
Besarnya pendapatan kotor ini adalah sebesar Rp 83.066,67 pada wilayah tiga
sedangkan nilai terendah terdapat pada wilayah empat sebesar Rp 58.100,00.
Artinya setiap minggu pedagang sayur keliling di wilayah tiga akan memperoleh
uang tunai sebesar Rp 83.066,67. sedangkan pedagang sayur keliling di wilayah
empat akan menerima uang tunai sebesar Rp 58.100,00, karena bernilai positif
maka usaha ini dapat dikatakan menguntungkan.
sayuran setelah komponen penerimaan dikurangi dengan total biaya baik yang
tunai maupun yang tidak tunai (diperhitungkan). Besarnya pendapatan bersih yang
diterima oleh pedagang sayur keliling di wilayah tiga adalah Rp 41.469,85,
sedangkan pendapatan bersih terendah terdapat di wilayah empat yaitu sebesar Rp
sayur keliling dari penggunaan faktor tenaga kerja dan modal milik sendiri.
Salah satu cara mengukur efisiensi usaha pedagang sayur keliling ini adalah
dibandingkan dengan biaya tunai maka disebut sebagi R/C atas biaya tunai. Dari
Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai R/C atas biaya tunai pedagang sayur di Keruhan
Tegallega tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan karena biaya tenaga kerja
dimasukkan kedalam perhitungan. Nilai R/C atas biaya tunai tertinggi terdapat
pada wilayah satu sebesar 1,158, artinya jika pedagang sayur keliling menambah
biaya tunainya sebesar Rp 100,00 maka akan meningkatkan penerimaan sebesar
sebesar Rp 11,58. Sedangkan nilai R/C rasio terkecil terdapat pada pedagang
sayur keliling di wilayah empat yaitu sebesar 1,143. Artinya, jika pedagang sayur
keliling di wilayah empat menambah biaya tunainya sebesar Rp 100,00 maka
pednapatan tunai pedagang sayur keliling di wilayah empat sebesar Rp 11,43.
atas biaya total sebesar 1,072. Artinya pedagang sayur keliling di wilayah tiga
dapat meningkatkan biaya total sebesar Rp 100,00 maka akan memperoleh
meningkatkan pendapatan total sebesar Rp 7,20. Sedangkan R/C rasio total
terkecil terdapat pada wilayah empat adalah sebesar 1,046. Artinya pedagang
sayur keliling diwilayah empat dapat meningkatkan biaya total sebesar Rp 100,00
maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 104,60 dengan demikian akan
meningkatkan pendapatan total sebesar Rp 4,60. Karena perhitungan kedua rasio
tersebut bernilai lebih dari satu maka dapat disimpulkan bahwa usaha yang
pedagang sayur keliling di Kelurahan Tegallega masih dapat terus ditingkatkan.
Tabel 9. Pendapatan Tunai, Pendapatan Total, R/C Rasio Atas Biaya Tunai, R/C
Rasio Atas Biaya Total (Rp/minggu)
No Pendapatan W1 W2 W3 W4
1 Pendapatan Tunai 75.135,00 72.312,50 83.066,67 58.100,00
2 Pendapatan Total 36.302,44 33.611,68 41.469,85 20.383,07
3 R/C Rasio Atas Biaya Tunai 1,158 1,156 1,154 1,143
4 R/C Rasio Atas Biaya Total 1,071 1,067 1,072 1,046
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari analisis total penjualan yang diperoleh dapat dilihat bahwa wilayah
pedagang sayur keliling. Wilayah tiga merupakan wilayah yang memiliki nilai
pedagang sayur keliling diwilayah tiga memperoleh total penjualan dalam satu
minggu sebesar Rp 620.716,67. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat
diperumahan Barang Siang IV yang sangat tinggi. Sedangkan total penjualan
terendah berada pada wilayah empat, penyebabnya karena wilayah ini tidak
memiliki kepadatan penduduk seperti di wilayah tiga serta tingkat daya beli
masyarakat yang rendah. Pedagang sayur keliling diwilayah empat ratarata dalam
satu minggu memperoleh total penjualan sebesar Rp 464.083,33.
masingmasing wilayah terlihat bahwa pedagang sayur keliling di wilayah tiga
wilayah empat dengan nilai sebesar Rp 58.100,00 dan pendapatan total sebesar
masing wilayah berbeda.
Dari hasil analisis pendapatan pedagang sayur keliling yang diperoleh
menguntungkan. Pedagang sayur keliling diwilayah tiga memiliki nila R/C rasio
sebesar 1,072. Sedangkan nilai R/C rasio terendah terdapat pada wilayah empat
yakni sebesar 1,046. Dari kedua nilai R/C rasio dapat diketahui bahwa usah
pedagang sayur keliling menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih dari satu.
Perbedaan R/C rasio antar wilayah tidak terlalu besar, hal ini disebabkan oleh
biaya tenaga kerja dimasukkan kedalam analisis.
7.2 Saran
dan dua adalah sebaiknya para pedagang sayur menjual lebih banyak jenis sayuran
dengan cara mengemas sayuran lebih bagus dan kebersihan dagangan harus
dengan konsumen agar pembeli lebih banyak lagi.
.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred. R. 2002. Manajemen Strategis. Edisi VII. Prehallindo. Jakarta.
Djaslim, S. 1991. UnsurUnsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. CV
Mandar Maju. Bandung.
Jauch, L. R dan Glueck W. F. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.
Edisi II. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1.
Prehallindo. Jakarta.
Lipsey, R. G., P. N. Courant, D. D. Purvis dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar
Mikroekonomi. Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Nauly, D. 1999. Kajian FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Sayur Keliling di Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Simanjuntak, Donny. Pola Migrasi dan Kepemimpinan Informal dalam Kelompok
Migran Pedagang Sayur di Perkotaan (Kasus pada Pedagang Sayur di
Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa
Barat). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
W1 W2
No Jenis Biaya
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
1 Total Penerimaan 438000 599450 643450 606950 650450 650450 637450 817950
2 Biaya Variabel
Biaya Pembelian Sayuran 303000 482400 532150 502150 534150 534150 524900 674900
Biaya Pengemasan 15000 20000 25000 25000 25000 25000 22000 30000
Total Biaya Variabel 318000 502400 557150 527150 559150 559150 546900 704900
3 Biaya Tetap
Sewa Gerobak 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Konsumsi 10000 12000 11000 13000 15000 15000 13000 20000
Total Biaya Tetap 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
4 Total Biaya Tunai 319500 503900 558650 528650 560650 560650 548400 706400
5 Biaya Diperhitungkan
Biaya Penyusutan Sayuran 10000 15000 15000 15000 16000 16000 16000 20000
Biaya Penyusutan Alat 69,54 55,56 59,26 63,89 67,59 68,98 63,89 70,83
Biaya Tenaga Kerja 29108 29108 29108 29108 29108 29108 29108 29108
6 Total Biaya Diperhitungkan 39.177,54 44.163,56 44.167,26 44.171,89 45.175,59 45.176,98 45.171,89 49.178,83
7 Total Biaya 358.677,54 548.063,56 602.817,26 572.821,89 605.825,59 605.826,98 593.571,89 755.578,83
8 Pendapatan Tunai 118500 95550 84800 78300 89800 89800 89050 111550
9 R/C Ratio Atas Biaya Tunai 1,37 1,19 1,15 1,15 1,16 1,16 1,16 1,16
10 Pendapatan Total 79.322,46 51.386,44 40.632,74 34.128,11 44.624,41 44.623,02 43.878,11 62.371,17
11 R/C Ratio Atas Biaya Total 1,22 1,09 1,07 1,06 1,07 1,07 1,07 1,08
Lampiran 1. (lanjutan) Jenis Biaya Pedagang Sayur Keliling di Kelurahan
Tegallega Kota Bogor (Rp/minggu)
W3 W4
No Jenis Biaya
P9 P10 P11 P12 P13 P14
1 Total Penerimaan 290950 584450 461450 560950 472450 396950
2 Biaya Variabel
Biaya Pembelian Sayuran 218400 489150 363650 463650 383900 320900
Biaya Pengemasan 10000 21000 17000 20000 17000 10000
Total Biaya Variabel 228400 510150 380650 483650 400900 330900
3 Biaya Tetap
Sewa Gerobak 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Konsumsi 10000 12000 13000 10000 10000 11000
Total Biaya Tetap 1500 1500 1500 1500 1500 1500
4 Total Biaya Tunai 229900 511650 382150 485150 402400 332400
5 Biaya Diperhitungkan
Biaya Penyusutan Sayuran 7000 15000 11000 14000 12000 10000
Biaya Penyusutan Alat 59,26 78,24 78,94 70,6 76,34 76,85
Biaya Tenaga Kerja 29108 29108 29108 29108 29108 29108
6 Total Biaya Diperhitungkan 36.167,26 44.186,24 40.186,94 43.178,60 41.184,34 39.184,85
7 Total Biaya 266.067,26 555.836,24 422.336,94 528.328,60 443.584,34 375.584,85
8 Pendapatan Tunai 61050 72800 79300 75800 70050 64550
9 R/C Ratio Atas Biaya Tunai 1,27 1,14 1,21 1,16 1,17 1,19
10 Pendapatan Total 24.882,74 28.613,76 39.113,06 32.621,40 28.865,66 21.365,15
11 R/C Ratio Atas Biaya Total 1,09 1,05 1,09 1,06 1,07 1,06
Lampiran 2. Kuesioner Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Keliling Kelurahan
Tegallega Kota Bogor
KUESIONER
ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR KELILING
KELURAHAN TEGALLEGA KOTA BOGOR
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pedagang Sayur Keliling
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa tingkat akhir pada Program Studi Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Saya mengharapkan bantuan bapak/ibu untuk meluangkan waktu
mengisi kuesioner ini, untuk keperluan penyelesaian penelitian tugas akhir saya.
Berikut ini adalah kuesioner tersebut yang berhubungan dengan strategi
usaha dengan judul “ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR
KELILING KELURAHAN TEGALLEGA KOTA BOGOR”. Bapak/Ibu dapat
melakukan pengisian kuesioner dengan bantuan petunjuk pengisian yang tertera di
masingmasing lembaran isian yang tersedia.
Saya harap melalui kuesioner ini akan memperoleh masukan yang berarti
untuk penulisan tugas akhir dari penelitian yang saya lakukan. Atas segala
bantuan dan masukannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Hemnur Zuhriski
A14105552
KUESIONER PENDAPATAN
Nama : ……………………………….
Umur : ……………………………….
Asal : ……………………………….
Lama Berjualan : ……………………………….
1. Berapa modal yang dibutuhkan ?
Jawab ……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….…
……………………………………………………………………….……
…………………………………………………………………….………
………………………………………………………………….…………
……………………………………………………………….……………
…………………………………………………………….
2. Aktivitas penjualan per hari.
a. Mulai berdagang dari jam berapa? Kenapa ?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
b. Selesai berdagang jam berapa ?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
c. Volume penjualan dan Harga Jual
Volume Harga Jual Volume Harga Jual
No. Jenis Sayuran
(Kg) Pagi (Rp) (Kg) Siang (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
3. Bagaimana menetapkan harga sayuran yang rusak atau tidak laku dijual?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….…
……………………………………………………………………….……
…………………………………………………………………….………
………………………………………………………………….…………
……………………………………………………………….……………
…………………………………………………………….
4. Aktivitas pembelian per hari :
a. Kapan membeli sayuran ?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
b. Jam berapa membeli sayuran ? Jika terlambat berbelanja apa
dampaknya ?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
c. Dimana tempat membeli sayuran ? Mengapa tidak ditempat lain ?
Jawab …………………………………………………………………..
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
d. Volume pembelian dan Harga beli
No. Volume Harga Beli
Jenis Sayuran Keterangan
(Kg) (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
5. Biayabiaya lain yang dikeluarkan
No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Keterangan
1 Biaya Variabel
2 Biaya Pembelian Sayuran
Biaya Pengemasan
Total Biaya Variabel
Biaya Tetap
3 Sewa Gerobak
Konsumsi
Total Biaya Tetap
Total Biaya Tunai
4 Biaya Diperhitungkan
5 Biaya Penyusutan Sayuran
Biaya Penyusutan Alat
Biaya Tenaga Kerja
Total Biaya Diperhitungkan
6 Total Biaya