Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

CRITICAL JOURNAL REPORT (CJR)


Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku dalam
Berpacaran

Mata Kuliah :

Disusun Oleh :

Nama: dr. Sujan Ali Fing, Sp.M, MSOphth

NIM:

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan Karunia – Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan critical journal
report berjudul “Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku dalam Berpacaran”
ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dan semua pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan critical journal report ini sejak awal sampai
selesai.

Tujuan penulisan critical journal report adalah sebagai salah satu syarat dalam
kegiatan Magister Kesehatan Universitas Prima Indonesia . Penulis menyadari bahwa
penulisan critical journal report ini masih jauh dari sempurna.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungannya,
semoga penulisan critical journal report ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, 30 November 2018

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN............................................................................................................................ 2
BAB III KELEBIHAN........................................................................................................................... 5
BAB IV KEKURANGAN..................................................................................................................... 6
BAB V PENUTUP................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Identitas Jurnal


Judul : Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku dalam
Berpacaran
Jurnal : Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan
Volume : 10
Halaman : 29 - 36
Tahun : 2015
Penulis : Desi Rusmiati, Sutanto Priyo Hastono

1.2. Tujuan
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang di review
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,
menganalisa dan membandingkan serta memberi kritik pada
jurnal
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut di
terbitkan
1.3. Manfaat
1. Sebagai rujukan bagaimana cara menyempurnakan sebuah
jurnal dan mencari sumber bacaan yang relevan
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terarah
dalam mengkritisi sebuah jurnal
BAB II
RINGKASAN

2.1. Ringkasan Jurnal

Di Negara – Negara barat yang relative lebih maju, telah terjadi


pergeseran dan penurunan nilai terhadap keperawanan. Semboyan hidup bebas
tanpa aturan telah mengantar sebagian remaja kehilangan arah dan memiliki
pemahaman kabur terhadap kebenaran sehingga menimbulkan pola pergaulan
yang demikian bebas dimana pacaran sudah layaknya suami dan istri. Sedangkan
di Negara – Negara timur, termasuk Indonesia, sejauh ini masih lebih baik
meskipun telah terdapat tanda – tanda pengikisan niai, salah satunya terlihat dari
penurunan sikap positif terhadap pentingnya menjaga keperawanan bagi seorang
perempuan.
Budaya malu masih tampak dalam kehidupan bangsa timur. Keperawanan
bagi orang timur merupakan hal yang sacral. Harus dijaga dengan segala upaya,
sebab keperawanan merupakan lambing kehormatan perempuan. Sejalan dengan
hasil peneilitian ini, meskipun terjadi pengikisan nilai terhadap keperawanan.
Hanya terdapat satu dari 100 responden menyatakan tidak setuju terhadap
pentingnya menjaga keperawanan bagi perempuan. Sejalan pula dengan
penelitian yag dilakukan di Bandar Lampung, sebagai besar remaja masih
menganggap penting menjaga keperawanan (94,5%) dan hanya sebagian kecil
yang menganggap tidak penting (5,5%).15 Penelitian lainnya mengatakan adanya
permintan operasi rekonstruksi selaput dara kerap diminta oleh perempuan
dengan alasan budaya dan agama yang menjadi hal penting saat pernikahan.16
Perilaku seksual di kalangan remaja saat ini memang mengkhawatirkan,
tidak sedikit remaja di Indonesia yang memiliki perilaku seksual beresiko
khususnya dalam berpacaran. Padahal, banyak dampak buruk dari perilaku seks
beresiko tersebut dan cenderung bersifat negative, di antaranya adalah kehamilan
di luar nikah, aborsi dan infeksi menular seksual. Dampak tersebut tidak saja
dirasakan oleh remaja itu sendiri tapi lebih luas akan berdampak negative bagi
keuarga, masyarakat dan bangsa pada akhirnya.
Masa remaja adalah masa transisi yang di tandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi, dan psikis.17 Dalam perkembangan emosi remaja memiliki rasa
ingin tahu yang besar sehingga bermanifestasi menjadi suka menco- ba-coba hal
baru, misalnya berpacaran dan melakukan aktivitas seksual yang pada akhirnya

mengarah pada perilaku berisiko.17 Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, di antaranya globalisasi informasi melalui media yang telah
menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja. Eksploitasi seksual dalam
televisi, majalah, video klip, media online dan film banyak memengaruhi remaja
melakukan aktivitas seks secara bebas. Pengumbaran adegan seks melalui
tayangan media tersebut menimbulkan persepsi bahwa kegiatan seks bebas boleh
dilakukan oleh siapapun dan dimanapun tanpa memandang sisi etika, terlebih
remaja belum memiliki kemampuan social.
Kondisi tersebut tergambarkan dari hasil penelitian ini yang menunjukan
25,2% remaja memiliki perilaku seksual berisiko. Penelitian serupa menunjukkan

se- banyak 55,2% remaja Indonesia memiliki perilaku sek- sual berisiko. 18
Kemudian, berdasarkan penelitian lain- nya yang dilakukan di Nigeria, diketahui
remaja telah terlibat dalam perilaku seksual yang tidak sehat, di antaranya usia
yang masih terlalu muda saat melakukan hubungan seksual dan terlibat dalam

banyak pasangan seksual.19


Demikian halnya dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan adanya
hubungan antara sikap terhadap keperawanan dengan perilaku seksual, kelompok
remaja yang memiliki sikap negatif akan berpeluang 3,6 kali lebih tinggi untuk
memiliki perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja yang memiliki sikap
positif. Penelitian serupa menyimpulkan bahwa dengan berjanji kepada diri
sendiri untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai menikah atau dewasa
akan mengurangi kemungkinan remaja melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan penelitian ini juga terlibat adanya hubungan antara usia dengan
perilaku seksual, remaja yang berusia 20 – 24 tahun berpeluang 2,3 kali untuk
memiliki perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja yang berusia 15 – 19
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang terjadi pada
masa remaja. Semakin bertambah usia remaja, semakin berkembang organ
reproduksi yang berpengaruh terhadap dorongan seksual sehingga seseorang
mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seksual yang dapat
muncul dalam bentuk ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan untuk
mendapatkan kepuasaan seksual.
Dengan kata lain, remaja usia 20 – 24 tahun akan mengalami proses
kematangan seksual lebih dahulu dibanding remaja usia 15 – 19 tahun sehingga
remaja akhir memiliki dorongan seksual yang lebih besar dibandingkan remaja
awal atau tengah. Penelitian yang serupa menunjukkan hal yang sama, terdapat
hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku berisiko remaja termasuk di

dalamnya adalah perilaku seksual pranikah.18,21


BAB III
KELEBIHAN
3.1. Kelebihan Jurnal
1. Penulisan judul sudah benar, di cetak dengan huruf besar/kapital, dicetak
tebal (bold) tidak melebihi jumlah kata maksimum 15 kata. Penulisan
nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis di bawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali
dengan kata “oleh”. Urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh
penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat
semua surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis.
2. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat
memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang
Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku dalam Berpacaran yang
dibuat secara ringkas, tepat dan jelas. Dalam penulisan jurnal jenis huruf
yang digunakan sama, penggunaan sistem penomoran (numbering) juga
tersusun dengan baik.
3. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Seluruh kutipan
pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.

BAB IV
KEKURANGAN
5.1. Kekurangan Jurnal
1. Pada bagian judul sebaiknya dicantumkan sampel yang diambil dalam
penelitian ini agar lebih terfokus dan spesidik. Sehingga judul yang di
maksud menjadi “Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan Perilaku
dalam Berpacaran Berdasarkan SDKI Tahun 2012”
2. Secara keseluruhan jurnal ini memang dapat dikategorikan kedalam jurnal yang
baik sebab penulis mampu menyampaikan materinya didalam jurnal ini dengan
sistematis dan terstruktur. Namun data yang digunakan adalah data sekunder dari
SDKI tahun 2012, sehingga dapat saja terjadi bias informasi (recall bias)
walaupun sudah dilakukan pelatihan pencacah SDKI 2012 selama 12 hari untuk
pencacah remaja dan 7 hari untuk pencacah laki-laki tidak kawin dan diikuti oleh
922 peserta.
3. Pada jurnal ini, penulis juga meragukan jawaban responden yang memilih
jawaban setuju untuk pertanyaan sikap terhadap pentingnya menjaga
keperawanan bagi seorang perempuan karena jawaban tersebut (setuju) dinilai
sebagai jawaban yang aman dibandingkan dengan jawaban lainnya.

BAB V
PENUTUP

5.2. Kesimpulan
Pada jurnal ini yang berjudul “Sikap Remaja terhadap Keperawanan dan
Perilaku dalam Berpacaran” membahas mengenai hasil penelitian berdasarkan
laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 yang bertujuan
untuk membuktikan adanya hubungan antara sikap remaja terhadap keperawanan
dengan perilaku seksual dalam berpacaran dengan melibatkan usia, jenis kelamin,
pendidikan, tempat tinggal, usia pertama kali pacaran, pengetahuan dan pengaruh
teman sebaya sebagai variabel perancu yang dianalisis secara univariat, bivariat
dan multivariat dengan complex samples. Populasi penelitian adalah remaja
berusia 15 – 24 tahun, belum menikah, pernah atau sedang berpacaran saat survei
di lakukan. Sample berjumlah 13.013 yang terdiri dari 7.329 laki-laki dan 5.684
perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian didapati 1,1% remaja tidak setuju terhadap
pentingnya menjaga keperawanan dan 25,2% remaja memiliki perilaku seksual
beresiko. Terhadap hubungan antara sikap, usia, jenis kelamin, pengetahuan dan
pengaruh teman sebaya dengan perilaku seksual. Tidak terdapat interaksi antara
sikap dengan usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan pengaruh teman
sebaya. Variabel pengaruh teman sebaya merupakan variabel perancu yang
memengaruhi hubungan antara sikap dengan perilaku seksual.
5.3. Saran
Setelah me-review isi dari junal ini maka penulis dapat memberi saran
bahwa kelebihan jurnal agar dipertahankan dan mengenai kekurangan jurnal agar
diteliti lebih lanjut lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maryati S. Dinamika pengangguran terdidik: tantangan menuju bonus demografi
di indonesia. Jurnal Economica Research of Economic and Economic Education.
2015: 3 (2): 124-36.
2. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Modul untuk fasilitator proses
belajar aktif kesehatan reproduksi remaja untuk orang tua remaja dan guru
SLTP/SMU. Jakarta: BKKBN; 2004.
3. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei demo- grafi dan
kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2013.
4. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik;
2008.
5. Notoatmojdo S. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
6. Nursal DGA. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual murid
SMU Negeri di Kota Padang tahun 2007. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2008; 2
(2): 175-80.
7. Putri BD. Peran faktor keluarga dan karakteristik remaja terhadap pe- rilaku
seksual pranikah. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2014; 7 (2): 8-19.
8. Rahyani KY, Utarini A, Wilopo SA, Hakimi M. Perilaku seks pranikah remaja.
Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2012; 7 (4): 180-5.
9. Pawestri, Wardani RS, Sonna. Pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang
seks pra nikah. Jurnal Keperawatan Maternitas. 2013; 1 (1): 46-54.
10. Rosdarni, Dasuki D, Sumarni DW. Faktor personal berpengaruh terhadap
perilaku seksual pranikah pada remaja di Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2015; 9 (3): 214-21.
11. Gultom JA, Lubis RM, Fitria M. Faktor-faktor yang berhubungan de- ngan
seksual pranikah pada remaja putri yang tinggal di kost lingkung- an Kelurahan
Padang Bulan Kecematan Medan Baru tahun 2013. Jurnal Gizi, Kesehatan
Reproduksi dan Epidemiologi. 2014; 1 (2): 1-9.
12. Lestari IA, Fibriana AI, Prameswari GN. Faktor-faktor yang berhu- bungan
dengan perilaku seks pranikah pada mahasiswa Unnes. Unnes Journal of Public
Health. 2014: 3 (4): 27-38.
13. Darmayanti Y, Lestari Y, & Ramadani M. Peran teman sebaya terhadap perilaku
seksual pranikah siswa SLTA Kotabukit Tinggi. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2014; 1 (3): 24-7.
14. Kotchick B, Shaffer A, Forehand R, Miller K. Adolescent sexual risk be- havior:
a multi-system perspective. Clinical Psychology Review. 2001; 21 (4): 493-519.
15. Samino. Analisis perilaku sex remaja SMAN 14 Bandar Lampung 2011. Jurnal
Dunia Kesmas. 2012; 1 (4): 175-83.
16. Mitchell C. The value of virginity. The Journal of Clinical Ethics. 2015; 26 (2):
152.
17. Sarwono S. Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers; 2010.
18. Lestary H, Sugiharti. Perilaku berisiko remaja di Indonesia menurut Survey
Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007. Jurnal Kesehatan
Reproduksi. 2011; 1 (3): 136-44.
19. Aji J, Aji MO, Ifeadike CO, Emelumadu OF, Ubajaka C, Nwabueze SA, et al.
Adolescent sexual behaviour and practices in Nigeria: a twelve year review.
Afrimedic Journal. 2013; 4 (1): 10-5.
20. Bersamin, MM, Walker S, Waiters ED, Fisher DA, Grube JW. Promising to wait:
virginity pledges and adolescent sexual behaviour. Journal of Adolescent Health.
2005; 36 (5): 428-36.
21. Musthofa SB, Winarti P. Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
mahasiswa di Pekalongan tahun 2009-2010. Jurnal Kesehatan Repoduksi. 2010;
1 (1): 33-41.
22. Miller BC, McCoy JK, Olson TD. Dating age and stage as correlates of
adolescent sexual attitudes and behavior. Journal of Adolescent Research. 1986; 1
(3).
23. Kartika RC, Kamidah. Hubungan pengetahuan remaja tentang kese- hatan
reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMAN
Colomadu. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2013; 10 (1): 77-84.
24. Kirana U, Yusad Y, Mutiara E. Pengaruh akses situs porno dan teman se- baya
terhadap perilaku seksual remaja di SMA Yayasan Perguruan Kesatria Medan
tahun 2014. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi. 2014; 1 (4): 1-
8.

Anda mungkin juga menyukai